Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KASUS

HEAMORRHAGI ANTEPARTUM

Pembimbing : dr. Doddy R. Sp OG


DISUSUN OLEH
Narendra Yoshua - 030.12. 187
Nuvita Hasrianti - 030.10.210
Rani Rahmani - 030.12.222

LAPORAN KASUS
ANAMNESIS

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. R

Umur

: 29 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat : Bogor, Karawang barat


Agama

: Islam

Pendidikan terakhir: SMP


Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan


pasien di Ruang bersalin RSUD Karawang pada hari
Rabu, 21 Desember 2016 pukul 07.00 WIB

Keluhan utama :
Keluar darah dari vagina sejak 1 jam SMRS

Riwayat penyakit sekarang :


Datang sendiri ke IGD VK RSUD Karawang dengan HAP
pada G1P0A0 gravid 37 minggu.
Pasien merasa hamil 9 bulan. HPHT 1 April 2016.
Taksiran partus 6 Januari 2017. Usia kehamilan 37
minggu 5 hari.
Asuhan antenatal rutin setiap bulan di Puskesmas
selama kehamilan.
USG sebanyak 3 kali selama hamil di Puskesmas dan di
klinik bersalin Amanda, dikatakan janin baik, ketuban
cukup, dan plasenta terletak dibawah sejak pertama
kali datang USG.

1 jam SMRS
keluar darah dari vagina,
berwarna
merah
segar,
tidak ada gumpalan darah,
dan darah keluar secara
terus
menerus.
Tanpa
disertai
perut.
memilikinyeri
riwayat
keputihan
sejak awal usia kehamilan,
gatal (-), dan bau (-)
gerak janin aktif (+)
mules-mules & keluar air-air
disangkal.
Riwayat trauma yang

Keluhan saat

ini

Riwayat Ante Natal Care :


Pasien melakukan ANC rutin setiap bulan di Puskesmas
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit asma, hipertensi, diabets melitus, dan
penyakit jantung disangkal oleh pasien. Riwayat hipertensi
selama kehamilan sebelumnya juga disangkal oleh pasien.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit dan keluhan
yang sama. Riwayat asma, hipertensi, diabetes melitus dan
penyakit jantung dalam keluarga disangkal oleh pasien.
Riwayat Menarche :
Pasien haid pertama kali usia 14 tahun, teratur, 8
hari/siklus, 3 kali ganti pembalut dalam sehari, nyeri (-).

Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali pada usia 28 tahun
Riwayat Obstetri :
G1P 0 A0

No

Tempat
bersalin

Penolong

Umur

Usia

Jenis

kehamilan

Persalinan

Penyulit

JK

1.

Hamil saat ini

Riwayat Kontrasepsi :
Pasien sampai saat ini belum menggunakan KB

BB

Keadaa
n

PEMERIKSAAN

FISIK

PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
compos mentis
tampak sakit ringan

TANDA VITAL
TD : 130/90 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 18x/menit
S

: 36,50C

STATUS GENERALIS
Kepala

Normocephal

Mata

Konjungtiva Anemis (+/+)


Sklera Ikterik (-/-)

Hidung

Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)

Telinga

Liang telinga lapang (I/I), nyeri tekan


(-/-), sekret (-)

Mulut

Sianosis (-), bibir pucat (-)

Leher

KGB dan tiroid tidak membesar dalam


batas normal

THORAKS
Inspeksi

Perkusi

Bentuk dinding dada:

Sonor pada kedua lapang paru

Efloresensi bermakna (-)

Batas paru hepar sulit dinilai

Simetris

kanan/kiri

saat

inspirasi

maupun ekspirasi

III linea para sternalis dextra

Retraksisela iga (-)

Iktus cordis tidak tampak

Palpasi

Batas paru atas jantung: ICS II linea


parasternalis sinsitra

Paru: vocal fremitus kanan/kiri sama


kuat

Batas paru-jantung kiri: ICS IV linea


midclavikularis sinistra

Batas paru-jantung kanan: ICS II- ICS

Auskultasi

Jantung : ictus cordis teraba pada

Paru : suara napas vesikuler +/+,

ICS

ronki -/-, wheezing -/-

IV

cm

medial

midclavikularis sinistra

garis

Jantung

S1>S2,

irama

reguler

100x/menit, murmur(-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi

Perkusi

Perut cembung karena hamil


Terdapat striae gravidarum

Sulit dinilai karena hamil


Palpasi

Auskultasi
Bising usus terdengar,
2x/menit
Venous Hum (-), Atrial Bruit (-)

Dinding perut supel, distensi


(-)
Nyeri tekan (-)
Pembesaran hepar dan lien
sulit dinilai

GENITALIA
Inspeksi v/v tenang, perdarahan aktif (+)

EKTREMITAS
Inspeksi
Tidak terdapat deformitas pada ekstremitas atas maupun
bawah
Tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitas bawah
Tidak didapatkan adanya efloresensi yang bermakna
Palpasi

Akral teraba hangat


Oedem (-) pada kedua ekstremitas
CTR <2s

Status neurologi

Refleks patella +/+

STATUS

OBSTETRI

Leopold
Leopold I : teraba masa bulat, kenyal, tidak melenting
Leopold II : teraba keras seperti papan di sebelah kanan ibu,
bagian-bagian kecil di sebelah kiri
Leopold III :Teraba massa keras, melenting
Leopold IV : 5/5
TFU = 35cm
TBJ = ( 35-13)x155= 3410 gram
DJJ 142 dpm, HIS (-)
Genitalia
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (+)
Inspekulo : portio livid, fluxus (+), OUE tertutup, perdarahan aktif
(+)
VT

: tidak dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Masa
pendarahan/BT
Masa
pembekuan/CT
Golongan darah
ABO
Golongan darah
Rhesus
IMUNOLOGI
HbsAg Rapid
KIMIA
Glukosa Darah
Sewaktu

Hasil
21 Desember 2016
Pukul 01.11

9,9 g/dL
3,32 ribu/uL
8,06 ribu/uL

Hasil
21 Desember 2016
Pukul 09.07

9,6 g/dL
3,2 ribu/uL
14,12 ribu/uL

211.000/uL
28,6 %
86 fL
30 pg
35 g/dL
13,8 %

164.000/uL
28,2 %
88 fL
30 pg
34 g/dL
13,7%

13

5 11

10

Positif

Non Reaktif

Non reaktif

< 140

118

Normal

11,7 15,5 g/dL


4,1 5,1 ribu/uL
4,4 11,3 ribu/uL
150.000400.000 /ul
35 47 %
80 96 fL
28 33 pg
33 36 g/dL
12.0 14.8 %

Parameter

Normal

Hasil
22 Desember 2016

HEMATOLOGI

Hemoglobin

11,7 15,5 g/dL

8 g/dL

Eritrosit

4,1 5,1 ribu/uL

2,67 ribu/uL

Leukosit

4,4 11,3 ribu/uL

12,34 ribu/uL

Trombosit

150.000-400.000 /ul

164.000/uL

Hematokrit

35 47 %

22,8 %

MCV

80 96 fL

89 fL

MCH

28 33 pg

30 pg

MCHC

33 36 g/dL

34 g/dL

RDW-CV

12.0 14.8 %

13,9 %

USG

Janin Persentasi Kepala Tunggal Hidup, Plasenta di posterior


sampai tepi OUI, DJJ (+), maturasi grade II

BPD 96
AC 322,1
HC 343,1
FL 75,1
ICA 4,6
TBJ 3230 gram ~ 38 39 minggu

CTG
Frekuensi dasar : 140 dpm
Variabilitas
: 5-20 dpm
Akselerasi : (+)
Deselerasi : (-)

RESUME

RESUME
Pasien , 29 tahun. Hamil
9 bulan Datang sendiri
tanpa rujukan
dengan
keluhan keluar darah segar
terus menerus sejak 1 jam
smrs tanpa disertai nyeri
perut.

PP : hb 9,9 g/dL, leukosit 8,06


ribu /ul, hematokrit 28,6%,
trombosit 211 ribu/ul.
USG didapatkan janin presentasi
tunggal hidup, plasenta di
posterior sampai ke tepi OUI,
taksiran berat janin 3230 gram dan
maturasi grade II, sedangkan hasil
CTG didapatkan kategori I

PF :
KU : TSR, CM
Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/menit,
pernafasan 18 x/menit, suhu 36,50C, pada kedua
konjungtiva tampak anemis, status generalis lain dalam
batas normal.

Status obstetri : JPKTH, TFU 35 cm puka, bagian


terbawah adalah kepala, 5/5, DJJ 142 dpm, HIS (-), TBJ
klinis 3410 gram. Genitalia v/u tenang, perdarahan aktif
(+), portio livid, fluxus (+), OUE tertutup, perdarahan

DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA

Ibu : HAP et causa PPM pada G1P0A0 hamil 38


minggu , dan anemia
Janin : janin presentasi kepala tunggal hidup

PENATALAKSANAAN &
PROGNOSIS

PENATALAKSANA
Hemodinamik stabil, observasi keadaan umum, tanda vital,
perdarahan, DJJ
Lapor DPJP: rencana SC cito
Injeksi ceftriaxon 1x2gr
Persiapan darah PRC 1 kolf
Edukasi: fetal count, tanda bahaya kehamilan, tanda
perdarahan

PROGNOSIS
Ibu
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fungtionam: dubia ad bonam

Anak
Ad vitam : dubia ad bonam

LAPORAN OPERASI
1. Pasien terlentang dalam anastesi spinal
2. A dan antisepsis daerah operasi dan sekitanya
3. Insisi pfannenstiel dinding abdomen dibuka lapis demi lapis
4. Saat peritoneum dibuka tampak uterus gravidus
5. Insisi SBU semilunar, ditembus tumpul, dilebarkan tajam
6. Dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-laki, BB 3330 gram, PB 50 cm, A/S 5/7, air
ketuban jernih, jumlah cukup
7. Dengan tarikan ringan, lahir plasenta lengkap sesuai dengan PLR (korpus
posterior), tidak ada perdarahan pada plasental bed

8. Kedua ujung SBU dijahit, dilanjutkan jelujur dua lapis dengan PGA No.1
9. Kedua tuba dan ovarium tidak perdarahan

LAPORAN POST
OPERASI

LAPORAN POST OPERASI


Telah dilakukan SC atas indikasi HAP e.c PPM
pada G1 hamil 38 minggu, Janin Persentasi
Kepala Tunggal Hidup, Anemia
Lahir bayi laki-laki dengan BB 3330 gram, PB 50
cm, A/S 5/7, air ketuban jernih, jumlah cukup
Perdarahan 300cc, urin 200cc jernih

INSTRUKSI POST OPERASI


Medikamentosa :
RL + Oksitosin 20 IU/8 jam
Inj. Asam tranexamat3 x 500mg (IV)
Inj.Ceftriaxon 1x2gr (IV) pemberian selama 2 hari post SC
Inj. Ketorolac 1x30mg
Hemobion 2 x 360 mg

Proses penanganan pasien


IGD RSUD
Karawang

Pasien
datang tanggal
21-12-2016,
pukul 01.00 WIB
Dilakukan:
- Anamnesis:
perdarahan sejak
1 jam smrs pada
kehamilan UK 37
minggu 5 hari,
tanpa disertai rasa
nyeri
- Pemeriksaan fisik
KU: CM, tampak
sakit sedang
TTV: TD 130/100,
N:80x/m, S: 36,5
- Pemeriksaan
obstetri:TFU 5cm,
puka, preskep, 5/5,
DJJ 142dpm
- CTG
- Pemasangan IV

VK RSUD
Karawang
Pukul: 02.15 WIB
Dilakukan:
- Inspekulo: portio
livid, OUE tertutup,
fluksus +,
perdarahan +
- USG: plasenta di
posterior sampai di
tepi OUI
- Perencanaan
selanjutnya:
observsi KU, TTV,
kontraksi,
perdarahan, DJJ
- Rencana SC cito
- Diberikan antibiotic
ceftriaxone 1x2gr
- mempersiapkan
PRC

VK RSUD
Karawang
Pukul: 02.30
Menghubungi dpjp
untuk
persetujuan
dilakukan SC cito
Pukul 02.40
menghubungi
dokter anestesi
untuk
persetujuan
dilakukan
tindakan
anestesi selama
operasi

OK RSUD
Karawang
Pukul: 03.30
Pasien di dorong
ke OK
Pukul 03.54
Operasi SC
dimulai
Pukul 04.10
Bayi lahir: lakilaki, BB 3330gr,
PB 50cm,
langsung
menangis
Pukul 04.33
Operasi selesai,
pasien
dipindahkan ke
RR
Pukul 05.30
Pasien
dipindahkan ke
bangsal
cilamaya baru

FOLLOW

UP

21 Desember 2016
Pukul 01.00 WIB

Os masuk dengan keluhan perdarahan dari


vagina (+) sejak 1 jam SMRS, mules (-), keluar
air-air (-), nyeri kepala (-), nyeri perut (-), mual
(-), muntah (-)
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 130/100 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5 C
Status generalis : dbn

HAP ec PPM pada G1 hamil 38


minggu, JPKTH, anemia normositik
normokrom ec perdarahan ( Hb 9,9)

Non Medikamentosa
Observasi hemodinamik stabil,
keadaan umum, tanda vital,

Status Obstetri :

kontraksi, perdarahan, DJJ/jam

TFU : 35 cm, kontraksi baik, DJJ 158 dpm


Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (+)
Io : portio licin, OUE tertutup, fluksus (+),
pooling darah (+)
VT : tidak dilakukan

Lab 21 desember 2016


Hb 9,9 g/dL Ht 28,6% T 211.000/uL
L 8,060/uL GDS 118 mg/dL
HbsAg non reaktif BT/CT 2/10

Cek

Darah

Perifer

Lengkap,

urinalisa
Rencana SC cito

Persiapan darah PRC 1 kolf

Medikamentosa

IVFD RL

Inj. Ceftriakson 1x2gr (IV)

FOLLOW UP POST PARTUM


21 Desember 2016
Pukul 07.00 WIB
S/ Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang
kateter, Flatus (-), ASI (-), mules (-), demam (-),
keluar darah (+).
O/
KU: tampak sakit ringan VAS 4
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/60 mmHg HR : 61 x/menit RR : 18
x/menit
S : 36,4 C
Status generalis : dbn

Status Obstetri :
TFU : 2 jari dibawah pusar, kontraksi baik,
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)

Status lokalis : luka tertutup verban, rembesan (-)

Lab 21 desember 2016


Hb 9,6 g/dL Ht 28,2% T 164.000/uL
L 14,120/uL

A/
P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll,
akseptor IUD
P/

Non Medikamentosa
Observasi
keadaan

hemodinamik
umum,

tanda

stabil,
vital,

kontraksi, perdarahan.
Cek Darah Perifer Lengkap
Motivasi ASI
Mobilisasi Aktif
Diet TKTP

Medikamentosa

IVFD RL 500 CC + Oksitosin 20 IU per


8 jam

Inj. Asam tranexamat 3 x 500mg (IV)

Inj. Ketorolac 3 x 1ampul (30mg) (IV)

Inj. Ceftriakson 1x2gr (IV)

SF 1 x 1 tablet (PO)

22 Desember 2016
Pukul 05.00 WIB
S/
Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang
kateter, Flatus (+), ASI (-), mules (-), demam
(-), keluar darah (+) ganti pembalut 3x/hari,
makan (+), mobilisasi (+)
O/
KU : TSS VAS 4 Kesadaran : CM
TD : 100/60 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,4 C
Status generalis : dbn

A/
P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll, akseptor
IUD
POD I
P/

Observasi hemodinamik stabil, keadaan


umum,

tanda

vital,

perdarahan.
Cek Darah Perifer Lengkap
Motivasi ASI

Status Obstetri :
TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik.
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)

Status lokalis : luka tertutup verban, rembesan


(-)

Lab 21 desember 2016


Hb 9,6 g/dL Ht 28,2% T 164.000/uL
L
14,120/uL

Non Medikamentosa

Mobilisasi Aktif
Diet TKTP

Medikamentosa

IVFD RL 500 CC

Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (IV)

Inj. Ceftriakson 1x2gr (IV)

SF 1 x 1 tablet (PO)

kontraksi,

23 Des 2016
Pukul 05.00 WIB
Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang kateter, ASI
(+)sedikit, mules (-), demam (-), keluar darah (+) ganti
pembalut 3 x/hari, mobilisasi (+),makan (+)
KU: TSR, CM VAS 2
TD : 90/60 mmHg HR : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,4 C
Status generalis : dbn

24 Des 2016 Pukul 05.00 WIB


Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang kateter,
ASI (+), mules (-), demam (-), keluar darah (+) ganti
pembalut 3x/hari, makan (+), mobilisasi (+)
KU : TSR, CM VAS 2
TD : 100/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 C
Status generalis : dbn

Status Obstetri : TFU : 2 jari dbp, kontraksi baik,

Status Obstetri : TFU : 2 jari dbp, kontraksi baik.


Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)

Status lokalis : luka tertutup verban, rembesan (-)

Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)


Status lokalis : luka tertutup verban, rembesan (-)
Lab 22 des 2016 Hb 8 g/dL Ht 23,8% T 164.000/uL L
12,340/uL
P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll, akseptor IUD
POD II
Non Medikamentosa

P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll, akseptor IUD


POD III

Non Medikamentosa

Observasi hemodinamik stabil, keadaan umum, tanda

Observasi hemodinamik stabil, keadaan umum,

vital, kontraksi, perdarahan.

tanda vital, kontraksi, perdarahan.

Cek Darah Perifer Lengkap

Cek Darah Perifer Lengkap

Motivasi ASI

Motivasi ASI

Mobilisasi Aktif

Mobilisasi Aktif

Diet TKTP

Diet TKTP

Aff DC 1x 24 jam

Ganti verban

Ganti verban hari ke III

Aff infus
Rencana pulang

Medikamentosa

IVFD RL 500 CC

Medikamentosa

Cefadroxil 2 x 500mg (PO)

IVFD RL 500 CC

Asam mefenamat 3 x 500 mg (PO)

SF 1 x 1 tablet (PO)

SF 2 x 1 tablet (PO)

Cefadroxil 2 x 500mg (PO)

Asam mefenamat 3 x 500 mg (PO)

TINJAUAN
PUSTAKA

DEFINISI
Perdarahan Antepartum : perdarahan yang terjadi di atas usia
gestasi 20 minggu atau 24 minggu sebelum persalinan
berlangsung atau perdarahan yang terjadi setelah janin
viabilitas.1 Perdarahan anterpartum sering juga sering disebut
perdarahan pada trimester ketiga, karena terjadi perdarahan
jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu
1/3 kasus
perdarahan
antepartum
Plasenta previa sendiri didefinisikan
sebagai plasenta yang berimplantasi
pada segmen sehingga menutupi
sebagian atau seluruh dari ostium
uteri internum

KLASIFIKASI

Perdarahan antepartum dikelompokkan sebagai berikut :


a.
Perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan :
1)
Plasenta previa
2)
Solutio plasenta
3)
Pecahnya sinus marginalis
4)
Pecahnya vasa previa

b.
1)
2)
3)

Perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan :


Pecahnya varises vagina
Perdarahan polipus servikalis
Perdarahan perlukaan serviks

Perdarahan antepartum dapat berasal


dari :
a. Kelainan plasenta (70%),
yaitu plasenta previa (35%),
solutio plasenta (abruption
plasenta) (35%), atau
perdarahan antepartum yang
belum jelas sumbernya, seperti
insersio velamentosa, rupture
sinus marginalis dan plasenta
sirkumvalata.
b. Bukan dari kelainan
plasenta (5%), biasanya tidak
begitu berbahaya, misalnya
kelainan serviks dan vagina
(erosio porsionis uteri, polip
servisis uteri, varices vulva, ca
porsionis uteri) dan trauma

EPIDEMIOLOGI STATISTIK
PERDARAHAN

Di RS Tjipto Mangunkusumo
1971-1975 dilaporkan 14,3% dari
seluruh persalinan.

Etiologi
Perdarahan

Jumlah (%)

Solutio Plasenta

141 (19)

Laserasi Jalan
Lahir

125 (16)

Atonia Uteri

115 (15)

Koagulopati

108 (14)

Plasenta Previa

50 (7)

Pendarahan
Uterus

47(6)

Plasenta Akreta

44 (6)

Sisa plasenta

32 (4)

ETIOLOGI
1. Plasenta:
- plasenta previa
- solusio plasenta
- ruptura uteri.

Penyebab perdarahan
antepartum
2. Lokal pada saluran
genitalia
- Show
- Serviks : servisitis, polip,
erosi serviks dan
keganasan
- Trauma : trauma saat
hubungan seksual
- Vulvovaginal varicosities
- Tumor saluran genital
- Infeksi saluran genital
- Hematuria

3. Insersi tali
pusat
Vasa previa

Plasenta previa merupakan penyebab utama


perdarahan
Antepartumblastokista menimpa desidua di daerah
segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain
Vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin
sebagai akibat dari proses radang atau atropi

FAKTOR RESIKO
Riwayat plasenta previa sebelumnya
Riwayat seksio sesaria
Riwayat terminasi kehamilan sebelumnya
Multiparitas
Hamil dengan usia tua (>40tahun)
Multigravida
Perokok aktif
Gemeli/kehamilan multi fetal
Adanya kerusakan/kelainan pada endometrium, yang
dikarenakan:

Patofisiologi

GEJALA KLINIS
Perdarahan tanpa nyeri
Perdarahan berulang-ulang sebelum partus
Perdarahan banyak
Darah berwarna merah segar
Bagian terbawah janin masih tinggi diatas
simfisis

DIAGNOSIS
Double set up examination atau pemeriksaan dengan persiapan ganda
atau disebut juga Pemeriksaan Dalam Meja Operasi (PDMO).
Transabdominal ultrasonografi dalam keadaan kandung kemih yang
dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasenta previa dengan
ketepatan tinggi 96-98%.
MRI
Pada pemeriksaan klinis tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien
plasenta previa antara lain ; ukuran uterus seusai dengan usia kehamilan,
uterus teraba lembut dan elastis, adanya malpresentasi, kepala bayi
mengapung dan tidak bisa turun ke rongga pelvis, denyut jantung janin
biasaya dapat ditemukan kecuali telah ada pelepasan plasenta.

TATALAKSANA

Langkah pertama menghadapi pasien dengan


perdarahan yang banyak adalah :
Infus larutan Ringer-Laktat atau larutan garam
fisiologik kecepatannya disesuaikan dengan
setiap kasus
Memeriksa Hb dan golongan darah
Penyediaan darah segar
Transfusi darah diberikan bila kadar Hb <10
gram %
Memantau tanda vital ibu hamil dan memantau
kesejahteraan janin (fetal well being)

Terapi Ekspektatif
Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya
diagnosis dilakukan secara non invasi.
- Syarat terapi ekspektatif :
Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti dengan atau tanpa pengobatan
tokolitik
Belum ada tanda inpartu
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tandatanda vital dalam batas normal)
Janin masih hidup dan kondisi janin baik
- Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan
berikan antibiotik profilaksis.
- Pemeriksaan USG untuk menentukan letak plasenta
- Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
o MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam,
atau
o Nifedipin 3x20 mg/hari, pemberian tokolitik
dikombinasikan dengan betametason 12mg IV dosis
tunggal untuk pematangan paru janin

- Perbaiki anemia dengan pemberian Sulfas


ferosus atau Ferous
fumarat peroral 60 mg
selama 1 bulan.
- Pastikan sarana untuk melakukan tranfusi
Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk
mencapai 37 minggu
masih lama, pasien
dapat dirawat jalan (kecuali rumah pasien di
luar kota atau diperlukan waktu > 2 jam untuk
mencapai rumah sakit) dengan pesan segera
kembali
ke
rumah
sakit
jika
terjadi
perdarahan.
Jika perdarahan berulang pertimbangkan
manfaat dan resiko ibu dan janin untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Terapi Aktif (tindakan segera)


Rencanakan terminasi kehamilan jika:
Janin matur
Janin mati atau menderita anomali atau keadaan
yang
mengurangi
kelangsungan
hidupnya
(misalnya anensefali)
Pada perdarahan pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera dilakukan terapi aktif
tanpa memandang maturitas janin.

Selama
persiapan
kehamilan, dilakukan:

proses

terminasi

Resusitasi cairan dengan saline atau


ringer laktat, 2 jalur, jarum besar (16G,
18G)
Persiapkan 4 labu darah yang sesuai
golongan
darah
pasienObservasi
keadaan janin
Berikan O2 murni untuk semua pasien
dengan hipotensi (konsumsi O2 pada
kehamilan meningkat hingga 20% dan
janin sangat rentan terhadap hipoksia)

Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan


persalinan mana yang akan dipilih adalah:
Jenis plasenta previa
Perdarahan: banyak, atau sedikit tapi berulang-ulang
Keadaan umum ibu hamil
Keadaan janin: hidup, gawat janin, atau meninggal
Pembukaan jalan lahir
Paritas atau jumlah anak hidup
Fasilitas penolong dan rumah sakit

Persalinan pervaginam; bertujuan agar bagian


terbawah janin menekan plasenta dan bagian
plasenta yang berdarah selama persalinan
berlangsung, sehingga perdarahan berhenti.
Cara yang terpilih adalah pemecahan selaput
ketuban (Amniotomi). Indikasi amniotomi pada
plasenta previa:
Plasenta previa lateralis atau marginalis atau
letak rendah, bila telah ada pembukaan
Pada primigravida dengan plasenta previa
lateralis atau marginalis dengan pembukaan 4
cm atau lebih
Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin

Seksio sesaria; bertujuan untuk secepatnya


mengangkat sumber perdarahan, dengan demikian
memberikan kesempatan kepada uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahnnya, dan
untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen
bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan
persalinan pervaginam.
Indikasi seksio caesaria pada plasenta previa:
Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau
meninggal; semua plasenta previa partialis,
plasenta previa marginalis posterior, karena
perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara-cara
yang ada.
Semua plasenta previa dengan perdarahan yang
banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-

KOMPLIKASI
Anemia
Syok
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta
Premature

Gawat janin
Solusio plasenta

PROGNOSIS
Prognosis ibu pada plasenta previa dewasa ini lebih
baik jika dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini
dikarenakan diagnosa yang lebih dini, ketersediaan
transfusi darah, dan infus cairan yang telah ada
hampir semua rumah sakit kabupaten. Penurunan
jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi
berkat sosialisasi program keluarga berencana
menambah penurunan plasenta previa. Demikian juga
dengan kesakitan dan kematian anak mengalami
penurunan, namun masih belum terlepas dari
komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan
maupun karena intervensi seksio cesarea. Karenanya
kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari
sekalipun tindakan konservatif diberlakukan.

ANALISA KASUS

, 29 tahun. G1P0A0. Hamil 37


minggu 5 hari, datang sendiri
dengan keluhan keluar darah
segar terus menerus sejak 1 jam
smrs tanpa disertai nyeri perut.
Klinis perdarahan anterpartum
akibat plasenta previa yang
umumnya terjadi pada usia
kehamilan trimester ketiga yaitu
setelah
usia
kehamilan
28
minggu,
walaupun
plasenta
previa biasanya terjadi pada usia
kehamilan 32 minggu tetapi
dapat terjadi pada awal trimester
ketiga

PF : keadaan umum tampak sakit


ringan, kesadaran composmentis,
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86
x/menit, pernafasan 18 x/menit, dan
suhu 36,50C,

kedua konjungtiva tampak anemis

kadar hemoglobin 9,9 g/dL dan


kadar hematokrit 28,6 %,
HEMODINAMIKA
STABIL

ANEMIA

Etiologi :
Ekspansi volume plasma

Status obstetri :
JPKTH, TFU 35 cm, puka,
presentasi kepala, 5/5, DJJ 142
dpm, HIS (-), TBJ klinis 3410 gram.
Genitalia v/u tenang, perdarahan
aktif (+), portio livid, fluxus (+),
OUE tertutup, perdarahan aktif
(+), fluor albus(-), valsava sulit
dilakukan,
VT tidak dilakukan.
Pada kasus plasenta previa,
plasenta terletak pada bagian
bawah rahim, maka pada saat
palpasi abdomen sering
ditemukan bagian terbawah janin
masih tinggi di atas simfisis
Pemeriksaan dalam tidak
dilakukan karena merupakan
kontraindikasi

USG didapatkan janin presentasi


tunggal hidup, plasenta di
posterior sampai ke tepi OUI,
taksiran berat janin 3230 gram
dan maturasi grade II,

STANDAR BAKU

Anamesis : keluar darah


segar pervagina

Pemeriksaan fisik : status


obstetri penurunan kepala 5/5

Pemeriksaan penunjang : USG


Ibu : plasenta di posterior sampai ke tepi
OUI
Janin : JPKTH

DIAGNOSIS
Ibu: HAP et causa PPM pada G1P0A0
hamil 38 minggu , dan anemia
Janin: janin presentasi kepala
tunggal hidup

Penatalaksaan pada pasien, dilakukan


tindakan sectio ceasaria atas indikasi
perdarahan aktif (+) pervaginam
Rencanakan terminasi kehamilan
jika:
Janin matur
Janin mati atau menderita
anomali atau keadaan yang
mengurangi kelangsungan
hidupnya (misalnya anensefali)
Pada perdarahan
pervaginam yang aktif dan
banyak, harus segera dilakukan
terapi aktif tanpa memandang
maturitas janin.
Seksio sesaria; bertujuan untuk secepatnya mengangkat
sumber perdarahan, dengan demikian memberikan
kesempatan kepada uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahnnya, dan untuk menghindarkan
perlukaan serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh
apabila dilangsungkan persalinan pervaginam.

Ibu
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad
bonam
Ad fungtionam
: dubia ad
bonam

Anak
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad
bonam
Ad fungtionam
: dubia ad
bonam

Saat ini prognosis plasenta previa


lebih baik, hal ini disebabkan karena
diagnosis dini dan tidak invasif
dengan USG, serta ketersediaan
transfusi darah dan infus cairan yang
telah ada hampir di semua rumah
sakit kabupaten.3 ada kasus plasenta
previa angka kekambuhan pada
kehamilan berikutnya adalah sekitar
8 kali.

janin masih belum terlepas dari


komplikasi kelahiran premature
baik secara spontan ataupun

Anda mungkin juga menyukai