Anda di halaman 1dari 56

METODE SEISMIK

Metode geofisika yang memberikan informasi


mengenai perubahan sifat elastis batuan berdasarkan
pada kecepatan dan sifat gelombang

Dasar
dikembangkannya
GEMPABUMI

metode

seismik

Pada tahun 1846 : Robert Mallet melakukan


eksperimen dengan membuat getaran dari ledakan
bahan peledak
GEMPABUMI : GETARAN DALAM BUMI YANG TERJADI
SEBAGAI AKIBAT DARI TERLEPASNYA ENERGI YANG
TERKUMPUL SECARA TIBA-TIBA DALAM BATUAN
YANG MENGALAMI DEFORMASI

1. GEMPA TEKTONIK
2.

GEMPA VOLKANIK

3. GEMPA SEBAGAI AKIBAT RUNTUHAN


SEPERTI : GERAK TANAH (LONGSOR) ATAU
AMBLESAN YANG BIASA TERJADI
DI DAERAH-2 PENAMBANGAN DALAM)

4. GEMPA BUATAN

SEPERTI LEDAKAN DINAMIT ATAU NUKLIR

Measuring Earthquakes
Science of seismology
Use seismograph machine
Produce a seismogram
Measure P, S, (body-waves)
and L (surface-waves)

Elastic Rebound
Theory
Friction impedes

movement on fault
plane
Stress builds up in crust
as plates move past
each other stores
energy. Amount energy
stored = magnitude of
earthquake
Energy is released as
fault finally ruptures
earthquake
Point of first rupture
-focus of earthquake,
epicentre is point on
surface directly above
focus

Kecepatan rambat gelombang pada batuan


tidak selalu sama, tergantung pada :
* jenis batuan
* porositas
* umur batuan
* tekanan
dsb

Macam-macam
gelombang
seismik
1. GELOMBANG
DI DALAM
LAPISAN
BUMI
a. gelombang longitudinal/gelombang
primer/gelombang
horisontal/compressional waves/P
Gelombang ini bersifat :
- arah getaran partikel sejajar dengan arah
penjalaran gelombang
- bergerak lebih cepat dan akan terakam
pertama kali pada alat seismigraph (first to
arrival time)

Kecepatan rambat gelombang


:
Dimanalongitudinal
: : rapat massa
)/(1 - - 2 )
E : modulus young
Vl == E . ( k1 ++2 2/3

: modulus geser

= E

. ( 1 - )/(1 - 2 ) (1 + )

= E / 2 (1 + )
k = modulus benda
k = E / 3 (1 2 )

b. gelombang

transversal/gelombang
sekender/gelombang
vertikal/shear waves/S
Gelombang ini bersifat :
- arah getaran partikel tegak lurus
dengan arah penjalaran gelombang
- bergerak lebih lamat dan akan

Kecepatan rambat gelombang


transversal :
Vt =

2. GELOMBANG PADA PERMUKAAN BUMI


(SURFACE WAVE)
a. gelombang rayleigh, bersifat :
menjalar disepanjang benda padat elastik yang
bebas
Gerak partikel dalam bidang vertikal berbentuk elips
Amplitudo berkurang terhadap kedalaman
b. gelombang love, bersifat :
- Gelombang permukaan yg hanya terjadi jika
lapisan kecepatan rendah menutupi medium
berkecepatan lebih tinggi (merambat pada batas
formasi / litologi)
- Gelombang menjalar dengan refraksi berkali-kali
antara permukaan atas dan bawah lapisan dengan
kecepatan rendah.

Gelombang Primer

Gelombang Sekunder

Gelombang Cinta

Gelombang Rayleigh

Arah
perjalanan
gelombang
Arah
pergerakan
materi batuan
(getaran)

Skema penjalaran gelombang gempabumi


dari sumber ke permukaan

IND

KERAK
MANTEL
INTI LUAR
INTI DALAM

PEGUNUNGAN
VULKANISMA

3. PROSES-2 YANG DIMOTORI


ENERGI DARI DALAM BUMI
KERAK
MANTEL
INTI LUAR
INTI DALAM

MERUBAH BENTUK STRUKTUR


KULIT (KERAK) BUMI :
1.GEMPA BUMI
2.VULKANISMA
3.PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN

Lempeng
Eropa-Asia

Lempeng
HindiaAustralia

Lempeng
Pasifik

SLEMAN-YOGYAKARTA

Lokasi Pusat
Gempabumi
Yogyakarta :
27 Mei 2006
Jam
05:54:01 WIB
Pusat : 8,007
LS 110,286
BT

Faktor yang mempengaruhi cepat /lambatnya


penjalaran gelombang seismik :
1. Jenis dan macam batuan
2. Kedalaman : makin dalam dan makin rapat,

maka gelombang elastis yang menjalar juga


makin cepat
3. Porositas : makin porous batuan tersebut, maka
gelombang yang melaluinya makin lambat
4. Umur batuan : semakin tua umur batuan, maka
gelombang yang menjalar akan semakin cepat
5. Densitas batuan : makin besar densitasnya,
maka gelombang yang menjalar juga semakin
cepat

Beberapa hal yang perlu diperhatikan


dari data seismik :
1. Ditampilkan dalam bentuk waktu bukan
kedalaman
2. Ditampilkan dalam 2 D, padahal aslinya
3D
3. Tidak semua wavelet berasal dari data
geologi, tetapi sebagian dari hasil
prosesing

PENGAMBILAN DATA SEISMIK

1. RECOGNISANCE
2. PEMILIHAN JALUR (LINE)
3. PEMASANGAN PATOK DAN

PENGUKURAN TOPOGRAFI (KOORDINAT,


ELEVASI, ARAH LINTASAN)
4. PEMBUATAN LUBANG DINAMIT
(MELEWATI WEATRHERING ZONE/ ZONA
LAPUK)
5. PEMASANGAN GEOPHON

Ada 2 metode pemasangan geophon :


1. FAN SHOOTING : kedudukan titik

peledakan dan geophon tidak dalam 1 garis


2. LINE SHOOT/PROFIL SHOOT : titik
peledakan dan geophon berada dalam 1
garis
Akibat perbedaan jarak geophon terhadap
titik tembak yang berbeda , mengakibatkan
hasil rekaman seismik membentuk garis
lengkung (parabolik) yang biasa disebut
NMO (NORMAL MOVE OUT). Sehingga harus
dilakukan koreksi dengan KOREKSI DINAMIK
(NMO CORECTION)

Untuk mendapatkan rekaman seismik

yang baik, maka dalam prosesing data


bisa dialakukan dengan cara :
1. stacking velocities : penggabungan
trace dengan tujuan mendapatkan trace
yang lebih tajam dan bebas noise
2. statick correction : menghilangkan
pengaruh topografi (elevasi), ketebalan
zona lapuk, dan variasi kecepatan
gelombang sesimik pada lapisan lapuk.
3. Deconvolution : mengurangi ground roll,
memperbaiki bantuk wavelet yang
kompleks akibat pengaruh noise

4. Migration : untuk mendapatkan

reflektor pada posisi dan waktu


pantul yang sebenarnya
5. Coherency filtering :
menghilangkan sinyal yang
inkoheren.

Beberapa hukum dasar geologi yang


dipergunakan untuk interpretasi sesimik :
1. Hukum superposisi : pada suatu urutan
lapisan batuan yang tidak terganggu,
batuan yang lebih tua terdapat di bagian
bawah batuan yang lebih muda
2. Hukum Uniformtarisme : proses yang dulu
berlangsung, sampai sekarang masih terus
berlangsung
3. Hukum Horisontal : batuan yang
diendapkan pada suatu sistem
pengendapan, pda mulanya
keududukannya horisontal

Sebelum dilakukan interpretasi :


1. Periksa infromasi pada label
2. Cek skala
3. Plot posisi sumur
4. Pelajari velocity yang dipakai
5. Pilih reflektor yang dipakai
6. Ikat dengan garis lain dan diwarnai
7. Tandai struktur geologi yang ditemukan
8. Bangun sejarah geologinya
9. Pilih horison yang akan dipetakan
10.Buat peta

Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik


refleksi maupun refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai
medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi
antara lain :
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan
menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan berbeda.
2. Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi
makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik
adalah :
1. Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi.
Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi.
2. Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang
memenuhi hukum Snellius dan prinsip Huygens.
3. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar
dengan kecepatan gelombang pada lapisan di bawahnya.
4. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya

Hukum Snellius pada Gelombang Seismik


Gelombang seismik yang melewati bidang batas antara dua
medium
dengan densitas dan kecepatan yang berbeda, maka sebagian
gelombang tersebut akan dipantulkan (reflected) dan sebagian
lagi akan dibiaskan (refracted).
Jika suatu gelombang P melintasi bidang batas antara dua medium
isotropik, maka gelombang tersebut sebagian dipantulkan sebagai
gelombang P dan S dan sebagian dibiaskan sebagai gelombang P
dan S

Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon,


batubara, pencarian airtanah (ground water), kedalaman serta
karakterisasi permukaan batuan dasar (characterization bedrock
surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah
permukaan dan aplikasi geoteknik

Seismic stratigraphy dikembangkan oleh Vail et al, mula-mula di Carter Oil


Company baru kemudian di Exxon, sekitar 1960an. Metoda ini dibuat sebagai
aplikasi Sequence Stratigraphy dalam seismic interpretation. Perubahan sea
level merupakan pengontrol utama bagi perkembangan sequence dalam teori
ini.
Baru tahun 1985, unsur perubahan tektonik diimplementasikan pada teori ini.
Seismic stratigraphy biasanya dipakai lebih untuk skala regional dengan
asumsi tektonik dan sea level change mempunyai pengaruh regional juga.
Dengan demikian bisa dipakai untuk mengkorelasikan satu basin dengan basin
lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui basin framework. Basin
framework study biasanya dipakai untuk menentukan potential, petroleum
habitat study, basin
ranking, etc.
Berbeda dengan seismik interpretasi yang umumnya dengan skala
prospect/field. Tujuannya mengidentifikasi structure dan trap, kemudian
dihitung volumenya. Detail seismic stratigraphy bisa dipakai untuk depositional
environment study yang berlanjut ke reservoir prediction.

Dalam mempelajari seismik stratigrafi dan sequence stratigraphy


ada istilah onlap, toplap dan downlap, erosional trancation. Pada
model sequence stratigraphy milik Exxon (sering disebut "slug
model"),
- Onlap dapat terbentuk di atas sequence boundary, saat
transgresi mulai terjadi dan muka air laut relatif naik.
-Toplap dapat terbentuk di bawah sequence boundary atau pada
bagian atas/awal progradasi,
- Downlap dapat terbentuk di bagian bawah/ujung progradasi.
- Erosional trancation

Bentuk-bentuk "lap-out" tersebut (onlap, toplap dan download)

pertama kali dideskripsi dari data seismik (oleh para pakar


seismic stratigraphy Exxon). Karena resolusi vertikal seismik
pada waktu itu tidak diperhitungkan maka onlap, toplap dan
downlap itu digambarkan "berhenti" pada sebuah "reflektor" lain
(entah itu refleksi dari sequence boundary atau bidang lain).
Padahal, jika resolusi vertikal seismik lebih tinggi, ada
kemungkinan ujung onlap yang katanya berhenti pada sequence
boundary/bidang onlap itu sebenarnya masih menerus ke atas
(tapi tipis dan tidak dapat dibedakan di seismik yang resolusinya
rendah).

Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam batuan sediment


yang terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti
channel sungai, sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan),
carbonate mound, dan reef. Batuan sedimen yang terbentuk pada
berbagai lingkungan pengendapan tersebut dikenal dengan benda
geologi.
Terdapat 8 jenis bentuk eksternal benda geologi: sheet, sheet drape, wedge,
bank, lens, mound, fan dan fill.

Gelombang seismik yang menembus dan

terefleksikan kembali ke permukaan akan


memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur
internal dari benda-benda geologi tersebut. Analisis
bentuk eksternal dan tekstur internal benda geologi
dari penampang rekaman seismik dikenal dengan
analisa fasies seismik atau seismic facies analysis.
Didalam analisis fasies seismik, batas dari bendabenda geologi diatas disebut dengan reflection
terminations. Pemetaan reflection terminations
merupakan kunci didalam analisis fasies seismik.
Umumnya terminasi tesebut memiliki karakter refleksi
yang kuat (amplitudo refleksi yang cukup dominan).
Terdapat dua jenis batas benda geologi:
batas atas dan batas bawah, selanjutnya
istilah batas benda geologi tersebut
dikenal dengan batas sekuen seismik
(sequence seismic boundary),

Batas tersebut :
erosional truncation dan top lap sebagai batas atas, Erosional Truncation

atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan) diakibatkan oleh


peristiwa erosi karena terekspos ke permukaan. Toplap diakibatkan
karena tidak adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada peristiwa erosi.
onlap dan downlap sebagai batas bawah. Onlap, pada lingkungan shelf
(shelfal environment) disebabkan karena kenaikan muka air laut relatif,
pada lingkungan laut dalam akibat sedimentasi yang perlahan, dan pada
channel yang tererosi akibat low energy fill. Downlap, diakibatkan oleh
sedimentasi yang cukup intensif.

Prinsip tekstur seismik

Parallel: disebabkan oleh pengendapan sedimen dengan rate yang


seragam (uniform rate), atau pada paparan (shelf) dengan subsiden
yang uniform atau sedimentasi pada stable basin plain.

Subparallel: terbentuk pada zona pengisian, atau pada situasi yang


terganggu oleh arus laut.

Subparallel between parallel: terbentuk pada lingkungan tektonik yang


stabil, atau mungkin fluvial plain dengan endapan berbutir sedang.

Wavy parallel: terbentuk akibat lipatan kompresi dari lapisan parallel


diatas permukaan detachment atau diapir atau sheet drape dengan
endapan berbutir halus.

Divergent: terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif


selama proses sedimentasi.

Chaotic: pengendapan dengan energi tinggi

(mounding, cut and fill channel) atau deformasi


seteah proses sedimentasi (sesar, gerakan
overpressure shale, dll.)
Reflection free: batuan beku, kubah garam, interior

reef tunggal.
Local chaotic: slump (biasanya laut dalam) yang

diakibatkan oleh gempabumi atau ketidakstabilan


gravitasi, pengendapan terjadi dengan cepat.

Tekstur yang terprogradasi

Sigmoid: tekstur ini dapat terbentuk dengan suplai sediment yang cukup, kenaikan

muka laut relatif cepat, rejim pengendapan energi rendah, seperti slope, umumnya
sediment butir halus.
Oblique tangential: suplai sediment yang cukup sampai besar, muka laut yang

konstan seperti delta, sediment butir kasar pada delta plain, channel dan bars.
Oblique parallel: oblique tangensial varian, sediment terpilah lebih baik.
Complex: lidah delta dengan energi tinggi dengan slope terprogradasi dalam

energi rendah.
Shingled: terbentuk pada zona dangkal dengan energi rendah.
Hummocky: terbentuk pada daerah dangkal tipikal antar delta dengan energi

sedang.

Tekstur Pengisian Channel

Onlap Fill: sedimentasi pada channel dengan energi relative rendah.


Mounded Onlap Fill: sedimentasi dengan energi tinggi. Setidaknya terdapat

dua tahap sedimentasi.


Divergent Fill: shale prone yang terkompaksi dengan sedimenatsi energi

rendah, juga sebagai tipikal tahap akhir dari pengisisan graben.


Prograded Fill: transport sediment dari ujung atau pada lengkungan channel.
Chaotic Fill: sedimenatsi pada channel dengan energi yang sangat tinggi.
Complex Fill: terdapat perubahan arah sedimentasi atau perubahan aliran

air.

Tekstur Karbonat

Reflection free Mound: patch reef atau pinnacle reef; strata

menunjukkan sedimen miring yang lebih terkompaksi


(mungkin shale).

Pinnacle with Velocity Pull-Up: patch reef atau pinnacle reef,

dengan pertumbuhan beberapa tahap (multi stage), mungkin


cukup poros.

Bank-Edge with Velocity Sag: Shelf edge reef dengan

porositas yang sangat bagus, sediment penutupnya mungkin


carbonate prone.
Bank-Edge Prograding Slope: shelf edge reef yang bertumpuk,
tertutup oleh klastik, mengalami perubahan suplai sediment.

Tekstur Mounded

Volcanic Mound: margin konvergen

pada tahap awal; pusat aktivitas


rifting pada rift basin
Compound Fan Complex: superposisi

dari berbagai kipas.


Migrating wave: diakibatkan oleh arus

laut, laut dalam.

Anda mungkin juga menyukai