Anda di halaman 1dari 43

Demam Typhoid

e.c
Salmonella typhoid & S
paratyphi
Pembimbing
dr. Arif Gunawan S.Pd MARS
Pandas dua

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti


Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
RSUD Karawang

Identitas
Pasien

Keluhan
Utama

Keluhan
Tambahan

Sekarang

Penyakit

Riwayat

OS datang dengan keluhan sesak napas 1 minggu


SMRS, yang terasa semakin memberat, serta terasa
panas di bagian dada yang terasa sampai menembus
bagian punggung belakang, demam + sejak 1 minggu
yang lalu, naik turun terutama pada malam hari, mual
+

Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Penyakit
Keluarga
Riwayat
Pengobatan
Riwayat
Kebiasaan

Status Generalis

Fisik

Pemeriksaan

Keadaan
Umum
Kesadaran
Compos Mentis

Kesan Sakit

Kesan Gizi

Sakit Berat

Gizi Baik

Tanda Vital
Tekanan

Suhu

Nadi

darah
150/100
mmHg

Pernapas

Gizi

an
37,9 C

70 kali

24

/menit

kali/menit

----

Status Generalis

Fisik

Pemeriksaan

Normocephali

Kepala

Mata

Rambut

Warna hitam dan distribusi merata

Wajah

Simetris dan tampak sakit berat

Konjungtiva
Anemis

Sklera Ikterik

Pupil

-/-

-/-

Isokor

Bentuk normal
Pernapasan cuping

hidung

Hidung

Sekret

Deviasi septum

Discharge

Deformitas

Status Generalis

Fisik

Pemeriksaan

Bentuk normal

Mulut

Typhoid tounge
Pucat

Sianosis

Bentuk normal

Leher

Kelenjar getah bening dan kelenjar


tiroid tidak membesar

Pemeriksaan Fisik
Thoraks

Pemeriksaan Fisik
Abdomen

Ekstremitas

Fisik

Pemeriksaan

HEMATOLOGI 27/10/2016 19:43

Penunjang

Pemeriksaan

Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Hemoglobin

15,1

g/dl

12,0-16,0

Eritrosit

5,25

x10*6/uL

3,60-5,80

Leukosit

10,05

x10*3/uL

3,80-10,60

Trombosit

334

x10*3/uL

150-440

Hematokrit

43,5

35,0-47,0

MCV

83

fL

80-100

MCH

29

Pg

26-34

MCHC

35

g/dl

35-36

12,4

12,0-14,8%

RDW-CV

KIMIA 27/10/2016 19:43


GDS

104

ml/dl

< 140

Ureum

16,9

ml/dl

15,0-50,0

Creatinin

0,76

ml/dl

0,60-1,10

Pemeriksaan

Penunjang

Pemeriksaan

IMUNOLOGI 27/10/2016 20:47

Hasil

Nilai Rujukan

Metode

S. Thyposa H

(+) 1/80

Negatif

Aglutinasi

S. H Paratyphi A

(+) 1/40

Negatif

Aglutinasi

S. H Paratyphi B

(+) 1/320

Negatif

Aglutinasi

S. H Paratyphi C

(+) 1/40

Negatif

Aglutinasi

S. Thyposa D

(+) 1/320

Negatif

Aglutinasi

S. O Paratyphi A

(+) 1/320

Negatif

Aglutinasi

S. O Paratyphi B

(+) 1/320

Negatif

Aglutinasi

S. O Paratyphi C

Negatif

Negatif

Aglutinasi

Pemeriksaan
EKG

Interpretasi hasil EKG:

EKG

Pemeriksaan

Diagnosis Kerja
Tatalaksana
Demam Typhoid e.c Salmonella typhoid

Diagnosis
Banding

Congestive heart failure e.c Rheumatoid


heart disease

Cor pulmonale chronicum

Dispepsia

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Inj Pantoprazol 2x1 gr

Inj Ondansentron 3x8

Ulsafat 3 Cth II

Tab Sanmol 3x1

Hari I (28 Oktober 2016)


S

Os Mengeluh perut terasa panas sampai dengan dada 1 minggu SMRS, demam naik turun, naik saat sore hari sejak 1 minggu SMRS,

Follow UP

tenggorokan terasa panas, belum BAB 1 minggu, riwayat kebiasan : makan makanan kotor di pinggir jalan.

Tekanan darah : 150/100 mmHg. Suhu : 37,9 C. Nadi : 78 kali /menit. Pernapasan : 24 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/- SI -/Leher: KGB dan tiroid tidak membesar,
Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-)l dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Tab Lansoprazole 2x1

Hari II (29 Oktober 2016)


S

Os mengeluh nafas terasa sulit (+), nyeri ulu hati (+) perut terasa kembung, BAB belum 1 minggu, pusing (+), demam
(+)

Tekanan darah : 120/80 mmHg. Suhu : 37,6 C. Nadi : 78 kali /menit. Pernapasan : 20 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-

Follow UP

Leher: KGB dan tiroid tidak membesar,


Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-) dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan epigastrium (+)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), AH (+), OE (-)
A

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Tab Lansoprazole 2x1

Microlax Susp.

Hari III (31 Oktober 2016)


S

Os mengeluh terasa panas di ulu hati (+), belum BAB 5 hari, meriang (-), BAK normal, mual (-), muntah (-)

Tekanan darah : 140/90 mmHg. Suhu : 37 ,2C. Nadi : 100 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-

Follow UP

Leher: KGB dan tiroid tidak membesar


Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-) dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan epigastrium dan suprapubik (+)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)
A

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Tab Lansoprazole 2x1

Microlax Susp.

Hari IV (1 November 2016)


S

Os mengeluh mual (+), muntah (-), demam (-), kembung (+), BAK normal, belum BAB 6 hari

Tekanan darah : 130/100 mmHg. Suhu : 36,9C. Nadi : 60 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-

Follow UP

Leher: KGB dan tiroid tidak membesar


Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-) dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)
A

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Inj Pantoprazol 2x1

Inj Ondansentron 3x8

Ulsafat 3 Cth II

Dulcolax 2x2

Hari V (2 November 2016)


S

Os mengeluh demam (+), sudah BAB semalam.

Tekanan darah : 120/80 mmHg. Suhu : 38,5C. Nadi : 55 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-

Follow UP

Leher: KGB dan tiroid tidak membesar


Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-) dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)
A

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Inj Pantoprazol 2x1

Inj Ondansentron 3x8

Ulsafat 3 Cth II

Hari VI (3 November 2016)


S

Os mengeluh mulas, kembung, makan minum sedikit, perut sakit, mual (+).

Tekanan darah : 130/100 mmHg. Suhu : 36,7C. Nadi : 55 kali /menit. Pernapasan : 18 kali/menit.
Kepala: normocephali, CA -/-, SI -/-

Follow UP

Leher: KGB dan tiroid tidak membesar


Toraks: SNV +/+ Rhonki -/- Wheezing -/BJ I & II regular. Murmur (-) dan
trikuspid saat sistol (-) Gallop (-)
Abdomen: Supel,Bising usus (+) Nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral Hangat (+), Oedem (-)
A

Demam Tiphoid

Infus Ringger Laktat 20 tpm

Inj Ceftriaxon 2x1 gr

Tab Sanmol 3x1

Inj Pantoprazol 2x1

Inj Ondansentron 3x8

Ulsafat 3 Cth II

Tinjauan Pustaka
Congestive Heart Failure
e.c
Hypertension Heart Disease

Fisiologi

Anatomi dan

Definisi

Epidemiolo
gi

Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau


typoid fever. Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya terdapat pada saluran pencernaan (usus halus)
dengan gejala demam satu minggu atau ebih disertai dengan
gangguan saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.

Faktor Resiko

Umur
Jenis
Kelamin
PJK

Hipertensi

PJR

P. Katup J

Kardiomiop
ati

PJB

Rokok dan
Alkohol

Etiologi CHF

Penyebab lain :

Klasifikasi

A. Pembagian Secara
Deskriptif

Klasifikasi

A. Pembagian Secara
Deskriptif

Klasifikasi

A. Pembagian Secara
Deskriptif

Klasifikasi

B. Berdasarkan Kapasitas
Fungsional dan Kelainan Struktural

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Gambar 12. Tanda dan gejala gagal jantung

Gambar 11. Manifestasi klinis gagal


jantung

Tabel 1. Kriteria Framingham untuk Gagal J antung 8

Diagnosis

Kriteria Mayor:
- Paroksismal Nokturnal Dispnea atau Ortopnea
- Distensi vena leher
- Ronkhi paru
- Kardiomegali pada hasil rontgen
- Edema paru akut
- S3 gallop
- Peninggian tekanan vena jugularis
- Hepatojugular reflux
Kriteria Minor:
- Edema pergelangan kaki bilateral
- Batuk pada malam hari
- Dyspnea deffort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Takikardi 120x/menit
Kriteria mayor atau minor :
Penurunan BB 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan

Penunjang

Pemeriksaan

A. EKG

Penunjang

Pemeriksaan

B. Foto
Thoraks

Pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan pada gagal jantung antara lain

C. LAB

adalah: darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit, trombosit), glukosa,


urinalisa, elektrolit (Na & K), ureum dan kreatinine, tes fungsi hati
(SGOT/PT), dan BNP. Pemeriksaan ini mutlak harus dilakukan pada pasien dengan
gagal jantung karena beberapa alasan berikut:
untuk mendeteksi anemia
untuk

mendeteksi

gangguan

elektrolit

(hipokalemia

dan/atau

hiponatremia)
untuk menilai fungsi ginjal dan hati, dan
untuk

mengukur

hemodinamik)

brain

natriuretic

peptide

(beratnya

gangguan

D. Peptida Natriuretik

E. Pemeriksaan Troponin I
atau T

Brain Natriuretic Peptide (BNP) dan pro-BNP sensitif Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal
untuk mendeteksi gagal jantung. dikatakan gagal jantung jika gambaran klinisnya disertai dugaan
300 pg/mL. BNP bermanfaat untuk meminimalisasi troponin kardiak sering pada gagal jantung berat atau

Penunjang

Pemeriksaan

jantung bila nilai BNP 100 pg/mL atau NT-proBNP sindroma koroner akut. Peningkatan ringan kadar
diagnosis

negatif

ekokardiograf

palsu,

bila

tidak

tersedia selama episode dekompensasi gagal jantung pada


penderita tanpa iskemia miokard

F. Ekokardiografi

Non- Farmakologi

Tatalaksana

Pemantauan berat
badan mandiri

Asupan cairan

Pengurangan berat
badan

Latihan fisik

Farmakologi

Tatalaksana

Komplikasi

Fibrilasi atrium

Fibrilasi
ventrikel

Stroke dan
tromboemboli

Gangguan
fungsi ginjal

Secara umum, mortalitas pasien gagal jantung rawat inap


sebesar 5-20% dan pada pasien rawat jalan sebesar 20% pada

Prognosis

tahun pertama setelah diagnosis. Angka ini dapat meningkat sampai


50% setelah 5 tahun pasca diagnosis. Prognosis gagal jantung yang
tidak mendapat terapi tidak diketahui. Sedangkan prognosis pada
penderita gagal jantung yang mendapat terapi yaitu:
Kelas NYHA I : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA II : mortalitas 5 tahun 10-20%
Kelas NYHA III : mortalitas 5 tahun 50-70%
Kelas NYHA IV : mortalitas 5 tahun 70-90%

CardioRenal
Syndrome

Anda mungkin juga menyukai