Anda di halaman 1dari 69

Metoda Uji

Produksi
Sumur Panas Bumi

Metoda Uji Produksi yang umum dipakai :


1.
2.

Metoda Pengukuran satu fasa


Metoda Pengukuran dua fasa

METODA PENGUKURAN SATU FASA

Metoda pengukuran satu fasa


A. Sumur-sumur entalpi rendah
Sumur entalpi rendah diproduksi dari reservoir
bertemperatur rendah, di kepala sumur
temperatur fluida lebih kecil dari temperatur
saturasi. Besar entalpi ditentukan dari tabel uap
berdasarkan data temperatur dan tekanan
kepala sumur.
Bila pada tekanan atmosfir (ambient), maka
laju aliran masa (laju produksi) ditentukan
dengan mengukur laju aliran yang melewati
sharp-edged weir (ISO 143/I) (Weir box). Laju
alir masa air yang diukur adalah yang keluar
dari atmosferic separator (silencer)

Rectangular Weir Box

Laju alir masa air dihitung dengan menggunakan


persamaan (Rectangular Weirbox)
Matm = 6000 x b x h
Dimana : h,p,b,B dalam meter M dalam t/h

Suppresed Weir Box

Laju alir massa (Suppressed WB)


M= 6290 x b x h
Dimana : h,p,b,B dalam meter
M dalam t/h

Triangular Weir Box (V-Notches 90)

Laju air masa triangular weirbox 90 Notches


M = 4720 x h
h, p, b, B dalam meter
M dalam t/h
Bila pada tekanan atmosfer air mendidih maka laju
air masa yang diperoleh dari sharp edged weir
(Water) harus dikoreksi dengan Flash correction
Fator (FCF) yang ditentukan dengan:
FCF = 1 /(1 x)
Dimana x = (hf ref hf atm) / hfg atm

h ref = entalpi fluida produksi pada temperatur di kepala sumur


atau di
zona produksi
Bila Watm = laju alir dari pengukuran dengan sharp edged weir,
maka laju alir yang sebenarnya (M) :
M = Watm x hfg / (hg atm hf ref)
dimana :
M : dalam ton/jam
Jika H = entalpi fluida (sama dengan hf ref) maka potensi sumur
dalam MWth, dihitung dengan rumus.
Q = (MxHX10)/3600
dimana :
Q = potensi sumur MW

B. Sumur-sumur entalpi Tinggi (sumur uap)


Sumur yang berproduksi dari reservoir
dominasi uap panas jenuh (saturated steam) atau
uap super panas (super heated steam) dengan
temperatur tinggi.
Entalpi dan laju aliran massa ditentukan dengan
mengukur laju aliran menggunakan orifice (BS
1024 British Standard) dan mengukur
temperatur (BS 1041).
Besarnya entalpi fluida (flowing enthalpy)
dihitung dengan memplot kondisi tekanan dan
temperatur pada Mollier Chart.

Metoda yang biasa digunakan untuk mengukur


besarnya laju aliran masa pada sumur reservoir
dominasi uap, adalah metoda Lip Pressure,
yaitu secara sembur tegak (Vertical Discharge).
Uji tegak juga berfungsi untuk memperoleh
perkiraan awal potensi sumur dan menentukan
peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian
yang lebih lama. Lama uji tegak selain
tergantung faktor teknis juga tergantung dari
peraturan daerah, karena dapat menimbulkan
suara melebihi 80 dB (ambang batas suara
yang diijinkan)

Diagram MOLLIER

Metoda Vertical Discharge

Metoda Lip pressure dikembangkan oleh Russel James


Besaran yang diukur dalam metoda ini adalah :
1.Tekanan kepala sumur
2.Tekanan Lip
3.Diameter pipa sembur (lip pipe)
Out put sumur dihitung dengan rumus Russel James
Rumus menghubungkan antara laju alir massa, flowing entalpi, luas area pipa
dan tekanan lip
(G
)/
G = W/A
W = (184 . A

= 184
)/

(kg/s)

Dimana :
P = tekanan lip dari pengukuran (bar abs)
G = Laju aliran massa per unit area (kg/cm, s)
H = entalpi (kj/kg)
W= laju aliran masa (kg/s)
A = luas area pipa sembur (cm)

Untuk vertical discharge = diasumsikan


harga flowing entalpi berdasarkan
interpretasi data down hole.
Maka laju air panas :
Q = W.H / 1000 (MW thermal)
= (184 . A .
) / (1000
)
Untuk interval discharge enthalpy antara
900-2800 kj/kg, harga
bedanya
sangat kecil, sehingga ketepatan memadai.
Sebagai perkiraan awal, besarnya energi
listrik yang dapat dihasilkan kira-kira 10%
dari MW termalnya.

METODA PENGUKURAN SUMUR DUA FASA

A. Metoda Kalorimeter
Umumnya digunakan untuk mengukur
laju aliran dari sumur-sumur yang
diperkirakan mempunyai laju aliran kecil
Kalorimeter yang digunakan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari 1,5 m, dengan
kapasitas tes maksimum sekitar 30
ton/jam, tergantung entalpi fluida

Prinsip pengukuran :
Fluida sumur dialirkan kedalam kalorimeter berisi
air dingin, yang diketahui volume dan
temperaturnya, untuk waktu tertentu.
Setelah beberapa waktu sumur ditutup, volume
dan temperatur fluida diukur.
Dari pertambahan volume fluida dan temperatur
dihitung besar laju aliran massa.
Pengujian biasanya dilakukan beberapa kali,
sedikitnya 3 kali dan diulang untuk beberapa
harga tekanan kepala sumur, agar didapat
gambaran kemampuan produksi pada beberapa
harga tekanan kepala sumur.

Skema Uji dengan Kalorimeter

Gb. Perkiraan Ukuran Kalorimeter dan Separtor


untuk Uji produksi (Grant et.al. 1982)

Peralatan yang digunakan


1.
Kalorimeter (Tanki pengumpul fluida)
2.
Pressure gauge
3.
Termometer
4.
Pengukur waktu
Prosedur pengujian
1. Isi kalorimeter dengan air dingin
2. Ukur jarak dari permukaan air hingga bagian atas tangki
kalorimeter
dan hitung volume air
3. Ukur temperatur fluida
4. Alirkan fluida dari sumur kedalam tangki kalorimeter
selama beberapa waktu, tergantung dari besarnya aliran
dan kemudian catat waktu pengalian dengan stopwatch
5. Catat tekanan kepala sumur
6. Ukur jarak dari permukaan air hingga bagian atas tangki
kalorimeter
7. Ukur temperatur fluida
8. Hitung tekanan awal total cairan
9. Kosongkan tangki kalorimeter, dan ulangi pengujian

Prinsip Perhitungan Metoda Kalorimeter

Rumus untuk perhitungan :


M = {( V2/2) (V1/1)} / t
Q = {( v2.hf2 /2 ) ( V1 hf1/1 )}

Dengan menggunakan data dari hasil pengukuran,


dihitung laju aliran masa dan entalpi fluida
dengan proses :
1. Tentukan volume spesifik air (fl, fl2 ) dan
entalpi air (hfl,hfl2)
dengan mengunakan
steam table
2. Hitung massa air pada temperatur T 1 dan T2
M1 = (V1/fl1)
M2 = (V2/fl2)

3. Hitung laju aliran massa ( W) dengan


persamaan :

4. Hitung entalpi dengan persamaan :

B. Metode Sembur Datar ( Horizontal


Discharge)

Gb. Pengujian secara Horizontal Discharge

B. Metode Sembur Datar ( Horizontal Discharge )


Pada Metode pengujian ini fluida dari sumur disemburkan
mendatar ke silencer (atmosperic separator).
Tekanan diukur pada bagian pipa paling ujung. Laju aliran air
dari separator diukur dengan menggunakan weirbox. Dari
data yang diperoleh, flowing entalpi dan laju aliran massa
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Russel James
berikut :

Dimana : P = Lip pressure ( bara )


H = Flowing enthalpy (kj/kg)
G = Total laju alir massa per unit area (tonnes/cm)
A = Luas area dari pipa lip (cm)
M= Total laju alir massa ( tonnes / hour)

Dengan persamaan diatas , harga / Watm A x P


dapat dihitung untuk berbagai harga h. bila haga h
di plot terhadap log ( Watm/ A x P ), akan
diperoleh hubungan yang hampir linier.
Bila didefinisikan
Y = Watm A x P
Dan digunakan hubungan persamaan liniear, harga
entalpi (bila diukur pada tekanan atmosfer sebesar
1 bara), maka dapat dinyatakan sbb:
H = { 2675 + (925 x Y)} / { 1 + (78.5 x y)}
Setelah flowing enthalpy diperoleh, laju aliran
massa dapat dihitung dengan flash corection factor,
yaitu :
M = ( Watm x hfgatm )/ hatm H)
Jika tekanan atmosfir 1 bara, persamaan menjadi
M = ( Watm x 2258 )/(2675 H)

M = Watm x FCF
X

FCF =
M =

Substitusi persamaan tersebur diatas ke


persamaan Russel James diperoleh :

Untuk tekanan atmosfer 1 Bara ( hg atm = 2675


kj/kg dan
hfg atm = 2258 kj/kg) maka
didapat :

Denganmenggunakan persamaan diats, maka


dapat dihitung untuk berbagai harga h.
Bila h diplot terhadap log

maka akan

didapat hubungan yang hampir linier

Perhitungan laju alir dan enthalpy dari hasil


pengujian dengan metode lip pressure
(horizontal discharge), adalah sbb :
Hitung Y, dengan persamaan
Y = Watm / A x P
2. Hitung enthalpy H dengan persamaan
H = { 2675 + (925 x Y)}/{ 1+(7.8 x Y)}
3. Hitung laju alir masa H dengan
persamaan
M = ( Watm x 2258 )/(2675 H)
1.

Contoh Soal :
1. Sumur TMT -1 disemburkan secara vertikal

selama 4jam melalui pipa sembur tegak (lip pipe)


dengan diameter 150 mm. Alat pengukur tekanan
menunjukan bahwa tekanan ujung pipa lip sebesar
2.6 bar g, tekanan kepala sumur 6.7 bar g.
Jika entalpi fluida 2750 Kj/kg
a. Hitung laju air massa fluida dari sumur
b. Hitung laju air panas
c. Bila efisiensi konversi energi panas menjadi
energi listrik diasumsikan 10%, berapa besar
energi listrik yang dapat dihasilkan dari sumur
tersebut ?

a.

Laju air massa


A = (15) = 707 cm
W = (184 .A. P )/ H (kg/s)
= 184 x 707 x 3.6 /2750

= 444925.8/6168 = 72.13 kg/s


b. Laju air panas
Q = W.H / 1000 (MW thermal)
= (184 .A. P)/1000 H
= (184 x 707 x 7.7 )/1000.2750
= 923141.6/2242.9 = 411MWth
c. Energi listrik yang dihasilkan
10% x 411 Mwtu = 41.1 MWe

2. Sumur TMT -3 diuji kemampuan produksinya dengan metode


lip pressure uji tegak dilakukan 3 jam dengan pipa lip diameter
153 mm.
TKS = 24 bar g, Tekanan lp = 3.52 bar g
Feed point pada 1323m, dengan temperatur 224C.
a.

Pada kedalaman 1323, hanya ada satu fasa air (saturated


liquid), tentukan :
- Laju alir masa Fluida, uap dan air
- Fraksi uap di kepala sumur
- Laju alir panas
- Potensi Listrik sumur

Luas penampang pipa lip A = (15.3) = 735.7cm Temperatur


di feed point : 224C, h=hf=962. KJ/kg (steam table).
Asumsi flashing ke permukaan isentalpi, maka h dipermukaan
962 KJ/kg.
TKS dipermukaan 25 bara : hf = 962 KJ/kg , hg = 2801 KJ/kg
(steam table), hfg =1840.5 KJ/kg

Laju

alir masa :
W
= 184 x 735.7 x 4.52 / 962
fluida
= 576038 / 1938.47
Wuap
= (184 x A x P ) / H
= 184 x 735.7 x 4.52 /2801
= 576038/6294 = 91.52 kg/s
Wair = 297.15 91.52
= 205.63 kg/s
Fraksi uap :
X
= Wuap / Wfluida
= 91.52/297.15
= 30.7%

Laju

air panas = 184 . A . p / 1000 . H.


= 184 x 735.7 x 4.52 / 1000.962. =
576038/2015
= 285.87 MWth

Potensi

listrik sumur = 10% x 285.87 = 28.5 MWe

b. Setelah uji tegak 3 jam, kemudian dilakukan uji


datar. Fluida dari sumur disemburkan ke silencer
pada tekanan kepala sumur yang sama melalui
pipa sembur yang sama waktu uji tegak. Air dari
silencer diulur dengan V-Notch 90. Alat ukur
menunjukkan tekanan lip 3.5 barg, ketinggian air
di weir box 2.65 mm
Tentukan : Potensi listrik
Tekanan lip 3.5 barg = 4.5 bara
h pada pipa lip = hf = 623 kj/kg = h pada kepala
sumur = h reference

Pengukuran

laju massa air dengan 90 V.notch


(dari silencer)
laju massa air M = 4720 x h (weir box)
Watm = M = 4720 x 0.265 = 4720 x 0.036 =
170.6
ton/jam (ton/hr)
Hubungan laju alir air dari silencer dengan laju
air total dari sumur (M) :
M = (Watm x hfg atm) / (hatm H) . . .dst
Jika Patm = 1 bar, perhitungan menjadi :
Y = Watm / A X P
= 170.6 / 735.7 X 4.5
= 170.6 / 3117
= 0.0547

H = {2675 + (925 X Y)} / {1 + (7.85 X Y) }


= {2675 + (925 X 0.0547)} / {1 + (7.85 x
0.0547)}
= (2675 + 50.60) / 1.429 = 1907 kj/kg
Laju alir massa (M) :
M = (Watm x 2258) / 768 = 499.8 ton/jam
= 138.8 kg/det

Q Thermal = M x H
= 138.8 kj/det x 623 kj/kg
= 86472 watt
= 86 KWe

C. Pengukuran Aliran Dua Fasa Dengan Separator


Pengukuran aliran dua fasa yang paling akurat adalah
dengan menggunakan metoda separator (cyclone
separator). Ukuran separator tergantung dari perkiraan
laju aliran masa (lihat gambar penentuan ukuran
separator).
1. Metoda Perhitungan Pengukuran Laju Alir Uap dan Air
dengan Orifice Meter
Laju alir masing-masing fasa dapat diukur dengan
orifice plate dan differential pressure sensor.
Atau fasa air dialirkan ke silencer dengan cyclone
separator bisa mencapai 99%, sehingga ketelitian
pengkuran tergantung kepada ketelitian metoda
pengukuran

Yang harus diperhatikan :


Pada waktu air melewati orifice tidak terjadi flashing
yang berlebihan, caranya dengan mendinginkan air
atau orifice ditempatkan lebih rendah dari separator,
sehingga tekanan air antara separator dan orifice
cukup besar.
Aliran melalui orifice, ditentukan dengan persamaan :
M=0.03959172x c x z x e x E x d
M= laju air masa, ton/jam
C = koefisien radius tapping (lihat gambar), yang
merupakan fungsi dari m, dimana m = (d/D)
d adalah diameter dalam orifice (m) dan D adalah
diameter dalam pipe (m). D maupun d harus nilai
sebenarnya hasil pengukuran (bukan nominal) untuk
pendekatan biasa didekati dengan mengalikan harga
nominal dengan faktor panas material yang digunakan.

Koefisien Radius Tapping Orifice

e = faktor ekspansibiltas, besarnya ditentukan


dengan persamaan : e = 1-(0.41-0.35m) x I/K x
p/pupstream, dimana k adalah adiabatik index
(1.33 untuk saturated steam, 1.3 untuk steam).
E = faktor pendekatan kecepatan, E = (1-m)
p = perbedaan tekanan upstream dan
downstream, ksc
Pu = tekanan upstream, ksc absolut
g = spesific volume uap pada Pu
Untuk menghitung laju alir massa air, besarnya
e=1

Laju air massa dihitung dengan persamaan :


M = Mv + Mw
Dryness (x) :
W = Mv / Mv + Mw
F lowing enthalpy =
h = hf + xhfg, hf dan h fg pada tekanan separator
Potensi sumur :
Q=Mxh
M = laju air massa (fluida)
Mv = laju air uap
Mw = laju alir air
Q = potensi sumur
Perhatikan satuan : bila laju air massa ton / jam, untuk
menyesuaikan dengan satuan entalpi (kj/kg), dikalikan
dengan 1000/3600

2. Pengukuran laju Alir Uap dengan Orifice Meter


dan Air dengan Weir Box

Pada Metoda ini, penentuan laju alir massa dan


entalpi fluida dari sumur tidak sama dengan jika
diukur dengan orifice.
Asumsi = aliran dari separator ke silencer isentalpik,
jadi entalpi air pada kondisi separator (hwi) sama
dengan entalpi air masuk separator (h2).
Maka = dryness di silencer (X2) :
X2 = h2-hf2/hfg2

Bila (Mw) adalah laju aliran air keluar dari silencer,


dan diukur dengan weirBox, maka laju aliran air
keluar dari separator (Mw) :
Mw = Mw/1-X2
Dengan substitusi X2 = h2-hf2/hfg2, kepersamaan
diatas,
Maka didapat
Mw = Mw hfg2 / hg2-h2

Ringkasan Uji Produksi

Penentuan Daya Listrik


Penentuan daya listrik untuk PLTP untuk PLTP, pada
prinsipnya menggunakan prinsip-prinsip Termodinamika,
seperti halnya dengan PLT lain misalnya PLTU.
Disini tidak akan dibahas prinsip-prinsip termodinamika
tetapi langsung kepada aplikasi prinsip termodinamika.
1.

Siklus Uap kering


Sistim konversi fluida uap kering merupakan sistem
yang paling mudah dan paling murah, karena fluida uap
langsung dialirkan ke turbin, kemudian turbin
menggerakan generator.
Uap menggerakan turbin kemudian dibuang ke
atmosfir (atmospheric exhaust turbine) atau dialirkan
ke kondensor (condensing turbin).

Skema Diagram Siklus UapKering

Diagram T S Untuk Sistim Konversi Uap


Kering

Kerja yang dihasilkan turbin ditentukan dengan persamaan :


W = m (h1-h2) dimana,
W = kerja/daya turbin (kw)
M = massa (kg/s)
h1 = entalpi uap masuk ke turbin (kj/kg)
H2 = entalpi uap keluar dari turbin (kj/kg)
Persamaan di atas digunakan untuk perhitungan daya turbin.
Lihat gambar siklus uap kering, pada titik 1 fasa fluida
panasbumi berupa uap, pada titik 2 secara isentropik, sehingga
S1 = S2
S1 = Sf2 + X2 Sf2
Setelah X2 dihitung, dicari entalpi pada outlet turbin :
h2 = hf2 + X2 h fg2,
Daya turbin dihitung dengan
W = m (h1-h2)
= efisiensi turbin

2 . Siklus Uap hasil pemisahan (separated steam


Cycle)

Jika fluida dari sumur sebagai campuran fluida


dua fasa (fasa uap dan fasa cair), maka
digunakan separator untuk memisahkan kedua
fasa. Fasa uap yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakan turbin. Siklus ini banyak digunakan
pada reservoir panasbumi dominasi air.

Skema Diagram Siklus Uap Hasil Pemisahan

Diagram T S Untuk Sistim Konversi Uap Hasil


Pemisahan

Lihat gambar Diagran T-S diatas.


Pada titik 1 fluida panas bumi berupa campuran dua
fasa. Sebelum masuk turbin fluida menjalani proses
isentalpik dari titik 1 ke titik 2. di kepala sumur
diketahui kualitas uap. Pada titik 2, fluida masuk
separator, sehingga :
h1 = hf1 + Xwh hfg . . . . 1
h2 = h1 = hf2 + X2 hfg2 . . . . 2
Dari persamaan (2) di dapat fraksi uap yang masuk
separator, fraksi air di buang.
Pada tekanan dan inlet turbin, bisa di ketahui
entalpi dan entropinya.

Asumsi proses di dalam turbin adalah isentropik,


sehingga entropi di titik 4 dan 5 sama, maka
S3 = S4 = Sf5 + X5 Sfg5
Dari persamaan tersebut dihitung X5 (dryness
pada outlet turbin).
Entalpi pada outlet turbin :
h5 = hf5 + X5 hfg5
Daya turbin dihitung dengan persamaan :
W = m X5 (h4 h5)

Anda mungkin juga menyukai