Anda di halaman 1dari 38

CASE BEDAH UROLOGI

HIPOSPADIA
OLEH :
ANDHIKA YUDHI PUTRA
ADVISOR :
dr. ILHAM ARIF

SUPERVISOR:
dr. SYAKRI SYAHRIL, Sp.U

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama: Ahmad Asraf
Umur: 2 tahun(1-1-

2012)
JK
: Laki-laki
RM : 00 64 21
Jaminan : JKN
Pekerjaan : Ruangan : RSWS
L2BDK1B2

ANAMNESIS
KU

III. PEMERIKSAAN
FISIS
Status Generalisata :
Sakit sedang/Gizi baik/ Compos mentis

(E4V5M6)
Tanda Vital :
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu aksilla : 36,6C

Mata : konjungtiva kedua mata tidak anemis,

sklera tidak ikterus


Hidung : tidak tampak kelainan
Bibir
: tidak tampak sianosis
Leher
- Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar,
tidak ada hematoma
- Palpasi : massa tumor dan pembesaran
kelenjar getah bening tidak teraba,
nyeritekan tidak ada

Thorax
Inspeksi: Simetris kiri=kanan
Palpasi : MT (-), NT (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS V kanan
Auskultasi : BP vesikuler, BT Rh-/- , Wh-/Abdomen
Inspeksi
: Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan tidak ada,

hepar/lien tidak teraba.


Perkusi : Timpani

Status Urologis:
Regio Costovertebra Sinistra:

Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment


tulang vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor
tidak ada.
Perkusi
: Nyeri ketok tidak ada.
Regio Costovertebra Dextra:

Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment


tulang vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor
tidak ada.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
Regio Suprapubik :

Inspeksi : Tampak datar, tidak tampk bulging, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.

Genitalia Eksterna:
Penis
:

Inspeksi : Tampak penis belum disirkumsisi, warna kulit lebih


gelap dari sekitarnya, OUE berada di pangkal penis, tampak penis
bengkok ke belakang dan preputium menumpukdi pangkal penis.
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Scrotum

:
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba,
teraba 2 buah testis, bentuk dan ukuran dalam batas
normal.

Perineum :

Inspeksi

: Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,


edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi
: Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.

Regio Suprapubik :

Inspeksi : Tampak datar, tidak tampk


bulging, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba.

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


HEMATOLOGI

HASIL

NILAI RUJUKAN

SATUAN

WBC

8.220

4.00 10.0

[103/uL]

RBC

4.780.000

4.00 6.00

[106/uL]

HGB

13

12.0 16.0

[g/dL]

HCT

36

37.0 48.0

[%]

PLT

222.000

150 400

[103/uL]

SGOT

41

<38

u/L

SGPT

19

<41

u/L

Ur/Cr

27/0,4

IV. GAMBARAN KLINIS

V. DIAGNOSIS
Hipospadia tipe penoscrotal

HIPOSPADIA

PENDAHULUAN
Hipospadia merupakan kelainan abnormal

dari perkembangan uretra anterior dimana


muara dari uretra terletak ektopik pada
bagian ventral dari penis proksimal hingga
glands penis. Muara dari uretra dapat pula
terletak pada skrotum atau perineum.
Semakin ke proksimal defek uretra maka
penis akan semakin mengalami pemendekan
dan membentuk kurvatur yang disebut
chordee.

Defenisi

INSIDENSI
Di Amerika Serikat, hipospadia terjadi 1:300

kelahiran bayi laki-laki hidup


Jika ada anak yang hipospadia maka
kemungkinan ditemukan 20% anggota
keluarga yang lainnya juga menderita
hipospadia. Meskipun ada riwayat familial
namun hingga saat ini, belum ditemukan ciri
genetik yang spesifk.

ANATOMI
Secara anatomis uretra dibagi menjadi dua

bagian yaitu:
1. Uretra pars anterior, yaitu uretra yang
dibungkus oleh korpus spongiosum penis,
terdiri dari: pars bulbosa, pars pendularis,
fossa navikulare, dan meatus uretra eksterna.
2. Uretra pars posterior, terdiri dari uretra
pars prostatika, yaitu bagian uretra yang
dilengkapi oleh kelenjar prostat, dan uretra
pars membranasea.

EMBRIOLOGI
Pada embrio yang berumur 2 minggu baru terdapat 2

lapisan yaitu ektoderm dan endoderm.


Baru kemudian terbentuk lekukan di tengah-tengah yaitu

mesoderm yang kemudian bermigrasi ke perifer,


memisahkan ektoderm dan endoderm, sedangkan di
bagian kaudalnya tetap bersatu membentuk membran
kloaka. Pada permulaan minggu ke-6, terbentuk tonjolan
antara umbilical cord dan tail yang disebut genital
tubercle. Di bawahnya pada garis tengah terbenuk
lekukan dimana di bagian lateralnya ada 2 lipatan
memanjang yang disebut genital fold

Selama minggu ke-7, genital tubercle akan

memanjang dan membentuk glans. Ini adalah


bentuk primordial dari penis bila embrio adalah
laki-laki, bila wanita akan menjadi klitoris. Bila
terjadi agenesis dari mesoderm, maka genital
tubercle tak terbentuk, sehingga penis juga tak
terbentuk
Bagian anterior dari membrana kloaka, yaitu

membrana urogenitalia akan ruptur dan


membentuk sinus. Sementara itu genital fold akan
membentuk sisi-sisi dari sinus urogenitalia. Bila
genital fold gagal bersatu di atas sinus
urogenitalia, maka akan terjadi hipospadia.

ETIOLOGI
Belum

KLASIFIKASI
1. Glandular, muara

penis terletak pada


daerah proksimal
glands penis
2. Coronal, muara
penis terletak pada
daerah sulkus coronalia
3. Penile shaft
4. Penoscrotal
5. Perineal

DIAGNOSIS

Pemeriksaan fsis:

Inspeksi
- Pada org dewasa mengeluhkan kesulitan untuk mengarahkan
pancaran urin.
- Chordee dapat menyebabkan batang penis melengkung ke
ventral yang dapat mengganggu hubungan seksual
- Hipospadia tipe perineal dan penoscrotal menyebabkan
penderita harus miksi dalam posisi duduk.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu

uretroskopi dan sistoskopi untuk memastikan organ-organ


seks internal terbentuk secara normal. Excretory urography
dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas
kongenital pada ginjal dan ureter.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hipospadia adalah dengan jalan

pembedahan. Tujuan prosedur pembedahan pada


hipospadia adalah :
1. Membuat penis lurus dengan memperbaiki chordee
2. Membentuk uretra dan meatusnya yang bermuara

pada ujung penis (uretroplasti)


3. Untuk mengembalikan aspek normal dari genitalia

eksterna (kosmetik) dengan merekonstruksi


jaringan yang membentuk radius ventral penis
(glans, corpus spongiosum dan kulit)

PRINSIP PEMBEDAHAN
1) Eksisi chordee

Setelah insisi dari hipospadia telah dilakukan


dan flap telah diangkat, seluruh jaringan yang
dapat mengakibatkan penis menjadi bengkok
diangkat dari sekitar meatus dan dibawah
glans. Setelah itu dilakukan tes ereksi
artifcial. Bila chordee tetap ada, maka
diperlukan reseksi lanjutan

2) Urethroplasti

- Jika urethral plate cukup lebar dan baik, ia bisa digunakan


untuk menkonstruksi salur uretra (prosedur Thiersch-Duplay).
- jika urethral plate tipis atau sempit, jaringan dengan
empat persegi panjang di pisahkan dan di aplikasi ke urethral
plate dan dijahit di pinggirnya (onlay urethroplasty).
- Jaringan berbentuk empat persegi panjang ini diambil dari
kulit bagian preputium dan diposisikan pada tepi ventral
meatus uretral ektopik (prosedur Mathieu flip-flap) atau bisa
dengan pencakokan jaringan, biasanya menggunakan
mukosa buccal, mukosa vesika urinaria dan kulit

Prosedur Thiersch-Duplay
A: Garis insisi.

B dan C: Insisi
dilakukan sepanjang
garis tepi urethral
plate dan tubularisasi
plate dengan
memasukkan kateter
ukuran 8F (2.64mm)
hingga 10F (3.30mm)
D: Melakukan
glansplasti, sirkumsisi
(penjahitan kulit pada
korona)

Posedur Onlay
A: Garis insisi B: Diseksi

preputium berbentuk segi


empat C dan D: Mukosa
preputium yang sudah
didiseksi dipindahkan ke
urethral plate supaya bisa
menjadi dasar dan
menutup urethral plate. E
dan F: Pedicle dimobilisasi
untuk menutup garis
suture, dilanjutkan
dengan glansplasti, dan
sirkumsisi.

Prosedur Mathieu
A: Garis insisi. B: Diseksi

Mathieu flap dan insisi


sepanjang tepi urethral
plate.C: Menjahit
Mathieu flap di
sepanjang tepi urethral
plate yang telah
dimasukkan kateter
ukuran 8F (2.64-mm)
hingga 10F (3.30-mm).
D: glansplasti, dan
sirkumsisi

Sebagai tambahan prosedur standar diatas,

beberapa teknik operasi telah diperkenalkan,


misalnya prosedur pembentukan semula glans
(glans reshaping) untuk hipospadia yang sangat
distal, dikenal sebagai, meatal advancement and
glanuloplasty incorporated (MAGPI)
Prosedur lain adalah mobilisasi penuh uretra dan
prosedur Turner-Warwick yang memiliki kelebihan
tidak menggunakan jaringan non-uretra untuk
merekonstruksi uretra seluruhnya.

3) Penile Covering
Apabila penis telah menjadi lurus dan uretra telah

direkonstruksi sempurna, banyak ahli bedah


menganjurkan untuk ditutup neouretra dengan
jaringan yang masih sehat, misalnya dengan
menggunakan dua penyangga yaitu spongiosum
dan diposisikan di masing-masing sisi lateral uretra
(spongioplasti) atau jaringan diambil dari bagian
dorsum penis atau skrotum. Langkah selanjutnya
adalah rekonstruksi meatus yang baru
(meatoplasti), membuat glans bagian ventral
(glanuloplasti), dan pembentukan mucosal collar
disekeliling glans (prosedur Firlit).

Prosedur Multistage dilakukan apabila ada

indikasi yaitu hipospadia posterior yang parah


dimana urethral plate tidak dapat
dipertahankan.
Dikenal tiga tahapan atau teknik dalam
prosedur multistage yaitu :
1.Prosedur Byas.
Pada tahap pertama dilakukan chordectomi
dan defek pada kulit ventral ditutup dengan
menyambungkan kedua belah preputium.
Tahap kedua (uretroplasti) idealnya dilakukan
setelah 6 bulan atau lebih. Pembuatan
neouretra harus disesuaikan dengan ukuran
uretra yang sudah ada.

2. Modifikasi kecil

Jika tidak tersedia kulit yang cukup untuk uretroplasti, penis


dapat ditanamkan pada skrotum. Setelah 4 bulan penis
kemudian dibebaskan dari skrotum, dimana sebagian dari
kulit skrotum telah menutupi bagian ventral penis.
3. Teknik Belt-Fuqua.

Setelah melepaskan chordee dengan insisi buttonhole,


preputium selanjutnya di putar ke ventral dengan ujung
glans melewati insisi buttonhole yang telah dibuat, lalu di
jahit dengan baik sehingga tersisa sebagian besar kulit
pada distal meatus. Enam bulan kemudian, uretra dibentuk
dengan menggunakan kulit preputim yang tersisa,
kemudian dibuat saluran/terowongan ke dalam glans.

KOMPLIKASI
Komplikasi awal yang bisa terjadi adalah :
1) Perdarahan
2) Infeksi
3) Edema
4) Jahitan yang terlepas
5) Nekrosis flap

Komplikasi lanjut yang bisa terjadi adalah :


1) Ketidakpuasan kosmetis
2) Stenosis atau menyempitnya meatus
3) Fistula uretrokutan
4) Striktur uretra
5) Divertikula
6) Adanya rambut dalam uretra
7) Ektropion mukosa
8) Balanitis xerotica obliterans (BXO)
9) Uretrocele
10) Meatal Regression or Glanular Dehiscence
11.)Chordee persisten
12 )Kebocoran traktus urinaria karena penyembuhan yang lama.

PROGNOSIS
Secara umum hasil fungsional dari one-stage

procedure lebih baik dibandingkan dengan


multi-stage procedures karena insidens
terjadinya fstula atau stenosis lebih sedikit,
dan lamanya perawatan di rumah sakit lebih
singkat, dan prognosisnya baik.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai