Case Based PBL

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

CASE BASED Kelompo

PLENO k PBL E

Fasil

: Fidya, drg., M.Si

Ketua

: Herlina

Sekretaris : Azaria Dewi PS


Anggota :
Sakinah Azzahra Adam
Adriansyah Tjahjono
Lidya Ayu Wulandari
Evanie Clara
Bicky Satrya Indrawan
Arinda Febrianti
Wildana Atika A
Firman Yuwana Putra
Juhendi Wibowo

(145070407111009)
(145070407111030)
(145070400111010)
(145070400111011)
(145070401111010)
(145070401111011)
(145070401111030)
(145070401111031)
(145070401111032)
(145070407111010)
(145070407111031)

SKENARIO 2
Seorang anak laki-laki, usia 8 tahun diantar ibunya ke
dokter gigi dengan keluhan gigi belakang kanan
bawah berlubang dan sakit sekali sejak dibersihkan
sendiri tadi siang dengan menggunakan tusuk gigi.
Pemeriksaan ekstra oral tidak ada kelainan.
Pemeriksaan intra oral gigi 85 karies mencapai atap
pulpa dan terjadi perforasi, tes vitalitas (+).
Pemeriksaan radiografis tampak gigi 85 karies
mencapai tanduk pulpa, tidak ada radiolusensi di
daerah bifurkasi, tidak ada resorbsi akar, pada
rontgen foto tampak benih gigi 45.
Dan gigi 46 karies D6 di bagian oklusal dengan
perkusi (+), palpasi (-), druk (-), tes vitalitas (-).
Sedangkan pemeriksaan radiografis di gigi 46 tampak
karies mencapai ruang pulpa, saluran akar distal lurus
sedangkan saluran akar mesial bengkok 1/3 apikal
akar, tidak ada radiolusensi di daerah periapikal.

1. APAKAH DIAGNOSA YANG


TEPAT DARI KEDUA KASUS DI
ATAS?
Gigi 85
Diagnosa : Pulpitis Irreversible
Karena pada pemeriksaan intra oral terdapat karies yang
telah mencapai pulpa dan terjadi perforasi. Serta tes
vitalitasnya (+) => pulpa masih vital.
Etiologi paling umum dari pulpitis irreversible adalah
keterlibatan bakteri di pulpa melalui karies.
Gigi 46
Diagnosa : Nekrosis pulpa
Karena pada pemeriksaan intra oral terdapat karies D6 dan
hasil tes vitalitas (-) yang menandakan pulpa sudah mati
(nekrosis).

2. RENCANA PERAWATAN PENYAKIT


PULPA APAKAH YANG PALING TEPAT
DILAKUKAN PADA KEDUA KASUS
TERSEBUT DI ATAS BESERTA
RESTORASINYA?
Gigi 85
Rencana perawatan : Pulpotomi vital
Karena pada gigi 85 pulpa masih vital & bagian
yang terinfeksi hanya di atap pulpa tidak
mencapai saluran akar. Juga tidak terdapat
radiolusensi di periapikal dan tidak ada resorbsi
akar.
Indikasi pulpotomi vital :
Gigi masih didukung 2/3 akar
Gigi tanpa adanya rasa sakit spontan
Pulpa masih vital
Tidak terdapat resorbsi interna dan eksterna
Tidak ada radiolusen pada daerah periapikal
Usia pasien < 20 tahun

Restorasi : SSC (Stainless Steel Crown)


Karena restorasi SSC bisa untuk gigi vital dan
juga diindikasikan setelah perawatan pulpa pada
gigi sulung.
Indikasi SSC :
Gigi dengan karies luas atau rampan karies
Setelah perawatan pulpa (pulpotomi atau
pulpektomi)
Ada kelainan struktur gigi
Sebagai abutment untuk Space Maintainer,
Prosthetic Appliances

Gigi 46
Rencana perawatan : PSA
Karena gigi 46 sudah tumbuh sempurna menjadi gigi
permanen dan terdapat karies D6 yang telah mencapai ruang
pulpa. Serta PSA juga bertujuan untuk membersihkan jaringan
nekrotik pada saluran akar.
Indikasi PSA :
Pulpa terinfeksi
menuju kematian pulpa, karena
karies/mekanis/fraktur mahkota
Gigi non vital
Restorasi : Onlay
Karena karies hanya terjadi di bagian oklusal saja dan juga
karena gigi 46 sudah non vital.
Indikasi Onlay :
Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar
dengan dinding bukal dan lingual masih utuh

3. JELASKAN PROSEDUR PERAWATAN


PENYAKIT PULPA BESERTA
RESTORASINYA PADA KEDUA KASUS
TERSEBUT DI ATAS?

PULPOTOMI
Pulpotomi Satu Kali Kunjungan
1.

Rontgen foto, anestesi lokal, kemudian diisolasi dengan rubber


dam

2.

Pengambilan seluruh jaringan karies sebelum membuka kamar


pulpa

3.

Membuka atap pulpa bagian mahkota dan menghapus semua


jaringan pulpa koronal yang terkontaminasi dengan ekskavator
atau round bur dengan kecepatan rendah

4.

Pulpa dipotong sampai muara saluran akar

5.

Irigasi dengan aquadest

6.

Aplikasikan formokresol selama 3-5 menit pada orifice

7.

Di atas pulpa diletakkan pasta campuran zinc fosfat + ZOE

8.

Tumpat dengan tumpatan permanen atau dibuatkan mahkota


logam tahan karat

9.

Gigi yang telah dilakukan pulpotomi harus diperiksa berulang,

Pulpotomi Dua Kali Kunjungan:


Apabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi
pulpa, berarti peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian
radikular. Oleh karena itu diperlukan 2 kali kunjungan.
Teknik perawatan pulpotomi vital dua kali kunjungan adalah
sebagai berikut:
1.

Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus, pulpa


ditekan dengan kapas steril yang dibasahi formokresol ke atas
pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.

2.

Hindari pemakaian obat obatan untuk menghentikan


perdarahan, seperti adrenalin atau sejenisnya, karena
problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan
keradangan pulpa.

3.

Pada kunjungan kedua (setelah 7 hari), tambalan sementara


dibongkar lalu kapas diambil

4.

Letakkan pasta campuran zinc fosfat + ZOE, kemudian di


atasnya, diletakkan semen fosfat dan ditutup dengan tambalan
permanen.

SSC (STAINLESS STEEL


CROWN)

1.

Pilih crown dengan lebar mesodistal yang sesuai

2.

Ukur jarak/ruang mesiodistal gigi dengan caliper

3.

Lakukan anesthesi lokal untuk gigi yang masih vital

4.

Kurangi permukaan oklusal dengan bur fissure. Lalu ratakan

5.

Kurangi permukaan proksimal dengan bur fissure

6.

Kurangi permukaan bukal sampai 1 mm subgingival

7.

Tumpulkan sudut-sudut yang tajam

8.

Ambil jaringan karies dengan round bur kecepatan rendah.

9.

Seleksi dan adaptasi crown

10. Letakkan SSC pada preparasi gigi. Ben tanda pada permukan bukal dan
lingul pada free gingival margin. Kurangi baian dibawah tanda 0,5 1 mm
Dengan gunting, sehingga crown masuk ke sulcus gingiva 1 mm.
11. Haluskan permukaan crown dengan stone bur dan rubber wheel polish
12. Crimping pada tepi-tepi SSC
13. Pasang, bila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi.
14. Cek dengan artikulating paper. Bersihkan kelebihan semen

PERAWATAN SALURAN
AKAR (PSA)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Melakukan rontgen foto untuk rencana perawatan


Anestesi
Isolasi daerah kerja dengan rubberdam
Preparasi Akses
Penentuan Panjang Kerja
DWP (Diagnostic Wire Photo), menggunakan jarum
miller atau file ke dalam saluran akar yang diberi
stopper untuk pengukuran panjang gigi. Lakukan
rontgen foto
7. Ekstirpasi Pulpa

8. Preparasi Saluran Akar


Teknik Konvensional (Pada Sal. Akar Distal)
Teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada
gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah tumbuh
sempurna.
Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K.
Gerakan : diputar dan ditarik.
Preparasi saluran akar dimulai dengan file nomor
yang paling kecil -> terbesar sesuai panjang kerja.
Selama preparasi setiap penggantian file preparasi,
dilakukan irigasi dengan NaOCl dan aquadest steril.
Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan
pelumas/pelunak dentin (gel EDTA, Rc-Prep)
Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian
dari dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran
akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.

Teknik Step-back (Pada Sal. Akar Mesial)


Teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada
saluran akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal.
Gerakan : pull and push motion
Preparasi saluran akar dimulai dengan file nomor
terkecil :
No. 15-25 = sesuai dengan panjang kerja
No. 25 sebagai Master Apical File (MAF)
No. 30 = PK 1 mm dari MAF
No. 35 = PK 2 mm dari MAF
No. 40-60 = PK 3 mm dari MAF
Setiap pergantian file perlu dilakukan pengontrolan
panjang kerja dengan file No. 25
Selama preparasi setiap penggantian file preparasi,
dilakukan irigasi dengan NaOCl dan aquadest steril.
Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan
pelumas/pelunak dentin (gel EDTA, Rc-Prep)
Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi
telah terambil dan saluran akar cukup lebar bila

9. Sterilisasi Ruang Pulpa


10. Pengisian Saluran Akar
Teknik Single Cone (Sal. Akar Distal)
1. Lakukan pemilihan guttap percha yang nomornya sesuai
dengan nomor file terakhir yang digunakan pada preparasi
saluran akar.
2. Bongkar tumpatan sementara dengan bur atau ekskavator
3. Irigasi
4. Rekapitulasi saluran akar
5. Irigasi saluran akar dengan NaOCl
6. Campur pasta saluran akar sesuai petunjuk pabrik
7. Kemudian ulasi guttap percha yang telah disiapkan dengan
pasta tersebut, sisa pasta dimasukkan ke dalam saluran
akar dengan menggunakan jarum lentulo
8. Masukkan guttap percha tunggal sesuai dengan panjang
kerja
9. Guttap percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa
(sebatas orifice) dengan ekskavator yang ujungnya telah
dipanaskan di atas api bunsen sampai membara.
10. Tekan guttap percha dengan plugger sampai +/- 1 mm di
bawah orifice

Teknik Kondensasi Lateral (Sal. Akar Mesial)


1. Lakukan pemilihan guttap percha utama yang nomornya sesuai
dengan nomor file MAF, tambahkan guttap percha tambahan di
sekelilingnya.
2. Bongkar tumpatan sementara dengan bur / ekskavator
3. Irigasi
4. Rekapitulasi saluran akar
5. Irigasi
6. Mencampur pasta saluran akar
7. Ulasi dinding saluran akar dengan pasta saluran akar menggunakan
jarum lentulo
8. Guttap percha utama yang telah diolesi pasta saluran akar dimasukkan
ke dalam saluran akar sampai menunjukkan initial fit yang baik di
daerah periapikal
9. Spreader dimasukkan sampai 2 mm dari panjang kerja, disela dinding
saluran akar & guttap percha, ditekan kearah lateral untuk
memberikan tempat bagi guttap percha tambahan
10. Guttap percha tambahan dimasukkan & ditekan lagi kearah lateral
dengan spreader sampai saluran akar penuh & padat
11. Guttap percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa (sebatas
orifice) dengan ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan di atas api
bunsen sampai membara.
12. Tekan guttap percha dengan plugger sampai +/- 1 mm di bawah orifice

11. Foto Pengisian Saluran Akar


12. Pemberian Basis
13. Tumpatan Sementara
14. Melakukan evaluasi 6 bulan kemudian

PROSEDUR RESTORASI
ONLAY
1. Pengurangan permukaan oklusal
2. Bevel pada bidang miring cusp fungsional dan non fungsional dengan
lebar bevel 0,5-07mm
3. Isthmus pada permukaan oklusal dan preparasi boks proksimal dengan
flat end tappered dilanjutkan dengan pembuatan dinding gingiva
selebar 1 mm
4. Bevel : cavo-surface angle
5. Shoulder pada functional cups selebar 1mm
6. Setelah preparasi, pembuatan catatan gigit dengan mengambil
lembar malam merah, dipotong menjadi 2 bagian lalu letakkan kain
kassa diantara malam merah. Lunakkan di atas api dan posisikan
malam merah di antara gigi yang sudah di preparasi dan antagonisnya
kemudian oklusikan. Rendam catatan gigit dalam mangkuk karet yang
berisi air dingin
7. Mencetak hasil preparasi dengan alginat dan gips menggunakan
sendok cetak sebagian
8. Hasil cetakan dengan gips dikirim ke lab untuk instruksi lab
9. Pasang coba (try in onlay)
10. Jika sudah cocok, lakukan sementasi onlay memakai GIC tipe luthing

4. BAGAIMANA CARA MENENTUKAN


KEBERHASILAN KEDUA KASUS
TERSEBUT DIATAS?
Gigi 85
Kriteria keberhasilan Pulpotomi :
Gigi berfungsi dengan baik dan tidak ada gejala klinis
Tidak ada indikasi resorbsi akar
Gigi memberikan respon terhadap pengetesan pulpa, vitalitas
(+)
Gigi 46
Kriteria Keberhasilan PSA :
Tidak ada nyeri atau pembengkakan
Tidak peka terhadap perkusi atau palpasi
Mobilitas normal
Tidak ada fistula atau penyakit periodontal yang berhubungan
dengan gigi
Secara radiografis, ligamen periodontium normal / sedikit
menebal (<1mm)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai