Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGA

N ISLAM MASA
BANI UMAYYAH
DAN ABBASIYAH

A. MASA BANI UMAYYAH

1. LATAR BELAKANG
BERDIRINYA BANI
UMAYYAH
Bani Umayyah adalah keturunan Umayyah Ibn Abdul Syams, salah satu suku
Quraisy, yang didalam sejarah islam dikenal telah mendirikan pemerintahan
dalam dua periode : damascus dan cordoba.
Pada masa pra-islam Bani Umayyah salalu bersaing dengan Bani Hasyim yang
juga merupakan klan suku Quraisy. Bani Umayyah lebih berperan di dalam
masyarakat makkah. Sementara Bani Hasyim adalah orang-orang yang
berekonomi sederhana. Nabi Muhammad, adalah keturunan Bani Hasyim.
Ketika agama islam mulai berkembang dan mendapatkan pengikut. Bani
Umayyah merasa bahwa kekuasaan dan perekonomiannya terancam. Oleh
sebab itu, mereka menjadi penentang utama perjuangan Nabi, tetapi tidak
pernah berhasil melumpuhkan-nya.
Sekali lagi terjadi persaingan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim.
Konfrontasi bersenjata antara kedua pihak itu terjadi di siffin, di perbatasan
antara suriah dan irak. Ketika kemenangan hampir berada di pihak Ali, Amr
Ibn As, tangan kanan Muawiyah yang terkenal licik, meminta berdamai
dengan mengangkat al-Quran ke atas. Perdamaian dilakukan dengan tahkim
(arbitrasi).

Meninggalnya Ali pada tahun 661 mendorong umat islam


untuk mengakui Muawiyah sebagai Khalifah untuk seluruh
wilayah kekuasaan. Memang ada usaha dari putra Ali, Hasan,
untuk menggantikan ayahnya, saling membunuh untuk
memperebutkan kekuasaan, tiga bulan sesudah dibaiat hasan
menyerahkan ke-kuasaanya kepada Muawiyah dengan beberapa
syarat.

2. PERKEMBANGAN ISLAM
Muawiyah (memerintah 661-680), adalah orang yang bertanggung jawab atas
perubahan sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan
cara pemilihan, kepada yang bersifat keturunan.
Pemindahan pusat pemerintahan dari madinah ke damascus menandai era baru.
Dari pusat inilah Bani Umayyah menyempurnakan perluasan wilayahnya dengan
menaklukkan seluruh imperium persia dan sebagian imperium bizantium.
Serangan ke perancis melalui pegunungan pyrenia terutama dilakukan oleh
Abdur Rahman al Ghafiqi di zaman Umar Ibn Abdul Aziz (Umar II).
Serangan-serangan lain masih dilancarkan umpamannya ke avignon pada tahun
734 dan lyons pada tahun 743.
Bidang pembangunan fisik pun tidak luput dari perhatian para khalifah Bani
Umayyah. Masjid-masjid di luar semenanjung arabia dibangun, katedral St. John
di damascus diubah menjadi masjid, dan katedral di hims digunakan sekaligus
sebagai masjid dan gereja. Masjid madinah juga direstorasi dan diperluas
dengan mengubah bekas kamar istana untuk tempat beristirahat di padang
pasir, seperti qusayr amrah dan al-musatta yang bekas-bekasnya masih ada
sampai sekarang.

Pada awal abad ke-8 (720) sentimen anti-pemerintahan Bani


Umayyah tersebar secara intensif. Kelompok-kelompok yang
merasa tidak puas bermunculan. Rasa tidak puas ini akhirnya
melahirkan suatu kekuatan koalisi yang didukung oleh keturunan
al-Abbas, paman Nabi SAW.
Pada bulan januari 750 Marwan II, khalifah terakhir Bani
Umayyah dapat dikalahkan di pertempuran zab hulu, sebuah anak
sungai tigris sebelah timur mosul. Ia kemudian melarikan diri ke
mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua
anggota keluarga Bani Umayyah yang berhasil mereka tawan.
Akhirnya ketika mereka mencapai mesir, sebuah kesatuan
menemukan dan membunuh Marwan II pada bulan agustus 750.
maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah. Abdurrahman (cucu
hisyam), berhasil meloloskan diri ke afrika utara, kemudian
menyeberang ke spanyol. Di sinilah selanjutnya ia membangun
kekuasaan dinasti Bani Umayyah yang baru dengan berpusat di
cordoba.

B. MASA BANI
ABBASYIYAH
Daulah Abbasiyah melanjutkan kekuasaan Daulah Umayyah. Dinamakan Daulah
Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan
Abbas (bani abbas). Pendiri dinasti ini adalah Abu al-Abbas as-Saffah.
Propaganda Abbasiyah dimulai ketika Umar Ibn Abdul Aziz (717-720) menjadi
khalifah Daulah Ummayah. Pemimpinnya waktu itu adalah Ali Ibn Abdullah Ibn
Abbas seorang zahid. Dia kemudian digantikan oleh anaknya, Muhammad,
yang memperluas gerakan. Dia menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan,
yaitu al-humaymah sebagai pusat perencanaan dan organisasi, kufah sebagai
kota penghubung, dan khurasan sebagai pusat gerakan praktis.
Muhammad wafat pada tahun 125 H/743 M dan digantikan oleh anaknya,
Ibrahim al-Imam. Pada tahun 132 H/749 M Ibrahim al-Imam tertangkap oleh
pemerintah Daulah Umayyah dan dipenjara sampai meninggal. Dia digantikan
oleh saudaranya, Abu al-Abbas.
Sejak tahun 132 H/750 M itulah Daulah Abbasiyah dinyatakan berdiri dengan
khalifah pertamanya Abu al-Abbas as-Saffah. Berdasarkan perbedaan pola dan
perubahan politik, para sejarawan biasannya membagi masa yang dilalui
Daulah Abbasiyah dalam lima periode.

1. PERIODE PERTAMA (132-232 H/750847 M)


Walaupun Abu al-Abbas adalah pendiri Daulah ini, pemerintahannya hanya singkat
(750-754). Pemimpin sebenarnya Daulah ini adalah Abu Jafar al-Mansur. Dia dengan
keras menghadapi lawan-lawan dari Bani Umyyah, khawarij, dan juga syiah yang
merasa mulai dikucilkan dari kekuasaan.
Abdullah Ibn Ali dan Salih Ibn Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang telah
ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di suriah dan mesir, karena
tidak bersedia membaiatnya, akhirnya terbunuh di tangan Abu Muslim al-Khurasani.
Abu Muslim sendiri, akhirnya dihukum mati oleh khalifah pada tahun 755.
Abu Jafar memindahkan ibu kota al-hasyimiyah dekat kufah, ke baghdad, pada
tahun 767. Dia menunjuk Muhammad Ibn Abdur Rahman sebagai hakim pada
lembaga kehakiman negara. Jabatan wazir selama lebih dari 50 tahun berada di
tangan keluarga baramikah atau barmaki.
Khalifah al-Mansur juga berusaha menaklukkan kembali daerah-daerah yang
sebelumnya membebaskan diri dan memantapkan keamanan di daerah perbatasan.
Pada masanya konsep khilafah berubah. Dia berkata : innani ana sultan allah fi
ardihi (sesungguhnya saya adalah kekuasaan tuhan di bumi).
Puncak popularitas daulat ini berada pada zaman khalifah Hahrun ar-Rasyid (786809) dan putranya al-Mamun (813-833). Pada masa inilah negara islam menempatkan dirinya sebagai negara terkuat tak tertandingi. Al-Mamun menonjol
dalam hal gerakan intelektual dan ilmu pengetahuan dengan menerjemahkan bukubuku dari yunani.

TERDAPAT BANYAK FAKTOR YANG MENYEBABKAN


DAULAH ABBASIYAH PADA PERIODE PERTAMA
DAPAT MENCAPAI MASA KEEMASAN :
a)
b)

Terjadinya asimilasi dalam Daulah


Abbasiyah ini.
Kebijaksanaan Daulah Abbasiyah yang
memang lebih berorientasi kepada
pembangunan peradaban daripada
perluasan wilayah kekuasaan

Dalam periode ini, sebenarnya banyak gerakan politik yang


mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri
maupun dari luar. Dalam kondisi seperti itu, para khalifah
mempunyai prinsip kuat sebagai pusat politik dan agama
sekaligus. Apabila tidak, seperti pada periode sesudahnya,
stabilitas tidak lagi dapat dikontrol, bahkan para khalifah
sendiri berada di bawah pengaruh kekuasaan yang lain.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan yang tercapai
telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan
cenderung mencolok dalam kehidupan dan berfoya-foya.
Hal yang terakhir ini membuat semakin pudarnya kekuasaan
Bani Abbas di dalam Daulah Abbasiyah yang didirikannya itu
dan merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun
usiannya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun
lagi.

2. PERIODE KEDUA (232-334 H/847945 M)


Pilihan khalifah al-mutasim (833-842) terhadap
unsur turki dalam ketentaraan terutama
dilatarbelakangi oleh adanya persaingan antara
golongan arab dan persia pada masa al-mamun dan
sebelumnya. Pada masanya orang-orang turki dapat
merebut kekuasaan dengan cepat setelah al-mutawakkil
wafat.
Pada periode ini memang ada beberapa
pemberontakan, seperti pemberontakan zanj di dataran
rendah irak selatan dan pemberontakan pemerintah
yang berpusat di bahrain, tetapi bukan itu yang
menyebabkan gagalnya mereka mewujudkan kesatuan
politik daulah abbasiyah.

FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG MENYEBABKAN


KEMUNDURAN BANI ABBAS PADA PERIUDE INI
ADALAH :
a)

b)

c)

Luasnya wilayah kekuasaan Daulah


Abbasiyah yang harus dikendalikan,
sementara komunikasi lambat.
Dengan profesionalisasi tentara,
ketergantungan pada mereka menjadi
sangat tinggi.
Kesulitan keuangan karena beban
pembiayaan tentara sangat besar.

3. PERIODE KETIGA (334-447 H/945-1055


M)
Pada periode ini, Daulah Abbasiyah berada di bawah
kekuasaan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah lebih buruk
karena Bani Buwaihi adalah penganut aliran syiah.
Meskipun demikian, dalam bidang ilmu pengetahuan
Daulah Abbasiyah terus mengalami kemajuan pada
periode ini. Pada masa inilah munculnya pemikirpemikir besar, bidang ekonomi, pertanian, dan
perdagangan juga mengalami kemajuan. Pada masa
Bani Buwaihi berkuasa di baghdad, telah beberapa kali
kerusuhan aliran antara ahlusunah dan syiah,
pemberontakan tentara, dan sebagainnya.

4. PERIODE KEEMPAT (447-890 H/10551199 M)


Periode ini ditandai dengan kekuasaan Bani Saljuk
atas Daulah Abbasiyah.
sebagaimana pada periode sebelumnya, ilmu
pengetahuan juga berkembang pada periode ini.
Dalam bidang politik, pusat kekuasaan juga tidak
terletak di kota baghdad. Mereka membagi wilayah
kekuasaan menjadi beberapa propinsi dengan seorang
gubernur untuk mengepali masing-masing propinsi
tersebut. Konflik-konflik dan peperangan yang terjadi di
antara mereka melemahkan mereka sendiri. Kekuasaan
mereka tersebut berakhir di irak di tangan khawarizm
syah pada tahun 590 H/1199 M.

5. PERIODE KELIMA (590-656 H/11991258 M)

Pada periode ini, khalifah Abbasiyah tidak


lagi berada di bawah kekuasaan suatu dinasti
tertentu. Pada masa inilah datang tentara
mongol dan tartar menghancurkan baghdad

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBUAT DAULAH


ABBASIYAH MENJADI LEMAH DAN KEMUDIAN
HANCUR
1.

2.

Faktor internal :
a) Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa
bangsa yang terhimpun dalam Daulah Abbasiyah,
terutama arab, persia, dan turki.
b) Adanya konflik aliran pemikiran dalam islam yang
sering menyebabkan timbulnya konflik berdarah.
c) Munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan
diri dari kekuasaan pusat di baghdad.
d) Kemerosotan ekonomi akibat kemunduran politik.
Faktor eksternal :
a)
b)

Perang salib yang terjadi dalam beberapa gelombang.


Hadirnya tentara mongol di bawah pimpinan hulagu
khan.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH!!


KELOMPOK 8 :
1. JIHAN INTAN (13)
2. LUTFIAH NUR M (16)
3. SANIA AWALIA L. (35)
4. SEFNI TANTI (36)
5. RONGGO ADI (33)

Anda mungkin juga menyukai