Anda di halaman 1dari 22

Dr.ERY ANANDA.

SpTHT-KL

2. INFEKSI PADA HIDUNG & SINUS PARANASAL:


2.1. Infeksi pada Hidung.
A. Rinitis akut.
Radang akut pada mukosa hidung yg disebabkan oleh infeksi
virus atau bakteri.
Sering dijumpai rinitis simpleks (common cold),
coryza,influenza dll.
Rinitis simpleks (Pilek, selesma, coryza & common cold)
Penyebab paling sering rinovirus, virus lain: coxsackie,
mixovirus & ECHO virus.
Pencetus: menurunnya daya tahan/ kekebalan tubuh:
kelelahan, kedinginan penyakit kronis, dll
Gambaran klinis:
Stadium prodromal: rasa panas, kering & gatal di hidung
bersin berulang, hidung sumbat & ingus encer disertai
demam & nyeri kepala.
Mukosa hidung hiperemis & edem.

Bl ada infeksi sekunder sekret kental & sumbatan hidung bertam


Bl tdk ada komplikasi Os sembuh dl 5-10 hr.
Komplikasi : faringitis, otitis media, sinusitis, dll
Terapi:
Istirahat
Simtomatis: analgetik, antipiretik & dekongestan
Antibiotik: bl ada infeksi sekunder & komplikasi.

B. Rinitis kronis.
Faktor-faktor yg mempengaruhi rininitis kronis:
Lingkungan merokok
Industri
Alergi tipe I & II
Cystic fibrosis
Medika mentosa (obat tetes hidung)
Glandular states : hipotyroidisme

1. Rinitis Hipertropikans.

Stadium lanjut dr rinitis simpleks


Hipertropi yg permanen
Pemakaian obat topikal yg terlalu lama: rinitis medikamentosa
Emosi

Patologi :

Hipertropi permanen: edem. Infiltrasi, seluler, stroma


Fibrosis (hiperplastik) tjd penyumbatan vena, pblh limf, edem, stroma mu
Hidung hilang polipoid

Gejala:
Kompleks: alergi, infeksi dsb

Terapi:
Tergantung kausa
Alergi tes tusuk (skin prick test)
Septum deviasi septum reseksi
Hipertropi konka

2. Vasomotor Rinitis.
Parasimpatis dominasi dilatasi pmblh drh sekresi kelenj bersin
Hobi makan banyak
Perokok
Alkoholik
Sexual activity
Psychological stress adolescen, wanita 40 th & laki2 60 th

Medikamentosa:

- pil KB
- beta blocker
- obat2 psikotropik
Rinoskopi anterior
Radiologis

3.Rinitis Medikamentosa.

Pemberian obat tetes/spray hidung terlalu lama: obat2 simpatomime


Rebound vasodilatation (Beclomethasone dipropionate = Beconas
Elektro kauter

4.Rinitis Atrofikans.

Peny. rongga hidung kronis yg ditandai oleh atrofi progresif mukosa &
tl. Hidung disertai pembentukan krusta yg tebal & kering pd sebag >
rongga hidung

Ada 2 tipe:
1. Primer (Ozaena)
Etiologi blm jelas
- endokrin
- infeksi : KLebsiela ozaena
- nutrisi
Periarteritis dan endarteritis pd arteriol terminalis

2. Sekunder

setelah infeksi rongga hidung lama


reseksi septum deviasi

Patofisiologi:

Metaplasia skuamosa
Lamina propia
Membrana basalis

Karakteristik:

Pelepasan mukosa
Tidak ada sel goblet
Destruksi si;lia
Krusta pada membrana mukosa

Gambaran Klinis:
Bau busuk
Penciuman berkurang

Rinoskopi anterior:
Kavum nasi tampak luas
Krusta
Epistaksis
Atrofi struktur intra nasal

Pembagian tingkatan klinis:


1. Atrofi mukosa hidung mukosa masih merah
2. Mukosa kering krusta banyak
3. Atrofi berat kavum nasi luas, anosmia

Terapi:
Medikamentosa: Antibiotik spektrum luas,vitamin A, irigasi
rongga hidung
dg NaCl 0,9%, hormonal stilbestrol
Operatif

Obat pencuci hidung pd Ozaena:


1. Lar. NaCl 0,9%
2. Lar. Povidon Iodine (Betadin) 1 C + 100 cc air hangat.
3. Larutan;
NaCI
NH4Cl
NaHCO3
aaa 9
Aqua ad
300 cc
1 C larutan + 9 C air hangat hirup mll hidung & dikeluarkan mll
4. Larutan garam hangat (garam dapur) + Vitamin A 3 x 50.000 IU.

5. Rinitis difteri:
Etiologi Corynebacterium diphteriae.
Primer pd hidung, sekunder pd tenggorok
Bisa akut dan kronis

Gejala kinis:
Akut:

demam, toksemia, limfadenitis & mungkin paralisis.


Di hidung: ingus bercampur darah, pseudomembran & krusta c
di nares dan kavum nasi.
Diagnosis pasti ditemukan kuman pd sekret hidung.
Kronis:
Gejalanya lebih ringan
Self limited/ sembuh sendiri

Terapi:
ADS & antibiotik (penisilin).
Penderita harus diisolasi smpi pemeriksaan kuman negatif.

6. Rinitis tuberkulosa
7. Rinitis sifilis
8. Rinitis karena jamur.

Tugas baca !

2.2. Infeksi pada Sinus paranasal.

Sinusitis: peradangan sebagian atau seluruh mukosa & periosteum sin


Sinusitis

unilateral atau bilateral (dextra/ sinistra/ simple


multisinusitis (mengenai bbrp sinus)
pansinusitis (mengenai semua sinus)

Klasifikasi:
Menurut Adams (1978):
Sinusitis akut:
Infeksi bbrp hr smp bbrp minggu (4 minggu)
Sinusitis subakut:
Infeksi bbrp minggu smp bbrp bln ( > 4 minggu - < 12 minggu)
Sinusitis kronis:
Infeksi bbrp bln smp bbrp thn
Menurut Cauwenberge (1983):
sinusitis kronis infeksi > 3 bulan

A. Sinusitis akut:

peradangan yg melibatkan hidung & sinus paranasal dg onset yg ti


lamanya kurang lebih 1 bln.

Etiologi:
1. Rinogen sumbatan daerah KOM (kompleks ostiomeatal) ok
infeksi,
obstruksi mekanis atau alergi.
2. Dentogen (infeksi gigi) dasar sinus maksila prosesus
alveolaris
gigi (P1 M2)
Penyebaran infeksi gigi sinus:
Infeksi gigi kronis granulasi, fungsi mukosa berubah,
aktifitas
silia terganggu.
Perkontinuitatum dr granuloma atau limfatik
Keadaan gigi yg sinusitis:
a. periapikal abses
b. periodontal abses
c. ekstraksi gigi
d. gigi fraktur akar gigi terdorong ke antrum
perforasi
3. Trauma
a. fraktur terbuka kerusakan mukosa
b. kontusio pukulan keras pd pipi & kontusio mukosa
sinus

Faktor predisposisi:
Lokal:
Obstruksi hidung: septum deviasi
Obstruksi osteum: polip hidung, rinitis vasomotor, alergi
Tonsilitis, adenoiditis
Infeksi di sinus lainnya
General:
Dingin, stres
diet yg jelek
Iritasi karena perbedaan atmosfir
Bakteriologis:
Peneumokokus
Streptokokus
Stafilokokus
H.Influenza
E. coli
Klebsiela pneumoni

Gejala klinis:

Gejala subyektif:
Demam dan rasa lesu/ malaise.
Hidung tersumbat, ingus kental/ berbau mengalir ke nasofaring.
Nyeri di daerah sinus yg terkena kadang2 referred pain.
Sinusitis maksila:
Nyeri di bawah kelopak mata & menyebar ke alveolus (nyeri di
nyeri alih di dahi & depan telinga.
Sinusitis ethmoid:
nyeri di pangkal hidung & kantus medius kadang di mata ata
retrobulber.
nyeri alih do pelipis/ parietal.
Sinusitis frontal:
nyeri terlokalisir di dahi atau di seluruh kepala.
Sinusitis sfenoid:
nyeri di verteks, oksiput, retrobulber & di daerah mastoid.

Gejala objektif:
Sinusitis maksila:
Pembengkakan di pipi &kelopak mata bawah.
Sinusitis frontal:
Pembengkakan di dahi & kelopak mata atas.
Sinusitis ethmoid jarang timbul pembengkakan kecuali ada komplika
Rinoskopi anterior:

Mukosa konka hiperemis & edema.


Sinusitis maksila, frontal & ethmoid anterior mukopus di meatus m
Sinusitis ethmoid posterior & sfenoid nanah di meatus superior

Rinoskopi posterior:
nanah di nasofaring (post nasal drip/ PND)
Transiluminasi sinus yg sakit lebih suram atau gelap.
Radiologis:
Waters, Caldwell & lateral penebalan mukosa atau air fluid
Mikrobiologis:

pemeriksaan sekret hidung Streptokokus, Stafilokokus & H. influen


selain itu bisa virus atau jamur (Rhizopus familie Mucor & Aspergi

B. Sinusitis sub akut


Klinis sama dg sinusitis akut tanda2 radang akut sudah reda.
Rinoskopi anterior sekret purulen di meatus medius & superior.
Rinoskopi posterior sekret purulen di nasofaring.
Terapi Medikamentosa:
Antibiotik spektrum luas 10 14 hr.
Dekongestan topikal/ sistemik
Analgetik
Antihistamin
Mukolitik
Tindakan;
Diatermi (ultra short wave diathermy)
Punksi irigasi atau antrostomy wash out (AWO) sinusitis
maksila.
Pencucian sinus cara Proetz (Proetz displacement therapy)
sinusitis
ethmoid, frontal & sfenoid.
Lain: septoplasty, polipectomy, konkotomy dainase lancar.

Polusi bahan kimia


Silia rusak

Obstr. Mekanik

Ggn. drainase

Perub. Mukosa

Infeksi

Th/ infeksi akut yg tdk adekuat

Alergi &
deff. imunologis

C. Sinusitis Kronis
Permukaan mukosa spt akut supuratif
Jaringan grabulasi
Menebal hiperplastik
Epitelium dan kelenjar diganti jar. Ikat
Degenerasi polipoid
Polip pada sinus :
Paling sering pada sinus maksilaris & etmoidalis
Jarang pd sinus frontalis & sfenoidalis
Etiologi dan Predisposisi:
Sinusitis akut
Infeksi gigi
Gangguan drainase sinus
ALergi
Gangguan aktifitas silia: merokok

Gejala Klinis:

Bervariasi ringan sampai berat


Yang berhubungan dengan hidung:
Obstruksi hidung
Rinore (adanya empiema dlm sinus)
Epistaksis
Gangguan penciuman: parosmia, anosmia, kakosmia
Postnasal drip nasofaringitis kronis
Yg berhubungan dgn faringotonsilitis
Yg berhurbungan dgn telinga: obstruksi tuba telinga tsumbat OMA
Sakit kepala sangat khas: pd jam 10-11 pagi hr, menghilang sore hr
Yg bhubungan dgn mata: konjungtifitis
Yg bhubungan dgn Tr.Respiratorius: laringitis kronis, bronkhitis
Yg bhubungan dgn Tr. Digestivus: sekret ttelan gastritis, nausea & ggn p
Gejaja umum: demam yg ringan

Pemeriksaan Klinis:

Rinoskopi anterior: mukosa hiperemis & edematous, sekret di meatus media:


serous purulen

Rinoskopi posterior: sekret pd pmukaan palatum


Pemeriksaan faring: pus mll dinding lateral faring
Lain-lain : nyeri tekan daerah pipi
Pemeriksaan Khusus:
Transiluminasi
Sinus maksilaris & frontalis
Derajat kegelapan: 3.2.1 & 0
Derajat 3:
Bl pupil bercahaya
Tampak gambaran semilunar di bawah mata
Gambaran terang pd pipi
Derajat 2:
Baru jelas bl sudah ditekan
Derajat 1:
pupil tidak bercahaya
Derajat 0:
Gelap

Pemeriksaan Radiologis:
Posisi oksipitofrontal (Caldwell)
Posisi posteroanterior (Waters)
Gambaran yg terlihat:
Cairan (air fluid level)
Perselubungan: pus
Penebalan mukosa, polip

Komplikasi:
Eksoftalmus
Orbital pain
Pembengkakan pd alis
Epifora
Orbital selulitis
Osteomielitis
Komplikasi intrakranial

Terapi:
Tergantung dr perubahan2 mukosa:
Reversibel: konservatif (medikamentosa, irigasi antrum)
Irreversibel: radikal (Operatif Caldwell Luc)

Anda mungkin juga menyukai