ANTIHISTAMIN
Disusun oleh:
Sesyindraa Stephanie
Perceptor: Hendra Gunawan, dr., SpKK(K), PhD
HISTAMIN
Amino aktif yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan
ditemukan pada jaringan bukan saraf, memiliki efek
fisiologis dan patologis yang kompleks melalui subtipe
reseptor multipel dan kadang dilepaskan secara lokal.
Dekarboksilasi asam amino histidin
HISTAMIN
Autocoids (Greek: self-remedy) hormon lokal
PERAN
Reaksi alergi cepat (immediate allergic)
Reaksi inflamasi
Anafilaksis
Sekresi asam lambung
Sebagai neurotransmitter dan neuromodulator
Kemotaksis sel leukosit
HISTAMIN
TEMPAT PENYIMPANAN
Sel mast atau
basofil
Hidung, mulut,
kaki; permukaan
tubuh bagian
dalam;
pembuluh darah
Reaksi alergi,
inflamasi
Non-mast cell
Otak
Sebagai
neurotransmitte
r
HISTAMIN
H1
Otot halus,endotel, otak
H2
H4
Eosinofil,
neutrofil, sel T
CD4
RESEPTOR
H3
Presinaptik:
otak, pleksus
myenterik,
neuron
Mukosa
lambung, otot
jantung, sel
mast, otak
ANTIHISTAMIN
Zat yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja
histamin pada reseptornya
ANTIHISTAMIN
Antihistamin
H1 receptor
antagonist
Generasi I
(klasik/sedatif
)
Generasi II
(non-sedatif)
H2 receptor
antagonist
Generasi III
H1 RECEPTOR
ANTAGONIST
Mencegah ikatan histamin dengan reseptor H 1
secara kompetitif
FARMAKOKINETIK
Administrasi
oral diserap
dari GI tract.
Konsentrasi
puncak 1-2 jam
Distribusi ke
seluruh tubuh,
generasi I
terdistribusi ke
CNS
Metabolisme di
hepar
Ekskresi melalui
ginjal
FARMAKODINAMIK
Mencegah ikatan antara histamin dan reseptornya
reversibel
Memiliki aktivitas antikolinergik, efek anestesi lokal,
antiemetik, dan anti mabuk perjalanan.
Lebih efektif jika diberikan sebelum terjadinya pelepasan
histamin.
INDIKASI
Reaksi alergi
Rinitis alergi
Urticaria (generasi II)
Dermatitis atopik efek sedatif menggaruk
EFEK SAMPING
Sistem saraf pusat
Dewasa : depresi SSP, sedasi dan pusing
Anak-anak dan orang tua : kecemasan, iritabilitas, insomia, tremor
dan mimpi buruk.
Kardiovaskular
Takikardia, disritmia, hipotensi yang bersifat sementara,aritmia
ventrikular.
Efek antikolinergik
Muka merah, dilatasi pupil, hipertermia, kekeringan pada membran
mukosa, retensi urin, hipotensi postural, dan penglihatan yang buram.
KONTRAINDIKASI
Bayi baru lahir atau bayi premature
Kehamilan
Ibu menyusui
Retensi urin
Asma
KLASIFIKASI
Generasi I
Alkilamin
(propilamin)
Etanolamin
(Aminoalkil eter)
Etilendiamin
Fenotiazin
Piperazin
Piperidin
Generasi II
Akrivastin
Astemisol
Cetirizine
Loratadin
Mizolastin
Terfenadin
Ebastin
Generasi III
Levocetirizin
Desloratadin
Fexofenadin
KLASIFIKASI
Ethanolamines
Carbinoxamine (Clistin)
Dimenhydrinate
(Dramamine)
Diphenhydramin
(Benadryl)
Ethylaminediamin
e
Piperazine
Tripelennamine (PBZ)
Hydroxyzine (Atarax)
Cyclizine (Marezine)
Alkylamines
Phenothiazine
Piperidine
Brompheniramine
(Dimetane)
Chlorpheniramine (Chlortrimeton)
Promethazine
Loratadine
Generasi 2
Dosis
:
Obat yang sering
digunakan
Cetirizine
Absorpsi: cepat
Puncak konsentrasi plasma = 1
jam
dewasa
10
mg/hari
(maksimal 20 mg) dosis
tunggal
anak-anak
adalah
0,3
mg/kgBB
gangguan ginjal kronik dan
hepar dosis yang diberikan
adalah 5 mg/hari
Sediaan:
Cetirizine tablet 5 mg, 10
mg.
Cetirizine sirup 5mg/ml: 120
ml.
Ekskresi: urin
Dosis
4-6 mg peroral 3-4x/hari
Dosis maksimal 24 mg/hari baik
pada anak-anak dan dewasa.
Sediaan:
Klorfeniramin tablet 2 mg dan 4
mg4
Dosis
Dewasa = 10 mg dosis
tunggal PO
Anak-anak (< 30 kg) = 0,5
mg/kg BB dosis tunggal
Sediaan:
Loratadin sirup (1 mg/ml):
480 ml
Loratadin tablet 10 mg
AMAN!
Pada wanita hamil dan menyusui:
Golongan klorfeniramin maleat
AH non sedatif sangat sedikit menembus plasenta, tetapi
sebaiknya dihindari karena masih kurangnya penelitian
AH non sedatif pada wanita hamil dan menyusui.
Pada anak-anak:
Bromfeniramin
maleat,
klorfeniramin
maleat,
difenhidramin HCL, loratadin, desloratadin, feksofenadin,
cetirizine.
H2 RECEPTOR
ANTAGONIST
Mencegah ikatan histamin dengan reseptor H 2
secara tidak kompetitif
FARMAKOLOGI
Sifat: lipofilik efek minimal di SSP
Obat-obatan
Famotidin
Nizatidin
Simetidin
Ranitidin
FARMAKODINAMIK
Ranitidin
Kadar puncak plasma: 1-2
jam
Distribusi hingga ke ASI
Metabolik di hepar
Ekskresi di ginjal
Simetidin
Absorpsi di usus halus
T1/2 = 2 jam
Famotidin
T1/2 = 3-8 jam
Pasien gagal ginjal, T1/2 >20
jam
Nizatidin
Tidak dipengaruhi makanan
T1/2 = 1-2 jam
DOA 10 jam
INDIKASI
Ulkus peptikum
Urtikaria kronis
Angioedema
Reaksi alergi akut
Pruritus
EFEK SAMPING
Efek SSP sakit kepala, pusing, confusion
Malaise, nyeri otot, diare, konstipasi
Granulositopenia (jarang)
Infeksi oral dan peningkatan risiko pneumonia
(immunocompromised)
Cimetidine, ranitidine mencegah aktivitas alcohol
dehydrogenase meningkatkan kadar alkohol dalam darah
EFEK SAMPING
Simetidin
Gangguan mental (gangguan ginjal dan
hepar/konsumsi dosis tinggi)
Ginekomastia dengan atau tanpa peningkatan
kadar prolaktin pada pria
Galaktorea dengan peningkatan kadar prolaktin
pada wanita
Hilangnya libido, impotensi, penurunan jumlah
sperma
Alopekia dan vaskulitis urtikaria (jarang)
EFEK SAMPING
Ranitidine
EFEK SAMPING
Famotidine dan Nizatidine
DOSIS
Frekuensi sehari dua kali,
kecuali simetidin
diberikan sehari empat
kali
TERIMA KASIH