Anda di halaman 1dari 32

GLOMERULONEFRITIS

Helmi Ananta
08711052

ANATOMI GINJAL
Organ ganda,

terletak dalam
rongga abdomen,
retroperitoneal,
antara vertebra L1
L4
Panjang bervariasi
dari 6 -12 cm, dan
berat bervariasi dari
24 150 gram
Terdiri dari korteks
dan medulla

ANATOMI GINJAL

NEFRON
Tiap ginjal terdiri

dari 1 juta nefron


Tiap nefron terdiri
dari glomerulus
dan kapsula
bowman, tubulus
proksimal, anse
henle dan tubulus
distal

GLOMEROLUS
Suatu anyaman kapiler

yang sangat khusus dan


diliputi oleh simpai
Bowman
Jalinan glomerulus
merupakan kapiler-kapiler
khusus yang berfungsi
sebagai penyaring
Membran basal
glomerulus membentuk
suatu lapisan yang
berkesinambungan,
antara sel endotel dengan
mesangial pada satu sisi
dan sel epitel disisi lain

FILTRASI GLOMEROLUS
Membran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :

1. Lamina dense yang padat (ditengah)


2. Lamina rara interna, yang terletak diantara lamina
densa dan sel endotel
3. Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina
densa dan sel epitel
Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin
pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari
dinding kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi
Sel endotel, membran basal dan sel epitel dinding
kapiler glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang
kuat
Protein dalam darah relatif memiliki isoelektrik yang
rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena
itu, mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang
muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi

FILTRASI GLOMEROLUS (2)


Dengan mengalirnya darah ke dalam kapiler
glomerulus, plasma disaring melalui dinding
kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut
yang bebas sel, mengandung semua substansi
plasma seperti ektrolit, glukosa, fosfat,
ureum, kreatinin, peptida, protein-protein
dengan berat molekul rendah kecuali protein
yang berat molekulnya lebih dari 68.000
(seperti
albumin
dan
globulin).
Filtrat
dikumpulkan dalam ruang bowman dan masuk
ke dalam tubulus sebelum meningalkan ginjal
berupa urin.

FUNGSI GINJAL
1. Fungsi ekskresi
Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol
dengan mengubah ekskresi air.
Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan
mengeluarkan kelebihan H+dan membentuk kembali HCO3
Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma
dalam rentang normal.
Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme
protein terutama urea, asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi non ekskresi
Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan
darah.
Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting
dalam stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.
Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Degradasi insulin.
Menghasilkan prostaglandin

GLOMERULONEFRITIS AKUT
Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu

reaksi imunologis pada ginjal terhadap


bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi
ialah akibat infeksi kuman streptococcus
Menurut kejadiannya GN dibedakan atas GN
primer dan GN sekunder. Dikatakan GN
primer jika penyakit dasarnya berasal dari
ginjal sendiri dan GN sekunder jika kelainan
ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain
seperti penyakit autoimun tertentu, infeksi,
keganasan atau penyakit metabolik.

Streptococcus
Adalah bakteri gram

positif berbentuk bulat


yang secara khas
membentuk pasangan
atau rantai selama masa
pertumbuhannya
Sebagian besar (75%)
glomerulonefritis akut
paska streptokokus
timbul setelah infeksi
saluran pernapasan
bagian atas, yang
disebabkan oleh kuman
Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe 1,
3, 4, 12, 18, 25, 49

PATOFISIOLOGI GNA

PREVALENSI
GNAPS dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun

tersering pada golongan umur 5-15 tahun


Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1
Prevalensi meningkat pada orang yang sosial ekonominya
rendah, sehingga lingkungan tempat tinggalnya tidak
sehat

GEJALA KLINIS
Hematuria
Albuminuria
Edema ringan (periorbita)
Hipertensi
Demam
Gejala gastrointestinal (muntah, tidak nafsu makan,

konstipasi, diare)

GAMBARAN LABORATORIUM
Proteinuria (+1 - +4)
Hematuria makroskopik
Kelainan sedimen urin
Peningkatan ureum dan kreatinin
Peningkatan titer ASTO

GAMBARAN PATOLOGI
Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat

dan terdapat titik-titik perdarahan pada korteks.


Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus
terkena, sehingga dapat disebut glomerulonefritis
difusa.

DIAGNOSIS BANDING
Nefritis IgA
Membranoproliferatif Glomerulonefritis (tipe I dan II)
Lupus nefritis
Glomerulonefritis kronis

PENATALAKSANAAN

Tirah baring
Pemberian penisilin pada fase aktif
Diit rendah protein (1 g/kgbb/hari) dan rendah

garam (1 g/hari)
Pengobatan terhadap hipertensi
Diuretik
Dialisis
Digitalis, sedativa, dan oksigen

PEMBAGIAN
GLOMERULONEFRITIS

Berdasarkan gambaran histopatologisnya dapat


dibedakan atas;

GN lesi minimal = nefrosis lipoid


GN membranosa = ekstramembranosa = epimembranosa
GN proliferative = endokapiler = post streptococcal
GN kresentik = progresif cepat
GN membranoproliferatif = mesangiokapiler : tipe 1 dan 2
GN proloferatif fokal segmental = proliferative mesangial
Glomerulosklerosis fokal segmental

Berdasarkan gambaran klinisnya GN dikenal 5 macam


bentuk, yaitu;
Sindroma nefritis akut
Sindroma nefrotik
Kelainan urin persisten
Gagal ginjal akut progresif cepat
Gagal ginjal kronik

SINDROMA NEFRITIS AKUT


DEFINISI
Sindrom Nefritik Akut(Glomerulonefritis Akut,
Glomerulonefritis Pasca Infeksi) adalah suatu
peradangan pada glomeruli yang menyebabkan
hematuria (darah dalam air kemih), dengan
gumpalan sel darah merah dan proteinuria (protein
dalam air kemih) yang jumlahnya bervariasi.
ETIOLOGI
Bisa timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus,
juga bisa disebabkan oleh reaksi terhadap infeksi
lainnya,
seperti:
infeksi pada bagian tubuh buatan, endokarditis
bakterialis, pneumonia, abses pada organ perut,
cacar air, hepatitis infeksius, sifilis, malaria, dll.

GEJALA KLINIS
Edema periorbital dan

edema tungkai
Urin berwarna gelap
Hipertensi
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan
Gangguan fungsi hati

DIAGNOSA
Proteinuria
Peningkatan ureum dan

kreatinin darah
Peninggian kadar antibodi
streptococcus
Peningkatan kadar kalium
darah

THERAPI
Antibiotik
Diit rendah protein dan garam
Diuretik
Anti hipertensi

PROGNOSIS
Sebagian besar penderita

mengalami penyembuhan yang


sempurna.
Pada 1% penderita anak-anak dan
10% penderita dewasa, sindroma
nefritik akut berkembang menjadi
sindroma nefritik yang
berkembang dengan cepat.
Sekitar 85-95% anak-anak
kembali mendapatkan fungsi
ginjalnya yang normal, tetapi
memiliki resiko tinggi menderita
tekanan darah tinggi di kemudian
hari.
Sekitar 40% dewasa mengalami
penyembuhan yang tidak
sempurna dan tetap memiliki
kelainan fungsi ginjal.

SINDROMA NEFROTIK
Sindrom nefrotik merupakan gangguan klinis
ditandai oleh:
Peningkatan protein dalam urin secara
bermakna (proteinuria)
Penurunan albumin dalam darah
Edema
Serum cholesterol yang tinggi
(hiperlipidemia)

ETIOLOGI

Sindrom nefrotik

bawaan
Sindrom nefrotik
sekunder
Sindrom nefrotik
idiopatik
Kelainan minimal
Nefropati
membranosa
Glomerulonefritis
proliferatif
Glomerulosklerosis
fokal segmental

GEJALA KLINIS
Proteinuria > 3,5 g/hari

pada dewasa atau 0,05


g/kg BB/hari pada anakanak.
Hipoalbuminemia < 30 g/l.
Edema generalisata. Edema

terutama jelas pada kaki,


namun dapat ditemukan
edema muka, ascxites dan
efusi pleura.
Anorexia
Fatigue
Nyeri abdomen
Berat badan meningkat
Hiperlipidemia, umumnya
ditemukan
hiperkolesterolemia.

Hiperkoagualabilitas, yang

akan meningkatkan resiko


trombosis vena dan arteri.

KOMPLIKASI
Infeksi (akibat defisiensi

respon imun)
Tromboembolisme (terutama
vena renal)
Emboli pulmo
Peningkatan terjadinya
aterosklerosis
Hypovolemia
Hilangnya protein dalam urin
Dehidrasi

DIAGNOSIS
Gejala klinis
Riwayat infeksi saluran nafas

atas
Analisa urin : meningkatnya
protein dalam urin
Menurunnya serum protein
Biopsi ginjal

TERAPI
Diit tinggi protein, diit

rendah natrium jika edema


berat
Pembatasan sodium jika ada
hipertensi
Antibiotik untuk mencegah
infeksi
Terapi diuretik sesuai
program
Terapi albumin jika intake
dan output urin kurang
Terapi prednison dgn dosis 2
mg/kg/hari sesuai program

KELAINAN URIN PERSISTEN


KELAINAN DAPAT
BERUPA
Hematuria ringan dengan

atau tanpa silinder eritrosit


Proteinuria dengan atau
tanpa silinder hialin
Piuria dengan atau tanpa
silinder leukosit

TATALAKSANA
Pada umumnya tidak
memerlukan
penatalaksanaan khusus.
Namun perlu disingkirkan
kemungkinan penyebab
kelainan ekstraglomerular
dan memerlukan
monitoring terus-menerus

GAGAL GINJAL AKUT


DEFINISI

Gagal ginjal akut


merupakan suatu
keadaan klinis yang
ditandai dengan
penurunan fungsi
ginjal secara
mendadak dengan
akibat terjadinya
peningkatan hasil
metabolit seperti
ureum dan kreatinin.

GEJALA KLINIS
Anemia
Penurunan volume urin
Hipetrensi
Muntah
Letargi

DIAGNOSIS
Anamnesis
Penurunan Hb
Peningkatan kadar BUN

serum, kreatinin, asam


urat dan fosfat.
Peningkatan antibodi
streptococcus
Roentgen abdomen
USG ginjal
CT-Scan abdomen

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan harus

ditujukan kepada
penyakit primer yang
menyebabkan gagal
ginjal akut tersebut, dan
berdasarkan keadaan
klinis yang muncul.

GAGAL GINJAL KRONIK


DEFINISI
Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal
(unit nefron) yang berlangsung pelahan-lahan karena
penyebab berlangsung lama dan menetap yang
mengakibatkan penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi
kebutuhan biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit
(Hudak & Gallo, 1996).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir
(ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)

KESIMPULAN
Glomerunefritis

merupakan penyakit perdangan ginjal


bilateral. Paling lazim terjadi pada anak-anak 3 sampai 7
tahun meskipun orang dewasa muda dan remaja dapat juga
terserang , perbandingan penyakit ini pada pria dan wnita 2:1.
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu.Yang sering terjadi ialah akibat
infeksi. Tidak semua infeksi streptokokus akan menjadi
glomerulonefritis, hanya beberapa tipe saja. Timbulnya GNA
didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di traktus
respiratorius bagian kulit oleh kuman streptokokus beta
hemolitikus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49
Tujuan utama dalam penatalaksanaan glomerulonefritis
adalah untuk Meminimalkan kerusakan pada glomerulus,
Meminimalkan metabolisme pada ginjal, Meningkatkan fungsi
ginjal.
Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi 5% diantaranya
mengalami perjalanan penyakit yang memburuk dengan
cepat

Anda mungkin juga menyukai