Anda di halaman 1dari 27

DAMPAK PENYAKIT

PERIODONTAL
TERHADAP KELAHIRAN
PREMATUR DAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
Dr. K. Malathi, MDS, PGDHA 1, Dr. N. S. Nalni2

1Head of the department of periodontics, Tamil Nadu Govt. Dental College & Hospital,
Chennai.
2 Post Graduate Student, Department of Periodontics, Tamil Nadu Govt. Dental College &
Hospital, Chennai.

PENDAHULUAN

Penyakit

Definisi

Periodontal
suatu penyakit destruktif kronis yang
menunjukkan infeksi derajat rendah yang
didominasi oleh organisme mikroaerofilik
gram negatif yang mengakibatkan
inflamasi lokal dan sistemik serta respon
imun

Galloway
(1931)

penyakit periodontal ibu hamil dikaitkan


dengan hasil kehamilan yang buruk.
Bayi prematur yang terlahir dengan berat
badan lahir rendah paling sering dikaitkan
dengan periodontitis.

Offenbach
er dkk
(1996)

hubungan antara periodontitis dan kelahiran


prematur dengan berat badan rendah, dimana
dinyatakan bahwa penyakit periodontal pada
ibu dapat meningkatkan resiko kelahiran
prematur sebesar 7 kali lipat.

RANGKAIAN KESEHATAN
PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN KELAHIRAN
PREMATUR/BERAT LAHIR
RENDAH

JANGKA PENDEK
Respiratory distress sindrom
Perdarahan Intraventrikular
Infark Perdarahan
Intraventrikular
Necrotising enterocolitis
Bronchopulmonary dysplasia
Sepsis
Patent Ductus Arteriosus

JANGKA PANJANG
Cerebral Palsy
Gangguan Pemusatan
Perhatian
Retinopathy of prematurity
Retardasi Mental
Kelainan Jantung dan Pembuluh
Darah

The Power of PowerPoint | thepopp.com

Efek pada pertumbuhan dan


perkembangan oral.
Hipoplasia pada seluruh enamel, hipoplasia pada enamel yang
terlokalisasi, dilaserasi mahkota, distorsi palatal yang biasanya
dihubungan dengan trauma laringoskopi dan intubasi yang lama serta
tingkat perkembangan gigi yang lambat terutama sebelum usia 6
tahun.

FAKTOR RESIKO
KELAHIRAN
PREMATUR

DEMOGRAFI

RIW. PENYAKIT
TERTENTU

TINGKAH LAKU

KOMPLIKASI
KEHAMILAN

KESEHATAN

INFEKSI

MEKANISME PATOFISIOLOGI
DAN FAKTOR YANG BERKAITAN
DENGAN PENYAKIT
PERIODONTAL YANG
MENYEBABKAN KELAHIRAN
PREMATUR/BBLR

Mikroflora Patogen yang berkontribusi terhadap kelahiran


prematur/BBLR:
Disebutkan bahwa infeksi oral dapat

50%

berkontribusi sebesar

dari kelahiran prematur.

Hal ini termasuk infeksi sistemik (pneumonia, infeksi genital dan saluran
kencing, bakterial vaginosis, Klamidia trakhomatis, Sifilis) dan penyakit
inflamasi oral seperti mukositis, gingivitis dan infeksi periodontal.

Beberapa organisme yang berkaitan dengan penelitian kelahiran


prematur antara lain adalah P.gingivalis, T.forsythia, T.denticola,
F.nucleatum.
Periodontitis kronis sangat kuat kaitannya dengan
persalinan prematur, kelahiran prematur, dan BBLR. Adanya
periodontal pocket, hilangnya perekatan dan perdarahan gingiva
terbukti menjadi faktor penting.
P.gingivalis adalah bakteri gram negatif anaerob dan memiliki bio
komponen aktif termasuk kapsul lipopolisakarida dan fimbriae pada
permukaan sel.

Persalinan dimulai pada tahap akhir kehamilan dengan ditandai oleh


perubahan berbagai hormon dan stimulasi molekul biomekanik oleh
janin.
Sinyal awal meningkatkan produksi molekul-molekul proinflamasi
termasuk IL-6, IL-8, IL-1b. Faktor-faktor ini menyebabkan kontraksi
pada uterus, pematangan serviks, secara langsung maupun tidak
langsung yang menyebabkan kelahiran

Dua mekanisme yang berkaitan dengan penyakit periodontal dan


kelahiran prematur dengan berat lahir rendah adalah
Bakteri di lesi periodontal berpindah dari ibu ke janin melalui
darah dan langsung menyebabkan hasil kehamilan yang buruk Lopez dkk (1987), Romero dkk (1982), Gibbs RS (1992).
Molekul-molekul proinflamasi yang diproduksi oleh organisme
periodontal sebelum tahap akhir kehamilan, menyebabkan
persalinan.

Sitokin yang mampu memunculkan respon fase akut, adalah


komponen dari respon inflamasi dan diklasifikasikan sebagai:
1. Molekul-molekul proinflamasi yang memulai atau
meningkatkan kaskade kejadian. Contoh: TNF (Tumor necrosis
factor-) dan IL-1 (Interleukin).
2. Yang menyebarkan manifestasi sistemik dari respon fase akut.
Contoh: IL-6, IL-11.
3. Anti inflamasi yang menurunkan regulasi dari respon fase
akut. Contoh: IL-10, TGF- (Transforming Growth factor-)

Lipopolisakarida dari P.ginggivalis memicu produksi IL-6 dan IL-8


melalui TLR-2 dan TLR-4 yang ada pada sel korion.
Peningkatan jumlah mikroorganisme patogen sistemik,
endotoksinnya, atau secara langsung melalui mediator inflamasi
khususnya prostaglandin E2 (PGE2), berkontribusi pada kelahiran
prematur/berat badan lahir rendah.
PGE2 memicu kontraksi miometrium dengan berikatan pada
reseptor EP-1 dan EP-3, dimana memediasi kontraksi melalui suatu
mekanisme yang menyebabkan peningkatan pengeluaran kalsium
dan menurunkan jumlah produksi dari inhibitor cAMP intraseluler.
Prostaglandin juga meningkatkan produksi dari matrix
metalloproteinases (MMP) pada serviks dan desidua untuk
meningkatkan pematangan serviks dan desidua, serta mengaktivasi
membran janin.

PGF2 berikatan dengan reseptor FP untuk memicu kontraksi


miometrium. Sedangkan pada segmen bawah uterus, PGE2 memicu
relaksasi miometrium dengan berikatan pada reseptor EP-2 dan EP-4,
yang menyebabkan meningkatnya jumlah pembentukan cAMP.
Prostaglandin dibentuk dari asam arakhnoid oleh PGHS. Sebaliknya,
prostaglandin dimetabolisme menjadi bentuk inaktif dari PGDH.
Kortisol, CRH, dan estrogen menstimulasi aktivitas PGHS dan kortison,
dan CRH juga menghambat ekspresi PGDH. Sehingga, peningkatan
produksi hormon steroid pada janin yang mengikuti aktivasi dari
HPA menyebabkan peningkatan jumlah prostaglandin pada
janin. Sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-1 dan TNF
meningkatkan ekspresi PGHS dan menurunkan ekspresi PGDH
sehingga menyebabkan terjadinya pembentukan prostaglandin
yang dihubungkan dengan kelahiran prematur dalam setting infeksi.

Respon antibodi sistemik tehadap periodontal bakteri selektif


Bakteri dalam mulut memicu timbulnya respon imun adaptif lokal
maupun sistemik pada orang dewasa dan anak-anak yang sehat.
Kelahiran prematur dihubungkan dengan rendahnya level antibodi
IgG terhadap patogen periodontal pada wanita dengan
periodontitis.
Madionos dkk menemukan bahwa peningkatan jumlah antibodi IgG
pada serum ibu terhadap bakteri mulut dihubungkan dengan
menurunnya angka kelahiran preterm dan meningkatnya berat
lahir. Penurunan jumlah antibodi terhadap P.ginggivalis dilaporkan
terjadi pada wanita hamil selama trimester kedua, yang melahirkan
prematur. Peningkatan jumlah antibodi dalam serum terhadap
F.nucleatum biasanya terjadi pada wanita yang pernah kehilangan
bayinya.

HIV faktor dari kelahiran prematur


Ada risiko positif memiliki dampak yang merugikan bagi neonatal
pada wanita yang terinfeksi HIV yang mengalami periodontitis
sedang. Pada terapi HAAR (Highly active anti retroviral), kombinasi
obat-obatan anti retrovirus selama masa prekonsepsi dapat
meningkatkan kejadian kelahiran prematur/berat badan lahir
rendah.

Pre-eklampsia merupakan faktor resiko dari kelahiran prematur


Sindrom tersebut memiliki ciri inflamasi yang tidak sesuai dan respon
abnormal dari pembuluh darah terhadap plasenta yang menyebabkan
disfungsi endotel yang menyebabkan ibu mengalami hipertensi selama
kehamilan (Sibbabs dkk).
Hipotesis dari mekanisme ini adalah bahwa jaringan periodontal yang
mengalami inflamasi melepaskan C-Reactive protein dan mediator
inflamasi lainnya (PGE2) dalam jumlah yang banyak, yang memasuki
sirkulasi sistemik dan memicu inflamasi yang dapat merusak plasenta
dan menyebabkan pre-eklampsia.

PREDIKSI AWAL DAN


PENCEGAHAN TERHADAP
KELAHIRAN PREMATUR

Penyakit periodontal merupakan sumber infeksi persisten dan meningkatkan


jumlah CRP dalam plasma selama 14 minggu masa gestasi (Pitiphat dkk).
Berdasarkan sumber sampel yang didapat (serum ibu, cairan amnion, swab vagina),
berbagai marker diagnostik dapat memprediksi kelahiran prematur sebelum
umur kehamilan 21 minggu. Contoh : hitung jumlah darah keseluruhan, IL-1b, IL6, IL-8, alkaline fosfatase dalam serum, dan fibronektin pada sekresi serviks/vagina,
mengindikasikan batas antara korion dan desidua telah rusak.
Tes BANA : P.gingivalis, T.forsythia, T.denticola, memiliki trypsin like enzyme yang
dapat menghidrolisa substrat tripsin sintetik Benzoyl-DL arginineNaphtylamide
(BANA). Keberadaan organisme-organisme ini dalam plak subginggiva dapat
menghidrolisa BANA menggunakan chais side assay selama 5 menit. Adanya bakteri
pada plak subginggiva pada trimester ketiga merupakan prediktor yang penting
untuk kejadian kelahiran prematur.

TERAPI PERIODONTAL
NON-BEDAH PADA IBU
HAMIL

Terapi periodontal non-bedah yang mencakup scalling, root


planning, kotrol plak, dapat menurunkan jumlah sitokin-sitokin
inflamasi. Upaya ini digunakan untuk meningkatkan kelahiran
bayi dengan berat yang normal.

KESIMPULAN

Kelahiran prematur/berat badan lahir rendah

bertanggungjawab terhadap 70% kematian


perinatal (Goldenberg dkk).

Hal ini terjadi pada sekitar 10% dari kehamilan dan


bertanggungjawab terhadap 50% dari gangguan neurologis pada bayi
baru lahir (McCornick, 1985).
Penyakit periodontal merupakan faktor risiko untuk kehamilan
dengan hasil yang merugikan. Terapi periodontal non-bedah

secara signifikan menurunkan angka kelahiran prematur


dengan berat badan lahir rendah dan meningkatkan
kesehatan wanita dengan penyakit periodontal.

Berbagai macam marker yang direkomendasikan, dapat digunakan


sebagai sarana untuk memprediksi berbagai resiko yang ada
sehingga intervensi dapat dilakukan lebih awal untuk mencegah hasil
yang tidak diinginkan.
Pada HIV yang dihubungkan dengan periodontitis, mekanisme
patofisiologi yang berhubungan dengan viral load dan kelahiran
prematur membutuhkan penelitian lanjutan untuk
mengkonfirmasinya. Biomarker awal kelahiran prematur terkait

DAMPAK PENYAKIT
PERIODONTAL
TERHADAP KELAHIRAN
PREMATUR DAN BERAT
BADAN LAHIR RENDAH
Dr. K. Malathi, MDS, PGDHA 1, Dr. N. S. Nalni2

1Head of the department of periodontics, Tamil Nadu Govt. Dental College & Hospital,
Chennai.
2 Post Graduate Student, Department of Periodontics, Tamil Nadu Govt. Dental College &
Hospital, Chennai.

Anda mungkin juga menyukai