Anda di halaman 1dari 57

ANALISIS PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan SMP
2016

TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
2. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran Problem-based Learning
3. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
pembelajaran Project-based Learning
4. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Inquiry
5. Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah
Discovery Learning
6. Menerapkan pendekatan dan model-model
pembelajaran yang sesuai dengan KD

CAKUPAN MATERI
Materi sesi ini mencakup:
1. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
2. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
Problem-based Learning
3. Pengertian dan langkah-langkah pembelajaran
Project-based Learning
4. Pengertian dan langkah-langkah Inquiry
5. Pengertian dan langkah-langkah Discovery
Learning

PRODUK

Skenario pembelajaran
salah satu model
pembelajaran yang sesuai
dengan serangkaian KD
yang dipilih

AKTIVITAS PENDAMPINGAN
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, peserta
akan:
1. Mengkaji materi
2. Melaporkan butir-butir penting terkait modelmodel pembelajaran
3. Menyimak konfirmasi
4. Bertanya jawab
5. Menyusun skenario pembelajaran yang sesuai
dengan serangkaian KD yang dipilih.

Tugas 1
LK 1Lampiran 2 (Lembar Kegiatan 1).doc

Pembelajaran pada Kurikulum 2013

Menggunakan pendekatan saintifik atau


pendekatan berbasis proses keilmuan dan modelmodel pembelajaran antara lain:
project-based learning
problem-based learning
inquiry learning
discovery learning

PENDEKATAN dalam PEMBELAJARAN

Istilah pendekatan sering diartikan sebagai titik


tolak atau sudut pandang (perspektif) terhadap
proses pembelajaran (Sanjaya, 2007: 127) atau
seperangkat asumsi atau prinsip pembelajaran
(bahasa) (Brown, 2001: 14)
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran
merujuk pada langkah-langkah metode ilmiah
(saintific method) atau proses keilmuan

Langkah-langkah dalam Metode


Saintifik
Menurut L.R. Gay, Geoffrey E. Mills; dan Peter
Airasian (2012: 6)*:
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menganalisis data
5. Menarik simpulan

* Gay, L.R., Mills G., & Airasian P., (2012), Educational


Research: Competencies for Analysis and Applications, 10th
ed., Boston, Pearson

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
Menurut Permendikbud No. 103 tahun 2014,
langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/mencoba
Menalar/mengasosiasi
Mengomunikasikan
Menurut buku Panduan Penguatan Pembelajaran yang
diterbitkan Dir. PSMP, 5 kegiatan tersebut dapat
dilanjutkan dengan Mengomunikasikan.
*) (Kegiatan pembelajaran pada setiap langkah)
dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing
mata pelajaran.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
1. Mengamati:
SISWA mengamati fenomena dengan indera
(mendengarkan, melihat, membau, meraba,
mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk
menemukan masalah).
Fenomena: kejadian/keadaan alam (IPA),
peristiwa/ situasi sosial (IPS),
interaksi/komunikasi verbal (Bahasa), yang
sesuai dengan kekhasan mata pelajaran dan
kompetensi yang dipelajari.

ProsesPEMBELAJARAN
Pembelajaran dengan
PROSES
DENGAN
Pendekatan SAINTIFIK
Saintifik
PENDEKATAN
Contoh Fenomena:
IPA: lampu menyala, orbit bulan, benda jatuh, gerak
pendulum
IPS: keramaian lalu lintas, transmigrasi, tawuran
pelajar, pasar, jalur pelayaran
BAHASA INGGRIS: (teks) memberi dan merespon
salam secara lisan
BAHASA INDONESIA: (teks) laporan hasil pandangan
mata
PRAKARYA: minuman olahan
PJOK: ?
SENI BUDAYA: ?
MATEMATIKA: ?

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
Fenomena di atas dapat merupakan benda,
peristiwa, atau keadaan yang sebenarnya, dapat
juga yang dikemas dalam bentuk gambar, foto, teks
(berita, iklan, puisi, cerpen), film, video klip, audio
cd, dan sebagainya (maka, siswa tidak mengamati
video klip, melainkan mengamati fenomena melalui
video klip)
Hasil mengamati Masalah atau serangkaian
pengetahuan dan/atau ketrampilan yang belum
diketahui oleh peserta didik (gap of knowledge).

ProsesPEMBELAJARAN
Pembelajaran dengan
PROSES
DENGAN
Pendekatan SAINTIFIK
Saintifik
PENDEKATAN
CONTOH:
Bahasa Inggris: makna kosakata, tatabahasa,
struktur teks, fungsi sosial teks
Matematika: cara menghitung luas segitiga
IPA: mengapa larutan X menghantarkan listrik ;
mengapa lampu X lebih hemat dibandingkan Y
IPS: apa penyebab banyaknya begal
Pengetahuan yang belum dimiliki dapat mencakup
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif.

Bantuan Guru dalam tahap mengamati


Guru juga merancang, mempersiapkan,
menunjukkan, atau menyediakan sumbersumber belajar yang relevan dengan KD atau
materi pembelajaran yang nantinya akan
diamati oleh peserta didik.
Guru memberikan pengantar yang dapat
menarik minat peserta didik untuk
mengamati sumber belajar yang disediakan
guru.
Membantu peserta didik
menemukan/mendaftar/ menginventarisasi
apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga
dapat melakukan/mencipta-kan sesuatu.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
2. Menanya:
SISWA merumuskan pertanyaan berangkat dari
masalah yang diperoleh dari pengamatan.
CONTOH:
Bahasa Inggris: Apa makna kata-kata yang dicetak tebal
pada bacaan?
IPS/PPKn: Mengapa saat ini banyak pencurian motor?
IPA: Larutan apa saja yang dapat menghantarkan listrik?
PPKn: Bagaimana mengamandemen UUD?

Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan jawabannya


akan berupa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan/atau metakognitif yang merupakan
indikator pencapaian kompetensi.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik

Contoh Pertanyaan faktual


Pertanyaan faktual adalah semua pertanyaan yang
mengandung kata tanya siapa, di mana dan
kapan, berapa.dan apa. Dilihat dari segi
KKO, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
dikategorikan dalam pertanyaan mengingat.
Tetapi untuk pertanyaan berapa dan apa dapat
juga menjadi pertanyaan konseptual ketika
menyatakan penerapan rumus atau menanyakan
definisi.

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN


PENDEKATAN SAINTIFIK
Contoh pertanyaan konseptual (yang paralel
dengan memahami):
Pertanyaan atau perintah yang menuntut jawaban
yang berisi informasi tentang klasifikasi,
kategori, prinsip-prinsip, rumus, struktur, model,
atau teori.
Misalnya:
Mengapa benda ini bergerak semakin cepat?
Apa beda teks ini dengan teks yang kita pelajari
kemarin?
Apa perbedaan Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi?

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
Contoh pertanyaan prosedural (yang paralel
dengan menerapkan):
Pertanyaan atau perintah yang menuntut
jawaban /tanggapan yang berisi informasi
tentang cara melakukan sesuatu. Dalam mapel
matematika misalnya algoritma.
Misalnya :
Bagaimana langkah-langkah untuk memperoleh
SIM? Bagaiamana cara menggunakan
mikroskop; bagaimana cara melakukan serve
yang benar?

Bantuan Guru dalam tahap menanya


Guru memberikan bantuan berupa pertanyaan
pancingan terkait dengan apa yang sudah
diamati.
Guru meminta siswa merumuskan pertanyaan
dengan bantuan kata bagaimana atau
mengapa.
Guru melatih agar peserta didik dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
cara memberikan serangkaian daftar
pertanyaan berdasarkan konteks yang diamati
kemudian siswa diminta memilih (dengan cara
mencontreng, misalnya) pertanyaan apa atau
mana yang perlu dibahas. Namun guru perlu
mengarahkan pertanyaan siswa agar mengacu
pada indikator.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
3. Mengumpulkan informasi/mencoba:
SISWA mengumpulkan informasi/data dengan
(berbagai) teknik yang sesuai, misalnya
eksperimen, pengamatan, wawancara,
survey, dan membaca dokumen-dokumen.
CONTOH
IPS/PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber
IPA : eksperimen, pengamatan (observasi)
PPKn: wawancara, membaca sumber-sumber
PJOK: observasi, mencoba
Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data
atau informasi yang relevan dengan
serangkaian KD.

Bantuan Guru dalam tahap


mengumpulkan informasi/mencoba
Guru merancang, mempersiapkan,
menentukan, dan menyediakan sumbersumber belajar lanjutan. Sumber belajar ini
harus merupakan pendalaman atau
pelengkap dari sumber belajar yang diamati
pada langkah pertama. Sumber belajar ini
harus merupakan pendalaman atau
pelengkap dari sumber belajar yang diamati
pada langkah pertama.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
4. Mengasosiasi/Menalar:SISWA mengolah
informasi/data yang sudah dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan.
5. Mengomunikasikan: SISWA menyampaikan jawaban
atas pertanyaan (kesimpulan) berdasarkan hasil
penalaran/asosiasi informasi/data secara lisan
dan/atau tertulis.
CATATAN: Sampai langkah 5 (mengomunikasikan)
peserta didik memperoleh pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan/atau metakognitif.

Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi


Guru mengarahkan agar peserta didik agar
dapat mengidentifikasi, mengklasifikasi, atau
menghubung-hubungkan data/informasi yang
diperoleh. Dalam hal ini menghubungkan, guru
memberikan penjelasan mengenai bentukbentuk hubungan logis yang mungkin terjadi.
Guru memancing dan mengarahkan agar
bentuk-bentuk hubungan yang dibangun
peserta didik menghasilkan simpulan yang
mengarah pada pencapaian tujuan
pembelajaran

Bantuan Guru dalam tahap menalar/mengasosiasi

Guru sebagai manager, pemberi umpan balik,


pemberi penguatan, pemberi penjelasan/
informasi lebih luas.
Guru diharapkan ikut membantu peserta didik
untuk menentukan butir-butir penting dan
simpulan yang akan dipresentasikan, baik
dengan atau tanpa memanfaatkan teknologi
informasi.

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
6. (Dapat dilanjutkan dengan) Mencipta:
SISWA mencipta dan/atau menginovasi produk, model,
gagasan dengan pengetahuan yang telah diperoleh.

CIPTAAN/KREASI:

merupakan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh

merupakan sesuatu yang tangible maupun nontangible


CONTOH:
Bahasa: teks lisan dan tulis
IPA:
IPS:
Seni Budaya:

Proses Pembelajaran dengan


Pendekatan Saintifik
Kelima atau keenam langkah pembelajaran di atas
TIDAK HARUS tercakup dalam setiap atau satu
pertemuan.
CONTOH:
Pertemuan 1: mengamati, menanya,
mengumpulkan data/informasi/mencoba
Pertemuan 2: menalar/mengasosiasi data/informasi
dan mengomunikasikan
Pertemuan 3: mencipta

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN


DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.
2. Menyusun kembali butir-butir pertanyaan siswa
sesuai dengan urutan indikator yang akan
dieksekusi dalam pembelajaran
3. Mengatur/mengarahkan
kegiatan-kegiatan
belajar.
4. Memberi umpan balik.
5. Memberikan penjelasan.
6. Memberikan penguatan/afirmasi/konfirmasi
Guru TIDAK membiarkan peserta didik memperoleh/
mengkonstruksi pengetahuan sendiri..
Guru selalu memberi bantuan kepada setiap anak
didik

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dalam Permendikbud No. 103 tahun 2014 disebutkan bahwa:
Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya,
misalnya discovery learning, problem-based learning,
project-based learning, inquiry learning

Pembelajaran berbasis Masalah (PBM)


Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (openended) untuk diselesaikan oleh peserta didik
dalam rangka mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,
keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar
mandiri, dan membangun atau memperoleh
pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata
tersebut
dilakukan
atas
pertimbangan
kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi
dasar.

Langkah-langkah PBM

1. Orientasi terhadap masalah:


Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta
didik . Dalam tahap ini guru dapat langsung
menyodorkan sebuah masalah, tetapi dapat
juga menyajikan situasi masalah. Caranya
dengan mengajak siswa mengamati suatu
fenomena baik langsung maupun tidak
langsung (lewat video, gambar, teks). Dari
kegiatan ini siswa diminta untuk menetapkan
masalah atau pengetahuan yang belum dan
ingin diketahui (gap of knowledge)

Langkah-langkah PBM

2. Organisasi belajar:
Tahap ini guru memfasilitasi peserta didik
untuk memahami masalah nyata yang telah
disajikan, yaitu dengan mengidentifikasi apa
yang perlu mereka ketahui dan apa yang perlu
dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang
sudah diidentifikasi. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

Langkah-langkah PBM

3. Penyelidikan individual maupun kelompok :


Guru membimbing peserta didik melakukan
pengumpulan data/informasi (dapat berupa
pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai
macam cara , misalnya dengan observasi
mendalam, membaca, survey, wawancara, dan
sebagainya untuk menemukan berbagai
alternatif penyelesaian masalah. Langkah ini
dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok

Langkah-langkah PBM
4. Pengembangan dan penyajian hasil
penyelesaian masalah:
Pada tahap ini guru membimbing peserta didik
untuk menentukan penyelesaian masalah yang
dipandang paling tepat dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang peserta didik
temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil
penyelesaian masalah, secara tertulis maupun
dalam bentuk power point slides untuk
dipresentasikan.

Langkah-langkah PBM

5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian


masalah:
Lewat presentasi laporan penyelesaian
masasah, guru membimbing peserta didik
untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses penyelesaian masalah
yang dilakukan.

Pembelajaran berbasis Proyek (PBP)


Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah
pembelajaran yang menekankan aktivitas-aktivias
menghasilkan produk dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat,
sampai dengan mempresentasikan produk nyata.
Produk yang dimaksud dapat berupa desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya
teknologi/prakarya, dan lain-lain. Proyek dapat
dilakukan secara mandiri maupun kelompok.
Biasanya PBP dirancang untuk diterapkan pada
permasalahan komplek.

Contoh-contoh Proyek
1. Membuat model pemanas tenaga surya(IPA)
2. Mendesain brosur untuk biro perjalanan/
pariwisata atau brosur untuk museum (IPS dan
Bhs. Indonesia)
3. Sikap masyarakat terhadap program kantong
plastik berbayar (IPS)
4. Menyusun laporan kunjungan ke rapat warga
tingkat desa (PPKn)
5. Wall magazine mengenai profil tokoh-tokoh
novel/film The Maze Runner (Bahasa Inggris)
6. Mengukur tingkat kederasan aliran sungai/parit
(Matematika)
7. Membuat resep kudapan berbahan baku potensi
lokal (Prakarya)

Langkah-langkah PBP

1. Penentuan projek:
Guru bersama dengan peserta didik
menentukan tema/topik projek. Hal ini dapat
diawali dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) yang
mengarahkan peserta didik menentukan sebuah
proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
serangkaian kompetensi dasar (KD) dalam satu
mapel atau lintas mapel.

Langkah-langkah PBP

2. Perancangan langkah-langkah penyelesaian


projek:Guru memfasilitasi Peserta didik untuk
merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian projek beserta pengelolaannya

Langkah-langkah PBP

3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek:


Guru memberikan pendampingan kepada peserta
didik melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancang.

Langkah-langkah PBP

4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan


monitoring
guru:
Guru
memfasilitasi
dan
memonitor peserta didik dalam melaksanakan
rancangan projek yang telah dibuat

Langkah-langkah PBP

5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi


hasil projek:
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
karyanya

Langkah-langkah PBP

6. Evaluasi proses dan hasil projek:


Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran
melakukan
refleksi
terhadap
aktivitas dan hasil tugas projek

Pembelajaran Inkuiri
Pengetahuaan bukanlah tumpukan sejumlah fakta
hasil dari mengingat, melainkan hasil dari proses
menemukan atau mengkonstruksi.
Inkuiri merupakan proses pembelajaran yang
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berpikir sistematis.
Maka tugas pokok guru adalah memfasilitasi
kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan
melalui penemuannya sendiri (bukan hasil
mengingat sejumlah fakta).

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri


1. Merumuskan masalah: Guru membimbing
dan memfasilitasi peserta didik untuk
merumuskan dan memahami masalah nyata
yang telah disajikan.
2. Merumuskan hipotesis:
Guru membimbing peserta didik merumuskan
hipotesis dengan cara mengajukan berbagai
pertanyaan untuk memancing jawaban
sementara peserta didik atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

3. Mengumpulkan data:
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menemukan fakta atau data yang dibutuhkan
untuk menjawab pertanyaan sementara
(hipotesis) yang sudah dirumuskan sebelumnya.
Caranya dapat dengan wawancara mendalam,
membaca, atau survey

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

4. Menguji hipotesis:
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mencocokkan jawaban sementara dengan
jawaban yang dibangun dari data yang telah
dikumpulkan lewat berbagai cara. Hasil akhir
yang diharapkan adalah menerima jawaban
yang berdasarkan data.

Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri

5. Merumuskan simpulan
Guru membimbing peserta didik mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan
pada peserta didik data mana yang relevan.

DISCOVERY LEARNING
Pembelajaran menemukan (Discovery
Learning), adalah Pembelajaran untuk
menemukan konsep, makna, dan hubungan
kausal melalui pengorganisasian pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik.

Langkah-Langkah Discovery Learning


1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Guru memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa, meminta siswa membaca
buku, mengamati fenomena lewat video klip atau
gambar, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada suatu masalah . Dengan kata lain
siswa dihadapkan pada suatu masalah atau
pertanyaan (gap of knowledge) agar timbul
keinginan untuk menyelidiki.
Contoh: Berita atau tayangan video/tv tentang
banyaknya kelompok masyarakat yang menentang
pendirian atau pembukaan minimarket

Langkah-Langkah Discovery Learning


2. Problem statement (pernyataan/
identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah
yang relevan dengan kompetensi dasar/indikator,
kemudian dipilih satu atau beberapa dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).
Contoh:
IPS/PPKn:
Keberadaan mini market di dekat pasar tradisional
akanmendesak atau mengalahkan pedagang
atau toko tradisional.

Langkah-Langkah Discovery Learning

3. Data collection (Pengumpulan Data)


Guru meminta para siswa mengumpulkan
informasi atau data yang relevan sebanyakbanyaknya untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
(Syah, 2004:244). Misalnya dengan cara
membaca mewawancarai nara sumber
(IPS/PPKn., Agama, bahasa Indonesia) , melakukan
eksperimen (IPA), observasi (PJOK), dan
sebagainya.

Langkah-Langkah Discovery Learning

4. Data Processing (Pengolahan Data)


Semua informasi yang berasal hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, diolah,
dipilih, dipilah, diklasifikasikan, ditabulasikan, bila
perlu dihitung dengan cara tertentu, serta
ditafsirkan atau dimaknai.

Langkah-Langkah Discovery Learning


5. Verification (Pembuktian)
Hasil pengolahan data di atas dihubungkan
dengan pertanyaan yang sudah dirumuskan
sebelumnya atau melakukan pemeriksaan
secara cermat terhadap hasil olah data untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis
yang ditetapkan sebelumnya (Syah, 2004:244).

Tugas 2
LK 2Lampiran 3 (Lembar Kegiatan 2).doc

Kuis
KuisLampiran 4 (Kuis).doc

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai