Hipertensi
Hipertensi
DEFINISI
JNC 7 (Joint National Committee VII)
= Peningkatan tekanan darah
dimana tekanan darah sistolik 140
mmHg atau tekanan darah diastolik
90 mmHg dengan sedikitnya tiga
kali pengukuran secara rutin.
Klasifikasi (JNE 7)
TD Diastolik
Klasifikasi
TD Sistolik (mmHg)
Normal
< 120
dan
< 80
Prehipertensi
120-139
atau
80-89
(mmHg)
140-159
atau
90-99
160
atau
100
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesa: Tanyakan keluhan yang
dialami penderita, meskipun banyak yang
tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain
hypertensive headache (nyeri kepala
biasanya di pagi hari dan terlokalisir di
regio occipital), keluhan sistem
kardiovaskuler seperti berdebar dan rasa
sesak saat melakukan aktivitas dan
keluhan tidak spesifik seperti mudah lelah
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tekanan
darah.
Persiapan untuk
pemeriksaan tekanan
darah meliputi
persiapan alat, yaitu
manometer merkuri
(gold standart) dengan
manset yang sesuai
(panjang 80% lingkar
lengan, lebar 40%
lingkar lengan) dan
stetoskop.
MANAJEMEN/PENGOBATAN
- Non farmakologi Modified
Lifestyle
- Farmakologi
Modified Lifestyle
Alkohol
Rokok
Kopi
Garam Natrium
Berat badan
Olahraga
Stres
Buah-buahan/sayuran
1. Renin Angiotensin
Inhibitor
a. ACE inhibitor
b. Angiotensi 2 Reseptor
Blocker
c. Renin inhibitor
Batuk
Kehamilan
Hiperkalemia
Hiponatremia
Gangguan fungsi ginjal cek ureum
kreatinin berkala
2. Adrenergik Blocker
a. Beta blocker
b. Alfa blocker
c. Sentral
d. Perifer
3. Antagonis Kalsium
(Calcium channel
blocker)
a. Dihidropiridin
b. Non dihidropiridin
Lanjutan
Golongan Obat
Tidak
direkomendasi/Efek
Samping
Hipokalemia
Hiponatremia
Gangguan fungsi hati
Gout
4. Diuretik
a. Golongan thiazid
b. Loop diuretik
c. Hemat kalium
5. Vasodilator Direct
Jangan digunakan
kecuali Nitropruside
(hipertensi emergency)
HIPERTENSI KRISIS
Manifestasi klinis
N
eurologi
Mata
Kardiovaskular
Ginjal
Faktor Resiko
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat
atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang
tinggi seperti luka berat, phaeochromocytoma,
penyakit kolagen, penyakit vascular, trauma
kepala.
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim
ginjal.
Lanjutan
Apabila telah tercapai target tetesan diltiazem dapat
diperlambat, misalnya 1 ampul diltiazem dengan
cairan infus 250cc selama 12 jam
Captopril oral 2x25mg atau 3x25mg. Captopril jgn
diberikan bila kadar kalium darah >5,5. Berikan obat
anti hipertensi lain, termasuk juga hitrin (alfa blocker)
dengtan dosis langsung 2x1 mg atau 2x2 mg
Setelah 2 jampertama, cek tensi tiap jam. Bila sistolik
>200 atau dan diastolik >120 berikan captopril
sublingual. Bila tetap tinggi tetesan diltiazem dapat
dinaikkan kembali dan obat oral ditambah lagi
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
: Ny. E
Usia
: 63 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Alamat
: Panyakalan
No MR
: 138219
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal masuk
: 20 November 2016
BB
: 63 kg
Tinggi badan
: 155 cm
IMT
: 26 (kesan : gemuk )
Riwayat Keluarga :
Riwayat dengan penyakit yang sama
disangkal
Riwayat asam urat disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit stroke disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat Psikososial :
Pasien seorang perempuan yang
bekerja menjual gorengan dan
memiliki kebiasaan tidur pada pukul
23.00 wib dan bangun pukul 03.00
wib. Pasien mengkonsumsi kopi
sejak 30 tahun yang lalu dan bias
menghabiskan kira-kira 3 gelas
dalam seharinya. Pasien juga
memiliki kebiasaan makan makanan
yang asin.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: composmentis
cooperatif
Vital sign
Tekanan darah
: 120/70 mmhg
Nadi
: 84 x/menit,
reguler
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,2 0C
Status generalisata:
Kulit: ikterik (+), sianosis (-)
Kepala: normochepale,
sedikit beruban dan tidak mudah dicabut
Wajah : edema (-)
Mata :Konjungtiva Anemis (-),
Sklera Ikterik (-)
Telinga
: Dalam batas normal
Hidung
: Dalam batas normal
Mulut
: Dalam batas normal
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran
(KGB) submandibula ,sepanjang
M.sternocleidomastoideus, Supra/infraclavikula
kiri dan kanan.
Thorak
Paru-paru
Inspeksi
:Simetris kiri dan kanan
Palpasi
: fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi
: Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkial,
ronkhi basah halus nyaring (+), Wheezing
(-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba di RIC V 1 jari
di linea mid clavicularis sinistra
Perkusi
:
- Batas jantung kiri
: RIC V 1 jari di linea
mid clavicularissinistra
- Batas jantung kanan : RIC IV linea sternalis
dextra
- Batas jantung atas : RIC II linea
parasternalis sinistra
Auskultasi : irama murni , regular, M1<M2,
P1<A2, bising jantung (-)
Abdomen :
Inspeksi
: perut buncit, asites (-),
venektasi (-), massa (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), nyeri
lepas (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: bising usus (+)
normal
Ekstremitas superior
Inspeksi
: edema (-),
Sianosis (-)
Palpasi
: Perabaan hangat
Tes sensibilitas : sensibilitas halus
(+), sensibilitas kasar (+)
Reflek fisiologis
Kanan kiri
Refleks biseps
++
++
Refleks triseps
++
++
Refleks
++
++
brachioradialis
Reflek patologis
Refleks
Kanan
-
Kiri
-
Hoffman
Tromer
Ekstremitas inferior
Inspeksi
: edema(+)
sensibilitas
sensibilitas
halus
(+),
Refleks fisiologis
Kanan
Kiri
Refleks Patella
++
++
Reflkes Achilles ++
++
Refleks patologis
Kanan
Kiri
Refleks Babinski
Refleks Gordon
Refleksoppeinheim -
Reflekschaddoks
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis kerja
Hipertensi emergency
Oedema paru dengan payah jantung
kiri
Anxietas dengan hipertensi stabil
Penatalaksanaan
1. Non Farmakologis
Bed rest
ML RG
2. Farmakologi
IVFD RL 12 jam/kolf
ISDN 5 mg ( SL )
Betahistin 3 X 6 mg
Domperidon 3 X 10 mg
Furosemide 2 X 1 (iv)
Candesartan 1 X 8 mg
Amlodipine 1 X 10 mg
Pemeriksaan Anjuran
EKG
Rontgen foto thorak
MRI
CT Scan
Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Follow Up
Hari/
subject
Object
assesment
tangga
Plan
dan
anjuran
l
Senin/
Sakit
21
KU
Sakit Hipertensi
Urgensi
Novem Sakit
Kesadaran
ber
perut (+)
Composmentis
2016
110/70
mmHg
Nadi : 80 x/i ,
regular
Nafas : 19 x/i
Suhu : 35,1 C
Non
Farmakologis
Bed rest
ML RG
Farmakologi
IVFD RL 12
jam/kolf
ISDN 5 mg ( SL )
Betahistin 3 X 6
mg
Domperidon 3 X
10 mg
Furosemide 2 X 1
(iv)
Candesartan 1 X
8 mg
Amlodipine 1 X
10 mg
Anjuran :
Hari/
subject
Object
tang
gal
Senin Pusing
KU : Sakit sedang
Kesadaran
22 sudah
Nove
mulai
k
Composmentis
Nafas : 22 x/i
Suhu : 36 C
Kolesterol total : 241
Trigliserida : 206
Asam urat : 87
bronkopneumonia
anjuran
Hiperten
Non
Farmakologis
Bed rest
ML RG
Farmakologi
IVFD RL 12
jam/kolf
ISDN 5 mg
( inj )
Betahistin 3
X 6 mg
Domperidon
3 X 10 mg
Furosemide 2
X 1 (iv)
Amlodipine 1
X 5 mg
+ HHD
thorak
nt
Urgensi
TD : 110/80 mmHg
Rontgen
Plan
: si
assesme
PA
dan
dan
Rontgen thorak
EKG
KESIMPULAN
Telah dilaporkan seorang wanita usia
62 tahun masuk bangsal penyakit
dalam wanita di Rumah Sakit Umum
Daerah Solok dengan diagnose Krisis
hipertensi+Hipertensi Hearth Disease.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
TERIMA KASIH