HEAMORRHAGI ANTEPARTUM
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. R
Umur
: 29 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
: Islam
Keluhan utama :
Keluar darah dari vagina sejak 1 jam SMRS
1 jam SMRS
keluar darah dari vagina,
berwarna
merah
segar,
tidak ada gumpalan darah,
dan darah keluar secara
terus
menerus.
Tanpa
disertai
perut.
memilikinyeri
riwayat
keputihan
sejak awal usia kehamilan,
gatal (-), dan bau (-)
gerak janin aktif (+)
mules-mules & keluar air-air
disangkal.
Riwayat trauma yang
Keluhan saat
ini
Riwayat Perkawinan :
Pasien menikah 1 kali pada usia 28 tahun
Riwayat Obstetri :
G1P 0 A0
No
Tempat
bersalin
Penolong
Umur
Usia
Jenis
kehamilan
Persalinan
Penyulit
JK
1.
Riwayat Kontrasepsi :
Pasien sampai saat ini belum menggunakan KB
BB
Keadaa
n
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
compos mentis
tampak sakit ringan
TANDA VITAL
TD : 130/90 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 18x/menit
S
: 36,50C
STATUS GENERALIS
Kepala
Normocephal
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
THORAKS
Inspeksi
Perkusi
Simetris
kanan/kiri
saat
inspirasi
maupun ekspirasi
Palpasi
Auskultasi
ICS
IV
cm
medial
midclavikularis sinistra
garis
Jantung
S1>S2,
irama
reguler
ABDOMEN
Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
Bising usus terdengar,
2x/menit
Venous Hum (-), Atrial Bruit (-)
GENITALIA
Inspeksi v/v tenang, perdarahan aktif (+)
EKTREMITAS
Inspeksi
Tidak terdapat deformitas pada ekstremitas atas maupun
bawah
Tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitas bawah
Tidak didapatkan adanya efloresensi yang bermakna
Palpasi
Status neurologi
STATUS
OBSTETRI
Leopold
Leopold I : teraba masa bulat, kenyal, tidak melenting
Leopold II : teraba keras seperti papan di sebelah kanan ibu,
bagian-bagian kecil di sebelah kiri
Leopold III :Teraba massa keras, melenting
Leopold IV : 5/5
TFU = 35cm
TBJ = ( 35-13)x155= 3410 gram
DJJ 142 dpm, HIS (-)
Genitalia
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (+)
Inspekulo : portio livid, fluxus (+), OUE tertutup, perdarahan aktif
(+)
VT
: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Masa
pendarahan/BT
Masa
pembekuan/CT
Golongan darah
ABO
Golongan darah
Rhesus
IMUNOLOGI
HbsAg Rapid
KIMIA
Glukosa Darah
Sewaktu
Hasil
21 Desember 2016
Pukul 01.11
9,9 g/dL
3,32 ribu/uL
8,06 ribu/uL
Hasil
21 Desember 2016
Pukul 09.07
9,6 g/dL
3,2 ribu/uL
14,12 ribu/uL
211.000/uL
28,6 %
86 fL
30 pg
35 g/dL
13,8 %
164.000/uL
28,2 %
88 fL
30 pg
34 g/dL
13,7%
13
5 11
10
Positif
Non Reaktif
Non reaktif
< 140
118
Normal
Parameter
Normal
Hasil
22 Desember 2016
HEMATOLOGI
Hemoglobin
8 g/dL
Eritrosit
2,67 ribu/uL
Leukosit
12,34 ribu/uL
Trombosit
150.000-400.000 /ul
164.000/uL
Hematokrit
35 47 %
22,8 %
MCV
80 96 fL
89 fL
MCH
28 33 pg
30 pg
MCHC
33 36 g/dL
34 g/dL
RDW-CV
12.0 14.8 %
13,9 %
USG
BPD 96
AC 322,1
HC 343,1
FL 75,1
ICA 4,6
TBJ 3230 gram ~ 38 39 minggu
CTG
Frekuensi dasar : 140 dpm
Variabilitas
: 5-20 dpm
Akselerasi : (+)
Deselerasi : (-)
RESUME
RESUME
Pasien , 29 tahun. Hamil
9 bulan Datang sendiri
tanpa rujukan
dengan
keluhan keluar darah segar
terus menerus sejak 1 jam
smrs tanpa disertai nyeri
perut.
PF :
KU : TSR, CM
Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/menit,
pernafasan 18 x/menit, suhu 36,50C, pada kedua
konjungtiva tampak anemis, status generalis lain dalam
batas normal.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
PENATALAKSANAAN &
PROGNOSIS
PENATALAKSANA
Hemodinamik stabil, observasi keadaan umum, tanda vital,
perdarahan, DJJ
Lapor DPJP: rencana SC cito
Injeksi ceftriaxon 1x2gr
Persiapan darah PRC 1 kolf
Edukasi: fetal count, tanda bahaya kehamilan, tanda
perdarahan
PROGNOSIS
Ibu
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fungtionam: dubia ad bonam
Anak
Ad vitam : dubia ad bonam
LAPORAN OPERASI
1. Pasien terlentang dalam anastesi spinal
2. A dan antisepsis daerah operasi dan sekitanya
3. Insisi pfannenstiel dinding abdomen dibuka lapis demi lapis
4. Saat peritoneum dibuka tampak uterus gravidus
5. Insisi SBU semilunar, ditembus tumpul, dilebarkan tajam
6. Dengan meluksir kepala, lahir bayi laki-laki, BB 3330 gram, PB 50 cm, A/S 5/7, air
ketuban jernih, jumlah cukup
7. Dengan tarikan ringan, lahir plasenta lengkap sesuai dengan PLR (korpus
posterior), tidak ada perdarahan pada plasental bed
8. Kedua ujung SBU dijahit, dilanjutkan jelujur dua lapis dengan PGA No.1
9. Kedua tuba dan ovarium tidak perdarahan
LAPORAN POST
OPERASI
Pasien
datang tanggal
21-12-2016,
pukul 01.00 WIB
Dilakukan:
- Anamnesis:
perdarahan sejak
1 jam smrs pada
kehamilan UK 37
minggu 5 hari,
tanpa disertai rasa
nyeri
- Pemeriksaan fisik
KU: CM, tampak
sakit sedang
TTV: TD 130/100,
N:80x/m, S: 36,5
- Pemeriksaan
obstetri:TFU 5cm,
puka, preskep, 5/5,
DJJ 142dpm
- CTG
- Pemasangan IV
VK RSUD
Karawang
Pukul: 02.15 WIB
Dilakukan:
- Inspekulo: portio
livid, OUE tertutup,
fluksus +,
perdarahan +
- USG: plasenta di
posterior sampai di
tepi OUI
- Perencanaan
selanjutnya:
observsi KU, TTV,
kontraksi,
perdarahan, DJJ
- Rencana SC cito
- Diberikan antibiotic
ceftriaxone 1x2gr
- mempersiapkan
PRC
VK RSUD
Karawang
Pukul: 02.30
Menghubungi dpjp
untuk
persetujuan
dilakukan SC cito
Pukul 02.40
menghubungi
dokter anestesi
untuk
persetujuan
dilakukan
tindakan
anestesi selama
operasi
OK RSUD
Karawang
Pukul: 03.30
Pasien di dorong
ke OK
Pukul 03.54
Operasi SC
dimulai
Pukul 04.10
Bayi lahir: lakilaki, BB 3330gr,
PB 50cm,
langsung
menangis
Pukul 04.33
Operasi selesai,
pasien
dipindahkan ke
RR
Pukul 05.30
Pasien
dipindahkan ke
bangsal
cilamaya baru
FOLLOW
UP
21 Desember 2016
Pukul 01.00 WIB
Non Medikamentosa
Observasi hemodinamik stabil,
keadaan umum, tanda vital,
Status Obstetri :
Cek
Darah
Perifer
Lengkap,
urinalisa
Rencana SC cito
Medikamentosa
IVFD RL
Status Obstetri :
TFU : 2 jari dibawah pusar, kontraksi baik,
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)
A/
P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll,
akseptor IUD
P/
Non Medikamentosa
Observasi
keadaan
hemodinamik
umum,
tanda
stabil,
vital,
kontraksi, perdarahan.
Cek Darah Perifer Lengkap
Motivasi ASI
Mobilisasi Aktif
Diet TKTP
Medikamentosa
SF 1 x 1 tablet (PO)
22 Desember 2016
Pukul 05.00 WIB
S/
Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang
kateter, Flatus (+), ASI (-), mules (-), demam
(-), keluar darah (+) ganti pembalut 3x/hari,
makan (+), mobilisasi (+)
O/
KU : TSS VAS 4 Kesadaran : CM
TD : 100/60 mmHg
HR : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,4 C
Status generalis : dbn
A/
P1 post SC a/i HAP ec PPM 4 jam yll, akseptor
IUD
POD I
P/
tanda
vital,
perdarahan.
Cek Darah Perifer Lengkap
Motivasi ASI
Status Obstetri :
TFU : 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik.
Inspeksi : v/u tenang, perdarahan aktif (-)
Non Medikamentosa
Mobilisasi Aktif
Diet TKTP
Medikamentosa
IVFD RL 500 CC
SF 1 x 1 tablet (PO)
kontraksi,
23 Des 2016
Pukul 05.00 WIB
Nyeri post op (+), BAB (-), BAK (+) terpasang kateter, ASI
(+)sedikit, mules (-), demam (-), keluar darah (+) ganti
pembalut 3 x/hari, mobilisasi (+),makan (+)
KU: TSR, CM VAS 2
TD : 90/60 mmHg HR : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,4 C
Status generalis : dbn
Non Medikamentosa
Motivasi ASI
Motivasi ASI
Mobilisasi Aktif
Mobilisasi Aktif
Diet TKTP
Diet TKTP
Aff DC 1x 24 jam
Ganti verban
Aff infus
Rencana pulang
Medikamentosa
IVFD RL 500 CC
Medikamentosa
IVFD RL 500 CC
SF 1 x 1 tablet (PO)
SF 2 x 1 tablet (PO)
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Perdarahan Antepartum : perdarahan yang terjadi di atas usia
gestasi 20 minggu atau 24 minggu sebelum persalinan
berlangsung atau perdarahan yang terjadi setelah janin
viabilitas.1 Perdarahan anterpartum sering juga sering disebut
perdarahan pada trimester ketiga, karena terjadi perdarahan
jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu
1/3 kasus
perdarahan
antepartum
Plasenta previa sendiri didefinisikan
sebagai plasenta yang berimplantasi
pada segmen sehingga menutupi
sebagian atau seluruh dari ostium
uteri internum
KLASIFIKASI
b.
1)
2)
3)
EPIDEMIOLOGI STATISTIK
PERDARAHAN
Di RS Tjipto Mangunkusumo
1971-1975 dilaporkan 14,3% dari
seluruh persalinan.
Etiologi
Perdarahan
Jumlah (%)
Solutio Plasenta
141 (19)
Laserasi Jalan
Lahir
125 (16)
Atonia Uteri
115 (15)
Koagulopati
108 (14)
Plasenta Previa
50 (7)
Pendarahan
Uterus
47(6)
Plasenta Akreta
44 (6)
Sisa plasenta
32 (4)
ETIOLOGI
1. Plasenta:
- plasenta previa
- solusio plasenta
- ruptura uteri.
Penyebab perdarahan
antepartum
2. Lokal pada saluran
genitalia
- Show
- Serviks : servisitis, polip,
erosi serviks dan
keganasan
- Trauma : trauma saat
hubungan seksual
- Vulvovaginal varicosities
- Tumor saluran genital
- Infeksi saluran genital
- Hematuria
3. Insersi tali
pusat
Vasa previa
FAKTOR RESIKO
Riwayat plasenta previa sebelumnya
Riwayat seksio sesaria
Riwayat terminasi kehamilan sebelumnya
Multiparitas
Hamil dengan usia tua (>40tahun)
Multigravida
Perokok aktif
Gemeli/kehamilan multi fetal
Adanya kerusakan/kelainan pada endometrium, yang
dikarenakan:
Patofisiologi
GEJALA KLINIS
Perdarahan tanpa nyeri
Perdarahan berulang-ulang sebelum partus
Perdarahan banyak
Darah berwarna merah segar
Bagian terbawah janin masih tinggi diatas
simfisis
DIAGNOSIS
Double set up examination atau pemeriksaan dengan persiapan ganda
atau disebut juga Pemeriksaan Dalam Meja Operasi (PDMO).
Transabdominal ultrasonografi dalam keadaan kandung kemih yang
dikosongkan akan memberi kepastian diagnosis plasenta previa dengan
ketepatan tinggi 96-98%.
MRI
Pada pemeriksaan klinis tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien
plasenta previa antara lain ; ukuran uterus seusai dengan usia kehamilan,
uterus teraba lembut dan elastis, adanya malpresentasi, kepala bayi
mengapung dan tidak bisa turun ke rongga pelvis, denyut jantung janin
biasaya dapat ditemukan kecuali telah ada pelepasan plasenta.
TATALAKSANA
Terapi Ekspektatif
Tujuan supaya janin tidak terlahir prematur dan upaya
diagnosis dilakukan secara non invasi.
- Syarat terapi ekspektatif :
Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti dengan atau tanpa pengobatan
tokolitik
Belum ada tanda inpartu
Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dan tandatanda vital dalam batas normal)
Janin masih hidup dan kondisi janin baik
- Rawat inap, tirah baring, observasi tanda vital, dan
berikan antibiotik profilaksis.
- Pemeriksaan USG untuk menentukan letak plasenta
- Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
o MgSO4 4g IV dosis awal dilanjutkan 4g setiap 6 jam,
atau
o Nifedipin 3x20 mg/hari, pemberian tokolitik
dikombinasikan dengan betametason 12mg IV dosis
tunggal untuk pematangan paru janin
Selama
persiapan
kehamilan, dilakukan:
proses
terminasi
KOMPLIKASI
Anemia
Syok
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta
Premature
Gawat janin
Solusio plasenta
PROGNOSIS
Prognosis ibu pada plasenta previa dewasa ini lebih
baik jika dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini
dikarenakan diagnosa yang lebih dini, ketersediaan
transfusi darah, dan infus cairan yang telah ada
hampir semua rumah sakit kabupaten. Penurunan
jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi
berkat sosialisasi program keluarga berencana
menambah penurunan plasenta previa. Demikian juga
dengan kesakitan dan kematian anak mengalami
penurunan, namun masih belum terlepas dari
komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan
maupun karena intervensi seksio cesarea. Karenanya
kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari
sekalipun tindakan konservatif diberlakukan.
ANALISA KASUS
ANEMIA
Etiologi :
Ekspansi volume plasma
Status obstetri :
JPKTH, TFU 35 cm, puka,
presentasi kepala, 5/5, DJJ 142
dpm, HIS (-), TBJ klinis 3410 gram.
Genitalia v/u tenang, perdarahan
aktif (+), portio livid, fluxus (+),
OUE tertutup, perdarahan aktif
(+), fluor albus(-), valsava sulit
dilakukan,
VT tidak dilakukan.
Pada kasus plasenta previa,
plasenta terletak pada bagian
bawah rahim, maka pada saat
palpasi abdomen sering
ditemukan bagian terbawah janin
masih tinggi di atas simfisis
Pemeriksaan dalam tidak
dilakukan karena merupakan
kontraindikasi
STANDAR BAKU
DIAGNOSIS
Ibu: HAP et causa PPM pada G1P0A0
hamil 38 minggu , dan anemia
Janin: janin presentasi kepala
tunggal hidup
Ibu
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad
bonam
Ad fungtionam
: dubia ad
bonam
Anak
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad
bonam
Ad fungtionam
: dubia ad
bonam