Anda di halaman 1dari 22

JOURNAL

READING
The Point Prevalence of
Dizziness or Vertigo in
Migraine and
Factors That Inuence
Presentation

Dokter pembimbing :
dr. Rr. Emmy Kusumawati, Sp.S

Oleh : Hana Tiyas


Mustikawati(01.210.6171)

IDENTITAS JURNAL

Judul :
The Point Prevalence of Dizziness or Vertigo in
Migraine and Factors That Inuence Presentation
Dari American Headache Society
Pengarang :
Anne H. Calhoun,MD
Sutapa Ford, PhD
Amy P. Pruitt, MS
Karen G. Fisher, RN

Tujuan :
Untuk memastikan dan mencirikan titik prevalensi
dari
dizziness atau vertigo pada pasien dengan
migraine yang datang secara rutin ke klinik spesial
nyeri kepala.

LATAR BELAKANG

Dizziness adalah perasaan secara umum dari disequilibrium.

Vertigo merupakan subtipe dari dizziness, dengan definisi ilusi


pergerakan oleh karena keterlibatan asimetris dari sistem
vestibuler
Migraine, dizziness, dan vertigo merupakan
penyakit yang umum di masyarakat, diderita oleh
masing-masing 13%, 20-30%, dan 5-10%
masyarakat. Dengan demikian, kemungkinan
terjadinya migraine yang disertaii dengan
dizziness
ataupun vertigo dapat diekspektasikan secara
kasar
mencapai 4% di masyarakat pada umumnya.
Kesan klinis peneliti mengungkapkan bahwa migraine
dengan serangan berat secara umum jauh lebih
berhubungan dengan keluhan-keluhan tersebut
daripada kemungkinan yang terprediksi.

Tidak ada informasi di literatur


sehubungan dengan prevalensi dari
vertigo pada penderita migraine yang
didapatkan di klinik spesial nyeri kepala.
Hal ini merupakan tujuan spesifik dari
penelitian ini untuk melaporkan
hubungan ini, dan selanjutnya, untuk
memeriksa hubungan yang mungkin
pada prevalensi tersebut, seperti
kadar nyeri, umur, gender, adanya
aura. Berdasarkan pemngamatan klinis,
hipotesis peneliti adalah prevalensi
dizziness atau vertigo akan
meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar nyeri.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian prospective-cross-sectional
dari 462 pasien yang melakukan konsultasi di klinik spesial nyeri
kepala selama lebih dari 4 bulan dari bulan Noveber 2009 sampai
Februari 2010.
Selama kontrol pada saat pendaftaran, pasien diminta untuk melaporkan
gejala nyeri kepala mereka dari skala 1-10 menggunakan Skala
Likert. Untuk menghindari bias statistik dari kunjungan multipel dari satu
individu, hanya kunjungan pertama tiap pasien yang direkam. Pasien
juga diminta untuk melaporkan apakah mereka sedang
merasakan dizzines atau vertigo. Respon jawaban pasien
direkam begitu juga dengan tanda vital pasien.
Diagnosis dari migraine dengan atau tanpa aura dilakukan oleh dokter
spesialis nyeri kepala yang sesuai dengan kriteria International
Classification of Headache Disorders- edisi kedua. Analisis Chisquare digunakan untuk menguji prevalensi dari vertigo atau dizziness
pada pasiennyeri kepala dengan beragam intensitas keparahan dan
riwayat dari aura.

HASIL
Dari 462 pasien yang
melakukan konsultasi di
klinik spesial nyeri kepala

35 pasien
didiagnosis nyeri
kepala nonmigraine

2 tambahan pasien
kehilangan data
mengenai nyeri atau
vertigo

Tercatat 390 pasien


dengan migren ( 118
dengan aura, 218 tanpa
aura)

HASIL

425 SUBYEK yang


telah dievaluasi

28% mengalami aura. Rata-rata umur subjek 43,8 tahun


(dengan rentang 15 76 tahun); 89,5% nya wanita.
Pada saat evaluasi, 72,4% subjek melaporkan beberapa tingkat
nyeri kepala, 15,7% melaporkan nyeri kepala yang
bersamaandengan dizziness atau vertigo. Prevalensi dari
dizziness atau vertigo dua kali lebih tinggi (24,5% vs
12,1%) pada migraine dengan aura daripada migrane
tanpa aura (p<0,01), dan prevalensinya meningkat
seiring bertambahnya usia (p<0,05).

Terdapat korelasi yang kuat antara nyeri


migraine dan keluhan subjektif dari vertigo
(p<0,001).
Saat terjadi nyeri migraine dengan intensitas 7 atau
lebih tinggi (pada skala 1-10), (47,5%) melaporkan
merasakan juga dizziness atau vertigo.

DISKUSI
Dizziness atau vertigo tampaknya merupakan hal
yang umum pada migraine. Sudah dilaporkan
sebelumnya ditemukan pada 36,3% penderita
migraine, membuat hal ini sama umumnya dengan
muntah da osmophobia, dikombinasikan.
Hal ini menarik karena prevalensi dizziness dan
vertigo lebih besar pada migraine dengan
diagnosis dengan aura bahkan pada mereka
dengan aura yang jarang dan saat tidak ada
serangan pada gejala tipikal aura. Tidak ada
subjek yang melaporkan aura yang sedang
berlangsung pada saat pendaftaran di klinik.

Hubungan gejala dengan intensitas nyeri kepala


yang lebih besar akan membantah vertigo yang
bersamaan dengan aura, sebagaimana aura
selalu muncul lebih dulu sebelum fase nyeri dari
migraine.

prevalensi dari keparahan nyeri


kepala pada saat serangan pada
kelompok ini hampir sama atau
sedikit lebih tinggi daripada diantara
kelompok dengan migraine.

Hipotesis
lain
peningkatan
gejala
seiring bertambahnya usia berhubungan
dengan semakin besarnya beban dari
penyakit atau karena kekronisan dari
migraine.
Perancu
yang
berpotensial
adalah
pertambahan usia, individu biasanya lebih
memikirkan
masalah
kesehatan
diluar
migraine, atau mengonsumsi obat dengan
efek samping yang dapat menimbulkan
vertigo atau dizziness. Kondisi medis dan
penggunaan obat merupakan variabel yang
penting yang perlu dipertimbangkan untuk
penelitian lebih lanjut untuk menginvestigasi
populasi.

Komorbiditas yang berlebihan dari dizziness dan migraine dapat


dijelaskan dari salah satu dari tiga faktor berikut:

1.Entitas
berhubungan dengan komorbiditas yang sama. Kecemasan
hal yang penting diperlukan pada dizziness- terkait kecemasan
dan kondisi komorbid yang menonjol dengan migraine.

2. Migraine mungkin mempercepat dizziness atau vertigo


sebagai gejala penyerta.
migraine mempercepat episode verigo seperti kekurangan esterogen,
stres, gangguan tidur. Nyeri kepala sering tidak ditemukan saat
serangan, sedangkan gejala lain migraine, seperti aura atau
fotofobia, mungkin ditemukan. Meskipun test vestibuler biasanya
tidak ditemukan apa-apa, serangan akut mungkin disertai dengan
nistagmus central spontan atau posisisonal, atau lebih jarang lagi,
hipofungsi vestibuler unilateral.

3.Vertigo mungkin dapat memicu migraine.


Penderita migraine yang menjalani test kalori
biasanya melaporkan serangan migraine setelah 24
jam dari pada yang tidak menjalani tes,
mengindikasikan bahwa vertigo yang diinduksi
dapat bertindak sebagai pemicu migraine.

KESIMPULAN

Keluhan subjek mengenai dizziness atau vertigo


tampak sebagai keluhan penyerta yang umum pada
migraine, terutama migraine dengan aura, dan
prevalensinya meningkat seiring bertambahnya
usia.
Gejala disequilibrium mempunyai hubungan yang
kuat dan positif dengan keparahan nyeri migraine.
Dengan kejadian gejala bersamaan lebih tinggi
daripada yang terekspektasi dari kemungkinan,
hubungan dari komorbiditas maupun gejala-gejala
tersebut mungkin merupakan bagian dari gejala
migraine.
Dengan titik prevalensi 15,7%, dan
faktor-faktor
yang
menghubungkan
antara
intensitas nyeri migraine dan migraine dengan
aura, peneliti percaya bahwa pada akhirnya
hubungan yang nyata terbukti.

CRITICAL
APRAISAL

Judul : The Point Prevalence of Dizziness


or Vertigo in Migraine and Factors That
Inuence Presentation
Judul : terdiri atas 14 kata

AnalisisPICO :

Population : 462 pasien yang melakukan konsultasi


di klinik spesialis nyeri

Intervention : dibagi 2 kelompok nyeri kepala


migren dengan aura dan kelompok migren tanpa
aura
Comparison : nyeri kepala migren dengan aura
atau
nyeri
kepala
migren
tanpa
aura
dibandingkan dengan keparahan nyeri kepala,
dengan umur, dengan gender, dan dengan ada
tidaknya aura yang menyertai
Outcome : Prevalensi dari dizziness atau vertigo
dua kali lebih tinggi (24,5% vs 12,1%) pada migraine
dengan aura daripada migrane tanpa aura, dan
prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia

Keterbatasan jurnal:
- Dizziness atau vertigo
dipengaruhi oleh banyak faktor
- Penelitian ini hanya terfokus pada
vertigo secara umum saja , tidak
mengevaluasi jenis vertigo sentral
atau perifer saat pemeriksaan
pasien
- Peneliti tidak menampilkan dan
membahas uji prevalensi dari
dizziness atao vertigo dengan
perbedaan gender.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai