Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 6

Indah Dwi Kuswara


1400023051
L.M. Wasman Satria
1400023052
Gurit Timur Pratiwi
1400023053
Hasbi As-Shiddiq
1400023054
Eri Andang Prasetyantoro
1400023055
Sajidda Sitna Sari
1400023057
Kiki Tri Riani
1400023058
Pradeka Hutari
1400023059

Benzofenon adalah senyawa organik dengan


rumus (C6H5)2CO
Benzofenon diproduksi dengan cara oksidasi
difenilmetana oleh udara menggunakan katalis
tembaga. Di laboratorium Benzofenon dihasilkan
melalui
reaksi
benzena
dengan
karbon
tetraklorida,
diphenyldiklorometana
yang
dihasilkan kemudian dihidrolisis

Benzofenon biasa digunakan sebagai inisiator foto


dalam aplikasi UV-curing, seperti tinta, pencitraan, dan
pelapisan transparan dalam industri percetakan.
Benzofenon mencegah sinar ultraviolet (UV) merusak
aroma dan warna dalam produk parfum dan sabun.
Benzofenon juga ditambahkan ke kemasan plastik
sebagai penghalang sinar UV guna mencegah fotodegradasi
polimer,
kemasan
atau
isinya.
Penggunaannya memungkinkan produsen untuk
mengemas produk dalam kaca bening atau plastik
(seperti botol air PETE). Tanpa itu, kemasan buram
atau gelap akan diperlukan.
Benzofenon digunakan secara luas pada produk rumah
tangga, seperti sunglasses, pengemasan makanan,
laundry dan produk pembersih untuk melindungi dari
sinar UV.

Produk perawatan tubuh seperti pelembab bibir, cat


kuku, foundation, sunscreens bayi, fragrance (pewangi),
shampo, conditioner, hair spray dan moisturizer banyak
menggunakan Benzofenon. Ia berfungsi sebagai
pelindung
dari
radiasi
ultraviolet.
Turunan
benzophenon,
seperti
benzofenon-2
(BP2)
dan
oxybenzone (benzofenon-3 or BP3) merupakan bahan
yang biasa terdapat dalam tabir surya atau sunscreen.
Toksisitas Sistem Organ
Berbeda dengan yang terjadi di negeri ini, Otoritas
Keamanan Makanan Eropa (EFSA) mengklasifikasikan
benzofenon sebagai zat toksik. Karena benzofenon
dapat menyebabkan hipertrofi hati tikus pada dosis
rendah.
Oksibenzon
dapat
terserap
kulit
dan
menumpuk dalam darah, ginjal dan hati, dan mungkin
beracun bagi sel-sel hati.

Beberapa studi memperlihatkan bahwa benzofenon


memiliki aktivitas mempengaruhi hormon estrogen yang
kecil. Namun, penelitian mengenai benzofenon pada
tikus betina remaja menyimpulkan bahwa benzofenon itu
sendiri tidak bersifat estrogenik. Akan tetapi dapat
berubah menjadi estrogenik ketika dimetabolisme oleh
tubuh menjadi bahan kimia lainnya (misalnya, hasil
metabolisme
benzofenon
menjadi
phydroxybenzophenone adalah zat yang estrogenik).
Benzofenon merupakan racun bagi organisme air.
Oksibenzon persisten dan dapat terakumulasi dalam
lemak. Konsentrasi oksibenzon di lingkungan sekitar
sangat dipengaruhi musim. Kemungkinan sangat tinggi
di daerah di mana tabir surya banyak digunakan dalam
bulan tertentu

Sesuai dengan bagian yang digunakan, misalkan


pada mahkota dewa yang dipakai daging
buahnya, maka dipilih buah yang sudah tua,
dicuci lalu ditiriskan, kemudian dirajang sehingga
diperoleh
potongan-potongan
kecil
dan
dikeringkan.

1. Pada daging buah mahkota dewa


Ekstraksi dan Pemisahan:
Simplisia sebanyak 500 gram diekstraksi
secara refluks dengan n-heksan selama 3 jam
dan dilakuka sebanyak 3 kali, kemudian
diuapkan dan disaring. Terhadap bagian residu
dilakukan pengekstraksiannya dengan pelarut
etilasetat dengan cara yang sama, metanol dan
terakhir dengan air.

Fraksinasi dan Pemurnian


Untuk isolasi dan pemurnian ekstrak metanol, ekstrak
metanol sebanyak 2 gram dikromatografi kolom
(SiO2, krloroform : metanol = 4:1 ~ 1:1, kloroform :
metanol : air = 5:5:1) memebrikan 4 fraksi. Fraksi 2
di kromatografi kolom (SiO2, kloroform : metanol
=1;1) memberikan senyawa isolat benzofenon dan
senyawa
isolat
benzofenon
glikosida.
Pemurnian ekstrak air sebanyak 10 gram dilakuka
dengan silika gel menggunakan pelarut kloroform :
metanol = 1:1, kloroform:metanol: air= 5:5:1, dan
memberikan 8 fraksi. Fraksi 4 dikromatografi kolom
(SiO2, kloroform: metanol: air= 5:5:1) memberikan
senyawa isolat benzofenon glikosida.

2. Pada kayu batang manggis


Metode isolasi ekstraksi, maserasi, fraksinasi
dengan kromatografi cair vakum atau KCV,
kromatografi kolom grafitasi (KKg) dan pemurnian
dengan kromat ografi lapis tipis preparatif (KLTp)
dan rekristalisasi
3. Pada Daun Jambu Biji
Metode kromatografi
4. Pada daun muda Agarwood
Dilarutkan etanol lalu diekstraksi

Pemeriksaan isolat dengan spektrofotometri IR dan


spektrofotometri UV.
Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik meliputi bentuk buah,
permukaan buah, warna buah, bentuk biji, warna
dan ukuran biji, serta ciri simplisia.
Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk
simplisia buah mahkota dewa yang diletakkan
diatas kaca objek dan diberi beberapa tetes
kloralhidrat 70% kemudian diamati dibawah
mikroskop.

Penetapan Kadar Air


Bahan ditimbang secara akurat dalam cawan uap yang
telah ditara, kemudian dikeringkan pada 105o C
selama 5 jam dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan
pada interval 1 jam hingga perbedaan diantaranya
tidak lebih dari 0,25%.
Penetapan kadar abu total
Sejumlah 2 gram serbuk simplisia ditimbang lalu
dimasukkan kedalam krus silikat atau krus platina yang
telah dipijar dan ditara. Krus dipijarkan perlahan-lahan
hingga arang habis, kemudian krus didinginkan lalu
ditimbang. Kadar abu total dihitung terhadap bahan
yang dikeringkan di udara.

Penetapan Kadar Abu Larut Air


Abu yang diperoleh dari penetaan kadar abu total didihkan
dengan 25ml air selama 25 menit. Bagian yang tidak larut
air dikumpulkan, kemudian disaring melalui kertas saring
bebas abu dan dicuci dengan air panas, setelah itu
dipijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari 450o
C hingga bobot tetap, kemudian ditimbang. Kadar abu yang
larut dalam air dihitung terhadap bahan yang dikeringkan
di udara.
Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu total didihkan
dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit. Bagian
tidak larut asam dikumpulkan kemudian disaring melalui
kertas saring bebas abu dan dicuci dengan air panas, kertas
saring dipijar sampai bobot tetap, kemudian ditimbang.
Kadar abu tidak larut asam dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan di udara.

Penetapan Kusut Kering


Ditimbang 1-2 gram zat uji dalam botol timbang
dangkal
bertutup
yang
sebelumnya
telah
dipanaskan pada suhu penetapan nselama 30 menit
dan telah di tara. Jika zat uji berupa hablur besar
digerus dengan cepat hingga ukuran butiran lebih
kurang 2 mm dan ditimbang segera. Zat dalam botol
ditimbang diratakan dengan menggoyangkan botol
hingga merupakan lapisan setebal lebih kurang 5-10
mm, di masukkan kedalam lemari pengering, dibuka
tutupnya dan dikeringkan beserta tutup botolnya
pada suhu 1050C hingga bobot tetap.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai