Anda di halaman 1dari 57

BRONKOESOFAGOLOGI

Cucu Suhendar 08310051


Eko Nuzul AKR 09310195

BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
RSUD 45 KUNINGAN
2013

1. Trakea
Dimulai dari tepi bawah Kartilago
Krikoid. Bentuk seperti tabung,
panjang 10-12 cm yang membentang
sebagai pipa elastis antara larinh dan
bronkus.
Fungsi : Mempertahankan aliran
udara

Batas-batas :
anterolateral : terdiri dari cartilago
hialin (cincin tulang rawan dan
mukosa)
Posterior : paries membranaceus
(serat otot polos dan elastis)
Proksimal : berbentuk oval (tertekan
kelenjar tiroid).
Distal (Karina) : bercabang dua
Bronkus principalis dextra et sinistra

2. Bronkus
Bronkus merupakan percabangan
dari trakea. Terletak pada ICS ke V
dan terbagi menjadi bronkus primary
dextra dan bronkus primary sinistra
oleh carina (bagian yang sensitif dan
reflek batuk)

Bronkus primary Dextra terdiri


dari 3 bronkus sekunder (superior,
medial, inferior).
Bronkus primary sinistra terdiri
dari 2 bronkus sekunder (superior
dan inferior). Bronkus sekunder ini
bercabang lagi
menjadi 10
cabang. Cabang bronkus tertiary
ini disebut bronkus terminalis.

3. Esofagus
Bagian dari saluran cerna, berbentuk
pipa otot tubuler yang
menghubungkan pharynx dengan
gaster.
Pada bidang median setinggi tepi
bawah catrilago cricoidea, melintas
ke inferior dan beralih menjadi
gaster.

Esofagus mempunyai 4 tempat


penyempitan :
1. Penyempitan I, bagian proksimal
(penekanan m.krikoid & kart.krikoid.
2. Penyempitan II, karena penyilangan
arkus aorta.
3. Penyempitan III, penekanan bronkus
kiri.
4. Penyempitan IV, bagian distal, oleh
sfingter esofagus & vestibulum
esofagus gaster.

Fisiologi

1. Trakeobronkial
a. Ventilasi
b. Drainase udara
c. Perlindungan paru

2. Esofagus
Fungsi utama mengangkut
bolus makanan dari faring ke
lambung, dengan adanya
gerakan peristaltik esofagus
(proses menelan).

Proses menelan dibagi dalam 3 fase:


1) Fase oral (secara sadar)
a. Pembentukan bolus makanan
b. Pengangkutan bolus makanan
2) Fase faringal (secara refleks)
Perpindahan bolus makanan dari
faring ke esofagus.
3) Fase esofagal (secara tidak sadar)
Perpindahan bolus makanan dari
esofagus ke lambung

Pemeriksaan Endoskopi
Endo : Dalam (alat/organ)
Skopi : Melihat secara langsung
Alat yang digunakan ada dua jenis:
Rigid (Kaku)
Fleksibel (lentur)
Sumber Cahaya (Light Sources)

1. Trakeobronkoskopi
a. Fleksibel :
Dilakukan dengan anastesi lokal
(nyeri minimal)
Dimasukkan melalui hidung dan
mulut, dimasukkan sampai ke
cabang-cabang
bronkus
(subsegmen)

b. Rigid :
pada anak-anak ( glotis &
trakea masih sempit)
pada pendarahan masif di
paru
mengisap sekret kental dari
trakeobronkus
Untuk mengeluarkan bronkolit
atau benda asing

Indikasi
A. Diagnostik
1. Gejala trakeobronkial : Hemoptisis, batuk
kronis, mengi (wheezing)
2. Kelainan radiologic : Yang jelas maupun
tidak jelas
3. Kelainan ekstra torakal :
Pembesaran KGB leher dan aksial
Sumbatan vena kava superior
Eritema nodosum
Karsinoma esofagus

B. Terapeutik
1. Benda asing
2. Mengisap sekret dan pus di
trakeobronkial
3. Bronkial washing
4. Eksterpasi tumor jinak
5. Menyemprotkan obat ke dalam
lumen bronkus pada kasus
bronkiektasis

Kontraindikasi
A. Relatif

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kasus dengan prognosis buruk


Pasien yang lemah dan tua
Hipertensi pulmonum
Status jantung paru buruk
Anerisma aorta
Kelainan vertebrae servikal
Trismus

B. Absolut
1. Kelainan darah
2. Hipoksemia
3. Hiperkapnia akut
4. Aritmia jantung
5. Infarkmiokard akut
6. Payah jantung berat
7. Radang akut saluran napas

C. Resiko tinggi
1. Asma bronkial
2. Uremia
3. Hemoptisis
4. Akses paru
5. Imunosupresi
6. Obstruksi venakaval superior

Komplikasi
Gigi goyang atau lepas
Laserasi dinding trakeobronkial >>
bronkoskop kaku
Edema subglotik
Akibat obat premedikasi dan anastesi
: depresi pernapasan, apnoe, reaksi
alergi, spasme laring dan bronkus

2. Esofagoskopi
Tujuan : Melihat secara langsung
isi dan bentuk lumen esofagus
serta dinding (mukosa esofagus)
Kelainan esofagus dapat
ditentukan dengan pemeriksaan
o radiologi (esofagogram)
o esofagoskopi
o anamnesis dan pemeriksaan

Gejala utama kelainan esofagus :


1. Disfagia
2. Regurgitasi
3. Penurunan berat badan
4. Heart burn substernalepigastrium
5. Hematemesis
6. Suara serak

Indikasi
A. Diagnostik
1. Evaluasi keluhan esofagus
2. Evaluasi perjalanan penyakit
esofagus
3. Evaluasi pasca operasi
esofagus
4. Evaluasi kelainan esofagus

B. Indikasi Terapeutik
1. Ekstraksi benda asing
2. Dilatasi esofagus
3. Skleroterapi
4. Pemasangan prostesis
esofagus
5. Miotomi endoskopik

Kontraindikasi
Kontra indikasi relatif:
- Aneurisma aorta
- Kantong faring yang besar
Resiko tinggi :
- Pasca operasi esofagus
- Suspek perforasi esofagus

Komplikasi
Tindakan ini jarang menimbulkan
komplikasi
Patah gigi
Laserasi mukosa esofagus
Pendarahan
Perforasi

Benda asing disaluran cerna dan


napas
Faktor Predisposisi
1.Usia
2. Kondisi
3. Kelalaian
4. Meletakkan benda/barang yang
tidak seharusnya di dalam mulut
5. Memberikan kacang atau permen
pada anak balita

Lokasi tersering
Saluran napas : Bronkus
prinsipalis dextra
Saluran pencernaan : Sepertiga
proksimal esofagus

Gejala Klinis
A. Benda Asing Trakea
1. Mengi asmatoid
2. Audible slap
3. Dispnoe
4. Batuk
5. Sianosis

B. Benda Asing Bronkus


1. Terbatasnya pengembangan
sisi paru
2. Berkurangnya suara napas
3. Gangguan perkusi
4. Ada gambaran radiologi:
Emfisema
Atelektasis

C. Benda Asing Esofagus


1. Rasa tercekik dan tersumbat
2. Odinofagia dan disfagia/afagia
3. Muntah dan banyak air liur
4. Rasa tidak enak di
retrosternal dan substernal
5. Hematemesis

Kelainan Kongenital
1. Atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus
2. Divertikulum esofagus
3. Akalasia esofagus
4. Varices esofagus

1. Atresia esofagus dan fistula


trakeo-esofagus
Penyatuan seluruh segmen fore gut
ke dalam lung bud akan
menyebabkan atresia esofagus
Kegagalan pemisahan saluran napas
dan saluran cerna pada minggu
keempat akan menyebabkan
terjadinya fistula trakeo-esofagus.

Gejala Klinis :
Bayi : pengumpulan sekret dimulut
Aspirasi berulanhg
Batuk, tersedaak saat diberi minum
Gawat napas dan sianosis.

2. Divertikulum esofagus
Merupakan kantong yang adda
dalam esofagus.
Disebabkan karena gangguan
motililtas esofagus, kelainan
kongenital atau kelemahan yang
didapat pada dinding otot hipofaring
dan esofagus.

Gejala Klinis :
Pengumpulan cairan, makanan, dan
mukus di dalam divertikel
Regurgitasi setelah makan
Disfagia, nyeri daerah sub sternal
Nyeri epigastrium, raa terbakar di
dada.

3. Akalasia esofagus
Kelainan
neuromuskuler
yang
berhubungan dengan degenarasi sel
ganglion di pleksus auerbach
Gejala: Disfagia hilang timbul Nyeri
epigastrium Regurgitasi -> aspirasi
-> batuk, pneumonitis, abses paru
Lesi di dinding esofagus.

4. Varises esofagus
Disebabkan karena obstruksi aliran
sirkulasi balik ke hepar, terjadi
peningkatan tekanan vena porta,
akibatnya aliran darah ke jantung
kanan tidak dapat mengikuti alran
darah yang normal.
Gejala : Hematemesis dan melena,
perdarahan masif, ikterus, asites,
hepatosplenomegali

Infeksi
1. Esofagitis
2. Tumor esofagus

1. Esofagitis Korosif
Tertelan zat kimia yang bersifat
korosif seperti basa kuat, asam kuat
dan zat organik
Berat ringannya tergantung pada
jenis zat korosif yang tertelan,
konsentrasi zat tersebut, jumlah zat
yang tertelan dan lamanya zat itu
kontak dengan dinding esofagus.

2. Tumor esofagus
Tumor jinak jarang ditemukan,
umumnya keganasan terutama pada
orang tua diatas 50 tahun
Gejala klasik berupa disfagia yang
progresif dan regurgitasi karena
sumbatan lumen esofagus

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai