SISTEM PERNAFASAN
H. HERMAWAN WAHYUDI, S.Kep.,MM.Kes
Gagal Nafas
Pengertian
Jenis
Etiologi
1.
2.
3.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran
dan perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada
obstruksi jalan nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks,
pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin
meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk
memperbaiki patologi yang mendasar
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan
materi lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis,
embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang
menyababkan gagal nafas
Patofisiologi
Pasien mengalami toleransi terhadap
hipoksia dan hiperkapnia yang memburuk
secara bertahap. Setelah gagal nafas akut
biasanya paru-paru kembali ke asalnya.
Pada gagal nafas kronik struktur paru alami
kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi
pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt.
Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi
(normal 10-20 ml/kg).
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
Sedang : PaO2 < 60 mmHg
Berat : PaO2 < 40 mmHg
Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
Hemodinamik
EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
Disritmia
PENATALAKSANAAN
SUPLEMEN OKSIGEN
Pemberian O2
peningkatan Gradien
Difusi
peningkatan PaO2
1
Mukolitik
Postural orainase
Chest physical therapy
Nasotracheal suctioning
Cough/deep Breathing Exercise
Pengkajian
1.
2.
3.
Airway
Peningkatan sekresi pernapasan
Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
Breathing
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesori pernapasan
Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
Papiledema
Penurunan haluaran urine
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien
dapat mempertahankan pola pernapasan yang
efektif
3.
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan :
Frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
normal
Adanya penurunan dispneu
Analisa gas darah dalam batas normal
1
Intervensi :
Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan.
Kaji tanda vital dan tingkat kesasdaran setaiap jam dan prn
Monitor pemberian trakeostomi bila PaCo2 50 mmHg atau PaO2< 60 mmHg
Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan
pesanan
Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan
PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2
Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam
Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai
45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan
Berikan dorongan untuk batuk dan napas dalam, bantu pasien untuk mebebat
dada selama batuk
Instruksikan pasien untuk melakukan pernapasan diagpragma atau bibir
Berikan bantuan ventilasi mekanik bila PaCO > 60 mmHg. PaO2 dan PCO2
meningkat dengan frekuensi 5 mmHg/jam. PaO2 tidak dapat dipertahankan
pada 60 mmHg atau lebih, atau pasien memperlihatkan keletihan atau depresi
mental atau sekresi menjadi sulit untuk diatasi.
Intervensi :
Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn,
laporkan perubahan tinmgkat kesadaran pada dokter.
Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya
kecenderungan kenaikan dalam PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi
Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan
peningkatan atau penyimpangan
Pantau irama jantung
Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik,
steroid.
Daftar Pustaka
Hudak and Gallo, (1994), Critical Care Nursing, A
Holistic Approach, JB Lippincott company, Philadelpia.
Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM,
(2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien, EGC, Jakarta.
Reksoprodjo Soelarto, (1995), Kumpulan Kuliah Ilmu
Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta.
Suddarth Doris Smith, (1991), The lippincott Manual of
Nursing Practice, fifth edition, JB Lippincott Company,
Philadelphia
EFFUSI PLEURA
Adanya akumulasi cairan di dalam rongga pleura.
Kondisi ini jarang bersifat primer tetapi sekunder
akibat penyakit lain
Pertimbangan Fisiologis
Rongga pleura merupakan rongga
potensial
Memiliki 10-20 cc cairan yang berfungsi
sebagai
lubricant
saat
paru
mengembang dan mengempis
Memiliki tekanan negatif ( + - 2 mmHg)
Adanya akumulasi cairan dalam rongga
pleura
akan
mengganggu
proses
ventilasi dimana complience paru akan
menurun
Pathofisologi
Cairan masuk kedalam rongga pleura melalui
mekanisme :
Peningkatan tekanan intra kapiler pulmoner
Peningkatan permeabilitas kapiler pulmoner
Penurunan tekanan osmotik koloid ; hypoalbumin
Peningkatan tekanan negatif intrapleural ; atelektasis
Kerusakan ataupun kegagalan drainage limfatik pada
rongga pleura ; obstruksi atau carcinoma mediastinal
PENGKAJIAN
Keluhan utama yang biasa dirasakan
adalah sesak nafas dan nyeri dada.
Kaji dengan pendekatan :
Provocative Palliative
Quality Quantity
Region Radiaton
Severity
Time Bound
Pemeriksaan Fisik
Ditemukan tanda dan gejala sesuai dengan penyakit
primernya
Ditemukan tanda dan gejala yang berhubungan dengan
akumulasi cairan didalam rongga pleura
Pengkajian : Respirasi
Pengkajian : Sirkulasi
Tachycardi, rate reguler / ireguler
TD normal atau meningkat
Bila Effusi pleura akibat gagal jantung ditemukan tanda
gejala gagal jantung
Pengkajian : Integumen
Cyanosis
Suhu tubuh normal / meningkat
Diaphoresis
Pada gagal jantung ditemukan akral yang dingin,
oedema (gagal jantung, gangguan hepar)
DIAGNOSTIK
1.
2.
3.
4.
Kecemasan
Lingkungan tenang
Pentingnya melaksanakan hal yang
menunjang kesehatan ; istirahat, nutrisi
Jawab setiap pertanyaan klien dengan
jelas
Jelaskan tanda dan gejala yang
memerlukan tindakan segera
PRINSIP-PRINSIP WSD
Sistem drainage harus memiliki kemampuan
untuk mengangkat apapun yang terakumulasi
dalam rongga pleura
Rongga pleura yang normal dan fungsi
cardiopulmoner dapat dipertahankan
Sistem 1 botol
44
Sistem 2 botol
Botol
1
sebagai
pengumpul
Efektifitas tergantung
gravity, atau kekuatan
suction dari vacum
yang diberikan
45
Sistem 3 botol
Efektifitas
tergantung
gravity
Suction
dikontrol
pada botol
III
46
AREA INSERSI
INTERCOSTA 2 3 UNTUK MENGANGKAT
UDARA
INTERCOSTA 7 KE BAWAH UNTUK
MENGANGKAT CAIRAN
TUJUAN
Mengangkat cairan, gas dari rongga
pleura
Reekspansi paru dan mengembalikan
fungsi normal cardiorespirasi setelah
pembedahan, trauma, atau kondisi
medis (penyakit)
PERAWATAN
Tube dari dada klien masuk kedalam botol
berada dibawah permukaan air (larutan
fisiologis)
Periksa secara periodik, fiksasi bila perlu :
Tube dari dada klien berada 2,5 cm dibawah
permukaan air
Tube yang pendek harus terbuka ke
atmosfer
Fluktuasi/undulasi akan
berhenti bila
Paru-paru telah reekspansi
Tube/slang terobstruksi oleh bekuan darah, fibrin, dll
Adanya posisi loop
Suction tidak berfungsi
Pneumothorax:
Opening that connect the
outside air with intrapleural
space; result is that air flows
into intrapleural space; this
eliminates the pressure
gradient between the thoracic
cavity and the atmosphere,
and the lungs cannot inflate
GAMBARAN
PNEUMOTHORAX
SIMULASI PHANTOM
CT Thorax
Conclusion
ASMA
Penyakit jalan
nafas yang
intermiten,
reversible di
mana trakea
dan bronki
berespons
dalam secara
hiperaktif
terhadap stimuli
tertentu.
JENIS-JENIS ASMA
Asma Alergik
Asma Idiopatik atau Nonalergen
Asma Gabungan
PATOFISIOLOGI
Asma adalah obtruksi jalan napas
difus reversible.
Obstruksi disebabkan oleh satu atau
lebih dari yang berikut ini:
Kontraksi otot-otot yang mengelilingi
bronki, yang menyempitkan jalan
napas.
Pembengkakan
membran
yang
melapisi bronki.
Pengisian bronki dengan mukus yang
kental.
MANIFESTASI KLINIS
Batuk
Dispnea
Mengi
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Agonis Beta
2. Metilsantin
3. Antikolinergik
4. Kortikosteroid
5. Inhibitor sel mast