e.c
Salmonella typhoid & S
paratyphi
Pembimbing
dr. Arif Gunawan S.Pd MARS
Pandas dua
Identitas
Pasien
Keluhan
Utama
Keluhan
Tambahan
Sekarang
Penyakit
Riwayat
Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat
Pengobatan
Riwayat
Kebiasaan
Status Generalis
Fisik
Pemeriksaan
Keadaan
Umum
Kesadaran
Compos Mentis
Kesan Sakit
Kesan Gizi
Sakit Berat
Gizi Baik
Tanda Vital
Tekanan
Suhu
Nadi
darah
150/100
mmHg
Pernapas
Gizi
an
37,9 C
70 kali
24
/menit
kali/menit
----
Status Generalis
Fisik
Pemeriksaan
Normocephali
Kepala
Mata
Rambut
Wajah
Konjungtiva
Anemis
Sklera Ikterik
Pupil
-/-
-/-
Isokor
Bentuk normal
Pernapasan cuping
hidung
Hidung
Sekret
Deviasi septum
Discharge
Deformitas
Status Generalis
Fisik
Pemeriksaan
Bentuk normal
Mulut
Typhoid tounge
Pucat
Sianosis
Bentuk normal
Leher
Pemeriksaan Fisik
Thoraks
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Ekstremitas
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
15,1
g/dl
12,0-16,0
Eritrosit
5,25
x10*6/uL
3,60-5,80
Leukosit
10,05
x10*3/uL
3,80-10,60
Trombosit
334
x10*3/uL
150-440
Hematokrit
43,5
35,0-47,0
MCV
83
fL
80-100
MCH
29
Pg
26-34
MCHC
35
g/dl
35-36
12,4
12,0-14,8%
RDW-CV
104
ml/dl
< 140
Ureum
16,9
ml/dl
15,0-50,0
Creatinin
0,76
ml/dl
0,60-1,10
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Metode
S. Thyposa H
(+) 1/80
Negatif
Aglutinasi
S. H Paratyphi A
(+) 1/40
Negatif
Aglutinasi
S. H Paratyphi B
(+) 1/320
Negatif
Aglutinasi
S. H Paratyphi C
(+) 1/40
Negatif
Aglutinasi
S. Thyposa D
(+) 1/320
Negatif
Aglutinasi
S. O Paratyphi A
(+) 1/320
Negatif
Aglutinasi
S. O Paratyphi B
(+) 1/320
Negatif
Aglutinasi
S. O Paratyphi C
Negatif
Negatif
Aglutinasi
Pemeriksaan
EKG
EKG
Pemeriksaan
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
Demam Typhoid e.c Salmonella typhoid
Diagnosis
Banding
Dispepsia
Ulsafat 3 Cth II
Os Mengeluh perut terasa panas sampai dengan dada 1 minggu SMRS, demam naik turun, naik saat sore hari sejak 1 minggu SMRS,
Follow UP
tenggorokan terasa panas, belum BAB 1 minggu, riwayat kebiasan : makan makanan kotor di pinggir jalan.
Tekanan darah : 150/100 mmHg. Suhu : 37,9 C. Nadi : 78 kali /menit. Pernapasan : 24 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/- SI -/Leher: KGB dan tiroid tidak membesar,
Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-)l dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)
Demam Tiphoid
Os mengeluh nafas terasa sulit (+), nyeri ulu hati (+) perut terasa kembung, BAB belum 1 minggu, pusing (+), demam
(+)
Tekanan darah : 120/80 mmHg. Suhu : 37,6 C. Nadi : 78 kali /menit. Pernapasan : 20 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-
Follow UP
Demam Tiphoid
Microlax Susp.
Os mengeluh terasa panas di ulu hati (+), belum BAB 5 hari, meriang (-), BAK normal, mual (-), muntah (-)
Tekanan darah : 140/90 mmHg. Suhu : 37 ,2C. Nadi : 100 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-
Follow UP
Demam Tiphoid
Microlax Susp.
Os mengeluh mual (+), muntah (-), demam (-), kembung (+), BAK normal, belum BAB 6 hari
Tekanan darah : 130/100 mmHg. Suhu : 36,9C. Nadi : 60 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-
Follow UP
Demam Tiphoid
Ulsafat 3 Cth II
Dulcolax 2x2
Tekanan darah : 120/80 mmHg. Suhu : 38,5C. Nadi : 55 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-
Follow UP
Demam Tiphoid
Ulsafat 3 Cth II
Os mengeluh mulas, kembung, makan minum sedikit, perut sakit, mual (+).
Tekanan darah : 130/100 mmHg. Suhu : 36,7C. Nadi : 55 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-
Follow UP
Demam Tiphoid
Ulsafat 3 Cth II
Tinjauan Pustaka
Congestive Heart Failure
e.c
Hypertension Heart Disease
Fisiologi
Anatomi dan
Definisi
Epidemiolo
gi
Faktor Resiko
Umur
Jenis
Kelamin
PJK
Hipertensi
PJR
P. Katup J
Kardiomiop
ati
PJB
Rokok dan
Alkohol
Etiologi CHF
Penyebab lain :
Klasifikasi
A. Pembagian Secara
Deskriptif
Klasifikasi
A. Pembagian Secara
Deskriptif
Klasifikasi
A. Pembagian Secara
Deskriptif
Klasifikasi
B. Berdasarkan Kapasitas
Fungsional dan Kelainan Struktural
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Kriteria Mayor:
- Paroksismal Nokturnal Dispnea atau Ortopnea
- Distensi vena leher
- Ronkhi paru
- Kardiomegali pada hasil rontgen
- Edema paru akut
- S3 gallop
- Peninggian tekanan vena jugularis
- Hepatojugular reflux
Kriteria Minor:
- Edema pergelangan kaki bilateral
- Batuk pada malam hari
- Dyspnea deffort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Takikardi 120x/menit
Kriteria mayor atau minor :
Penurunan BB 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
Penunjang
Pemeriksaan
A. EKG
Penunjang
Pemeriksaan
B. Foto
Thoraks
Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan pada gagal jantung antara lain
C. LAB
mendeteksi
gangguan
elektrolit
(hipokalemia
dan/atau
hiponatremia)
untuk menilai fungsi ginjal dan hati, dan
untuk
mengukur
hemodinamik)
brain
natriuretic
peptide
(beratnya
gangguan
D. Peptida Natriuretik
E. Pemeriksaan Troponin I
atau T
Brain Natriuretic Peptide (BNP) dan pro-BNP sensitif Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal
untuk mendeteksi gagal jantung. dikatakan gagal jantung jika gambaran klinisnya disertai dugaan
300 pg/mL. BNP bermanfaat untuk meminimalisasi troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau
Penunjang
Pemeriksaan
jantung bila nilai BNP 100 pg/mL atau NT-proBNP sindroma koroner akut. Peningkatan ringan kadar
diagnosis
negatif
ekokardiograf
palsu,
bila
tidak
F. Ekokardiografi
Non- Farmakologi
Tatalaksana
Pemantauan berat
badan mandiri
Asupan cairan
Pengurangan berat
badan
Latihan fisik
Farmakologi
Tatalaksana
Komplikasi
Fibrilasi atrium
Fibrilasi
ventrikel
Stroke dan
tromboemboli
Gangguan
fungsi ginjal
Prognosis
CardioRenal
Syndrome