Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

GAGAL NAPAS KRONIK


Oleh :
Rachindi Qory Trysia
611.11.16
Pembimbing
Dr. Antonius Sianturi, Sp.P

K E PAN I T R A A N K L I N I K I L M U K E S E H ATAN PAR U


R U M A H S A K I T U M U M D A E R A H E M B U N G FAT I M A H
B A TA M
F A K U L TA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S B A T A M
B ATAM
2016

Definisi Gagal Napas


Gagal Napas adalah kegagalan sistem respirasi dalam
memenuhi kebutuhan pertukaran gas oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara udara dan darah, sehingga
terjadi gangguan dalam asupan O2 dan ekskresi CO2.

Epidemiologi Gagal Napas


Insidensi Amerika Serikat 360.000 kasus/tahun.
Penyebab kematian No 3 di AS.
Di Indonesia gagal napas pneumonia & PPOK.

Etiologi Gagal Napas


Gangguan Ekstrinsik Paru
a. Penekanan Pusat Pernapasan
Trauma serebral (perdarahan serebral)
b. Gg neuromuskular
Myastenia gravis
c. Gg pleura dan dinding dada
Efusi pleura, cedera dada

Gangguan Intrinsik Paru

a. Gangguan Obstruksi difus


PPOK
b. Gangguan restriktif paru
Fibrosis intersisial (contoh, silica, debu
batubara)
c. Gangguan pembuluh darah paru
Emboli paru

Klasifikasi Gagal Napas


Berdasarkan Tipe :

Continue ...

Gagal Napas
Tipe I

Hipoksemia Gagal oksigenasi


PaO2 (<60 mmHg), PaCO2 normal/
Etiologi : Pneumonia, fibrosis paru
Sianosis, warna kulit pink puffer, hiperventilasi, umumnya
kurus

Continue ...

Gagal Napas
Tipe II
Hiperkapnia
PaCO2 (>50 mmHg), PaO2 Gagal ventilasi
(hipoventilasi alveolar)
Etiologi : kelainan dinding dada (flail chest)
Dispnue, takipnue, sakit kepala, umumnya pada
orang obesitas

Continue ...

Gagal Napas
Tipe
Campuran
Campuran
Hipoksemia dan Hiperkapnia
PaO2 (<60 mmHg), PaCO2 , perbedaan antara
PAO2-PaO2
Kelainan yang menyebabkan gagal napas tipe I
dan II dapat menyebabkan gagal napas tipe III

Klasifikasi Gagal Napas


Berdasarkan awitannya
Gagal Napas Akut

Gagal Napas Kronis

Paru normal secara struktural


maupun fungsional
Terjadi beberapa menit-jam
PaCo2 , pH , tanpa HCO3
ARDS (Acute Respiratory
Distress Syndrome)

Sudah terjadi dalam jangka


waktu yang lama
< pasokan O2 kedalam darah
oleh sistem pernapasan
dalam jangka panjang (hari tahun).
PCO2, pH normal, HCO3
Penyakit paru kronik (PPOK)

Definisi Gagal Napas Kronik


Gagal napas kronik adalah suatu keadaan jangka panjang
yang terjadi ketika paru tidak mendapatkan oksigen yang
cukup kedalam darah, penumpukan CO2 dari hari kehari
hingga tahun.

Etiologi Gagal Napas Kronik


Gangguan Neuromuskular : Myastenia Gravis
2. Gangguan otot pernapasan dan dinding dada : Efusi
pleura dan cedera dinding dada
3. Abnormalitas jalan napas : Obstruksi jalan napas
1.

Gejala Gagal Napas Kronik


Sesak napas/dispnoe terutama saat beraktivitas
Peningkatan upaya napas
Sianosis
Kelelahan
Merasa sangat mengantuk disiang hari
Udem ekstremitas
kesadaran menurun

Diagnosis Gagal Napas Kronik


Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Sudah berapa lama? Bertambah berat?


Bertambah berat dengan aktivitas?
Apakah batuk? Ya, berdahak? Warnanya?
Apakah nyeri dada? Atau sesak ketika berbaring?
Riwayat merokok? Debu/bahan kimia di tempat

kerja?
Riwayat perawatan sebelumnya karena penyakit
paru?

Perubahan pola serta frekuensi napas

(Bradipnue/takipneu)
Pernapasan paradoksal
Gerakan dinding dada tidak simetris
Retraksi dinding dada
Suara napas melemah
Adanya suara tambahan seperti wheezing
Sianosis
Letargi/kesadaran menurun

Pemeriksaan Penunjang Gagal napas kronik


Analisa Gas Darah : kadar PCO2 dari normal dengan pH

normal, kadar HCO3


Parameter

Nilai Normal

Satuan

PH

7,35-7,45

PCO2

35-45

mmHg

PO2

80-100

mmHg

BE

mEq/L

tCO2

24-31

Mmol/l

HCO3

22-26

Mmol/l

SO2

>95

Pemeriksaan Penunjang Gagal napas kronik


DL Anemia (hipoxia jaringan), Polisitemia (GNK)
Capnography menganalisa konsentrasi CO2 dlm darah
Fungsi hati dan ginjal abnormalitas elektrolit
Kadar kreatinin serum dan tropin I Infark miokard / gagal

napas

Continue ...

Pemeriksaan Penunjang Gagal napas kronik


Pemeriksaan lain
Foto thorak dada edema paru
Ekokardiografi gagal napas karena penyakit

jantung
Spirometri : obstruksi aliran udara

Pemberian O2 hipoksemia. Cara pemberian:


Nasal kanul : 25-50% dengan oksigen 1-6
L/menit
Simple mask : 30-50% dengan oksigen 68L/menit
Masker non-rebreathing : 60-90% dengan
oksigen 15 L/menit.
Nebulisasi dengan bronkodilator. Terapi
utama untuk PPOK dan asma
Humidifikasi
Pemberian antibiotik

Tahap I

Penatalaksanaan

Tahap
III

Pemberian bronkodilator
parenteral
Pemberian
kortikosteroid

Tahap
II

Stimulasi pernafasan
Mini trakeostomi dan intubasi trakeal
dengan indikasi: diperlukan ventilasi
mekanik namun disertai retensi sputum dan
dibutuhkan suction trakeobronkial,
melindungi dari aspirasi, mengatasi
obstruksi saluran nafas atas.

Tahap
IV

Pemasangan ventilasi mekanik


Indikasi ventilasi mekanik:
operasi mayor, gagal nafas, koma,
pengendalian TIK, post-operatif,
penurunan laju metabolik,
keadaan umum kritis.
Fisioterapi dada

Prognosis
Etiologi yang mendasari
Penanganan cepat dan adekuat

Baik

Gagal napas berkembang perlahan Hipertensi pulmoner


Adanya infeksi paru Memperburuk

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai