Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

GANGGUAN PERNAPASAN
PADA BAYI BARU LAHIR

PEMBIMBING :
DR. IRENE K.L.A. DAVIDZ, SP.A, M.KES
DR. FRANSISKUS TAOLIN, SP.A
OLEH :
DM MARIET INES V.N. GAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA


CENDANA KUPANG
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD PROF. W. Z. JOHANNES KUPANG
2017

PENDAHULUAN
Gangguan pernapasan masalah yang sering dijumpai pada

hari-hari pertama kehidupan bayi baru lahir (BBL)


Ditandai dengan takipnea, napas cuping hidung, retraksi
interkostal, sianosis, dan apnu.
Gangguan napas paling sering adalah Transient Tachypnea of the
Newborn (TTN), Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau
Penyakit Menbran Hialin (PMH), dan Displasia bronkopulmonar.
Stabilisasi awal neonatus, melalui penanganan pada A-B-C, dan
menentukan diagnosa atau penyebabnya.
Gangguan napas gagal napas akut ketidakmampuan
memelihara pertukaran gas untuk memenuhi kebutuhan tubuh
dan akan mengakibatkan hipoksemia dan/atau hiperkarbia.

DEFINISI
jam-jam
Sianosis
Merintih
Napas
Retraksi
Takipnea

PENYEBAB
Obstruksi

PENYEBAB (2)
Penyebab

PATOFISIOLOGI
Perkembangan paru normal

1.

perkembangan bronkhi utama 3 minggu kehamilan


4 stadium perkembangan paru :
Pseudoglandular (5-17 minggu) percabangan bronkhius dan
tubulus asiner
Kanalikuler (16-26 minggu)

Sakuler (24-38 minggu)

proliferasi kapiler dan penipisan mesenkhim


Diferensiasi pneumosit alveollar tipe II sekitar 20 minggu
Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara
Awal pembentukan septum alveolar

Alveolar (36 minggu lebih 2 tahun setelah lahir) Penipisan


septum alveolar dan pembentukan kapiler baru.

PATOFISIOLOGI (2)
2. Surfaktan Paru

dibentuk pneumosit alveolar tipe II


disekresi kedalam rongga udara kecil sekitar usia
kehamilan 22 minggu

Komponen
utama

fosfolipid
dipalmithylphosphatidylcholine (DPPC)
mengurangi tegangan permukaan, memfasilitasi
ekspansi paru dan mencegah kolapsnya alveoli selama
ekspirasi dan pemeliharaan sisa volume paru.
muncul pada paru-paru janin mulai usia kehamilan
20 minggu Level yang matur baru muncul setelah 35
minggu kehamilan

KLASIFIKASI
Gangguan Nafas Berat

frekuensi nafas > 60 kali/menit


DENGAN sianosis central DAN
tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi
Frekuensi nafas > 90 kali/menit
DENGAN sianosis central ATAU
tarikan dinding dada ATAU
merintih saat ekspirasi
Frekuensi nafas < 30 kali/menit
DENGAN atau TANPA gejala lain
dari gangguan nafas

Gangguan Nafas Sedang

frekuensi nafas 60-90 kali/menit


DENGAN tarikan dinding dada ATAU
merintih saat ekspirasi TANPA sianosis
sentral
Frekuensi nafas > 90 kali/ menit
TANPA tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi atau sianosis
sentral

KLASIFIKASI (2)
Gangguan Nafas Ringan

Frekuensi nafas 60-90 kali/menit


TANPA tarikan dinding dada atau
merintih saat ekspirasi atau
sianosis sentral

Kelainan Jantung Kongenital

Frekuensi nafas 60-90 kali/menit


DENGAN sianosis sentral TANPA
tarikan dinding dada atau merintih

DOWNES SCORE

DIAGNOSIS
Langkah awal untuk mencari penyebab:
Anamnesis yang teliti
Pemeriksaan fisik yang tepat
Menilai tingkat maturitas dengan Ballard atau Dubowitz
(bila keadaan bayi masih labil pemeriksaan ini ditunda dulu)
Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Analisa gas darah
Elektrolit
2. Pemeriksaan radiologik dada

PENATALAKSANAAN
Gangguan Napas Berat
pemberian

O2 dengan
kecepatan aliran sedang
tinggi
Gangguan napas menetap
setelah 2 jamPasang pipa
lambung
Nilai kondisi bayi 4 kali setiap
hari
Perbaikan kurangi pemberian
O2 secara bertahap
Mulailah pemberian ASI peras
melalui pipa lambung

Pantau dan catat setiap 3 jam mengenai:


Frekuensi napas
Adanya tarikan dinding dada atau suara
merintih saat ekspirasi
Episode apnea
Amati bayi selama 24 jam setelah

pemberian antibiotika dihentikan. Jika


bayi tampak kemerahan tanpa terapi
O2 selama 3 hari, minum baik dan tidak
ada masalah lain yang memerlukan
perawatan
di
RS,
bayi
dapat
dipulangkan.

PENATALAKSANAAN (2)
Gangguan Napas Sedang
Lanjutkan
pemberian
O2 dengan
kecepatan aliran sedang
Bayi jangan diberi minum
Ambil sampel darah untuk kultur dan
berikan antibiotik untuk terapi
kemungkinan besar sepsis
Suhu aksiler <34oC atau

>39oC
Air
ketuban bercampur
mekonium
Riwayat infeksi intrauterine,
demam curiga infeksi berat
atau ketuban pecah dini
(>18 jam)

suhu aksiler 34-36,5oC atau 37,5-39oC


tangani untuk masalah suhu abnormal
dan nilai ulang setelah 2 jam
Bila suhu masih belum stabil atau
gangguan napas belum ada perbaikan,
ambil sampel darah, dan berikan
antibiotika untuk terapi kemungkinan
besar sepsis
Jika suhu normal, teruskan amati bayi.
Apabila suhu kembali abnormal ulangi
tahapan di atas

PENATALAKSANAAN (3)
Gangguan Napas Ringan

Amati pernapasan bayi setiap 2


jam selama 6 jam berikutnya.
Bila
dalam
pengamatan
gangguan napas memburuk atau
timbul gejala sepsis lainnya,
terapi untuk kemungkinan besar
sepsis dan tangani gangguan
napas sedang atau berat seperti
tersebut diatas
Berikan ASI bila mampu
mengisap. Bila tidak, berikan
ASI peras dengan menggunakan
salah satu cara alternative
pemberian minum

Kurangi pemberian O2 secara


bertahap, bila ada perbaikan
gangguan
napas,
hentikan
pemberian O2. Jika frekuensi
napas antara 30-60 x/menit
Amati bayi selama 24 jam
berikutnya, jika frekuensi napas
menetap antara 30-60 x/menit,
tidak ada tanda sepsis, dan
tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan, bayi
dapat dipulangkan

PENATALAKSANAAN (4)
Penanganan Kelainan
Jantung Kongenital
Berikan O2 pada kecepatan aliran maksimal
Berikan ASI Eksklusif. Bila tidak dapat,

berikan ASI peras.


Bila memungkinkan, rujuk ke RS rujukan
atau Pusat Pelayanan Spesialis untuk terapi
definitif

PENATALAKSANAAN (5)
Apnu
Amati

bayi secara ketat terhadap periode apnu


berikutnya
Bila bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali,
sampai membutuhkan resusitasi tiap jam:

Jangan memberi minum. Pasang


jalur IV dan berikan cairan IV
kebutuhan rumatan per hari;
Bila bayi tidak mengalami
episode
apnu
dan
tidak
memerlukan resusitasi selama 6
jam,
bayi
diperbolehkan
menyusu.

Lakukan perawatan lekat atau kontak kulit bayi dan

ibu bila memungkinkan.

Ambil sampel darah untuk pemeriksaan

kultur dan sensitivitas


Nilai kondisi bayi 4 kali setiap hari.
Amati bayi selama 24 jam setelah
pemberian antibiotik dihentikan. Jika tak
ada serangan apnu selama 7 hari, bayi
minum dengan baik dan tak ada masalah
lain yang memerlukan perawatan di rumah
sakit, bayi dapat dipulangkan.
Untuk bayi sangat kecil (berat lahir < 1500
gram atau umur kehamilan < 32 minggu)
Teofilin dosis awal 5 mg/kg per oral
dilanjutkan 2 mg/kg tiap 8 jam selama 7
hari. (Aminofilin dosis awal 6 mg/kg IV
diteruskan 2 mg/kg IV tiap 8 jam selama 7
hari)

PRIORITAS AWAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ventilasi
Sirkulasi
Koreksi asidosis metabolik
Jaga kehangatan suhu bayi sekitar 36,5 37,8 (suhu
aksiler) untuk mencegah vasokonstriksi perifer
Langkah selanjutnya untuk mencari penyebab
distres respirasi
Terapi pemberian surfaktan
Bila tidak tersedia fasilitas NICU segera rujuk ke RS
yang tersedia NICU

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)


suatu alat untuk mempertahankan tekanan positif
pada saluran napas neonatus selama pernafasan
spontan.

CPAP (2)
Efek fisiologis dari CPAP :
Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis
Mendapatkan volume yang lebih baik dengan
meningkatkan kapasitas residu fungsional
Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang lebih
baik dengan menurunkan pirau intra pulmonar
Mempertahankan surfaktan
Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan
diameternya

CPAP(3)
Indikasi penggunaan CPAP:
Frekuansi nafas > 60 kali permenit
Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai
parah
Retraksi nafas
Saturasi oksigen 88-94%
Kebutuhan oksigen > 60% untuk memelihara PaO2
>60 mmHg
Sering mengalami apneu

PENCEGAHAN
Perhatian

langsung harus diberikan untuk


mengantisipasi dan mengurangi komplikasi dan juga
harus diupayakan strategi pencegahan persalinan
kurang bulan semaksimal mungkin.
Pemberian terapi steroid antenatal harus diberikan
kepada ibu yang terancam persalinan kurang bulan
Melakukan resusitasi dengan baik dan benar
Diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat, terutama
pemberian surfaktan bila memungkinkan.

PROGNOSIS
Prognosis gangguan napas pada bayi baru lahir
tergantung pada latar belakang etiologi gangguan
nafas. Prognosis baik bila gangguan nafas akut dan
tidak berhubungan dengan keadaan hipoksemia
yang lama.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai