Anda di halaman 1dari 18

Teori Evolusi Ilmuwan

Afifah Khoirunnisa
Nona Rafika Wahyuni
Reza
Rifan Ajie Agung
XII MIPA 3

Nama
: Sir Charles Lyell, 1st Baronet,
Kt FRS
Lahir
: Kinnor, For Farshire,
Skotlandia
Tanggal
: 14 November 1797
Meninggal
: 22 Februari 1875 (umur 77)
Kebangsaan
: Britania Raya
Bidang
: Geologi
Dikenal karena
: uniformitarianisme
Dipengaruhi
: James Hutton & John Playfair,
Lamarck, William Bucland
Memengaruhi
: Charles Darwin, Alfred Russel
Wallace, Thomas Henry
Huxley,
Roderick Impey
Murchison
Penghargaan
: Wollaston Medal, Medali
Copley, Medali Royal

CHARLES LYELL (1797-1875)


Profil
Lyell dilahirkan di Skotlandia. Ia mula-mula belajar hukum di Oxford, kemudian ia
menjadi pengacara di London. Akan tetapi ia tertarik sekali akan ilmu geologi, sehingga
dengan segera ia menjadi penulis dari perkumpulan geologi. Pada tahun 1831 ia menjadi
mahaguru dalam ilmu geologi. Ia diangkat menjadi seorang bangsawan dan setelah
meninggal dimakamkan dengan penghormatan besar di Westminister Abbey di London
sebagai seorang sarjana besar.
Teori Uniformitarianisme
Bagi orang-orang geologikataUniformitarianisme sudah tidak asing lagi, merupakan
satu hukum dasar dalam pengembangan ilmu geologi. Uniformitarianisme adalah salah satu
konsep pemersatu paling penting dalam Geosains. Ini konsep yang dikembangkan di akhir
1700-an, menunjukkan bahwa proses bencana tidak bertanggung jawab atas alam yang ada
di permukaan bumi. Konsep tentang uniformitarianisme diasumsikan bahwa hukum alam
yang sama dan proses yang beroperasi di alam sekarang, selalu dioperasikan di alam
semesta di masa lalu. Hal ini sering diringkas sebagai "saat ini adalah kunci ke masa lalu,"
karena meyakini bahwa segala sesuatu terus terjadi karena terbentuknya dunia pada
awalnya.

Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan


pandangan hutton yang lebih dahulu kedalam prinsip geologi
uniformitarianisme yang diterbitkan dalam bukunya PrinciplesofGeology
(1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri
fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarang atau
tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh
berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya
dalam jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai
sekarang.
Ide-ide di balik uniformitarianisme berasal dari karya ahli geologi Skotlandia
James Hutton. Pada 1785, Hutton disampaikan pada pertemuan Royal
Society Edinburgh bahwa bumi memiliki sejarah yang panjang dan bahwa
sejarah ini dapat ditafsirkan dari segi proses saat diamati. Sebagai
contoh, tanah terbentuk oleh pelapukan batuan dasar selama ribuan tahun.
Dia juga menyarankan bahwa teori-teori supranatural tidak diperlukan
untuk menjelaskan sejarah geologi Bumi.

Teori uniformitarianisme juga penting dalam membentuk perkembangan


ide-ide dalam disiplin lain. Karya Charles Darwin dan Alfred Wallace
tentang asal-usul spesies bumi adalah lanjutan ide-ide dari
uniformitarianisme ke dalam ilmu biologi. Teori evolusi didasarkan pada
prinsip bahwa keragaman spesies yang terlihat di bumi dapat dijelaskan
oleh modifikasi sifat genetik seragam selama jangka waktu yang lama.
Darwin dipengaruhi sangat kuat oleh dua kesimpulan yang dihasilkan
dari pangamatan Hutton dan Lyell, yaitu:
Pertama, jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja lambat
dan terus-menerus dan bukan akibat dari kejadian yang tiba-tiba,
maka bumi ini lebih tua dari 6000 tahun seperti yang dinyatakan oleh
banyak ahli teologi.
Kedua, proses yang sangat lambat namun sangat halus yang
bertahan selama periode waktu yang sangat panjang dapat
menyebabkan perubahan yang cukup besar.

KEHIDUPAN
Malthus dilahirkan dalam sebuah keluarga yang kaya. Ayahnya, Daniel, adalah
sahabat pribadi filsuf dan skeptik David Hume dan kenalan dari
Jean-Jacques Rousseau . Malthus muda dididik di rumah hingga ia diterima di
Jesus College, Cambridge pada 1784. Di sana ia belajar banyak pokok pelajaran
dan memperoleh penghargaan dalam deklamasi Inggris, bahasa Latin dan Yunani
. Mata pelajaran utamanya adalah matematika. Ia memperoleh gelar magister
pada 1791 dan terpilih menjadi fellow dari Jesus College dua tahun kemudian.
Pada 1797, ia ditahbiskan dan menjadi pendeta Anglikan di desa.
Malthus menikah pada 1804; ia dan istrinya mempunyai tiga orang anak. Pada
1805 ia menjadi profesor Britania pertama dalam bidang ekonomi politik di
East India Company College di Haileybury di Hertfordshire. Siswa-siswanya
menyapanya dengan sebutan kesayangan "Pop" (yang dapat berarti "papa")
"Populasi" Malthus. Pada 1818, ia terpilih menjadi Fellow dari Perhimpunan
Kerajaan.
Malthus menolak dibuat fotonya hingga tahun 1833 karena ia merasa malu karena
sumbing. Masalah ini kemudian diperbaiki lewat operasi, dan Malthus dianggap
sangat tampan. Sumbingnya juga meluas hingga ke dalam mulutnya yang
memengaruhi bicaranya. Cacat ini adalah bawaan sejak lahir yang cukup lazim di
lingkungan keluarganya.
Malthus dikebumikan di Bath Abbey di Inggris.

PRINSIP KEPENDUDUKAN
Pandangan-pandangan Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi
terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekanrekannya, terutama Rousseau. Esai Malthus juga dibuat sebagai tanggapan
terhadap pandangan-pandangan Marquis de Condorcet. Dalam
AnEssayonthePrincipleofPopulation (Sebuah Esai tentang Prinsip
mengenai Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798,
Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan
mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah
makanan per orang. (Case & Fair, 1999: 790). Ia bahkan meramalkan
secara spesifik bahwa hal ini pasti akan terjadi pada pertengahan abad ke19, sebuah ramalan yang gagal karena beberapa alasan, termasuk
penggunaan analisis statisnya, yang memperhitungkan kecenderungankecenderungan mutakhir dan memproyeksikannya secara tidak terbatas ke
masa depan, yang hampir selalu gagal untuk sistem yang kompleks.

Nama
: Gregor Johann Mendel
Lahir
: Heinzendorf bei Odrau,
Kekaisaran Austria
Tanggal
: 22 Juli 1822
Meninggal
: 6 Januari 1884 (umur 61)
Kebangsaan
: Kekaisaran AustriaHongaria
Bidang
: Genetika
Dikenal karena
: Menciptakan Ilmu Genetika

Buku The Origin of Spesies meyakinkan sebagian besar ahli biologi


bahwa spesies merupakan hasil dari evolusi, tetapi Darwin saat itu tidak
begitu berhasil mendapatkan pengakuan atas idenya yaitu bahwa seleksi
alam adalah mekanisme evolusi. Seleksi alam memerlukan proses penurunan
sifat yang tidak dapat dijelaskan oleh Darwin. Teorinya didasarkan paada apa
yang terlihat seerti paradoks pewarisan : yang sama menurunkan yang sama,
tetapi tidak persis demikian, Kekurangan dari teori Darwin adalah suatu
pemahaman pewarisan yang dapat menjelaskna bagaimana variasi acak akan
muncul dalam suatu populasi, namun tetap bertanggungjawab atas pewarisan
variasi ini secara tepat dari induk kepada keturunannya.
Meskipun Gregor Mendel dan Charles Darwin hidup pada masa yang
sama, akan tetapi penemuan Mendel pada saat itu tidak dihargai oleh orang
lain, dan ternyata tidak ada yang dapat melihat dan menyadari saat itu bahwa
Mendel telah menjelaskan prrinsip dasar pewarisan yang sudah pasti saat itu
menyelesaikan paradoks Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap
konsep seleksi alam.

Teori evolusi genetika dipelopori oleh Gregor Johann Mendel. Gregor Johann
Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan
ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang
warisan tertentu pada tanaman. Ia mengemukakan teori genetika yang berkaitan
dengan adanya sejumlah sifat yang dikode oleh suatu macam gen. Dengan
demikian banyaknya variasi alel menentukan kemampuan terhadap ketahanan
untuk dapat bertahan hidup. Hanya saja pada zaman Mendel, teori ini belum
dipahami dan belum diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk menerangkan teori
yang lain. Teori genetika mengalami stagnasi hampir selama 35 tahun sejak
dikemukakan, dan baru disadari kegunaannya di awal abad ke-20. Teori evolusi
genetika terdiri dari :

a. Hukum Pertama Mendel


Berdasarkan eksperimen persilangan yang dilakukan Mendel dengan
menggunakan satu sifat beda dari tanaman ercis (Pisumsativum), Mendel menarik
beberapa kesimpulan yaitu setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi dari
parental. Satu informasi berasal dari sel jantan dan yang satu lagi berasal dari sel
betina. Hukum petama ini dikenal dengan Hukum segregasi.

b. Hukum Kedua Mendel


Hukum kedua Mendel ini menunjukkan bahwa ketika tanaman induk
membentuk sel-sel gamet jantan dan betina, semua kombinasi bahan
genetik dalam keturunannyam dan selalu dalam proporsi yang sama dalam
setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak
tampak di dalam beberapa generasi karenan didominasi oleh gen yang
lebih kuat.
Temuan Mendel mempunyai implikasi penting dalam evolusi. Karyanya
membantah adanya teori percampuran dalam keturunan (TheBlending
TheoryofInheritence) yaitu pemikiran bahwa ciri orang tua diwariskan
kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diwariskan ke generasi berikut
dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel membuktikan justru
kebalikannyalah yang benar, yaitu faktor genetik yang diwarisi dari orang
tua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam diri anak, dan dalam
generasi berikutnya faktor genetik tersebut akan memisah lagi menjadi
satuan yang ada pada induk aslinya.

Nama
Lahir
Tanggal
Meninggal
Bidang
Penghargaan

: Hugo Marie de Vries


: Haarlem, Belanda
: 16 Februari 1848
: 21 Mei 1935 (umur 87)
: Botani
: Medali Linnean

Bagi kalangan akademisi yang bergelut di bidang botani dan


genetika tentu mengenal Hugo de Vries. Dia adalah seorang
ahli botani dan genetika yang lahir pada tanggal 16 Februari
1848, di Haarlem, Belanda. Haarlem adalah sebuah daerah di
Belanda yang kaya dengan tumbuhan hidup. Dari kota tersebut
Hugo de Vries mulai mengenal dunia tumbuhan. Hugo de Vries
menempuh pendidikan pertama kali di sebuah sekolah Baptis
swasta di Haarlem. Saat beranjak dewasa, Hugo de Vries
menempuh pendidikan di De Vries gimnasium (atau SMU) Den
Haag, kemudian meneruskan ke Universitas Leiden pada
tahun 1866. Di sini, ia membaca dua karya yang sangat
merangsang minat dalam botani: Darwin Origin of Species
(1859) dan Julius Sachs 'Textbook of Botany (1868).

Dari kedua buku tersebut Hugo de Vries menilai bahwa Darwin tidak dapat
mengidentifikasi apa yang menyebabkan evolusi, dan perubahan dalam
organisme. De Vries kemudian bertekad untuk mengembangkan teori
sendiri. Salah satu penemuan fenomenal dari Hugo de Vries membahas
teori karakteristik keturunan yang merupakan unit independen. Hugo de
Vries beranggapan bahwa mereka tidak bisa "dicampur" seperti dua
cairan. Ia menegaskan bahwa setiap karakteristik diekspresikan secara
fisik, dan ia disebut bahwa representasi fisik suatu pangene.
Teori yang dikemukakan oleh Hugo de Vries tersebut sangat mirip dengan
teori modern keturunan, yaitu pangenes tumbuh dan membelah menjadi
dua pangenes baru; satu set pangenes diteruskan ke keturunan; pangene
dapat aktif atau laten; beberapa karakteristik dapat diwakili oleh lebih dari
satu pangene. Pada akhirnya penemuan dari Hugo de Vries ini
didokumentasikan oleh Gregor Mendel, seorang biarawan Austria.
Langkah Gregor Mendel tersebut menciptakan kehebohan di kalangan
ilmuwan, dan banyak berbondong-bondong untuk menyelidiki. Namun de
Vries merasa ada yang belum lengkap. Terutama mengenai pembahasan
hukum segregasi yang dikemukakan Mendel dari teori awalnya.

Dalam hukum tersebut, Mendel menjelaskan bagaimana ciri-ciri yang ada


didistribusikan untuk menciptakan variasi, tetapi bukan bagaimana spesies
baru berasal. Kemudian De Vries melengkapi dalam teorinya bahwa evolusi
terjadi dalam lompatan mendadak karena mutasi, tidak secara bertahap
bertahap seperti yang disarankan oleh Darwin. Dia percaya suatu spesies
mutan diproduksi pada kurun waktu yang relatif singkat evolusi sepanjang
hidup, dan hanya berguna atau "progresif" karakteristik berkontribusi pada
evolusi dari spesies. Teori ini dijelaskan oleh Hugo de Vries dalam bukunya
Die Mutationstheorie (Teori Mutasi), selesai tahun 1903. Dari penemuan inilah
kemudian pembahasan dan pengkajian mengenai botani dan genetika
menjadi berkembang pesat. Teori yang ditemukan oleh Hugo de Vries menjadi
dasar teori utama bagi peneliti di bidang botani dan genetika di seluruh dunia.
Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri
perubahan dalam plasma benih (perubahan-perubahan) genetik yang di sebut
mutasi. Perubahan-perubahan itu mungkin sangat besar atau sangat kecil,
tetapi perubahan-perubahan itu tidak ekivalen (setara dengan variasi
individual). Sejak tahun 1875 para ahli botani mempelajari proses-proses
dalam plasma sel benih dan hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil
penelitian diperoleh asal-usul dari variasi yang diwariskan dan sitogenik atau
proses-proses genetik yang semuanya penting dalam pengertian proses
evolusi. Pokok-pokok mutasi itu dapat digolongkan sebagai berikut:

Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen


ultramikroskopis dan tersusun Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab
tentang perkembangan karakteristik dalam tiap individu.
Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom yang homolog dan
membagi dua jumlah total untuk tiap gamet.
Fertilisasi persatuan secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin
yang berbeda, menyatukan kromosom-kromosom yang terpisah
secara pilihan yang berasal dari orang tuanya, menghasilkan individuindividu yang berbeda kombinasi gennya.
Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi
dalam gen-gen dan ada penataan kembali kromosom. Kedua proses
itu menghasilkan perubahan pemilihan karakteristik yang diteruskan
pada generasi berikutnya.
Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat pada lalat buah, dan jelas
berlangsung dalam alam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul
individu-individu baru, sehingga populasi spesies itu akan menjadi
heterozigot tinggi (Sihombing, dkk :2007).

Thank You

Anda mungkin juga menyukai