LAINNYA
BAB 9
Kelompok 3
Irda Islaminati 2013020075
Siti Wardah
2013020069
Suryati Arumsari 2013020071
KEBERADAAN BERBAGAI
PROFESI
Tanggung
Jawab
Kompetensi
Pengetahuan
Keterampilan
(Knowledge)
(Skill)
SikapPerilaku
(Attitude)
1. Kepentingan
Publik
2. Tanggung Jawab
3. Kompetensi
a. Pengetahuan
(knowledge)
b. Keterampilan
(skill)
c. Sikap perilaku Menyangkut diri (pribadi) dan hubungan dengan lembaga/pihak lain.
(attitude)
Menyangkut
diri (pribadi)
Hubungan
rekan sejawat
Hubungan
klien
Hubungan
Lain
Pengawasan
Indepedensi
ANGGOTA BPK
PEMERIKSA
Memegang sumpah
jabatan
Netral dan tidak berpihak
Menghindari banturan
kepentingan
Menghindari hal-hal yang
dapat memengaruhi
objektivitas
Dilarang :
Merangkap jabatan
Menjadi anggota partai
politik
Menunjukkan sikap dan
perilaku yang
menyebabkan orang lain
meragukan
indepedensinya
Dilarang:
Merangkap jabatan
Menunjukkan sikap dan perilaku yang
menyebabkan orang lain meragukan
indepedensinya
Tunduk pada intimidasi/tekanan orang lain
Membocorkan informasi auditee
Dipengaruhi oleh prasangka, interpretasi
atau kepentingan tertentu baik untuk
kepentingan pribadi pemeriksa maupun
pihak lain
7
Integritas
ANGGOTA BPK
PEMERIKSA
Bersikap tegas
Jujur
Memegang rahasia pihak
yang diperiksa
Bersikap tegas
Jujur
Memegang rahasia pihak yang diperiksa
Dilarang: menerima
pemberian dalam bentuk
apa pun, baik langsung
maupun tidak langsung
Dilarang:
Menerima pemberian dalam bentuk apa
pun, baik langsung maupun tidak
langsung
Menyalahgunakan wewenang
ANGGOTA BPK
PEMERIKSA
Ada dua kategori kode etik yang diterapkan oleh PAII, yaitu kode etik PAII
dan kode etik Qualified Internal Auditor (QIA).
Kode etik PAII berlaku bagi organisasi profesi dan semua anggota PAII yang
bekerja pada departemen/bagian audit internal suatu organisasi/perusahaan.
Kode etik QIA adalah kode etik bagi anggota yang telah memperoleh
sertifikasi QIA melalui suatu pendidikan formal yang diterapkan oleh
PAII. Perlu dipahami bahwa saat ini yang berprofesi pada departemen/bagian
audit internal tidak seluruhnya mempunyai kualifikasi gelar atau sertifikat
QIA. Kode etik QIA ditetapkan oleh Dewan Sertifikasi QIA. Pasal-pasal dalam
kode etik QIA adalah sama dengan kode etik PAII, kecuali dalam kode etik
QIA tidak memasukkan Pasal 1 dan 9 dari kode etik PAII.
10
1. Kepentingan
publik
2. Tanggung Jawab
3. Kompetensi
3.1 Pengetahuan
(Knowladge)
12
13
Hubungan
klien
Hubungan lain
Pengawasan
14
15
1. Kepentingan publik
2. Tanggung jawab
3. Kompetensi :
a. Pengetahuan
(knowledge)
c. Sikap perilaku
(attitude) :
Menyangkut diri Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria,
(kepribadian)
jujur, serta menjunjung tinggi hukum dan Undang Undang
Dasar (Pasal 2)
Bersedia memberi nasehat dan bantuan hukum tanpa
membedakan agama, suku, keturunan, kedudukan sosial,
keyakinan politik (Pasal 3a)
Bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi
oleh siapa pun dan wajib menjunjung tinggi hak asasi
manusia dalam negara hukum Indonesia (Pasal 3c)
Tidak dibenarkan melakukan pekeraan lain yang dapat
merugikan kebebasan, derajat, dan martabat advokat (Pasal
3f)
Bersikap sopan terhadap semua pihak (Pasal 3h)
18
Hubungan rekan
sejawat
19
Pengawasan
22
24
Majelis Kehormatan menilai Todung melanggar Pasal 4j dan Pasal 3b Kode Etik
Advokat Indonesia. Pelanggaran tersebut dilakukan ketika Todung menjadi kuasa
hukum Salim Group terkait kasus Sugar Group Companies (SGC) di pengadilan
negeri Kotabumi dan PN Gunung Sugih, Lampung. Benturan kepentingan terjadi
ketika pada tahun 2002 Todung menjadi anggota Tim Bantuan Hukum Komite
Kebijakan Sektor Keuangan (TBH-KKSK). Tim tersebut diminta Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) melakukan legal audit terhadap kekayaan Salim Group.
Saat itu, SGC merupakan salah satu perusahaan milik Salim. Pihak BPPN kemudian
menjual SGC ke pemilik baru.
Pada tahun 2006, pemilik baru itu menggugat Salim Group dan pemerintah.
Pihak Salim diwakili oleh Todung Mulya Lubis selaku kuasa hukum. Memang saat
itu tugas Todung di TBH KKSK sudah selesai sejak tahun 2002. Namun, MKD
menilai ada benturan kepentingan saat Todung menjadi kuasa hukum SGC dan
anggota TBH KKSK. Apalagi, di dalam persidangan Todung menggunakan hasil
legal audit TBH KKSK. Menurut Majelis, kepentingan BPPN cq. Menkeu cq.
Pemerintah RI terkait legal audit SGC seharusnya dipertahankan dan
dirahasiakan oleh Todung. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 8 ayat 1 dan 2
Perjanjian TBH-KKSK. Namun faktanya, Todung mengungkapkan sebagian isi TBH
itu di PN Gunung Sugih dan Kotabumi. Meskipun di dalam dokumen TBH dikatakan
bahwa Salim Group dinyatakan melanggar MSAA, Todung justru mengatakan
sebaliknya di persidangan.
25
Apalagi hal ini tidak dibantah oleh Todung. Saksi ahli yang diajukan oleh Todung
mengatakan bahwa pendapat hukum dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi.
MKD Perdi DKI Jakarta juga sebelumnya mempertimbangkan adanya peringatan
kepada Todung.
Pada 14 Juni 2004, Dewan Kehormatan Pusat Ikatan Advokat Indonesia memberi
peringatan keras kepada Todung sehubungan dengan adanya iklan di media massa
mengenai putusan pengadilan, tetapi isi iklan berbeda dengan putusan pengadilan.
Dalam jumpa pers di kantornya, Todung didampingi koleganya sesama advokat, Maqdir
Ismail dan Perry Cornelius. Terus terang saya shocked, terkejut, dan bertentangan
dengan fakta-fakta dan akal sehat. Ini bertentangan dengan semua logika
rasional. Sebuah dagelan hukum yang sangat tidak lucu.
Dalam sejarah Indonesia, mungkin saya advokat pertama yang dipecat secara
permanen, kata Todung.Ini kezaliman, kesewenang-wenangan yang melampaui
batas. Buat saya, itu sesuatu yang melampaui batas karena kalau tuduhannya benturan
kepentingan, sama sekali tidak ada benturan kepentingan, ujarnya. Todung
menyampaikan bahwa dalam penanganan kasus Anthony Salim, Departemen Keuangan
telah menulis surat tidak keberatan karena tidak berkepentingan. Namun pada
kesempatan saat ini, ia tidak akan masuk ke soal detail seperti itu karena ia akan
banding ke Pengadilan Dewan Peradi Pusat.
26
Pertanyaan:
1. Apakah menurut Anda Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah
mengambil keputusan yang tepat dan adil?
2. Apakah menurut Anda reaksi yang disampaikan oleh Todung Mulya Lubis
di media massa dalam menanggapi keputusan Majelis adalah wajar dan
dapat dibenarkan.
3. Bagaimana pendapat Anda atas pernyataan Todung yang merasa dirinya
tidak melanggar kode etik advokat?
27
JAWABAN KASUS
1. Menurut pendapat kami, Majelis Kehormatan Daerah DKI Jakarta telah
mengambil keputusan yang tepat dan adil karena dalam kasus tersebut Tudong
telah melanggar kode etik advokat Indonesia dengan membocorkan sedikit
informasi terkait hasil legal audit SGC, walaupun dalam kasus tersebut Tudong
telah selesai menjabat TBH-KKSK di SGC. Bagaimanapun juga sebagai seorang
advokat, Tudong seharusnya tetap mempertahankan dan merahasiakan hasil legal
audit SGC. Kemudian sebagai seorang Advokat juga seharusnya mengutamakan
tegaknya hukum, kebeneran, dan keadilan. Selain itu dalam kasus tersebut
Tudong tidak mengindahkan peringatan sehubungan dengan adanya iklan di
media massa mengenai putusan pengadilan, dimana isi iklan tersebut berbeda
dengan putusan pengadilan. Seorang Advokat tidak seharusnya memberikan
informasi yang berbeda apalagi menyangkut putusan pengadilan.
2. Menurut pendapat kami reaksi Tudong Mulyo Lubis di media massa dalam
menanggapi keputusan Majelis tidak wajar dan tidak dapat dibenarkan, Tudong
terlalu berlebihan, karena sebagai seorang advokat yang sudah jelas melanggar
kode etiknya tidak seharusya bereaksi seperti itu.
28
JAWABAN KASUS
3.
29
30