HIDROLOGI

OLEH : SRI EKO WAHYUNI

SESI-4, 2012

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

No Tujuan Khusus
Pembelajaran

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan

Estimasi
Waktu

Referensi

4.

- Missing data.
- Pengertian
periode ulang.
- Menguji
konsistensi data
hujan.
- Perhitungan
intensitas hujan.

-Missing data dengan

2 x 50

Buku a ,
b, c, d, e, f

Mahasiswa
dapat menjelas
kan tentang
pengisian data
hujan yang
hilang, periode
ulang,
konsistensi
data curah
hujan,
intensitas

Rata-rata aljabar,
Perbandingan normal,
Reciprocal Methode,
contoh soal.
- Pengertian periode
ulang.
-Menguji konsistensi
data hujan dengan
metode Double Mass
Curve, contoh soal.
-Perhitungan
intensitas hujan dari
curva IDF, cara :
Talbot, Ishiguro,
Sherman.
-Contoh soal.

PENGISIAN DATA HUJAN

YANG HILANG (MISSING DATA) :

Ada 3 macam cara :

1. Cara Aljabar
2. Cara Perbandingan
Normal
3. Cara Kebalikan
Kuadrat Jarak

1. CARA ALJABAR :
Digunakan jika perbedaan curah hujan tahunan normal
di Stasiun terdekat < 10% dari Stasiun hujan yg
kehilangan data.

1
Px Pa Pb Pc ..... PN
N

PERBANDINGAN NORMAL :
akan jika perbedaan curah hujan tahunan normal di
un terdekat > 10% dari Stasiun hujan yg kehilangan d

1
Px
N

N x Pa

Na

N x Pb

Nb

N x PN
.....

NN

= Curah hujan di Stasiun X yang datanya missing.

Curah hujan tahunan rata-rata di Stasiun X.
b, Pn = Curah hujan di Stasiun A, B....n pada saat terte
b, Nn = Curah hujan tahunan rata-rata di Stasiun A, B

CONTOH SOAL :
Dari suatu daerah aliran sungai yang mempunyai 4
buah stasiun curah hujan A, B, C, D, diketahui data
sbb :
Curah hujan tahunan rata-rata :
ND = 977,90 mm
NA = 1120,14 mm
NB = 934,72 mm
NC = 1198,88 mm

Sedangkan curah hujan bulan Agustus 1997 di Stasiun A :

PA = 106,7 mm
PB = 88,9 mm
PC = 121,9 mm.
Berapa besar curah hujan pada bulan Agustus di Stasiun D ?

PENYELESAIAN :
Perbedaan A 1120
D :,14 977,9 x100% 14,5%
977,9
Perbedaan B 934
D,72
: 977,9 x100% 4,4%
977,9
Perbedaan C 1198
D :,88 977,9 x100% 22,6%
977,9

BEDA > 10% PAKAI METODA PERBANDINGAN NORM

1
PD
3

N D PA N D PB N D PC

N A N B NC

1 977,9 x106,7 977,9 x88,9 977,9 x121,9

PD


95,20mm
3 1120,14
934,9 1198,88

Curah hujan bulan Agustus 1977 di Stasiun D = 95,20 mm.

3. CARA KEBALIKAN KUADRAT

JARAK
(RECIPROCAL
METHOD).
1
1
1
P

z
z
z Pc
A
B

dx A
dx B
dx C Penentuan hujan lokal d
Px
1
1
1
data di sekitarnya.

z
z
z
dx A

dx B

Contoh 1 : Y

dx C

Titik B, C, D, E, F diketahui

besarnya curah hujan.

C(1,6)

5
D(3,2)
B(4,2)
-5

A(0,0)
E(3,3)

F(2,2)

MENCARI HUJAN DI
STA. A :
Tentukan sumbu X-Y melalui

titik A (0,0).
X
Tulis koordinat (kolom 3,4).
Estimasi hujan ditentukan
1sbb.:
2
2
2pemberat
dengan
faktor
;
W

dxi X Y
2
dxi

TTK HUJAN (P) X

A
B
C
D
E
F

1.6
1.8
1.5
2.0
1.7

0
4
1
3
3
2

Y dxi X Y
0
2
6
2
3
2

20
37
13
18
8

1
dxi

10 3

PxW

50
27
76.9
55.6
125.0

80
48.8
115.4
111.2
212.5

334.5

567.7

Jadi Curah Hujan di Stasiun A : P 567,7 1,7mm

334,5

KELEMAHAN CARA INI :

Hasil estimasi < dari harga yang terbesar
dan > dari harga yang terkecil.

CONTOH 2 : Dari suatu daerah aliran sungai yang

mempunyai 5
buah tasiun penakar hujan
diketahui data sbb :

Sta.
A
B
C
D
E

Koordinat
( 15 ; 10 )
( 5 ; -20 )
( 10 ; 0.0 )
( -20 ; 15 )
(-25 ; 10 )

Curah Hujan (mm)

220
170
198
203

Hitung besarya curah hujan pada Stasiun C !

PENYELESAIAN :
Dengan menggunakan metode Kebalikan Kuadrat Jarak,
maka harus dibuat sistem koordinat baru dengan titik
pusat koordinat C (0,0) sehingga diperoleh koord. baru sbb.:

Y (Lama) Y (Ordinat baru)

D(-30,15)
198 mm

A(15,10) Koord.lama
A(5,10) koord.baru
220 mm

E(-35,10)
203 mm

C(10,0)
C(0,0)
10

B(-5,-20)
170 mm

X=X

Titik Hujan/P

dxi X Y
2

1
W 2 10 4
dxi

1
dxi

4
10
R
2

220

10

125

80

17600

170

-5

-20

425

23,53

4000,1

198

-30

15

1125

8,889

1760,022

203

-35

10

1325

7,547

1532,041

Jumlah

119,966

24.892,163

Jadi besarnya curah hujan di Stasiun C :

24.892,163
PC
207,493mm.
119 .966

CONTOH 3 : Dari suatu daerah aliran sungai yang

mempunyai 5
buah tasiun penakar hujan
diketahui data sbb :

Sta.
A
B
C
D
E

Koordinat
( 15 ; 10 )
( 5 ; -20 )
( 0 ; 10 )
( -20 ; 15 )
(-25 ; 10 )

Curah Hujan (mm)

220
170
198
203

Hitung besarya curah hujan pada Stasiun C !

PENYELESAIAN :
Dengan menggunakan metode Kebalikan Kuadrat Jarak,
maka harus dibuat sistem koordinat baru dengan titik pusat
koordinat C (0,0) sehingga diperoleh masing2 koordinat sbb. :

D(-20,5)
198 mm

E(-25,0)
203 mm

C(0,10)
C(0,0)

O(0,0)

A(15,0)

220 mm

X
(baru)

B(5,-30)
170 mm

Titik Hujan/P

dxi X Y
2

1
W 2 10 4
dxi

1
dxi

4
10
R
2

220

15

225

44,4

9.768

170

-30

925

10,8

1.836

0,0

198

-20

425

23,5

4.653

203

-25

625

16,0

3.248

Jumlah

94,7

19.505

Jadi besarnya curah hujan di Stasiun C :

19.505
PC
205,97mm.
94,7

CONTOH 4 : Dari suatu daerah aliran sungai yang

mempunyai 5
buah tasiun penakar hujan
diketahui data sbb :

Sta.
A
B
C
D

Koordinat
(5;5)
( 15 ; 10 )
( 10 ; 10 )
( 15 ; 15 )

Curah Hujan (mm)

155
165
190

Hitung besarya curah hujan pada Stasiun B !

PENYELESAIAN :
Dengan menggunakan metode Kebalikan Kuadrat Jarak,
maka harus dibuat sistem koordinat baru dengan titik pusat
koordinat B (0,0) sehingga diperoleh masing2 koordinat sbb. :

Ylama

Ybaru
190 mm
D(15,15)
D(0,5)
C(10,10)
C(-5,0)

165 mm

A(5,5)
A(-10,-5)
155 mm

O(0,0)
Titik pusat koord. lama

B(15,10)
B(0,0)

Xbaru

Titik pusat
koord. baru
Xlama

Titik Hujan/P

dxi X Y
2

1
W 2 10 3
dxi

1
dxi

3
10
P
2

155

-10

-5

125

1.240

165

-5

25

40

6.600

190

25

40

7.600

88

15.440

Jumlah

Jadi besarnya curah hujan di Stasiun B :

16.069
Pb
175,45mm.
100,6

PERIODE ULANG (RETURN PERIOD = Tr)

Adalah periode di mana banjir/hujan dengan
suatu besaran tertentu akan disamai atau
dilampaui sekali dalam jangka waktu tersebut.
Dalam hal ini tidak ada pengertian bahwa
kejadian tersebut akan berulang secara teratur
untuk setiap periode ulang.
CONTOH :
MISAL HUJAN RENCANA DENGAN Tr = 5 TAHUN
ADALAH X5 = 100 mm, TIDAK BERARTI HUJAN SEBESAR
100 mm AKAN TERJADI SECARA PERIODIK 1 KALI
SETIAP 5 TAHUN, MELAINKAN SETIAP TAHUNNYA
ADA KEMUNGKINAN 1/5 KALI TERJADI HUJAN YANG
BESARNYA 100 mm.
ARTINYA :
DALAM 5 TAHUN ADA KEMUNGKINAN 1 KALI
TERJADI HUJAN YANG BESARNYA 100 mm.
DALAM 10 TAHUN ADA KEMUNGKINAN 2 KALI
TERJADI HUJAN YANG BESARNYA 100 mm.

PERIODE ULANG DITENTUKAN OLEH

BEBERAPA FAKTOR SEPERTI :
FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, POLITIK
(KETERSEDIAAN DATA DAN DANA, DAERAH
YANG DILINDUNGI).
UKURAN DAN JENIS PROYEK, KEBIJAKAN POLITIK
DAN TEKNIS, DI MANA FAKTOR TEKNIS BIASANYA
MENEMPATI URUTAN TERBAWAH JADI FAKTOR
TEKNIS TIDAK BERSIFAT PALING MENENTUKAN
DIBANDINGKAN DENGAN FAKTOR YANG LAIN.

BIASANYA TR DAPAT DIPEROLEH SETELAH DILAKUKAN

ANALISIS EKONOMI SEHINGGA TR UNTUK BESARAN
HUJAN / BANJIR DITENTUKAN SECARA KOMPROMI
ANTARA FAKTOR-FAKTOR TERSEBUT DI ATAS.
DALAM PRAKTEK TIDAK ADA PEDOMAN YANG JELAS
UNTUK MENENTUKAN TR KARENA FAKTOR LOKAL
LEBIH BANYAK MENENTUKAN.

MENGUJI KONSISTENSI DATA

HUJAN

Data hujan yang teramati pada stasiun pengamat hujan

bisa tidak konsisten, hal tersebut disebabkan karen
beberapa faktor antara lain :
1. Perpindahan lokasi pengukuran.
2. Perubahan alat (AUHB menjadi AUHO).
3. Penggantian pengamat.
Untuk menguji konsistensi data hujan,
pendekatan yang dapat dilakukan misalnya
dengan :
Analisis Massa Ganda
(Double Mass Curve Analysis), yaitu menguji
konsistensi hasil pengukuran pada suatu
stasiun dan membandingkan akumulasi dari
hujan yang bersamaan untuk suatu kumpulan
stasiun yang mengelilinginya.

ATA TIDAK KONSISTEN BERARTI DATA

MENGANDUNG KESALAHAN, MAKA HARUS
IUJI KEBENARANNYA, DENGAN
METODE DOUBLE MASS CURVE YAITU SBB
DATA YANG AKAN DIUJI ADALAH DATA PADA STASIUN Y.

DATA HUJAN ACUAN X MERUPAKAN NILAI RATA

-RATA DARI DATA STASIUN HUJAN A, B, C, D, E dst.
YANG LOKASINYA ADA DISEKELILING STASIUN Y.
DATA KUMULATIF STASIUN Y DIBANDINGKAN
SECARA GRAFIS DENGAN DATA KUMULATIF HUJAN
ACUAN X.
DATA DI STASIUN Y SEBAGAI SUMBU Y DAN DATA
HUJAN ACUAN X SEBAGAI SUMBU X.

JIKA GRAFIK YANG TERJADI BERUPA GARIS LURUS,

TIDAK TERJADI PATAHAN, MAKA DATA STASIUN Y
KONSISTEN, DAN SEBALIKNYA, TIDAK
KONSISTEN SEHINGGA HARUS DIKOREKSI.
JIKA DATA SEBELUM GARIS TERSEBUT BERUBAH
KEMIRINGANNYA SEBESAR B DAN SETELAH
BERUBAH KEMIRINGANNYA SEBESAR A, MAKA DATA
STASIUN Y YANG SEBELUMNYA HARUS DIKURANGI
DENGAN DIKALIKAN SUATU FAKTOR KOREKSI : A/B.
DATA YANG SUDAH DIKOREKSI AKAN KONSISTEN,
BERARTI BAHWA DATA YANG TERUKUR DAN
DIHITUNG ADALAH TELITI DAN BENAR SESUAI
DENGAN FENOMENA SAAT HUJAN TERJADI.

CONTOH : DIKETAHUI DATA HUJAN DI STA. A, B, C.

TELITI, APAKAH DATA DI STASIUN A KONSISTEN ?.
Data hujan harian
Rata-rata Data Kumulatif
maksimum di stasiun : Sta. B + C
Di Stasiun :
Tahun
A
B
C
A
B+C
2007 110
60
85
72.5
110.
72.5
0
2006 156
76
59
67.5
266.
140.0
0
2005 187
99
94
96.5
453.
236.5
0
2004 122 155
73
114.0 575.
350.5
0
2003
90
78
97
87.5
665.
438.0
0

DARI GAMBAR, PERUBAHAN KEMIRINGAN

TERJADI SESUDAH TAHUN 2005, JADI DATA
STA. A HARUS DIKOREKSI SBB :
KEMIRINGAN KURVA SEBELUM PATAHAN :

KEMIRINGAN KURVA SESUDAH PATAHAN :

756 236,5

1,17
897 453

MAKA FAKTOR KOREKSI =

DATA STASIUN A DARI TAHUN 2005 S/D 2007
DIKOREKSI YAITU MEMBAGI DATA DENGAN 2,44,
DIPEROLEH HASIL SBB. :

110:2,44

Tahun
2007

Data hujan harian

Rata-rata
maksimum di stasiun : Sta. B & C
A

Kumulatif
stasiun
A

Sta. B
&C
72.5

45.1
60
85
72.5
45.1
3*
3
2006 64.0
76
59
67.5
109.
140.0
0*
13
2005 76.7
99
94
96.5
185.
236.5
2*
85
2004 122. 155
73
114.0
307.
350.5
00
85
2003 90.0
97
1
2 78
3
4
587.56 397.7 438.0
0
85
DATA KOLOM
6 & 7, DI-PLOT
PADA GAMBAR
:
2002
67.0
95
144
119.5
464. SBB.
557.5

Garis lurus
data sudah konsisten

KESIMPULAN : TIDAK TERJADI PERUBAHAN KEMIRINGAN

YANG SIGNIFIKAN DATA SUDAH KONSISTEN.

INTENSITAS HUJAN
Adalah ukuran yang menyatakan tinggi/tebal kederasan
hujan dalam satuan durasi tertentu (mm/jam).
Nilai intensitas hujan rencana dari Curva IDF
(Intencity Duration Frequency) diperlukan untuk
Perhitungan Debit Rencana non hidrograf, misalnya
dengan menggunakan Metode Rasional Q = 0,278 C I
A.
Data yang dipakai untuk curva IDF adalah data hujan
pendek (5, 10, 30, 60 menit-an /data hujan jam-jaman).
Data hyetograf hujan rencana diperlukan jika Debit
Rencana dihitung dengan Metode Hidrograf.
Jika periode ulang makin panjang maka
intensitas hujan rencana juga makin besar.

INTENSITAS HUJAN RENCANA

DI SATU TITIK WAKTU :
I (mm/jam)

KURVA HUBUNGAN ANTARA

INTENSITAS DAN LAMA HUJAN
(EKSPONESIAL).
INTENSITAS HUJAN RENCANA
PADA SATU TITIK WAKTU

t(waktu)

GAMBAR KEDALAMAN HUJAN RENCANA DI SATU TITIK WAKTU

PADA CURVA IDF (INTENCITY DURATION FREQUENCY)

I. TAHAPAN PERHITUNGAN
CURVA IDF :

1. UBAH DATA HUJAN MENIT-AN atau

Px60

JAM-JAM-AN JADI DATA INTENSITAS

t

MENITAN/JAM2-AN
2. HITUNG NILAI RATA-RATA DATA
INTENSITAS HUJAN PADA SETIAP
DURASI.
1

S
X

N 1
3. HITUNG STANDARD DEVIASI
DATA
4. HITUNG
DAN REKAP
NILAI INTENSITAS
HUJAN
INTENSITAS
HUJAN
PADA SETIAP
RENCANA
PADA
DURASI
: SETIAP DURASI DENGAN BERBAGAI

5.

PERIODE ULANG Tr BERDASARKAN DITRIBUSI

PROBABILITAS NORMAL, GUMBEL, LOG PEARSON
TYPE III.
PLOT NILAI INTENSITAS HUJAN RENCANA SEBAGAI
ORDINAT DAN DURASI SEBAGAI ABSIS.

CONTOH : DIKET. DATA HUJAN MENITAN,

TENTUKAN CURVA IDF DURASI 5 mnt !.
HUJAN P DENGAN DURASI MENIT
1.
NO TAHU 5
10 15 30 60 120
.
N

(1) (2)
(3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 2000 21
25
30
35
45
52
2 2001 11
22
25
31
39
46
3 2002 22
24
28
32
42
48
4 2003 21
20
24
28
35
41
5 2004 27
21
25
32
39
47
6 2005 17
19
23
28
36
45
7 2006 15
24
28
34
41
49
8 2007 23
28
32
36
43
50
9 2008 20
29
35
39
47
53
10 2009 27
36
39
43
50
56

2. DATA HUJAN DIUBAH JADI DATA INTENSITAS DENGAN RUMUS :

21x

60
5

P
t

mm/menit, SUPAYA SATUAN mm/jam MAKA :

Px 60
t

INTENSITAS HUJAN mm/jam TIAP MENITAN

5
10
15
30
60
120

NO.

TAHU
N

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

2000

252

150

120

70

45

26.0

2001

132

132

100

62

39

23.0

2002

264

144

112

64

42

24.0

2003

252

120

96

56

35

20.5

2004

324

126

100

64

39

23.5

2005

204

114

92

56

36

22.5

2006

180

144

112

68

41

24.5

2007

276

168

128

72

43

25.0

2008

240

174

140

78

47

26.5

216
1488

156
1156
115.6

86
676
67.6

50
417
41.7

28.0
243.5

10INTENSITAS
2009 2448
324
JUMLAH
INTENSITAS RATA2
244.8

148.8

24.35

3. KEMUDIAN HITUNG STANDAR DEVIASI,

UNTUK HUJAN 5
MENIT-AN DIPEROLEH
: S5 = 60.19.

4. Xt
HITUNG
INTENSITAS 5 Xt
MENIT-AN
DENGAN
= intensitas hujan
rencana
X SxK
X = intensitas rata-rata
METODE GUMBEL :
_

Yt Yn
Sn

Yt Ln Ln

T 1
T

S = standard deviasi
K = faktor frekuensi
= Reduced variate Yt, Sn, Yn lihat tabel.

Period
Standa
e
Intensitas
rd
X
Ulang RataDevias
Tr
rata
iS

K={(0,3065-0,4952) : 0,9497}=-0,20 lht. tabel

dibawah

Intensitas
hujan
rencana 5 Xt X SxK
(Xt)
244,8 60,19(0,20)

244.8

60.19

0.20

232.76

244.8

60.19

1.06

308.51

10

244.8

60.19

1.85

356.08

20

244.8

60.19

2.61

401.71

232,76

GAMBAR :

TABEL NILAI
TABEL REDUCED STANDAR
REDUCED VARIATE Yt
DEVIASI,
Sn DAN REDUCED MEAN Yn.
n

Sn

Yn

Sn

Yn

10

0.94
97

0.4952

60

1.1750

0.552
1

1.02
10

0.5128

1.06
30

0.5236

25

1.09
10

0.5390

30

15
20

35

Periode
ulang

Yt

0.3065

1.499

10

2.2504

0.556
7

20

2.9702

1.2010

0.558
6

25

3.1255

50

3.9019

1.11
20

0.5392 100 1.2060

0.560
0

100

4.6001

1.12
80

0.5403 200 1.2360

70
80
90

1.1850
1.1940

0.554
8

0.567
2

Yt Yn
Sn

Dari
Tabel dibuat gambar hubungan intensitas hujan dan durasi
40 1.14 0.5436 500 1.2590 0.572
untuk beberapa
periode ulang. Dari sebaran
10
4 data tsb dibuat analisis
Regresi yg hasilnya berupa kurva IDF yang merupakan
45 1.15 0.5463 100 1.2690 0.574
bentuk20
persamaan berpangkat,
misal Tr 2 5thn y=563,5 x^-0,4587
0

460.78, Tr=50 thn

416.19, Tr=25 thn
401.71, Tr=20 thn
356.08, Tr=10 thn

Intensitas hujan 5 menitan dengan

periode ulang 2,5,10,20,25,50 tahun

308.51, Tr=5 thn

232,76 = Intensitas hujan rencana 5, Tr=2 tahun

Intensitas hujan rencana 10=150mm.

Intensitas hujan rencana 15=120mm.
Intensitas hujan rencana 30=70mm.
26 mm

Intensitas hujan rencana 60=45 mm.

II. Perhitungan Intensitas curah hujan

dengan Cara Koefisien Spesifik :
Cara ini digunakan untuk mendapatkan Rumus
Intensitas Curah hujan, berdasarkan 2 jenis data
curah hujan, misal :

Curah hujan 60 menit dan 10 menit.

Dengan adanya data curah hujan 60 menit, intensitas

dapat dihitung dengan mudah dgn. ketelitian tinggi.
Semua kurva intensitas curah hujan, dapat dinyatakan
dengan koefisien, yang menunjukkan kemiringan
kurva, dikalikan dengan intensitas curah hujan 1 jam.
Koefisien ini disebut koefisien spesifik

Rumus intensitas curah hujan :

I N N RN
di mana :
IN = intensitas curah hujan (mm/jam).
N = koefisien spesifik.
RN = curah hujan 1 jam (mm) atau intensitas curah
hujan 1 mm/jam).
N = kemungkinan (probabilitas) dalam N tahun.
a. Jenis I : Rumus Talbot :

a ' RN
I N N RN
t b

a'
N
t b

b. JENIS 3 : RUMUS
ISHIGURO
I N N RN
Di mana :
JENIS 1 :

JENIS 3 :

a = 60 + b

a 60 b;
'

a' R N
t b
;

t = 60, N = 1

60 t
b
1

60 t
b
t
N

t
N

t
N

t
N

N = koef. Spesifik (t, kemungkinan n tahun) :

t
I
N
Nt 60
IN

I Nt = intensitas Curah Hujan per jam

I Nt = RNt . 60/t

Sesuai lamanya dalam t menit

I N60 = Intensitas Curah Hujan per jam dengan kemungkinan n thn.

Rumus yang dipilih sebagai persamaan regresi Intensitas Hujan
Rencana adalah rumus yg mempunyai Standard deviasi terkecil.
CONTOH SOAL 1 :
Curah hujan dengan kemungkinan N = 10 tahun :
Lamanya curah
hujan
Intensitas

10

40

60

105. 54.5 46,1

I Nt
60
IN

RUMUS TALBOT :

t
N

t
N

I

I
t
N

10
10

10
10
60
10

105,2

105,2

2,28
46,1

a = 60 + 29 = 89

IN = N x RN = 10 x R10
4103
I 10
t 29

60 t
b
1
t
N

t
N

I N60 I 1060 46,1

60 2,28 x10
b
29
2,28 1
a'
89
10

t b t 29

89
x 46,1
t 29

RUMUS INTENSITAS CURAH HUJAN.

I mm/jam

I100

200

I50

IDF : Intencity
Duration Frequency
I25

100

I10
I5

30 60 90 120 150

menit

c. RUMUS MONONOBE :
Perhitungan intensitas curah hujan ini menggunakan metode
Dr. Mononobe yang merupakan sebuah variasi dari rumus
curah hujan jangka pendek, persamaannya sebagai berikut:

R24
I
24

24
t

2/3

di mana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam).
R24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm), mis. 82,281 mm.
T = lamanya curah hujan (jam).

ntoh perhitungan intensitas hujan, periode ulang 2 ta

82,281 24
I
*
24
1

2/3

28.525mm / jam

Perhitungan selanjutnya
disajikan dalam Tabel sbb.:

R24
t
(jam)

R2
82.281

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

28.525
17.970
13.714
11.320
9.756
8.639
7.795
7.131
6.593
6.146
5.767
5.442
5.159
4.911
4.690
4.492
4.315
4.153
4.006
3.871
3.748
3.633
3.527
3.428

R5

R10

R20

R50

R100

R200

R500

R1000

PMP

110.916 129.874 148.060 171.599 189.239 206.814 230.000 247.524 207.751

38.452
24.223
18.486
15.260
13.151
11.645
10.508
9.613
8.887
8.284
7.774
7.336
6.955
6.620
6.322
6.056
5.816
5.599
5.400
5.219
5.052
4.898
4.755
4.621

45.025
28.364
21.646
17.868
15.398
13.636
12.304
11.256
10.406
9.700
9.103
8.590
8.144
7.751
7.403
7.091
6.810
6.555
6.323
6.111
5.915
5.735
5.567
5.411

51.330
32.336
24.677
20.370
17.554
15.545
14.027
12.832
11.863
11.059
10.378
9.793
9.284
8.837
8.439
8.084
7.764
7.473
7.209
6.966
6.744
6.538
6.347
6.169

59.490
37.476
28.600
23.609
20.345
18.017
16.257
14.873
13.749
12.817
12.028
11.350
10.760
10.241
9.781
9.369
8.998
8.662
8.355
8.074
7.816
7.577
7.356
7.150

65.605
41.329
31.540
26.035
22.437
19.869
17.928
16.401
15.163
14.134
13.264
12.517
11.866
11.294
10.786
10.332
9.923
9.552
9.214
8.904
8.619
8.356
8.112
7.885

71.698
45.167
34.469
28.453
24.520
21.714
19.593
17.925
16.571
15.447
14.496
13.679
12.968
12.343
11.788
11.292
10.844
10.439
10.069
9.731
9.420
9.132
8.865
8.617

79.737
50.231
38.333
31.644
27.270
24.149
21.790
19.934
18.429
17.179
16.121
15.213
14.422
13.727
13.110
12.558
12.060
11.609
11.198
10.822
10.476
10.156
9.859
9.583

85.812
54.058
41.254
34.054
29.347
25.988
23.450
21.453
19.833
18.488
17.349
16.372
15.521
14.773
14.109
13.515
12.979
12.494
12.052
11.646
11.274
10.929
10.610
10.314

72.023
45.372
34.625
28.583
24.632
21.813
19.682
18.006
16.646
15.517
14.562
13.741
13.027
12.399
11.842
11.343
10.894
10.486
10.115
9.775
9.462
9.173
8.905
8.656

R2 = 82,281 mm = hujan maks 24 jam dengan periode ulang (Tr) 2 tahun Intensitasnya 28,525 mm/jam.
Intensitas hujan maksimum terjadi pada satu jam pertama.

Hujan Berpeluang Maksimum

(Probable Maximum Precipitation, PMP)
Berdasarkan rumus Hersfield yang berdasarkan atas
persamaan Frekuensi umum, kemudian dikembangkan oleh
Chow (1951) dalam Ward dan Robinson (1990). Rumus tsb.
mengaitkan antara besarnya PMP untuk lama waktu hujan
tertentu terhadap nilai tengah (Xn) & standar deviasi (Sn).

PMP Xn Km.Sn

PMP = Probable Maximum Precipitation.

Km = faktor pengali terhadap standar deviasi, Km = 20.
Xn = nilai rata-rata hujan maksimum tahunan.
Sn = standar deviasi data hujan maksimum tahunan.
Contoh : Xn = 86,250mm ; Sn = 26,850
PMP = 86,250 + (20 x 26,850) = 623,250 mm.
Untuk perencanaan bendungan, besarnya PMP yang akan
digunakan untuk perhitungan PMF adalah sebesar 1/3 PMP.

CONTOH SOAL 2 :
Diketahui data curah hujan dengan
kemungkinan 20 tahun sbb :
Durasi hujan/mnt
30 mnt
60 mnt
Intensitas mm/jam

84,7

62,4

Hitung intensitas curah hujan dan gambarkan grafiknya !.

Metode Talbot :
30
I
84,7
t
20
30
60

1,36
;
;
I 20 84,7
I 20 62,4
N
60
62,4
I 20
60 Nt t
60 1,36 x30
b

53,33
y
1,36 1
N 1
'
a
113,33
a = b + 60 = 53,33 + 60 = 113,33 ; 20

I 20 20 R20

t b t 53,33
113,33
7071,79 Rumus

62,4
t 53,33
t 53,33 intensitas

Metode Ishiguro :

60 Nt t
7,75 1,36 x 30

0,83
t
1,36 1
N 1

a 60 b 7,75 0,83 8,58

'

20

'

t b

8,58

I 20 20 xR20

t 0,83

8,58

t 53,33 62,4

535,39

t 0,83

I mm/jam
175

Durasi,
mnt

Talb
ot

Ishigu
ro

121,2
4

174,28

10

111,6
7

133,91

174,28

150
133,91
121,24

96,44
100,86
535,39
535,39
30 I 20 84,87 84,81 174,28
t 0,83 2,236 0,83
Ishiguro
40
75,77
74,78
Talbot

111,67

100

20

96,44

10

74,78

20

30

40

menit