PRESENTASI KASUS
ANESTESI TOTAL INTRAVENA
Pembimbing : dr. Joko Waluyo, Sp. An
Oleh : Aviriga Septa Karkata Loka, S.Ked
BAB I
Pendahuluan
Rumusan Masalah
Apakah
I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang
Anestesi Total Intravena
dalam ilmu Kedokteran
Anestesi dan Reanimasi
I.4 Manfaat
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nomor CM : 39-53-15
Nama : dr. Sus Soe
Tanggal operasi
: 19 Agustus 2016
Alamat
: Komp. Depkes Jl. Gizi Blok B3 No: 10 Sunter
Umur : 74 tahun
Jenis kelamin : Pria
Berat badan : 76 Kg
Tinggi badan : 160 cm
Anamnesa
Keluhan
Anamnesa
Riwayat
Pemeriksaan Fisis
Keadaan
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hb
: 13,5 g/dL (13-18g/dL)
Ht
: 39 % (40-52%)
Eritrosit
: 4.5 juta/ul
Leukosit
: 6950/ul
Trombosit
: 218.000/ul
Kimia Klinik
Kolestrol Total
: 173 mg/dl
Trigliserida
: 85 mg/dl
HDL
: 42
LDL
: 114
Klorida (Cl)
: 107
EKG : SR
Radiologi : DBN
PSA : 20,2 (N <4.4
ng/mL)
Diagnosa
Rencana
3. Informed consent
3. Pemasangan infus
4. Surat persetujuan
4. Puasakan Pasien
Mesin Anestesi
Komponen I
-Sumber gas
-Flowmeter
-Vaporizer
Komponen II
-Sirkuit napas
Komponen III
-Alat penghubung sistem ventilasi (sungkup muka & pipa ombak)
Infus set
ALAT
1. Set infus
2. Abocath
2. LMA
3. Alcohol swab
4. Micropore
4. Pipa Y-piece
5. Oropharyngeal Airway
6. Plester / Micropore
5. Tourniquet
6. Tiang infus
7. Mandrin / Stilette
8. Forsep Magill
10. Sphygmomanometer
7. Handschoen
8. Cairan infus
(Asering)
= BB x Jenis operasi
= 76 kg x 2 cc/kgbb = 152 cc
JAM KE- 1
Pelaksanaan Operasi
09.00
Pelaksanaan Operasi
09.25
Pengawasan Anestesi
Anestesi dilakukan mulai pukul 09.15, Operasi dimulai pukul
09.20, dan selesai pada pukul 09.30.
Lama Pembiusan : 15 menit
Lama Operasi : 10 menit
Perdarahan : 5 cc
Urin Output : tidak ditampung
Total cairan infus : 100 cc
Post Operasi
score
Kesadaran
Tdk sadar
mengantuk
Bisa bicara
Respirasi
apneu
Respirasi (+)
Ada obstruksi
Respirasi (+)
Airway bebas
Tkn darah
Warna kulit
sianosis
pucat
pink
aktifitas
Gerakan 2
ekstremitas
Gerakan 4
ekstremitas
ALDRETTE SCORE : 9
Bila kesakitan
: Inj. Ketorolac 30 mg i.v
Bila mual & muntah
: Inj. Ondansentron 8 mg i.v
Obat2an
: Sesuai Instruksi DPJP
Infus
: RL 10tts/mnt
Pemantuan TD, N, RR setiap : 15 mnt
Selama
1 Jam
Lainnya
: makan/minum bila sadar betul
BAB III
Tinjauan Pustaka
Inhalasi
Intravena
TIVA
Anestesi Umum
Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran yang bersifat dapat pulih kembali (reversible).
Komponen anestesia yang ideal terdiri:
- Hipnotik
- Analgesik
- Relaksasi otot.
Indikasi
Bayi & anak usia muda
Dewasa yang memilih anestesi umum
Pembedahannya luas / ekstensif
Penderita sakit mental
Pembedahan lama
Pembedahan dimana anestesi lokal tidak praktis atau tidak
memuaskan
Riwayat penderita toksik/ alergi obat anestesi lokal
Penderita dengan pengobatan antikoagulan
Komplikasi
Selama indukasi
Suntikan keluar dari vena stop suntikan
dan cari vena yang lain
- Batuk dan spasme laring hentikan
pemberian obat, beri O2 sampai sianosis
hilang dan frekuensi napas kembali normal
- Sumbatan jalan nafas bunyi snoring
dapat diatasi dengan menarik dagu pasien ke
depan
- Muntah miringkan kepala pasien, meja
dalam posisi trendelenberg
Selama operasi
- Gangguan airway (tanda sianosis) : depresi
pernafasan, sumbatan jalan nafas, pangkal
lidah jatuh kebelakang, kelaianan di dalam
faring, spasme laring, dan bronkospasme.
- Komplikasi sistem kardiovaskular
Perubahan tekanan darah (hipotensi dan
hipertensi)
Perubahan irama denyut jantung
- Komplikasi saluran pencernaan : muntah,
regurgitasi,dan distensi
Teknik Intravena
Definisi
Kelebihan
TIVA
Kelebihan TIVA
Tidak
Propofol
Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan lebih
dikenal dengan nama dagang Diprivan
Mengandung lecitin, glycerol dan minyak soybean,
FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
Ketamin
Ketalar sebagai nama dagang yang pertama kali diperkenalkan oleh Domino dan Carson
tahun 1965 yang digunakan sebagai anestesi umum .2
Opioid (Fentanyl)
Zat sintetik yang kekuatannya 100x lebih poten dibanding morfin
Dapat
digunakan sebagai induksi maupun pramedikasi
FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
Benzodiazepin (Midazolam)
Golongan benzodiazepine bekerja sebagai hipnotik, sedative, anxiolitik, amnestik,
antikonvulsan, pelumpuh otot yang bekerja di sentral.
FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
Pembahasan
Pembahasan
Pasien dibaringkan diatas meja operasi, kemudian dipasang monitor
EKG dan manset sfignomanometer. Lalu kita lakukan pemeriksaan
tanda vital
Pemasangan infus Asering ini agar pasien tidak kekurangan cairan.
Premedikasi obat sedative Midazolam 1,5 mg pasien merasa
nyaman, serta obat analgetik Fentanyl 100 mcg menghilangkan
rasa sakit pada saat pembedahan.
Induksi propofol 30 mg membuat pasien dari keadaan sadar
menjadi tidak sadar.
Pembahasan
Kedalaman anestesi dinilai dari tanda-tanda mata (bola mata
menetap), nadi tidak cepat dan terhadap rangsang operasi tidak
banyak berubah. Jika stadium anestesi sudah cukup dalam, reflek
bulu mata hilang, cukup dipasang nasal kanul dengan aliran oksigen
2 liter saturasi O2 baik sebelum dan selama dilakukan anestesi.
Selama operasi perhatikan tanda-tanda vital.
Diinjeksikan lagi melalui IV propofol 30 mg intermitten setiap 10
menit.
Pembahasan
Recovery room oksigenasi dengan O 2 tetap diberikan,
kemudian dilakukan fungsi vital menurut Aldrettes score
Kesadaran : Mengantuk
Pernafasan
Warna kulit
: 68 x/mnt
Pembahasan
Indukasi
Pramdekasi
Pramedikasi
KESIMPULAN
Pada kasus ini pasien dengan diagnosa BPH PSA tinggi dengan
operasi biopsi prostat dan anestesi umum intravena dengan
nasale canule dikarenakan :
Durasinya operasinya relative singkat dan faktor resikonya lebih
rendah
Keadaan umum pasien memiliki riwayat penyakit sistemik ringan
(hipertensi) (ASA II)
Selama anestesi dan operasi barlangsung tidak didapati
kendala/masalah.
Setelah operasi berhasil pasien segera dipindahkan ke ruang pulih
sadar. Dan berdasarkan kriteria skala pulih sadar yang dinilai pada
pasien ini, didapatkan penilaian pulih sadar dengan nilai 9, yang
bermakna pasien dapat dipindahkan ke dalam ruang perawatan.
TERIMAKASIH