Anda di halaman 1dari 24

ANTIEPILEPSI

U Hamka
PENGERTIAN
 Epilepsi adalah gangguan kronik ditandai penglepasan muatan
listrik spontan abnormal dari neuron kortikal dengan atau tanpa
gangguan kesadaran

 Antikonvulsi (antikejang) digunakan untuk mencegah dan


mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dari bangkitan
non-epilepsi.
PENYEBAB EPILEPSI
1. kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu,
seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin,
mengalami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera.
2. kelainan yang terjadi pada saat kelahiran
3. cedera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
4. tumor otak
5. penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah
otak
6. radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
7. penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose
dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang
berulang.
8. kecenderungan timbulnya epilepsi yang diturunkan
9. kurang tidur dan terlalu lelah
MEKANISME TERJADINYA
EPILEPSI
 Otak ialah rangkaian berjuta-juta neuron
yang berhubungan satu dengan yang lain
melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat
yang dinamakan nerotransmiter.
Acetylcholine dan norepinerprine ialah
nerotransmiter eksitatif, sedangkan zat
lain yakni GABA bersifat inhibitif terhadap
penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam
sinaps.
 Dalam keadaan istirahat, membran neuron mempunyai potensial
listrik tertentu dan berada dalam keadaan polarisasi. Aksi potensial
akan mencetuskan depolarisasi membran neuron dan seluruh sel akan
melepas muatan listrik.

 Oleh berbagai faktor, diantaranya keadaan patologik, dapat merubah


atau mengganggu fungsi membran neuron sehingga membran mudah
dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler.
Influks Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membran dan lepas
muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan
listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron
merupakan dasar suatu serangan epilepsi. Suatu sifat khas serangan
epilepsi ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat
pengaruh proses inhibisi. Keadaan lain yang dapat menyebabkan
suatu serangan epilepsi terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat
habisnya zat-zat yang penting untuk fungsi otak.
KLASIFIKASI BANGKITAN EPILEPSI
1. Bangkitan umum primer 2. Bangkitan parsial/
3. Bangkitan Lain-lain
(epilepsi umum) Fokal/lokal

a. Bangkitan tonik-klonik a. Bangkitan parsial a. Kejang demam


(grand mal) terdiri atas sederhana
pada neonatus
3 fase : fase tonik, fase -Berasal dari lobus
klonik, dan fase pasca motor frontal
-Berasal dari b.Status epileptikus
kejang
somatosensoris
-Autonom
b. Bangkitan lena (petit -Psikis murni
mal/absences), terjadi
dan hilang secara b. Bangkitan parsial
mendadak. kompleks, misalnya
epilepsi psikomotor

c. Bangkitan lena yang c. Bangkitan parsial


tidak khas (atypical yang berkembang
absences), menjadi bangkitan
spasme infantil umum
MEKANISME KERJA OBAT
ANTIEPILEPSI
1. Inhibisi kanal Na+ pada membran sel akson
Contoh : fenitoin dan karbamazepin (pada dosis terapi), fenobarbital
dan asam valproat (pada dosis tinggi), lamotrigin
2. Inhibisi kanal Ca2+ tipe T pada neuron talamus (yang berperan sebagai
pacemaker untuk membangkitkan cetusan listrik umum di korteks)
Contoh : etosuksimid, asam valproat, dan klonazepam
3. Peningkatan inhibisi GABA
a. Langsung pada komppleks GABA dan kompleks Cl-
Contoh : benzodiazepin, barbiturat
b. Menghambat degradasi GABA, yaitu dengan mempengaruhi re-
uptake dan metabolisme GABA
Contoh : asam valproat dan gabapentin
4. Penutun eksitasi glutamat, yakni melalui :
a. blok reseptor NMDA, misalnya lamotrigin
b. blok reseptor AMPA, misalnya fenobarbital
Gol.Hidantoin Fenitoin

Gol.Barbiturat Fenobarbital dan Primidon

Gol. Oksazolidindion Trimetadion

Gol. Suksinimid Etosuksimid


Penggolongan
Obat antiepilepsi
Karbamazepin

Diazepam, Klonazepam,
Gol. Benzodiazepin
Nitrazepam

Asam Valproat

Antiepilepsi lain Gabapentin, Lamotrigin


FENITOIN
MEKANISME KERJA
Menstabilkan membran sel saraf terhadap depolarisasi dengan cara
mengurangi masuknya ion-ion natrium dalam neuron pada keadaan
istirahat atau selama depolarisasi. Fenitoin juga menekan dan
mengurangi influks ion kalsium selama depolarisasi dan menekan
perangsang sel saraf yang berulang-ulang.

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Efektif untuk semua serangan parsial (yang sederhana dan kompleks)
untuk serangan tonik-klonik da untuk mengobati status epileptikus
yang disebabkan oleh serangan tonik-klonik yang berulang.
Tidak efektif untuk serangan absence

EFEK SAMPING
Depresi SSP terutama dalam serebelum dan sistem vestibular, masalah
gastrointestinal (mual, muntah), hiperplasia gusi menyebabkan gusi
tumbuh dan melampaui gigi terutama pada anak-anak
FENOBARBITAL
MEKANISME KERJA
Memiliki aktivitas antiepilepsi, membatasi penyebaran lepasan
kejang di dalam otak dan meningkatkan ambang serangan
epilepsi. Mekanisme kerjanya melibatkan potensiasi efek
inhibisi dari neuro-neuron yang diperantarai oleh GABA.

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Memberikan 50% respons untuk serangan-serangan parsial
sederhana tetapi kurang efektif untuk serangan parsial
kompleks. Obat pilihan utama mengobati serangan epilepsi
berulang terutama pada anak-anak termasuk kejang demam.

EFEK SAMPING
Sedasi, ataksia, nistagmus, vertigo, dan reaksi psikotik akut
bisa terjadi pada pemakaian kronis.
PRIMIDON

MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja primidon menyerupai fenitoin

PENGGUNAAN TERAPETIK
efektif terhadap kejang parsial da kejang tonik-klonik
serta mungkin lebih efektif daripada fenobarbital

EFEK SAMPING
Memiliki efek samping yang serupa denga fenobarbital,
kecuali mengantuk terjadi lebih awal dan sangat menonjol
TRIMETADION
MEKANISME KERJA
Meningkatkan nilai ambang untuk letupan kejang akibat stimulasi
berulang. Trimetadion mempunyai efek mengurangi aliran
kalsium tipe-T. Jadi penekanan kejang absence bergantung pada
penghambatan kerja pacemaker saraf talamus

PENGGUNAAN TERPEUTIK
Obat antiepilepsi tipe absence

EFEK SAMPING
Sedasi, reaksi idiosinkrasi pada kulit seperti rash dan dermatitis
eksfoliatif, reaksi toksik yang melibatkan organ pembentuk darah
ETOSUKSIMID
MEKANISME KERJA
Menghambat Na+/K+ ATPase, menekan kecepatan
metabolisme serebral, dan menghambat GABA
aminotransferase. Etosuksimid mempunyai efek penting pada
arus CA2+, menurunkan arus nilai ambang rendah (Tipe T).

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Efektif terhadap kejang absence. Tidak efektif untuk bangkitan
parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik

EFEK SAMPING
Mual, sakit kepala, kantuk, dan ruam kulit
KARBAMAZEPIN
MEKANISME KERJA
Mengurangi perambatan impuls abnormal di dalam otak dengan cara
menghambat kanal natrium, sehingga menghambat timbulnya
potensial kerja yang berulang-ulang di dalam fokus epilepsi

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Sangat efektif untuk semua serangan epilepsi parsial (sederhana dan
kompleks). Selain itu juga efektif untuk serangan tonik-klonik dan
digunakan untuk mengobati neuralgia trigeminal

EFEK SAMPING
Pemberian kronik karbamazepin dapat menyebabkan stupor, koma
dan depresi pernapasan, bersamaan dengan rasa pusing, vertigo,
ataksia dan pandangan kabur
DIAZEPAM

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Digunakan untuk terpai konvulsi rekuren, misalnya status
epileptikus. Juga bermanfaat untuk terapi bangkitan parsial
sederhana misalnya bangkitan klonik fokal.

EFEK SAMPING
Efek samping berat dan berbahaya dan menyertai penggunaan
diazepam IV ialah obstruksi saluran napas oleh lidah, akibat
relaksasi otot. Di samping ini dapat terjadi depresi napas
sampai henti napas, hipotensi, henti jantung dan kantuk
KLONAZEPAM

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Terapi bangkitan mioklonik, bangkitan akinetik, dan spasme
infantil. Klonazepam efektif untuk terapi tambahan semua
tipe kejang kecuali kejang tonik-klonik

EFEK SAMPING
Kantuk, ataksia, dan gangguan kepribadian
NITRAZEPAM

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Nitrazepam dapat dimanfaatkan untuk mnegendalikan
hipsaritmia, spasme infantil dan bangkitan mioklinik. Namun
kurang efektif dibandingkan dengan klonazepam

EFEK SAMPING
Dapat mencetuskan bagkitan tonik-klonik atau memberatkan
bangkitan lena, hipersekresi lendir saluran napas
ASAM VALPROAT
MEKANISME KERJA
Efek anti konvulsi asam valproat berdasarkan atas peningkatan
kadar GABA didalam sel otak, sehingga terjadi hiperpolarisasi rest
potential pada neuron akibat dari peningkatan daya konduksi
membran untuk ion K

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Valproat sangat efektif untuk kejang absence. Meskipun etosuksimid
merupakan obat pilihan, valproat lebih disukai sebagai obat tunggal
untuk pasien dengan serangan tonik-klonik umum

EFEK SAMPING
mual dan muntah, sedasi, ataksia, dan tremor
GABAPENTIN
MEKANISME KERJA
Merupakan suatu analog GABA. Gabapentin tidak bekerja pada
reseptor GABA, tetapi berperan dalam metabolisme GABA

PENGGUNAAN TERAPERUTIK
Sebagai terapi tambahan untuk kejang parsial dan kejang
umum tonik-klonik , biasanya dibutuhkan dalam dosis tinggi

EFEK SAMPING
Ataksia, pusing, sakit kepala, somnolen, tremor
LAMOTRIGIN
MEKANISME KERJA
Melalui inaktivasi kanal NA+, Ca+, dan mencegah pelepasan
neurotransmitter glutamat dan aspartat

PENGGUNAAN TERAPEUTIK
Terapi bangkitan parsial dan dipakai sebagai terapi tambahan
unutk pengobatan bangkitan lena dan bangkitan mioklonik

EFEK SAMPING
Kulit kemerahan, pusing, sakit kepala, diplopia, dan somnolen
PRINSIP PEMILIHAN
OBAT PADA TERAPI
EPILEPSI
1. Melakukan pengobatan kausal kalau perlu dengan
pembedahan; umpamanya pada tumor serebri

2. Menghindari faktor pencetus suatu bangkitan, umpamanya


minum alkohol, emosi, kelelahan fisik maupun mental

3. Penggunaan antikonvulsi/antiepilepsi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 EEG (elektroensefalogram) merupakan pemeriksaan yang
mengukur aktivitas listrik di dalam otak
 Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak
memiliki resiko. Elektroda ditempelkan pada kulit kepala
untuk mengukur impuls listrik di dalam otak. Setelah
terdiagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan lainnya untuk
menentukan penyebab yang biasa diobati

Anda mungkin juga menyukai