Anda di halaman 1dari 16

Farmasi Klinik

FRAKTUR TIBIAL PLATEU

OLEH:
T E T I M A R I A M R A N D A R I , S . FA R M

K E LO M P O K I I

16511037

(UII)

Di kehidupan sehari hari manusia

tidak akan lepas dari fungsi normal


musculoskeletal terutama tulang
yang menjadi alat gerak utama bagi
manusia
Tulang membentuk rangka penujang
dan pelindung bagian tubuh dan
tempat untuk melekatnya otot-otot
yang menggerakan kerangka tubuh
Namun, fungsi tulang dapat
terganggu karena mengalami fraktur
akibat cedera atau trauma

FRAKTUR
Fraktur merupakan suatu gangguan integritas tulang yang

ditandai dengan rusaknya atau terputusnya kontinuitas


jaringan tulang dikarenakan tekanan.
EPIDEMIOLOGI: Fraktur lebih sering terjadi pada laki laki

daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan


sering berhubungan dengan mobilisasi
ETIOLOGI: peristiwa trauma (kekerasan) dan peristiwa

patologis

KASUS

Nama

Tn. A

Jenis kelamin

Laki-laki

Alamat

Pacitan

Tanggal lahir

13 Januari 1995

Nomor CM

01.78.99.27

Bangsal

Cendana 5

Jaminan

JKN Mandiri

Alergi

KELUHAN: Nyeri lutut kanan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: 2 hari terjatuh saat bermain sepak bola, jatuh

dengan lutut kanan terbentur batu. Setelah kejadian, pasien tidak dapat berjalan.
Pasien dibawa ke RSUD Pacitan, drontgen kemudian dirujuk ke RSUP dr Sardjito.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU: Riwayat trauma sebelumnya tidak ditemukan.

Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya dan tidak pernah
menjalani operasi sebelumnya.
RIWAYAT KELUARGA/SOSIAL: Keluarga pasien tidak memiliki riwayat hipertensi

dan diabetes melitus (DM)


RIWAYAT PENGOBATAN: -

DIAGNOSA

Close fracture of the right tibial plateu schatzer IV


Fraktur tibia plateau merupakan fraktur sebagai akibat kompresi bagian atas tibia

terhadap femur, sehingga terjadi kerusakan pada satu sisi.


Close fracture of the right tibial plateu schatzer IV adalah fraktur tertutup pada
lutut kanan dengan kondisi spesifik yaitu kondilus tibia medial akibat cedera berat
dengan perobekan ligamen kolateral lateral.

Penggunaan obat rawat


inap

Nama Obat
Ketorolak

Rute

Dosis

iv

30 mg/8 jam

Ranitidin

iv

Meloxicam

po

Ranitidin

Indikasi
Nyeri akut

Tanggal
01-Nop 02-Nop 03-Nop 04-Nop 05-Nop 06-Nop 07-Nop 08-Nop 09-Nop 10-Nop 11-Nop 12-Nop 13-Nop 14-Nop
-

50 mg/12 jam Tukak lambung

7,5 mg/12 jam Nyeri

po

150 mg/12 jam Tukak lambung

Ceftriakson

iv

1 g/12 jam

Infeksi tulang
post operasi

Asam Traneksamat

iv

500mg

Gangguan
koagulasi

Obat yang dibawa


pulang

Nama Obat

Rute

Dosis

Indikasi

Cefixime

po

100mg/12 jam

Infeksi tulang post operasi

Meloxicam

po

15 mg/24 jam

Nyeri

po

Calcium citrate 500 mg,


Suplemen tulang untuk
vitamin D3 200 IU, vitamin
pertumbuhan dan perkembangan,
K1 20 mcg, Magnesium 100
hamil dan laktasi, dan osteoporosis.
mg, Zinc 5 mg

Ossovit

ANALISIS SOAP

Subjektif

Tuan A, 21 tahun, merasa nyeri di lutut kanan setelah terjatuh


dan terbentur batu saat bermain bola sehingga tidak bisa
berjalan. Hasil rontgen menunjukkan adanya fraktur di lutut
kanan yang ditandai dengan swelling, nyeri saat ditekan, dan
mobilitas yang terbatas. Pada hari ke-10, Tuan A menjalani
operasi untuk memperbaiki struktrur tulang lutut. Setelah
operasi, swelling/bengkak pada lutut menghilang namun masih
nyeri saat ditekan dan terdapat luka bekas operasi serta
mobilitasnya terbatas.

Objektif
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan

Tekanan Darah
(mmHg)
Suhu (0C)

Nilai
Normal

Tanggal
01-Nop 02-Nop 03-Nop 04-Nop 05-Nop 06-Nop 07-Nop 08-Nop 09-Nop 10-Nop 11-Nop

12Nop

13-Nop 14-Nop

<120/80 110/70 110/70 120/80 110/70 120/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70 110/70
36,5 - 37,5

36

36

36

36

36

36

36

36

36

36

36

37

37

36

RR (x/menit)

Des-20

18

20

16

18

19

20

20

20

20

20

20

20

20

20

Nadi (x/menit)

60-100

88

84

80

80

74

80

84

80

80

80

80

84

84

84

Data Laboratorium
HEMOSTASIS
PPT

12,3 15,3 detik

14,9 detik

13,4 detik

INR

0,9 1,10 detik

1,10 detik

APTT

27,9 37 detik

42,3 detik

31,3 detik

Kontrol PPT

Kontrol APTT

Pemeriksaan APPT untuk


mengetahui adanya defisiensi faktor
pembekuan atau inhibitor pada
proses koagulasi. Apabila APTT
memanjang menunjukkan adanya
defisiensi faktor pembekuan atau
adanya inhibitor pada proses
koagulasi.

Anonim. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Data Laboratorium
DARAH LENGKAP
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCH
MCHC
RDW-SD
RDW-CV
NRBC #
NRBC %
Leukosit
Neutrofil #
Limfosit #
Monosit #
Eosinofil #
Basofil #
Immunoglobulin
maturation #
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Immunoglobulin %
Trombosit
PDW
MPV
P-LCR
PCT

4,6 6 106/l
14 18 g/dl
40 54 %
80 94 f
32 36 g/dl
35 45 f
11,5 14,5 %
0 103/l
0%
4,5 11,5 103/l
2,3 8,6 103/l
1,62 5,37 103/l
0,3 0,8 103/l
0 0,2 103/l
0 0,1 103/l

5,13 106/l
14,8 g/dl
42,80%
83,4 f
34,6 g/dl
41,1 f
13,40%
0 103/l
0%
6,08 103/l
4,53 103/l
0,99 103/l
0,3 103/l
0,22 103/l
0,04 103/l

0 1 103/l

0,03 103/l

50 70 %
18 42 %
2 11 %
13%
02%

150 450 103


0 99,9 f
7,2 10,4 f
15 25 %
01%

74,50%
16,30%
4,90%
3,60%
0,70%
0,50%
326 103
10,7 f
10,1 f
26%
0,30%

eosinofil, neutrofil, dan


limfosit yang tidak berada
dalam nilai normal. Implikasi
klinik dari peningkatan
eosinofil dan neutrofil, serta
penurunan limfosit adalah
adanya infeksi bakteri dan
parasit
Implikasi klinik dari
peningkatan P-LCR adalah
trombositosis yang dapat
diakibatkan oleh trauma fisik

Anonim. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Assessment
DRUG RELATED PROBLEM (DRP)
1) Indikasi tanpa obat: 2) Obat tanpa indikasi: 3) Pemilihan obat yang tidak tepat:
4)
5)
6)
7)

8)

Underdose: Overdose: Reaksi obat yang tidak


dikehendaki: Interaksi obat:

Cefixime dengan Meloxicam

Meloxicam dengan Vitamin


K1
Gagal menerima obat: -

Non DRP
Tidak ada

Interaksi obat

1) Cefixime dengan Meloxicam, tingkat keparahan: minor


Mekanisme interaksi: Cefixime meningkatkan konsentrasi meloxicam melalui kompetisi
acidic (anionik) pada klirens tubular ginjal. Interaksi Cefixime dengan Meloxicam dengan
tingkat keparahan minor menyebabkan peningkatan efek farmakologi Meloxicam namun
dapat menyebabkan reaksi efek samping berupa iritasi lambung. Interaksi tersebut
mungkin terjadi tetapi dipertimbangkan signifikan potensial berbahaya terhadap pasien
jika terjadi kelalaian.
2) Meloxicam dengan Vitamin K1, tingkat keparahan: moderat
Mekanisme interaksi: Peningkatan Meloxicam dan Vitamin K1 menurunkan antikoagulasi.
Interaksi Meloxicam dengan Vitamin K1 dengan tingkat keparahan moderat
menyebabkan peningkatan efek farmakologi Meloxicam dan penurunan efek
antikoagulasi. Namun, mekanisme interaksi tersebut belum diketahui sehingga pada
interaksi obat dengan keparahan moderat bahaya potensial mungkin terjadi pada
pasien, dan beberapa tipe intervensi/monitor sering diperlukan.
Bailie GR, Johnson CA, Mason NA, Peter WLS. 2004. Medfacts Pocket Guide of Drug Interaction. Second Edition. Middleton: Bone Care
International, Nephrology Pharmacy Associated, Inc.

Plan

1) Cefixime dan Meloxicam tetap digunakan sebagai antinyeri namun perlu


dilakukan monitoring efek samping.
2) Meloxicam dan Ossovit tetap digunakan dengan melakukan edukasi
penggunaan obat dan monitoring efek samping atau menggunakan
suplemen tulang yang hanya mengandung Kalsium sitrat dan Vitamin D
(tidak mengandung Vitamin K1)
3) Melakukan KIE kepada pasien ataupun keluarga pasien meliputi:
Efek samping Meloxicam berupa iritasi lambung dengan gejala
berupa nyeri lambung dan mual, serta pengatasan efek samping
meliputi menghindari konsumsi makanan pedas atau berlemak dan
makan dengan porsi kecil namun lebih sering untuk menurunkan
penumpukan asam lambung.
Aturan pemakaian obat Meloxicam yaitu 1 tablet untuk satu hari
sekali dan segera dikonsumsi setelah makan untuk meminimalkan
timbulnya efek samping Meloxicam.

Anda mungkin juga menyukai