Anda di halaman 1dari 16

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

PP INH

Infeksi tuberkulosis diawali oleh inhalasi droplet nuclei diameter 1-5


m yang mengandung M. tuberculosis
Kemampuan respon imun pejamu menentukan apakah infeksi akan
dihambat atau berkembang menjadi sakit.
Individu dengan respon imun baik dapat menghambat
perkembangan M. tuberculosis dikenal sebagai infeksi laten.
Kuman M. tuberculosis berada dalam tubuh penderita pada tahap
infeksi laten hingga waktu yang tidak dapat ditentukan
Isoniazid merupakan terapi lini pertama bersama dengan regimen
lain untuk pengobatan TB
tetapi dapat juga digunakan sebagai obat tunggal untuk
pencegahan TB.
Isoniazid digunakan sebagai terapi pencegahan bertujuan
mensterilisasi organisme laten ini
Penelitian Cohcrane melaporkan bahwa Isoniazid Preventive Therapy
(IPT) menurunkan risiko TB secara keseluruhan sebesar 33% dan
64% pada pasien Human immunodeficiency virus (HIV).
Word Health Organization merekomendasikan pemberian IPT untuk
pencegahan infeksi TB

1. Prinsip Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP-INH)

A. PENGERTIAN
PP-INH merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat yang penting untuk
pencegahan TB pada orang dengan HIV salah satu dari 13 rumusan strategi dan
implementasi kegiatan Kolaborasi TB-HIV dalam RAN 2015-2019 di Indonesia.
Direkomendasikan di dalam Policy Statement on Preventive Therapy against TB in PLHIV,
sejak 1998 oleh WHO dan the Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)
Implementasinya belum dilaksanakan secara meluas

B. TUJUAN
menurunkan beban TB pada Orang dengan HIV yaitu dengan mencegah kejadian sakit TB
pada mereka

C. SASARAN
Orang yang terinfeksi HIV baik baru didiagnosis HIV maupun sudah lama didiagnosis HIV
ODHA dengan atau belum pernah riwayat TB yang ditemukan di layanan HIV dan tidak
memiliki kontraindikasi pemberian PP-INH

Kriteria Rumah Sakit yang dapat melaksanakan kegiatan PP


INH adalah :
Rumah sakit rujukan ARV yang memiliki layanan testing, konseling
HIV dan PDP
Memiliki komitmen yang baik
Sudah menjalankan kolaborasi TB-HIV
Memiliki layanan/jejaring DOTS
Memiliki fasilitas/jejaring Rapid Test

2. ALGORITMA PEMBERIAN PENGOBATAN


PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID PADA
ODHA
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada ODHA ada 2 :

Primer Pemberian INH pada ODHA


yang belum pernah sakit TB
Sekunder Pemberian INH pada ODHA
yang sudah pernah sakit TB
Tahapan :
1.
2.
3.

4.

Skrining gejala dan tanda TB meliputi (Formulir Skrining TB pada ODHA dan
Penilaian Kriteria Pemberian PP INH)
Pemeriksaan Ronsen toraks sebagai skrining TB jika tersedia
Jika ditemukan minimal satu gejala dan tanda, atau pemeriksaan foto toraks
mendukung terduga TB lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis dahak Tes
Cepat Molekuler (TCM ) Penegakkan diagnosis dan pengobatan TB merujuk
Pedoman Nasional TB
Jika pada ODHA tidak ditemukan gejala dan tanda TB, dilanjutkan dengan penilaian
kriteria pemberian PP INH

Formulir
skrining
gejala dan
tanda TB,
serta
penilaian
pemberian
IPT

ALGORITMA PEMBERIAN
PENGOBATAN PENCEGAHAN
DENGAN ISONIAZID PADA
ODHA

Penilaian Kriteria Pemberian PP INH,yaitu :

1. Tidak sakit TB
2. Tidak ada kontraindikasi yaitu :

Gangguan fungsi hati (SGOT/SGPT >3x batas atas


normal/ikterus),
Neuropati perifer berat (mengganggu aktivitas),
Riwayat alergi INH,
ODHA dengan riwayat diagnosa resisten INH
( monoresisten/ poliresisten, TB MDR)

Catatan :
Meskipun kejadian hepatotoksik pemberian INH sangat
kecil (antara 0,001-0,004%), pemeriksaan SGOT dan SGPT
diperlukan pada penderita yang telah diketahui Hepatitis B,
hepatitis C dan alkoholik.
Pada ODHA yang Alkoholik boleh diberikan PP-INH jika SGPT
dan SGOT dalam batas normal

3. CARA PEMBERIAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN


ISONIAZID
Berat Badan 30kg :

Isoniazid dosis 300 mg +


Vitamin B6 25 mg
Berat Badan < 30kg :

INH diberikan dengan


dosis 10 mg/kg berat badan

setiap hari
selama 6
bulan (180
dosis)

Catatan :
Tujuan pemberian vitamin B6 untuk mengurangi efek samping
INH.
Dosis vitamin B6 tetap 25 mg per hari atau 50mg selang sehari
atau 2 hari sekali
Informasi mengenai pemberian profilaksis dengan INH harus
diberikan pada pasien termasuk tentang keuntungan, efek
sampking dan pentingnya kepatuhan selama diberikan INH
melalui pendekatan 5M (mengkaji, Menyarankan, menyetujui ,
membantu, merencanakan).

4. PEMANTAUAN PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID

Pemantauan PP INH ini dilakukan baik selama dan setelah pemberian PP


INH
Tujuan pemantauan selama pengobatan adalah untuk memastikan agar
pasien meminum obat secara teratur dan mengetahui efek samping
secara dini
Pemantauan setelah PP-INH selesai dilakukan setiap kunjungan ke
layanan HIV. Menurut WHO efek proteksi dari pemberian PP INH bertahan
sampai dengan 3 tahun, sehingga pemberian PP INH ulang dapat
dilakukan setelah 3 tahun

Hal-hal yang perlu


dipantau selama
pemberian PP INH
adalah:
Gejala/keluhan yang mengarah pada
sakit TB seperti batuk, demam,
keringat malam dan berat badan
menurun.
Efek samping INH:
Gatal gatal, ruam
Gejala neuropati perifer antara lain
baal dan kesemutan
Gejala hepatotoksik antara lain
berupa mual dan muntah
Pemeriksaan fisik: berat badan, suhu
tubuh, tanda ikterus dan pembesaran
kelenjar getah bening.
Kepatuhan pasien dalam minum INH
melalui pendekatan 5M ( menilai,
menyarankan, menyetujui,
menyepakati, dan merencanakan)

Hal-hal yang perlu


dipantau
sesudah
pemberian PP INH
adalah:
Gejala/keluhan yang
mengarah pada sakit TB
seperti batuk, demam,
keringat malam dan berat
badan menurun.
Pemeriksaan fisik: berat
badan, suhu tubuh, tanda
ikterus dan pembesaran
kelenjar getah bening.

Selama pemantauan bila


ditemukan gejala seperti di
atas maka perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan

Tabel 1. Penanganan Efek Samping PP INH


Efek Samping

Penanganan

Gatal, kemerahan kulit

Singkirkan
dulu
kemungkinan
penyebab lain, berikan anti-histamin
(sambil meneruskan PP INH dengan
pengawasan ketat). Bila gatal disertai
kemerahan hentikan PP INH. Tunggu
sampai kemerahan kulit tersebut
hilang. Jika gejala efek samping ini
bertambah berat, pasien perlu dirujuk.

Mual, muntah, tidak nafsu INH diminum malam sebelum tidur


makan
Ikterus tanpa penyebab Hentikan INH
lain .
Baal, kesemutan
Tambahkan dosis vitamin B6 sampai
dengan 100mg

Hasil akhir pengobatan


1.

Pengobatan lengkap :
Pasien yang telah menyelesaikan PP INH selama 6 bulan atau total 180 dosis
2. Lost to follow up ( putus berobat) :
Putus obat adalah pasien yang tidak minum obat INH selama 1 bulan secara
berturut - turut atau lebih.
3. Gagal selama pemberian PP INH :
Pasien yang selama waktu pemberian PP INH menjadi sakit TB, dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau geneXpert positif atau foto
toraks menunjukkan gambaran TB.
4. Gagal setelah pemberian PP INH :
Pasien yang setelah pemberian lengkap PP INH menjadi sakit TB, dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif atau geneXpert positif atau foto
toraks menunjukkan gambaran TB dalam masa pemantauan 3 tahun
5. Pindah :
Pasien yang pindah dan melanjutkan pengobatan ke fasilitas pelayanan lain
selama 6 bulan masa pemberian PP INH.
6. Meninggal
Pasien yang meninggal sebelum menyelesaikan paduan PP INH selama 6 bulan
atau 180 dosis dengan sebab apapun.
7. Efek samping berat : Pasien yang tidak dapat melanjutkan PP INH karena
mengalami efek samping
berat.

Pelacakan Pasien Mangkir

Pasien mangkir adalah: pasien yang tidak datang maksimal 2 hari dari
jadwal kunjungan untuk pemantauan
Sama seperti ART, jika pasien tidak datang pada saat jadwal
kunjungan, layanan perlu menghubungi pasien, jika memungkinkan,
lakukan kunjungan rumah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan jika pasien mangkir:
1.
Tim pelaksana di RS menghubungi pasien atau PMO melalui telepon
2.
Jika pasien atau PMO tidak dapat dihubungi melalui telepon, tim pelaksana
datang mengunjungi ke
rumah pasien tersebut.
3.
Tanyakan alasan pasien mangkir dan bantu pasien untuk menghadapi masalah
yang terkait
dengan alasan mangkirnya.
4.
Lakukan skrining gejala TB. Bila tidak ada gejala lanjutkan PP INH sampai dosis
lengkap (180 dosis).
Bila ada gejala TB, lakukan penegakan diagnosis sesuai alur.
5.
Lakukan konseling ulang

Tatalaksana pada kasus lost to follow up

Lama
putus
berobat

Tindakan
Lakukan skrining gejala TB.

<
1
bulan

Bila
ada
gejala,
rujuk
untuk
menegakkan diagnosis TB; kalau tidak
ada TB aktif lanjutkan pengobatan
sampai dosis lengkap (total 180 dosis)
Lakukan skrining gejala TB

>
1
bulan

Bila
ada
gejala,
rujuk
untuk
menegakkan diagnosis TB; kalau tidak
ada TB aktif, mulai PP INH dari awal.

Kapan INH mulai diberikan?


Setelah selesai pemberian
PP INH, manfaat proteksi
dapat dipantau setiap tahun
selama 3 tahun.
Pada setiap kunjungan
pasien tetap dilakukan
pengkajian status TB. PP
INH harus diulang setelah 3
tahun.

Anda mungkin juga menyukai