Anda di halaman 1dari 68

ASSALAMUALAIKUM.

LAPORAN PRAKTIKUM
PENYEHATAN TANAH DAN
PENGOLAHAN SAMPAH PADAT-A
KELOMPOK A2

Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Eko Agus Purnomo


Ema Suryaningtyas
Endah Sumiyaningsih
Fidia Dwi Listya
Fitria Titi Widyawati
Gineung Ayu Pradini

7. Hajar Khoirinnisak
8. Hesti Palupi H. S
9. Imroatul Chasanah
10.Istiqomah Astri Ayu
11. Irwan Fitrianto
12.Joko Harjono

Pengukuran
Parameter Fisik
Tanah dan
Pengambilan
sampel Tanah
untuk

A. Materi :Pengukuran Parameter Fisik Tanah dan


Pengambilan sampel Tanah untuk Pemeriksaan
B. Mata Kuliah : PTPSP-A
C. Hari/tanggal : Selasa, 29 November 2011
D. Tujuan :
Mahasiswa mampu melakukanPengukuran
Parameter Fisik Tanah dan Pengambilan
sampel Tanah untuk Pemeriksaan

Dasar Teori
Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan
dalam dunia pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil
kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buahbuahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah
banyak dikembangkan sistim bercocok tanam tanpa
tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain,
tetapi apabila usaha budi daya tanaman dalam skala
luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan
media tanah. Tanah yang memenuhi syarat agar
pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus
memiliki kandungan unsur hara yang cukup,
mengandung
banyak
bahan
organik
yang
menguntungkan. PH tanah yang baik adalah 7

Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Auger / bor tangan


Sekop kecil
Thermometer
pH soil tester
Plastic pembungkus
APD
Alat tulis

Prosedur Kerja
1. Melakukan pengambilan sampel tanah dengan
menggunakan auger/bor tangan dengan
kedalaman 15-25 cm
2. Melakukan pengambilan tanah yang ada pada
auger/bor tangan dengan menggunakan sekop
kecil
3. Memasukkan sampel tanah ke dalam plastic
pembungkus
4. Melakukan pengukuran pH dengan
menggunakan pH soil tester (bila tanah agak
kering bisa disiram sedikit air)

5. Mencatat hasil pengukuran pH


6. Melakukan pelabelan pada kemasan
sampel, dengan rincian :
Tanggal pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel
Jenis sampel
Jenis pemeriksaan
Nama petugas
Tanda tangan

Hasil
Pemeriksaan
pH

: 6,6 sebelum di beri air


6,8 sesudah di beri air

Pembahasan
1. Sampel kimia dan mikrobiologis langsung di
kirim ke Laboratorium untuk diperiksa, dan
untuk sampel mikrobiologi harus dimasukan
ke
dalam
box
sampel karena
untuk
menghindari mati dan perkembangbiakan
mikroorganisme yang terdapat dalam sampel
tanah.
2. Pada pengukuran pH dengan pH soil tester,
didapat pH sebesar 6,6 sebelum pemberian air.
Dan kemudian tanah kita siram dengan
sedikit air karena agak kering, sehingga
diperoleh
pH sebesar 6,8
setelah
pemberian air tersebut.

Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
diperoleh kesimpulan bahwa tanah
yang diperiksaan memiliki pH normal
yaitu 6,6 sebelum diberikan air dan 6,8
setelah diberikan air.

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK


MENJADI KOMPOS

Hari, tanggal
: Selasa, 06
Desember 2011
Tempat Praktik : Halaman
Laboratorium Hyperkes
Tujuan
Pengelolaan sampah organik
dengan cara pembuatan kompos
sehingga tidak menimbulkan
pencemaran tanah.

Dasar teori
Kompos merupakan bahan yang kaya akan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman., antara lain
nitrogen (1,2 %), fosfor (0,7 %). Kalium(1,2 %)
dan mineral. Kompos sangat cocok untuk pupuk di
daerah tropis, karena tanah di daerah tropis
umumnya rusak oleh pancaran sinar matahari,
penambahan pupuk kimia yang berlebihan
membuat tanah menjadi keras. Penambahan
kompos
akan
mampu
menghambat
sinar
matahari, membuat tanah menjadi lembab, tahan
terhadap erosi dan dapat menutupi akar tanaman.

Alat dan Bahan


Alat :
Komposter
Pipa / pralon
APD
Balok kayu / telenan
Plastik transparan
Pencacah
Ember
pH stick
Thermohygro
Bahan :
Bahan organik (sampah dedaunan, sisa makanan. Dll)
Kotoran sapi kering
Kapur tohor
Air
EM4

Cara
kerja
1. Pertama mengenakan APD terlebih dahulu
2. Bahan-bahan organik yang akan dibuat kompos,
dipotong-potong atau dicacah agar proses
pengomposan berlangsung cepat. Ukuran pemotongan
berkisar antara 2-5 cm (dikira-kira). Dalam praktikum
kali ini bahan organik yang digunakan adalah sampah
dedaunan baik yang kering maupun yang masih segar
3. Selanjutnya meletakkan sampah organik pada
komposter dengan ketinggian 30 cm, namun untuk
ketinggian sampah dan bahan tambahan lain tergantung
dari ketinggian komposter jadi nantinya bisa
memperkirakan berapa jumlah bahan-bahan yang harus
ditumpuk dalam komposter tersebut

4. Setelah sampah ditumpuk pada


komposter, lalu menambahkan kotoran
sapi dan diperciki air EM4 hingga basah
5. Ditambahkan pula kapur tohor
6. Untuk pembuatan kompos kali ini, bahanbahan yang dipergunakan ditumpuk
menjadi 2 kali penumpukan
7. Setelah penumpukan sudah 2 kali,
selanjutnya melapisi mulut komposter
dengan plastik dan ditutup

8. Mengamati kompos selama 1 hari untuk


memperkirakan apakah akan jadi kompos atau
tidak.
Saat
kompos
menimbulkan
panas
menandakan adanya mikroorganisme yang tumbuh
sehingga sudah dipastikan akan menjadi kompos.
Tetapi saat bahan kompos tersebut menimbulkan
dingin menandakan tidak adanya mikroorganisme
yang tumbuh sehingga sudah dipastikan kompos
tidak akan jadi/kompos akan gagal
9. Setelah 1 minggu melakukan cek suhu, kelembaban
dan pH. Kemudian diaduk-aduk/dicampur. Jika
kering diperciki dengan air EM4

10.Mengaduk kompos setiap 3 hari sekali,


sehingga kompos akan mencampur
dengan
baik,
serta
mengamati
perubahan warna dan bau
11.Setelah sudah menjadi kompos, maka
langsung diayak dan bisa digunakan.

Hasil Pengamatan
Dalam pembuatan kompos hendaknya memotong terlebih
dahulu bahan-bahan yang akan digunakan, pemotongan
berkisar 5 cm (dikira-kira). Setelah itu bahan dimasukkan ke
dalam komposter dicampur dengan kotoran sapi, EM4 dan kapur
tohor. Panambahan bahan dilakukan sebanyak 2 kali tumpukan.
Kompos harus dicek suhu, kelembaban, dan pHnya. Jika
kompos kering maka harus diperciki EM4, kompos juga harus
sering di bolak-balik dengan begitu kompos akan bercampur
dengan baik. Jika saat pembuatan kompos bahannya
menimbulkan dingin menandakan kompos tersebut akan gagal
karena kompos yang dingin berarti tidak adanya mikroorganisme
yang tumbuh dalam kompos tersebut. Begitupun sebaliknya, jika
saat pembuatan kompos menimbulkan panas maka sudah
dipastikan kompos tersebut akan berhasil.

Kesimpulan
Ciri-ciri kompos yang siap digunakan
adalah :
1. Berwarna coklat kemerahan atau
warna menyerupai tanah
2. Kompos sudah hancur
3. Baunya
tidak
busuk
tetapi
menyerupai bau tanah,dll

Pembuatan Briket

TUJUAN
Mahasiswa terampil dalam pengolaan sampah
biomassa untuk pembuatan briket bioarang.
Memanfatkan sampah biomassa sebagai bahan
bakar alternative pengganti minyak bumi.
Sebagai upaya pemanfaatan sumber daya
alam yang masih melimpah.
Mambersihakan lingkungan dari sampah
biomassa.
Menemukan energy yang ramah lingkungan
dengan biaya murah.

DASAR TEORI
Penggunaan biomassa secara langsung
sebagai sumber energi panas untuk
memasak, kurang efisien,karena nilai energy
yang dihasilkan hanya sebesar 3000kkal/kg,
sedangkan bioarang mampu menghasilkan
nilai energi sebesar 5000kkal/kg. Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
bahan bakar dengan bioarang mampu
meningkatkan
efisiensi
penggunaan
energi .Oleh karena itu biomassa perlu
diubah menjadi energi kimia yang disebut
bioarang.

Lanjutan
Briket merupakan suatu perubahan
bentuk dari bentuk curah menjadi
bentuk padat oleh adanya proses
pemampatan
komponen
penyusunnya. Biomassa merupakan
bahan hayati seperti: dedaunan,
rumput. ranting, gulma limbah
pertanian/ kehutanan, gambut dan
kotoran ternak.

ALAT DAN BAHAN


1. Drum dengan tutupnya
(untuk membakar
biomassa secara
pirolisa)
2. Kayu pengaduk
3. Lumping dan alu
4. Ember
5. Ayakan
6. Pencetak
7. Kompor

8. Panci
9. Alat pelindung diri
10. (APD) : Sarung tangan
tahan api, masker,
sepatu boot.
11. Biomassa kering
12. Pati kanji
13. Minyak tanah
14. Korek api

PROSEDUR
KERJA

Tempurung Kelapa
Dibakar
Disiram air/ diamkan
dingin
Arang ditumbuk dan
diayak
Campur dengan lem
kanji
Membuat cetakan
briket
Briket dijemur dibawah terik
matahari
Siap digunakan

HASIL
PRAKTIKUM

Briket yang sudah kering dapat


langsung digunakan tanpa
menggunakan minyak tanah, hal ini
diharapkan mampu meningkatkan
efisiensi penggunaan energi.

PEMBAHASAN

Pembuatan
briket
ini
menggunakan tempurung kelapa.
Selanjutnya
untuk
proses
pembakaran
dilakukan
secara
pirolisis. Untuk pembuatan adonan
arang dan lem kanji menggunakan
perbandingan 1 : 9. Adonan yang
sudah siap dicetak dapat langsung
dijemur dibawah terik matahari. Lalu
setelah briket benar-benar kering,

KESIMPULAN
1. Briket bioarang merupakan salah satu
alternatif energi pengganti minyak bumi,
penyediaan energy berwawasan lingkungan.
2. Proses pembuatan briket ini juga cukup
mudah dan bahan-bahannya mudah
didapatkan dengan memanfaatkan sampahsampah biomassa.
3. Pemanfaatan sampah-sampah biomassa
tersebut maka dapat mengurangi
pencemaran lingkungan.

KEPADATAN LALAT

TUJUAN
Agar mahasiswa terampil dalam
melaksanakan pemantauan
kepadatan lalat
Agar mahasiswa mampu melakukan
analisis dari pemantauan kepadatan
lalat
Agar mahasiswa mampu menyusun
alternatif pemecahan masalah
pengelolaan untuk memperkecil
tingkat kepadatan lalat.

DASAR TEORI
Agar mahasiswa terampil dalam
melaksanakan pemantauan
kepadatan lalat
Agar mahasiswa mampu melakukan
analisis dari pemantauan kepadatan
lalat
Agar mahasiswa mampu menyusun
alternatif pemecahan masalah
pengelolaan untuk memperkecil
tingkat kepadatan lalat.

Lanjutan..

Interpretesi hasil pengukuran kepadatan lalat tiap


lokasi atau blok grill adalah:
0-2 : Tidak menjadi masalah
3-5 : populasi sedang, perlu dilakukan
pengamatan tempat berbiaknya sampah,kotoran
hewan dan lain-lain.
6-20 : populasi padat,perlu dilakukan tempat
berbiaknya lalat dan bila mungkin
direncanakan
upaya pengendalian.
>20 : populasi sangat padat perlu dilakukan
pengamanan terhadap tempat berbiak lalat,serta
diadakan tindakan pengendalian.

ALAT DAN BAHAN

Blok grill
Counter
Alat tulis
Stopwatch

PROSEDUR KERJA
Meletakkan blok grill pada tempat yang telah
ditentukan (di kantin ditentukan 3 titik, yakni bagian
tengah kantin, bagian pojok belakang sebelah kanan,
dan bagian dapur kantin [ bagian kiri sebelah dalam
kantin] ).
Menghitung dan catat jumlah lalat yang hinggap
setiap 30 detik.
Mengulangi pengukuran sebanyak 10 kali pada
masing-masing titik.
Membuat rata-rata dari 5 perhitungan tertinggi dari
masing-masing titik dan dicatat.
Rata-rata hasil perhitungan yang ada merupakan
indek/kepadatan lalat.

HASIL KERJA (TITIK I)


Pengukuran 30

Hasil pengukuran (ekor)

detik ke- I

Perhitungan
kepadatan lalat

5+4+4+4+3

= 20/5

= 4 ekor/m2

10

HASIL KERJA (TITIK II)


Pengukuran 30

Hasil pengukuran (ekor)

detik ke-

Perhitungan
kepadatan lalat

8+6+5+3+3

= 25/5

= 5 ekor/m2

10

HASIL KERJA (TITIK


III)
Pengukuran 30

Hasil pengukuran (ekor)

detik ke- III

Perhitungan
Kepadatan Lalat

11

15+13+11+10+9

10

13

= 50/5

= 10 ekor/m2

15

10

HASIL KESELURUHAN

Dari ketiga titik di atas, didapat total


keseluruhan yaitu :

PEMBAHASAN
Pada titik 1 yaitu bagian tengah kantin sesuai
perhitungan kepadatan lalat yaitu kepadatannya
4 . Nilai ini menunjukkan bahwa kepadatan lalat
di titik 1 termasuk populasi sedang artinya perlu
dilakukan pengamatan tempat berbiaknya
sampah,kotoran hewan dan lain-lain.
Pada titik 2 yaitu bagian pojok belakang sebelah
kanan sesuai perhitungan kepadatan lalat,
kepadatannya yaitu 5 . Nilai ini menunjukkan
bahwa kepadatan lalat di titik 2 termasuk
populasi
sedang
artinya
perlu
dilakukan
pengamatan tempat berbiaknya sampah,kotoran
hewan dan lain-lain.

Lanjutan
Pada titik 3 yaitu bagian bagian dapur
kantin [ bagian kiri sebelah dalam kantin]
sesuai
perhitungan
kepadatan
lalat,
kepadatannya yaitu 10 . Nilai ini
menunjukkan bahwa kepadatan lalat di titik
3 termasuk populasi padat artinya perlu
dilakukan tempat berbiaknya lalat dan bila
mungkin
direncanakan
upaya
pengendalian. Karena dapur kantin adalah
tempat untuk mengolah dan menyajikan
makanan,
sebaiknya
kepadatan
lalat
termasuk kategori tidak masalah.

KESIMPULAN
Dari kegiatan perhitungan kepadatan lalat
yang telah dilakukan di kantin kampus
Poltekkes Depkes Yogyakarta, dapat diketahui
bahwa dari hasil perhitungan ketiga titik
ditempat tersebut adalah 7 ekor/m2 , hal
tersebut termasuk populasi padat artinya
padat,perlu dilakukan tempat
berbiaknya
lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendalian. Misal dengan tidak menyimpan
sampah di kantin terlalu lama, menutup
makanan, dan menjaga kebersihan kantin.

Pembuatan Inokulan

ALAT DAN
BAHAN
1. Pisau
2. Gelas dan sendok
3. Botol transparan
4. Bawang merah, pisang, kulit nanas,
tempe
5. Gula
6. Air

PROSEDUR KERJA
1.Melarutkan 1 sdt gula kedalam 1 gelas air matang
2.Mengiris tipis masing-masing bahan
3.Memasukkan larutan gula kedalam botol dan
memasukkan irisan bahan diatas. 1 botol untuk 1
macam bahan yang telah diiris. Di tutup rapatrapat
4.Menggojok botol hingga homogen

Lanjutan
5. Mendiamkan selama 2 hari (2x24jam)
6.Setelah itu itu memisahkan air dengan
ampasnya dengan cara disaring
7. Mencampurkan masing-masing air dari seluruh
bahan menjadi satu agar bakteri yang
terkandung

lebih beragam

HASIL PRAKTIKUM
Kami memakai bawang merah untuk
bahannya kemudian dimasukkan
kedalam botol yang telah ada airnya
setelah itu digojok hingga homogen.
Di tunngu sampai 2 hari kemudian
disaring (memisahkan ampas
dengan airnya).

KESIMPULAN
Pembuatan inokulan memerlukan
waktu 2 hari. Warna yang
ditimbulkan
keruh
kemudian
baunya bawang merah karena
menggunakan bawang merah.

Kunjungan ke Batan

A.Hari, tanggal
: Selasa, 3 Januari
2012
B. Tempat Praktik : BATAN (Badan
Teknologi Nuklir Nasional), Jln
Babarsari, Yogyakarta
C. Tujuan
Agar mahasiswa lebih mengetahui
tentang nuklir dan
pengaplikasiannya

Dasar Teori
Teknologi nuklir lahir dan berkembang pada
saat sedang berkecamuk Perang Dunia II, dan
perkembangan teknologi nuklirpun mengarah
kepada pembuatan senjata nuklir untuk
mendukung kekuatan militer. Puncaknya
terjadi di penghujung akhir Perang Dunia II,
pada saat itu dua buah bom nuklir meledak
masing-masing di kota Hiroshima pada
tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945 dengan korban baik
langsung maupun tidak langsung mencapai
ratusan ribu nyawa manusia.

Jalannya kunjungan
Pagi sekitar jam 8.15 WIB kami semua berangkat ke
BATAN yang terletak di daerah Babarsari. Setelah
sampai disana kemudian kami masuk ke sebuah
tempat rapat, disana kami mulai dijelaskan tentang
profil BATAN, sejarah BATAN, pengaplikasian
teknologi nuklir dalam berbagai bidang.
Setelah itu kami diajak berkelilingan di BATAN yaitu
ke bangunan yang terdapat nuklir corner. Sebelum
masuk ke nuklir corner, kami dijelaskan dahulu
tentang cara pengambilan sampel tanah air batuan
dan cara pemeriksaannya, diambil dalam radius
berapa saja dari BATAN. Kami dijelaskan juga
tentang cara menanggulangi pencemaran tanah
karena pengaplikasian teknologi nuklir.

Kemudian, kami memasuki nuklir


corner. Disana terdapat padi yang
telah direkaya genetika dengan
teknologi nuklir sehingga mendapat
kualitas yang bagus, ada juga
bandeng yang diawetkan dengan
teknologi
nuklir
namun
tidak
berbahaya untuk kesehatan. Disana
terdapat juga penjelasan sejarah
nuklir yang ditayang menggunakan

Pembahasan
1. Sejarah Batan

Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di


Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk
Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut
mempunyai
tugas
melakukan
penyelidikan
terhadap
kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata
nuklir di lautan Pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan
pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka
melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5
Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga
Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi
Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31
tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom.
Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal
bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan
ditetapkan sebagai hari jadi BATAN

2. Kegiatan rutin yang dilakukan oleh BATAN


(pengambilan sampel)
Kegiatan yang rutin dilakukan oleh BATAN yaitu
pengambilam sampel dari berbagai radius plg jauh 17
km
3. Lambang radiasi
Yang "tri-foil" adalah simbol internasional untuk radiasi.
Simbol dapat magenta atau hitam, pada latar belakang
kuning. Tanda ini dipasang dimana bahan radioaktif
ditangani, atau di mana radiasi memproduksi peralatan
yang digunakan. Tanda ini digunakan sebagai
peringatan untuk melindungi orang dari yang terkena
radioaktivitas.

Aplikasi teknologi nuklir dalam berbagai bidang


Rongent

Sebagai
satu
penemuan
yang
mampu
membantu banyak orang, terutama untuk
menganalisis dan mendiagnosis suatu kondisi
demi penyembuhan suatu penyakit. Tapi,
ternyata radiasi yang ditimbulkan dalam proses
penyinaran rontgen, disinyalir mengandung
kekuatan radioaktif yang bisa berbahaya. Karena
itu, sinar X yang "ditembakkan" untuk memotret
bagian dalam organ tubuh harusnya benar-benar
dalam komposisi yang tepat. Sebab, jika tidak,
teknologi ini justru bisa memicu kanker.

Bisa
digunakan
untuk
mutasi
genetik sehingga didapatkan misal
padi dengan kualitas bagus
Pemrosesan
makanan
dan
pertanian

Dampak bagi kesehatan


Efek jangka pendek antara lain
adalah penyakit radiasi. Tandatandanya yaitu mual, tubuh lemah,
rambut rontok, luka bakar di kulit,
dan turunnya fungsi organ-organ
tubuh.
Efek jangka panjang yang paling
sering
adalah
penyakit
kanker.
Contohnya, kanker tiroid, kanker

Cara menanggulangi radiasi


akibat teknologi pengaplikasian
nuklir (khususnya tanah)
Untuk mengurangi dampak paparan
radiasi, pemerintah Ukraina pada
saat itu langsung menanam
Bunga Matahari. Tanaman ini konon
mampu
menyerap
kandungan
uranium dan stronium-90, yang
menjadi biang keladi mutasi genetik
pada
tubuh
manusia.
Upaya
pemulihan ini oleh Dr. Ilya Raskin,
seorang
ahli
bioteknologi
dari

Kesimpulan
Teknologi nuklir bermanfaat dalam berbagai bidang
diantaranya dalam bidang kesehatan yaitu
digunakan untuk terapi penderita kanker dan sinar
rontgen, industry yaitu pada eksplorasi minyak dan
gas, penggunaan teknologi nuklir berguna untuk
menentukan sifat dari bebatuan sekitar seperti
porositas dan litografi, pertanian dan pangan yaitu
berguna untuk (missal) tanaman padi yang yang
tahan hama dan bandeng yang dapat awet
beberapa bulan. Namun Radiasi dapat berbahaya
bagi tubuh jika melebihi batas kadar yang
dianjurkan.

Namun radiasi tidak sebahaya yang dipikirkan


asalkan dipergunakan atau dimanfaatkan sesuai
prosedur
penggunaan,
yaitu
dengan
memperhatikan 3 hal antara lain:
1. Jaga jarak apabila ada tanda bahaya radiasi
2. Cepat langsung keluar bila terpaksa
memasuki daerah bahaya radiasi
3. Menggunakan APD khusus apabila harus
memasuki area radiasi
dan pengunaan radiasi tidak melebihi kadar
yang ada.

TERIMA
KASIH

1. Alternatif lain selain sinar rongent?


Diah2. Rencana dan upaya yang dilakukan
untuk pengendalian kepadatan
lalat?Lina3. Penerapann pembuatan efisiensi
pembuatan briket?-sri-

Anda mungkin juga menyukai