Anda di halaman 1dari 55

Case report

Krisis Hipertensi + Hipertensi Hearth


Disease
Oleh
Yuliana Suryani Putri
1210070100078
Prespetor:
dr. Elvi fitraneti, Sp.PD

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD SOLOK
2016

DEFINISI
JNC 7 (Joint National Committee VII)
= Peningkatan tekanan darah
dimana tekanan darah sistolik 140
mmHg atau tekanan darah diastolik
90 mmHg dengan sedikitnya tiga
kali pengukuran secara rutin.

Klasifikasi (JNE 7)
TD Diastolik

Klasifikasi

TD Sistolik (mmHg)

Normal

< 120

dan

< 80

Prehipertensi

120-139

atau

80-89

(mmHg)

HIPERTENSI: TD Sistolik 140 atau TD diastolik 90


Hipertensi
grade 1
Hipertensi
grade 2

140-159

atau

90-99

160

atau

100

Selain berdasarkan grade-nya,


hipertensi juga dibedakan berdasarkan
etiologi:
Hipertensi primer/esensial (95%
kasus): penyebabnya tidak diketahui.
Hipertensi sekunder (5% kasus):
penyebabnya dapat diketahui.

Patofisiologi

Diagnosis
Anamnesa: Tanyakan keluhan yang
dialami penderita, meskipun banyak yang
tidak memiliki keluhan.
Keluhan yang dapat muncul antara lain
hypertensive headache (nyeri kepala
biasanya di pagi hari dan terlokalisir di
regio occipital), keluhan sistem
kardiovaskuler seperti berdebar dan rasa
sesak saat melakukan aktivitas dan
keluhan tidak spesifik seperti mudah lelah

Riwayat lain yang penting untuk ditanyakan:


Durasi, onset usia, dan level tekanan darah
sebelumnya
Terapi antihipertensi sebelumnya
Gejala yang mengindikasikan penyebab sekunder
Faktor lifestyle: intake lemak, garam, alkohol, rokok,
aktivitas fisik, kenaikan berat badan
Riwayat disfungsi neurologis, gagal jantung, PJK
Pemakaian obat-obat yang meningkatkan tekanan
darah: kontrasepsi oral, steroid, NSAID, dekongestan
nasal
Keberadaan faktor resiko CVS

Yang dimaksud dengan faktor resiko sistem


kardiovaskular adalah sebagai berikut:
Hipertensi
Merokok
Obesitas (IMT 30)
Inaktivitas fisik
Dislipidemia
Diabetes mellitus
Mikroalbuminemia atau perkiraan GFR < 60
ml/menit
Umur (> 55 tahun untuk laki-laki, 65 tahun untuk
wanita)
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung
cardiovascular yang prematur (< 55 tahun untuk
laki-laki, < 65 tahun untuk wanita)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tekanan
darah.
Persiapan untuk
pemeriksaan tekanan
darah meliputi
persiapan alat, yaitu
manometer merkuri
(gold standart) dengan
manset yang sesuai
(panjang 80% lingkar
lengan, lebar 40%
lingkar lengan) dan
stetoskop.

JNC 7 merekomendasikan pengulangan


pemeriksaan tekanan darah sekitar 5 menit
setelah pemeriksaan pertama.
Sedangkan menurut American society of
hypertension, diagnosis hipertensi
dikonfirmasi setelah kunjungan berikutnya (1-4
minggu setelah pengukuran pertama), dengan
kedua pengukuran tersebut harus tekanan
darah sistolik 140 mmHg atautekanan darah
diastolik 90 mmHg untuk menegakkan
diagnosis.

Cara Diagnosa Hipertensi


1. Beberapa kali kunjungan (minimal 3 kali) dan diambil
harga rata-rata dari sistolik dan diastoliknya
2. Bisa satu kali kunjungan, tetapi tekanan darah
sistolik 200 mmHg atau/dan diastolik 120 mmHg
dan pasien dalam keadaan sadar serta rileks 5 menit
sebelum pengukuran
3. Bisa satu kali kunjungan, tetapi didapatkan riwayat
hipertensi yang jelas
4. Tidak merokok dan minum kopi minimal 30 menit
sebelum pengukuran
5. Manset harus menutupi minimal 80% lingkar lengan
atas

MANAJEMEN/PENGOBATAN
- Non farmakologi Modified
Lifestyle
- Farmakologi

Modified Lifestyle

Alkohol
Rokok
Kopi
Garam Natrium
Berat badan
Olahraga
Stres
Buah-buahan/sayuran

Intervensi gaya hidup

Obat Anti Hipertensi


Golongan Obat

Tidak Direkomendasi/Efek samping

1. Renin Angiotensin
Inhibitor
a. ACE inhibitor
b. Angiotensi 2 Reseptor
Blocker
c. Renin inhibitor

Batuk
Kehamilan
Hiperkalemia
Hiponatremia
Gangguan fungsi ginjal cek ureum
kreatinin berkala

2. Adrenergik Blocker
a. Beta blocker
b. Alfa blocker
c. Sentral
d. Perifer

Bradikardia, AV block, CHF, Asma, PPOK


Lemas, hipotensi ortostatik
Mulut kering, sedasi, jgn sampai putus
obat (tensi bisa naik mendadak) jgn
berikan pada CVD
Sekresi asam lambung naik,

3. Antagonis Kalsium
(Calcium channel
blocker)
a. Dihidropiridin
b. Non dihidropiridin

Bradikardia, AV block, CHF


Nifedipin jgn digunakan

Lanjutan
Golongan Obat

Tidak
direkomendasi/Efek
Samping
Hipokalemia
Hiponatremia
Gangguan fungsi hati
Gout

4. Diuretik
a. Golongan thiazid
b. Loop diuretik
c. Hemat kalium

5. Vasodilator Direct

Jangan digunakan
kecuali Nitropruside
(hipertensi emergency)

Pengobatan Hipertensi JNC


7

HIPERTENSI KRISIS

Definisi Menurut T.Mudwal


Hipertensi krisis adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah harus diturunkan dengan cepat
untuk menghindarkan perburukan keadaan pasien
Hipertensi emergency adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah harus diturunkan dalam
tempo paling lama 2 jam dengan target turunnya
tekanan darah sebanyak 25% dari MAP
Hipertensi Urgency adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah harus diturunkan paling lama 24
jam dengan target turunnya tekanan darah 25%
dari MAP

Manifestasi klinis
N
eurologi

Sakit kepala, hilang/kabur


penglihatan, kejang, gangguan
kesadaran (somnolen, spoor,
koma).

Mata

Funduskopi berupa perdarahan


retina, eksudat retina, edema
papil.

Kardiovaskular

Nyeri dada, edema paru

Ginjal

Azotemia, proteinuria, oliguria

Faktor Resiko
Penderita hipertensi yang tidak meminum obat
atau minum obat anti hipertensi tidak teratur.
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yang
tinggi seperti luka berat, phaeochromocytoma,
penyakit kolagen, penyakit vascular, trauma
kepala.
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim
ginjal.

Pengobatan Hipertensi Krisis


Furosemid injeksi 1 ampul
Captopril 25 mg sublingual (jika pasien sadar),
cek tensi tiap setengah jam, pemberian
captopril sublinguan dapat diulang s/d 4x
Diltiazem injeksi bolus IV 0,25 mg/kgBB (10mg12,5mg). Berikan diltiazem injeksi 5-10mg tiap
1 jam atau 1 ampul diltiazem (50mg)
dimasukkan dalam infus cairan 250cc dan
berikan selama 6 jam. Bila tensi tidak turun
dalam tempo setengah ja, naikkan tetesan
infus menjadi 4 jam

Lanjutan
Apabila telah tercapai target tetesan diltiazem dapat
diperlambat, misalnya 1 ampul diltiazem dengan
cairan infus 250cc selama 12 jam
Captopril oral 2x25mg atau 3x25mg. Captopril jgn
diberikan bila kadar kalium darah >5,5. Berikan obat
anti hipertensi lain, termasuk juga hitrin (alfa blocker)
dengtan dosis langsung 2x1 mg atau 2x2 mg
Setelah 2 jampertama, cek tensi tiap jam. Bila sistolik
>200 atau dan diastolik >120 berikan captopril
sublingual. Bila tetap tinggi tetesan diltiazem dapat
dinaikkan kembali dan obat oral ditambah lagi

Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama
: Ny. E
Usia
: 63 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Alamat
: Panyakalan
No MR
: 138219
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal masuk
: 20 November 2016
BB
: 63 kg
Tinggi badan
: 155 cm
IMT
: 26 (kesan : gemuk )

Keluhan Utama : kepala terasa pusing sejak 1


hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Kepala terasa pusing sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pusing yang dirasakan
pasien seolah-olah lingkungan yang berputar.
Lalu pasien pergi berobat ke bidan dan
didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg dan
diberikan obat penurun tensi namun pasien
tidak mengetahui nama obatnya. Sesampai
dirumah sekitar pukul 16.00 wib pasien
meminum obat tersebut namun tidak
mengurangi rasa pusing yang dirasakan oleh
pasien.

Pasien merasakan kuduk terasa berat


sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluhkan adanya rasa mual
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
namun tidak sampai adanya muntah
Sesak nafas tidak ada
Penglihatan kabur tidak ada
Lemah anggota gerak dan bicara pelo
tidak ada

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat dengan penyakit yang sama
disangkal
Riwayat asam urat ada sejak 1
tahunyang lalu dan pasien rutin
minum obat asam urat dari puskesmas
namun pasien tidak mengetahui nama
obatnya.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit stroke disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal

Riwayat Keluarga :
Riwayat dengan penyakit yang sama
disangkal
Riwayat asam urat disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit stroke disangkal
Riwayat penyakit DM disangkal

Riwayat Psikososial :
Pasien seorang perempuan yang
bekerja menjual gorengan dan
memiliki kebiasaan tidur pada pukul
23.00 wib dan bangun pukul 03.00
wib. Pasien mengkonsumsi kopi
sejak 30 tahun yang lalu dan bias
menghabiskan kira-kira 3 gelas
dalam seharinya. Pasien juga
memiliki kebiasaan makan makanan
yang asin.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: composmentis
cooperatif
Vital sign
Tekanan darah
: 120/70 mmhg
Nadi
: 84 x/menit,
reguler
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,2 0C

Status generalisata:
Kulit: ikterik (+), sianosis (-)
Kepala: normochepale,
sedikit beruban dan tidak mudah dicabut
Wajah : edema (-)
Mata :Konjungtiva Anemis (-),
Sklera Ikterik (-)
Telinga
: Dalam batas normal
Hidung
: Dalam batas normal
Mulut
: Dalam batas normal
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran
(KGB) submandibula ,sepanjang
M.sternocleidomastoideus, Supra/infraclavikula
kiri dan kanan.

Thorak
Paru-paru
Inspeksi
:Simetris kiri dan kanan
Palpasi
: fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi
: Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkial,
ronkhi basah halus nyaring (+), Wheezing
(-/-)

Jantung :
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba di RIC V 1 jari
di linea mid clavicularis sinistra
Perkusi
:
- Batas jantung kiri
: RIC V 1 jari di linea
mid clavicularissinistra
- Batas jantung kanan : RIC IV linea sternalis
dextra
- Batas jantung atas : RIC II linea
parasternalis sinistra
Auskultasi : irama murni , regular, M1<M2,
P1<A2, bising jantung (-)

Abdomen :
Inspeksi
: perut buncit, asites (-),
venektasi (-), massa (-)
Palpasi
: Nyeri tekan (-), nyeri
lepas (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: bising usus (+)
normal

Ekstremitas superior
Inspeksi
: edema (-),
Sianosis (-)
Palpasi
: Perabaan hangat
Tes sensibilitas : sensibilitas halus
(+), sensibilitas kasar (+)

Reflek fisiologis

Kanan kiri

Refleks biseps

++

++

Refleks triseps

++

++

Refleks

++

++

brachioradialis

Reflek patologis

Refleks

Kanan
-

Kiri
-

Hoffman
Tromer
Ekstremitas inferior
Inspeksi

: edema(+)

Palpasi : perabaan hangat


Tes

sensibilitas

sensibilitas kasar (+)

sensibilitas

halus

(+),

Refleks fisiologis

Kanan

Kiri

Refleks Patella

++

++

Reflkes Achilles ++

++

Refleks patologis

Kanan

Kiri

Refleks Babinski

Refleks Gordon

Refleksoppeinheim -

Reflekschaddoks

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lab 20 November 2016


Hb
: 15,2 g/dl
Ht
: 44,5 %
Leukosit
: 7700/mm3
Trombosit : 283.000/mm3
ureum
: 19,2 mg/dl
kreatinin
: 0.92 mg%
GDR
: 99 mg%

Diagnosis kerja

Krisis Hipertensi + Hipertensi Hearth


Disease
Diagnosa Banding

Hipertensi emergency
Oedema paru dengan payah jantung
kiri
Anxietas dengan hipertensi stabil

Penatalaksanaan

1. Non Farmakologis
Bed rest
ML RG
2. Farmakologi
IVFD RL 12 jam/kolf
ISDN 5 mg ( SL )
Betahistin 3 X 6 mg
Domperidon 3 X 10 mg
Furosemide 2 X 1 (iv)
Candesartan 1 X 8 mg
Amlodipine 1 X 10 mg

Pemeriksaan Anjuran

EKG
Rontgen foto thorak
MRI
CT Scan

Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
Quo ad functionam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Follow Up
Hari/
subject

Object

assesment

tangga

Plan

dan

anjuran

l
Senin/

Sakit

21

kepala (+) sedang

KU

Sakit Hipertensi
Urgensi

Novem Sakit

Kesadaran

ber

perut (+)

Composmentis

2016

Pusing (+) cooperative


TD

110/70

mmHg
Nadi : 80 x/i ,
regular
Nafas : 19 x/i
Suhu : 35,1 C

Non
Farmakologis
Bed rest
ML RG
Farmakologi
IVFD RL 12
jam/kolf
ISDN 5 mg ( SL )
Betahistin 3 X 6
mg
Domperidon 3 X
10 mg
Furosemide 2 X 1
(iv)
Candesartan 1 X
8 mg
Amlodipine 1 X
10 mg
Anjuran :

Hari/

subject

Object

tang
gal
Senin Pusing

KU : Sakit sedang

Kesadaran

22 sudah

Nove

mulai
k

Composmentis

Nafas : 22 x/i
Suhu : 36 C
Kolesterol total : 241
Trigliserida : 206
Asam urat : 87
bronkopneumonia

anjuran

Hiperten

Non
Farmakologis
Bed rest
ML RG
Farmakologi
IVFD RL 12
jam/kolf
ISDN 5 mg
( inj )
Betahistin 3
X 6 mg
Domperidon
3 X 10 mg
Furosemide 2
X 1 (iv)
Amlodipine 1
X 5 mg

+ HHD

Nadi : 82 x/i , regular

thorak

nt

Urgensi

TD : 110/80 mmHg

Rontgen

Plan

: si

mber membai cooperative


2016

assesme

PA

dan

dan

Rontgen thorak

EKG

KESIMPULAN
Telah dilaporkan seorang wanita usia
62 tahun masuk bangsal penyakit
dalam wanita di Rumah Sakit Umum
Daerah Solok dengan diagnose Krisis
hipertensi+Hipertensi Hearth Disease.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesa didapatkan keluhan kepala


terasa pusing sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pusing yang dirasakan seolah
olah lingkungan yang berputar terhadap
pasien. Pasien merasakan kuduk terasa berat
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluhkan adanya rasa mual sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit namun
tidak sampai adanya muntah. Sesak nafas
tidak ada, penglihatan kabur tidak ada, Lemah
anggota gerak dan bicara pelo juga tidak ada

Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya edema


pada ektremitas inferior sinistra. Pada pemeriksaan
penunjang Pemeriksaan lab 20 November 2016 Hb
15,2 g/dl, Ht 44,5 %, Leukosit : 7700/mm3,
Trombosit 283.000/mm3, ureum : 19,2 mg/dl,
kreatinin
: 0.92 mg%, GDR : 99 mg%
Dari pemeriksaan rontgen thorak PA didapatkan
kesan bronkopneumonia dan hemidiafragma dan
sinus kiri yang suram.
Pasien mendapatkan terapi, bed rest dan ML RG
IVFD RL 12 jam/kolf, ISDN 5 mg ( SL ), Betahistin 3 X
6 mg, Domperidon 3 X 10 mg, Furosemide 2 X 1 (iv),
Candesartan 1 X 8 mg, Amlodipine 1 X 10 mg

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai