Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AFLATOKSIN
KELOMPOK 10 :
FEBIAN GITA P (1400023081)
NISA PUTRI M A (1400023082)
SALISTIA OKTA N (140003084)
HANUN NABILLA (1400023086)
MIKA TRIZA MISBA (1400023088)
RIVIANA NURHALIFAH (1400023089)
POLIKETIDA
Merupakan senyawa yang dalam biosintesisnya
melalui jalur asetat malonat, tanpa proses reduksi
pada gugus keton.
AFLATOKSIN
Merupakan segolongan senyawa toksik (mikotoksin
yang berasal dari fungi) yang dikenal mematikan
dan karsinogenik bagi manusia dan hewan.
Pengolahan Simplisia
A. Biji Cacao
Pada biji cacao dilakukan dengan pencucian
untuk menghilangkan kotoran seperti jamur yang
menempel. Kemudian dilakukan pengeringan
dalam tahap ini biji cacao pada awalnya memiliki
kadar air sekitar 60% harus di turunkan 7% hal
tersebut untuk menjaga kualitas biji cacao baik
pada
saat
proses
penyimpanan
maupun
pengangkutan setelah itu dilakukan maserasi.
B. Kunyit
Pada
kunyit
dilakukan
pencucian,
hindari
pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan
senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut
dalam air, melakukan perajangan setelah itu
dilakukan pengeringan dengan 2 cara dengan
sinar matahari atau dengan alat pemanas atau
oven dilakukan pengeringan selama 3-5 hari atau
setelah kadar airnya dibawah 8% pengeringan
didalam oven dilakukan pada suhu 50-60C
dilakukan maserasi.
Isolasi
Biji
Kakao
Ekstraksi biji kakao dilakukan dengan menggunakan
metode ekstraksi maserasi. Biji cacao dikupas
kulitnya lalu ditumbuk hingga diperoleh serbuk
kasar yaitu sebanyak 500gr serbuk biji di maserasi
dengan pelarut aseton : air (7:3) sebanyak 1,25L ,
didiamkan selama 5 hari sambil sesekali di aduk
kemudian filtrat disaring. Perlakuan diulangi 2 kali
sebanyak 2 kali. Ekstrak yang diperoleh yang
dibebas lemakkan dengan n-hexan. Ekstrak aseton :
air yang diperoleh diuapkan pada rotafapor hingga
diperoleh ektrak kental sebanyak 2,25 gr
Kunyit
HASIL IDENTIFIKASI
Metode ELISA
Sampel (biji kakao) dikeringkan dan dilarutkan pada
metanol 70%, diamkan 30 menit sampai mengendap.
Saring endapan dan filtrat.
1.
2. Metode HPLC
Fase gerak = asetonitril:metanol:aquabidest 1:3:6
Panjang gelombang eksitasi = 365nM
Panjang gelombang emisi = 450nm.
Standar = standar aflatoksin yang diencerkan
dengan asetonitril.
Untuk sampel diambil 25gram + 5gram serbuk
NaCL + 125ml metanol 70% dihancurkan dengan
blender. Saring, ambil 15ml filtrat dan encerkan
dengan 330ml aquabidest, homogenkan. Sampel
diinjeksikan sebanyak 60 mikroliter kedalam
kromatografi lalu analisis hasil kurvanya