Anda di halaman 1dari 12

Typhoid Fever

Sukamto S M

Salmonella typhi &


paratyphi
Bakteri gram negatif
Dapat bertahan pada
pH 1.5
Jalur penularan utama
secara oral
Manusia satu-satunya
host dari S. typhi
Ratio demam tifoid
yang disebabkan oleh
S. typhi dan S.
paratyphi adalah 10 :
1 (WHO, 2003)

Salmonella typhi &


paratyphi

Highlight!

Gejala

Total volunter yang menderita demam tifoid


setelah terpapar 1099 & 1088 S. typhi adalah
berturut-turut 98% dan 89%
Total volunter yang menderita demam tifoid
setelah terpapar 105 S. typhi adalah 28% - 55%
Volunter yang terpapar 103 tidak menunjukkan
perkembangan penyakit.

Demam tifoid muncul 7 14 hari paparan S. typhi.


Gejala demam tifoid dapat dikenali berdasarkan durasi
penyakit.
Minggu I Demam, nyeri perut, konstipasi (kadang
diare), batuk kering, sakit kepala, mengigau dan stupor.
Minggu II Rose spots, suhu tubuh mencapai 39 40
o
C, abdomen membesar karena hepatomegali,
bradikardi dan dicrotic pulse.
Minggu III Demam febril, anoreksia, kehilangan bobot
badan, peritonitis, myocarditis, ensefalitis, perdarahan
saluran pencernaan kematian.
Minggu IV Jika pasien bertahan, maka penyembuhan

Epidemiolo
gi
21.6 juta orang terinfeksi
(sekitar 4 orang per 1000
populasi) dan merenggut
200,000 nyawaper tahun
(WHO, 2004)

Faktor
Resiko
Sanitasi & higienitas
makanan yang buruk.
Serangga yang
menghinggapi kotoran.

Diagnosis
Adanya S. typhi dalam kultur (terutama kultur darah)
masih menjadi dasar diagnosis utama.
Salah satu uji yang populer untuk membantu
menegakkan diagnosis demam tifoid adalah Uji Widal.
Tes Widal didasarkan pada adanya antigen O dan H
pada bakteri Salmonella.

Highlight!
Karena beberapa keterbatasan dari Uji Widal, sekarang
sedang dikembangkan beberapa metode lain untuk
diagnosis Salmonella.
IDL Tubex Test Antigen O9
Typhidot IgM & IgG terhadap antigen OMP 50 kD
S. typhi
Dipstick Test LPS

Penanganan
General management
Pemenuhan kebutuhan cairan tubuh
Pemberian antipiretik
Asupan makanan yang cukup dan bergizi
Transfusi darah jika diperlukan

Terapi antimikroba
Efikasi
Ketersediaan
Cost

Terapi Antimikroba
Uji sensitivitas bakteri harus menjadi dasar
penentuan antimikroba yang akan digunakan untuk
pasien tifoid.
Lini pertama

Lini kedua

Kloramfenikol

Kuinolon

Ampisilin

Sefalosporin gen. ke-3

Amoksisilin

Makrolida

Cotrimoksazol

Aztreonam

Terapi untuk Karir S. typhi


Sekitar 1 5% pasien demam tifoid menjadi karir
S. typhi dimana dalam tinjanya ditemukan S.
typhi selama setahun setelah kesembuhan.
Karir S. typhi lebih cenderung terjadi pada
wanita, pasien berumur > 50 tahun dan pasien
dengan kolelitiasis
Untuk mengeradikasi S. typhi pada karir,
alternatif terapinya.

Amoksisilin/ ampisilin + probenesid


Highlight!!
Cotrimoksazol
Pasien yang bekerja di usaha penyediaan makanan
Siprofloksasin
(pabrik makanan/minuman, katering, dll) jangan

langsung masuk kerja setelah sembuh sampai ada data


bahwa dia bukanlah karier S. typhi melalui ketiadaan S.
typhi dalam tinjanya yang diperiksa 3 kali dalam

Pencegahan

Konsumsi air bersih


Konsumsi makanan yang higienis
Sanitasi
Pendidikan kesehatan
Vaksinasi
Highlight!!
Vaksin tifoid secara umum terbagi atas 2 jenis.
Vaksin yang mengandung antigen
Vaksin yang mengandung whole-cell yang telah
dilemahkan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai