Malaria Farmasi 2012
Malaria Farmasi 2012
Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium falciparum
Plasmodium malaria
DIAGNOSIS MALARIA
1. MIKROSKOPIS
2. QBC
3. IMUNODIAGNOSIS :
- DEEP STICK
- IFAT
4. DNA-BASED :
-SEMI NESTED PCR
-HIBRIDISASI
DIAGNOSIS MIKROSKOPIS
MALARIA
PEWARNAAN GIEMSA DARI SEDIAAN
DARAH TEBAL
PEWARNAAN GIEMSA DARI SEDIAAN
TIPIS
BERIKUT INI CIRI-CIRI MORFOLOGIS
Plasmodium falciparum dan Pl vivax
dari sediaan darah tipis
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Pl falciparum
Trofozoit (kiri), Skizont tua (kanan)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Gametosit Pl Falciparum
jantan (kiri), betina (kanan)
Pengobatan Malaria
IKUTIPETUNJUK DOKTER
1.
2.
3.
4.
5.
1. BENTUK AMUBOID
2. SITOPLASMA TAMPAK TIDAK TERATUR
3. CIRI KHAS, TAMPAK TITIK-TITIK SCHUFFNER
1.
2.
3.
4.
5.
Gametosit Pl vivax
jantan (kiri), betina (kanan)
1. BENTUK BULAT
BESAR, LEBIH KECIL
DARI GAMETOSIT
BETINA
2. INTI BESAR PUCAT,
TAKKOMPAK, LETAK
SENTRIS
3. PLASMA PUCAT
KELABU MERAH
MUDA
4. PIGMEN MALARIA
TERSEBAR
1. BENTUK LONJONG /
BULAT,
MENGISIHAMPIRSEL
URUH ERITROSI
2. INTI KECIL KOMPAK,
EKSENTRIS
3. PLASMA BIRU
4. PIGMEN MALARIA
TERSEBAR
Malaria
Malaria merupakan penyakit yang endemik
di negara tropis termasuk Indonesia.
Malaria yang menyerang manusia adalah
malaria falciparum, malaria vivax , malaria
malariae dan malaria ovale.
Di Indonesia yang dominan adalah
malaria falciparum (malaria tropika,
malaria tertiana maligna) dan malaria
vivax (malaria tertiana benigna).
Parenteral
Bila diperlukan pemberian parenteral
misalnya pada keadaan koma, maka
diberikan dosis 200 mg klorokuin basa IM,
dosis pada setiap bokong. Dosis boleh
diulang setiap 6 jam dengan syarat dalam
24 jam tidak melebihi 800 mg klorokuin
basa. Pengobatan parenteral harus segera
dihentikan bila obat telah dapat diberikan
per oral (Sukarban dan Zunida, 1998).
Parenteral anak-anak
Chloroquine HCl 5 mg basa/kg BB,
IM setiap 6 jam sampai terapi oral
memungkinkan (Markell et al, 1986)
Kina:
Obat ini dipakai pada daerah dengan
resistensi terhadap klorokuin dan terhadap
kombinasi sulfadoxin-pirimetamin
(Fansidar).
Kina sebaiknya dipakai bersama dengan
antimalarial yang lain terutama pada
daerah yang sudah menunjukkan tanda
resistensi terhadap kina seperti beberapa
daerah di Indonesia, misalnya Papua.
Efek kina:
1.sisontosida darah untuk semua
spesies
2.tidak aktif terhadap sison di hati
3.aktif terhadap gametosit P. vivax, P.
ovale dan P. malariae dan P
falciparum yang muda
4.tidak aktif terhadap sporosoit
DosisKina
Daerah yang masih sensitif terhadap
kina: 8 mg basa /kg bb 3X sehari
selama 7 hari
Daerah yang menunjukkan kegagalan
dengan kina: 8 mg basa/kg bb 3X
sehari selama 7 hari dikombinasi
dengan antibiotika tetrasiklin 250 mg
4X sehari selama 7 hari atau doksisiklin
100 mg basa setiap hari selama 7 hari
Kegagalan pengobatan
Penyebab kegagalan pengobatan:
1.dosis diberikan secara tidak benar
2.obat dimuntahkan sebelum 1 jam (ulangi
lagi pemberian dosis tadi)
3.penyerapan obat yang tidak baik
4.parasit sudah resisten terhadap obat
5.kualitas obat yang kurang baik
kepatuhan (compliance) pemakai obat
Pencegahan malaria.
1.Ibu hamil. Pencegahan malaria pada
ibu hamil sangat penting karena
malaria pada ibu hamil dapat
menyebabkan kematian janin, aborsi
spontan, berat bayi lahir rendah atau
kematian ibu.. Sampai saat ini belum
ada bukti klinik bahwa Fansidar
menyebabkan gangguan pada
perkembangan fetus.