KEBIDANAN KOMUNITAS
KELOMPOK 3
NURLAYLA PERMATASARI
NURWULAN
NURANTI
MUJAHIDAH
RISDAWANTI
NOVI NURLAELI
Komunitas
Linton( 1936)
Masyarakat adalah
sekelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga
dapat mengorganisasikan
diri dan berfikir tentang
dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu.
MASYARAKAT?
M.J. Herkovits
Masyarakat adalah
kelompok individu yang
dikoordinasikan dan
mengikuti cara hidup
tertentu.
Soerdjono Soekanto
(1982)
Masyarakat atau
komunitas adalah
menunjuk pada bagian
masyarakat yang
bertempat tinggal
disuatu wilayah yang
bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam
arti geografis) dengan
batas-batas tertentu
dimana yang menjadi
dasarnya adalah
interaksi yang lebih
basar dari anggotaanggotanya
dibandingkan dengan
penduduk diluar batas
wilayahnya.
CIRI-CIRI MANUSIA
Interaksi
diantara
sesama
anggota
masyarakat
Menempati
Saling
wilayah
tergantung
dengan
satu dengan
batas-batas
yang
tertentu
lainnya
Memiliki
adat istiadat
kebudayaan
tertentu
Memiliki
identitas
bersama
Berdasarkan sudut
perkembangannya
1. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling primer,merupakan lembagalembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat
2. Lembaga kemasyarakatan yang sengaja di bentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu
Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga
masyarakat yang di tolak oleh
masyarakat, walaupun
kadang-kadang masyarakat
tidak dapat membertasnya,
misalnya kelompok penjahat,
pemeras, pelacur,
gelendangan, pengemis, DLL
General institution
Restricted institution
Operative institution
Regulalative institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adatistiadat atau tata cara kelakuan yang tidak menjadi bagian
muthlak dari pada lembaga itu sendiri misalnya lembaga
hokum di antaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
Ciri-ciri masyarakat
sehat
Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
utnuk hidup
sehat.
Mengatasi masalah
kesehatan
sederhana melalui
upaya peningkatan,
pencegahan,
penyembuhan
penyakit, dan
pemulihan
kesehatan terutama
ibu dan anak
Peningkatan uapaya
kesehatan lingkungan
terutama penyediaan
sanitasi dasar yang di
kembangkan oleh
masyarakat untuk
meningkatkan mutu
lingkungan hidup.
Penurunan
angka kesakitan
dan kematian
dari berbagai
sebab dan
penyakit
Peningkatan status
gizi ,masyarakat
berkaitan dengan
peningkatan status
sosial ekonomi
masyarakat.
SEJARAH
KEBIDANAN
KOMUNITAS
Cont..
Tidak
sedikit pula geografis sebuah wilayah juga merupakan alas an perlunya di adakan
pelayanan kesehatan yang lebih dekat di masyarakat. Di Indonesia misalnya, masih banyak
daerah yang merupakan daerah yang masih tertinggal. Daerah tersebut umumnya desa-desa
terisolisir, sehingga untuk menempuh perjalanan puskesmas atau rumah sakit akan memerlukan
waktu yang mendesak. Sehingga keberadaan bidan di masyarakat akan sangat menguntungkan
terutama dalam hal kesehatan ibu dan anak.
Maternal-infanker
Care (MIC) adalah program yang di rintis oleh beberapa Negara mulai
pada tahun 1960-an merupakan asuhan komprohensip yang efektif yang mengacu pada asuhan
pada masyarakat berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dari mulai kehamilan sampai
dengan perawatan bayi di rumah.
SEJARAH DAN RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI INDONESIA
Sebenarnya sejarah pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia diawali dari masa penjajahan Belanda.
Pada tahun 1849seiring dengan dibukanya pendidikan jawa di Batavia (di rmah sakit militer Belanda
sekarang RSPAD Gatot Subroto), pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di
Batavia oleh dokter Belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas pelayanan di rumah sakit
(bersifat klinis)
Pada tahun 1952, sekolah bidan 4 tahun menitikberatkan pendidikan formal pada kualitas pertolongan
persalinan di rumah sakit. Selain itu bidan bertugas secara mandiri di biro konsultasi (CB) yang saat ini
menjadi poliklinik antenatal rumah sakit. Dalam peran tersebut, bidan sudah memasukkan konsep
pelayanan kebidanan komunitas.
Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB), Yang berfokus pada
kesehatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada
pelayanan masyarakat, yang berbasis di balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang
lingkup pelayanan BKIA meliputi : pelayanan antenatal (pemberian pendidikan kesehatan, nasehat
perkawinan,perencanaan keluarga dll), intranatal, postnatal (kunjungan rumah, tremasuk pemeriksaan dan
imunisasi bayi, balita dan remaja), penyuluha gizi, pemberdayaan masyarakat, serta pemberian makanan
tambahan. Pengakuan ini secara formal dalam bentuk adanya bidan coordinator yang secara struktural tercatat
di jenjang inspektorat kesehatan, mulai daerah tingkat I (Propinsi) sampai dengan II (Kabupaten)
Ketika konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan
Puskesmas. Secara tidak langsung, hal ini menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat. Bidan di
puskesmas tetap memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung maupun didalam gedung, namun hanya
sebagai staf pelaksana pelayanan KIA, KB, Posyandu, UKS dan bukan sebagai perencana dan pengambil
keputusan pelayanan di masyarakat. Tanpa disadari, bidan kehilangan keterampilan menggerakan
masyarakat, karena hanya sebagai pelaksana. Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk
mengatasi tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan program pendidikan bidan secara missal
(SPK + 1 tahun) (SPK : Sekolah Perawat Kesehatan, lulusan SMP + 3 tahun). Bidan di desa (BDD) merupakan staf
Polindes. Ruang lingkup tugas BDD mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wilayah kerja dan
narasumber berbagai hal. Sayangnya materi dan masa pendidikan BDD tidak memberikan bekal yang cukup untuk bisa
berperan maksimal.
Gerakan Sayang Ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan menerapkan inisiatif safe
motherhood malah diprakarsai oleh Kantor Menteri Pemberdayaan Perempuan tahun
1996 dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI. Pada
tahun yang sama (1996), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada
pemerintah yang melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan (setingkat
akademi). Program baru ini memasukkan lebih banyak mateeri yang dapat membekalli
bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat, tidak hanya di fasilitas klinis.
Pada era 80-an, bidan bekerjasama dengan para wanita untuk menegaskan kembali otonomi bidan
dan bersama-sama sebagai partner mereka telah membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan
legalisasi tentang prfoesionalisme praktek bidan.
Sebagian besar bidan di Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja secara mandiri dengan tanggungjawab
penuh kepada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu, pelayanan
mmaternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan pelayanan dari bidan selama
kehamilan sampai nifas, dan asuhan berkelanjutan pada persalinan dapat dilakukan di rumah ibu. Sekarang, di
samping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas, dalam hal ini terus
meningkat.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru adalah partnership antara bidan dan wanita.
Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, dan wanita dengan pengetahuan
tentang kebutuhan diri dan keluarganya, serta harapan-harapan terhadap kehamilan dan persalinan.
Pada awal kehamilan, anatara bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa
saling percaya di antara keduanya. Dasar dari model partnership adalah komunikasi dan negosiasi.
Di Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan partnership dengan wanita yang
menjadi kliennya, disamping bidan harus mempunyai kemampuan yang profesional.
KEBIDANAN
KOMUNITAS
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakatyang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita
adiyuswa secara paripurna.
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada 4 (empat) konsep utama
dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia masyarakat/lingkungan, kesehatan dan
pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradgma kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas meliputi bayi baru lahir, pra sekolah dan
balita, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas), interval,
klimakteriumyang berada dalam keluarga di masyarakat. Sasaran pelayanan
kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat,
sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum.
TERIMAKASIH