Anda di halaman 1dari 29

PENDAHULUAN

Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan


suami isteri yang telah menikah minimal 12 bulan dengan
hubungan senggama tanpa penggunaan kontrasepsi.
Infertilitas melibatkan kedua-dua suami dan isteri sehingga
penilaian menyeluruh harus dilakukan.
Penyebab infertilitas memerlukan penilaian dan penanganan yang
tersendiri.

REPRODUKSI WANITA

Membentuk ovum

Menerima sperma

Fertilisasi

Gestasi

Partus

Laktasi

Sherwood, Lauralee. Reproduksi : Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. 6th ed. Jakarta. EGC. 2007: hal.811-68

Sherwood, Lauralee. Reproduksi : Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. 6th ed. Jakarta. EGC. 2007: hal.811-68

DEFINISI
Infertilitas :

WHO : ketidakmampuan untuk menghasilkan


konsepsi dalam rentang waktu 12 bulan
dengan
hubungan
teratur
dan
tanpa
menggunakan alat kontrasepsi

Anonymous. Infertility definition and Terminology. http://www.who.int/reproductivehealth/topics/infertility/definitions/en/ . 2010

EPIDEMIOLOGI
Data menunjukkan 10-15% pasangan
di negara barat mengalami gangguan
Infertilitas dan sekitar 2,7 juta wanita
usia reproduksi mengalami infertilitas
di Amerika Serikat.
Negara : - Berkembang : + 5 - 8 %
- Sedang berkembang : + 30 %
WHO : + 8 - 10 % (+ 50 - 80 juta) pasangan di dunia
Indonesia : + 12 % (+ 3 juta)
Rata-rata : + 15 % ( 1 dari 7 pasangan)
Bhattacharya, Siladitya. Infertility : Dewhursts Textbook of Obstetrics and Gynaecology. 7th ed. Oxford, Blackwell Publishing. 2007: p.440-60

JENIS INFERTILITAS
Infertilitas primer
Belum pernah hamil sebelumnya

Infertilitas sekunder
Sudah pernah hamil sebelumnya

Chris, Tanto,dkk. Infertilitas : Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius. 2014: hal.489-91

ETIOLOGI

Organik
Non
organik

Masalah vagina dan serviks


Masalah uterus
Masalah tuba
Masalah ovarium
Masalah peritoneum

Usia
Frekuensi senggama
Pola hidup (alcohol, drugs,
merokok, obesitas)

Anwar, Mochamad. Infertilitas : Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011: hal.425-35

Etiologi Infertilitas pada


Wanita

Female Factor
Gangguan Ovulasi
Faktor Servikal
Faktor Uterus
Faktor Tuba
Faktor Peritoneum
dan Pelvis

Hipogonadothropic
Hipogonadothropic Hipogonadism
Hipogonadism
Normogonadothropic
Normogonadothropic Hipogonadism
Hipogonadism
Hipergonadothropic
Hipogonadism
Hipergonadothropic Hipogonadism

Abnormalitas
Abnormalitas Interaksi
Interaksi Sperma
Sperma dan
dan Mukus
Mukus Wanita
Wanita

Abnormalitas
Abnormalitas Anatomi
Anatomi dan
dan Fungsi
Fungsi

Oklusi
Oklusi Tuba,
Tuba, Adhesi
Adhesi Adnexa
Adnexa

Endometriosis,
Endometriosis, Salpingitiis,
Salpingitiis, PID
PID

Bhattacharya, Siladitya. Infertility : Dewhursts Textbook of Obstetrics and Gynaecology. 7th ed. Oxford, Blackwell Publishing. 2007: p.440-60
DeCherney, Alan H, et al. Infertility : Current Diagnosis and Treatment Obstetric & Gynaecologic. 10th ed. New York. The McGraw-Hill Publishing. 2007

DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang

The couples wishes


Patient age
Duration of infertility
Unique feature of the medical history
and physical examination
Anwar, Mochamad. Infertilitas : Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011: hal.425-35
DeCherney, Alan H, et al. Infertility : Current Diagnosis and Treatment Obstetric & Gynaecologic. 10th ed. New York. The McGraw-Hill Publishing. 2007

ANAMNESIS
Tanyakan usia, pekerjaan, lama waktu bersama pasangan, penggunaan kontrasepsi atau
pencegah kehamilan, riwayat aktivitas seksual sebelumnya.
Riwayat kehamilan sebelumnya, termasuk riwayat abortus dan kehamilan ektopik.
Riwayat Menstruasi : usia pertama menstruasi, siklus dan lamanya haid, dismenorrhea,
nyeri ovulasi, riwayat perubahan siklus akhir-akhir ini.
Riwayat keputihan : karakteristik, jumlah, apakah bersamaan dengan iritasi dan nyeri
Riwayat penyakit sebelumnya, terutama penyakit inflamasi pelvis (PID), diabetes,
penyakit ginjal.
Riwayat operasi, terutama daerah abdomen atau pelvis
Frekuensi koitus, permasalahan, ketepatannya dengan masa subur.
Pemeriksaan sebelumnya atau riwayat terapi infertilitas sebelumnya.

Anwar, Mochamad. Infertilitas : Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011: hal.425-35

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisis umum, menilai pertumbuhan fisik, menilai ada/tidaknya
gangguan endokrin
Pemeriksaan dalam : kondisi introitus, ukuran dan mobilitas uterus, pembesaran
uterus, pembesaran ovarium

Anwar, Mochamad. Infertilitas : Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011: hal.425-35
DeCherney, Alan H, et al. Infertility : Current Diagnosis and Treatment Obstetric & Gynaecologic. 10th ed. New York. The McGraw-Hill Publishing. 2007

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27

Deteksi
Ovulasi
Menstrual history
Basal body temperature
Serum Progesterone
Urinary luteinizing hormone
Endometrial Biopsy
Serial Transvaginal Ultrasound
Other Evaluation - FSH

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27
Lewis, Vivan. An Overview of Female and Male Infertility : Reproductive Endocrinologi and Infertility. Texas. Landes Bioscience. 2007: p.146-51, 195-200

Pola Menstruasi

Efektif dilakukan dengan siklus menstruasi normal (21-35 hari). Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus
menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian dapat dihitung periode masa subur
setelah melihat data yang telah dicatat jarak antara siklus berturut-turut.
Bila haid teratur (28 hari). Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah
hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid
Bila haid tidak teratur, jumlah hari terpendek dalam 6 siklus haid dikurangi 18. hitungan ini menentukan hari
pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. hitungan ini menentukan hari
terakhir masa subur

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27
Lewis, Vivan. An Overview of Female and Male Infertility : Reproductive Endocrinologi and Infertility. Texas. Landes Bioscience. 2007: p.146-51, 195-200

Basal Body Temperature

Dilakukan dengan merekam catatan temperature basal wanita dalam waktu 3 bulan
setiap pagi sebelum aktivitas
Peningkatan kadar progesteron akan meningkatan suhu tubuh 0,4-0,8 F (biphasic
pattern) yang menandakan terjadinya ovulasi, sehingga disarankan melakukan koitus 23 hari sebelum dan sesudah suhu meningkat
Kekurangan : Sering tidak valid karena pengaruh aktivitas, emosional, infeksi sekunder
dan lingkungan

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27
Gant, N., Cunningham,F. G. Infertiitas ; Dasar-Dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta. EGC. 2010: p.211-25

Dilakukan setiap hari


Menggunakan beberapa tetes urin untuk mendeteksi peningkatan
kadar LH
Kadar LH yang tinggi atau pemeriksaan dianggap positif bila muncul
perubahan warna pada stik tes.
Bila positif, maka disarankan melakukan koitus pada 12-14 jam setelah
lonjakan LH

Kekurangan : Tidak Valid pada penderita PCOS

Tes Prediksi Ovulasi


Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27
Gant, N., Cunningham,F. G. Infertiitas ; Dasar-Dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta. EGC. 2010: p.211-25

Kadar serum progesteron pada hari ke 21-23 (dengan siklus 28 hari)


meningkat sampai 10 kali (30 ng/ml) dibanding hari lainnya jika terjadi
ovulasi. Bila hasilnya dibawah kadar tersebut mengindikasikan fase
luteal yang tidak adekuat
Kadar prolaktin harus diukur untuk menyingkirkan kemungkinan
mikroadenoma kelenjar pituitari. Bila kadarnya diatas 1000 u/l
bermakna signifikan dan harus dilakukan pemeriksaan CT-Scan Fossa
Pituitari

Tes Hormon
Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27
Gant, N., Cunningham,F. G. Infertiitas ; Dasar-Dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta. EGC. 2010: p.211-25

Tes Patensi Tuba

Adanya obstruksi pada tuba ditandai dengan adanya gambaran hambatan (blockage) pada
pemeriksaan histerosalpingografi menggunakan zat radioaktif.
Tuba dianggap paten bila larutan tertumpah sampai keluar fimbria tuba dan masuk ke cavum
douglasi. Obstruksi tuba dapat diketahui bila larutan tidak tumpah
Patensi tuba juga dapat dites melalui laparoskopi

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27

USG

Pemeriksaan USG, terutama USG


transvaginal, memberikan gambaran
ovarium dan uterus yang patologis

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27

PENATALAKSANAAN

Gant, N., Cunningham,F. G. Infertiitas ; Dasar-Dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta. EGC. 2010: p.211-25
Padubidri,VG., Daftary, SN. Infertility and Sterility : Shaws Textbook of Gynaecology. 16th ed. New Delhi. Reed Elsevier. 2015: p.237-62

Lewis, Vivan. An Overview of Female and Male Infertility : Reproductive Endocrinologi and Infertility. Texas. Landes Bioscience. 2007: p.146-51, 195-200
Hurt, Joseph, et al. Reproductive Endocrinology and Infertility : The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. 4th ed. Philadelphia. Lippincott Williams and
Wilkins. 2011

Fertilisasi Artifisial (Assisted Conception)

Hoffman, Barbara, et al. Evaluation of The Infertile Couple : Williams Gynecology. 2nd ed. Texas. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2012: p.507-27

Bhattacharya, Siladitya. Infertility : Dewhursts Textbook of Obstetrics and Gynaecology. 7th ed. Oxford, Blackwell Publishing. 2007: p.440-60

Bhattacharya, Siladitya. Infertility : Dewhursts Textbook of Obstetrics and Gynaecology. 7th ed. Oxford, Blackwell Publishing. 2007: p.440-60

PROGNOSIS
Prognosis sangat bergantung pada penyebab infertilitasnya, usia,
durasi infertiliatas, dan ketepatan metode yang digunakan.

Hurt, Joseph, et al. Reproductive Endocrinology and Infertility : The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. 4th ed. Philadelphia. Lippincott Williams and
Wilkins. 2011

Terima kasih

Masalah infertilitas telah dibahas dalam Quran, Surah Asyuura : 49-50:






49. Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki,
Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan
anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, 50. atau Dia menganugerahkan kedua jenis
laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul
siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

Anda mungkin juga menyukai