Anda di halaman 1dari 30

KONSEP DASAR DALAM

KEBIDANAN KOMUNITAS
KELOMPOK 3
NURLAYLA PERMATASARI
NURWULAN
NURANTI
MUJAHIDAH
RISDAWANTI
NOVI NURLAELI

PENGERTIAN KOMUNITAS ATAU


MASYARAKAT

Komunitas

berasal dari bahasa latin yaitu


communitas yang berarti kesamaan juga
communis yang berarti sama, publik,
ataupun banyak istilah Communiti dapat
diterjemahkan
sebagai
masyarakat
setempat , istilah yang menunjuk pada
warga sebuah desa, kota suku atau bangsa.

Linton( 1936)
Masyarakat adalah
sekelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga
dapat mengorganisasikan
diri dan berfikir tentang
dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan
batas-batas tertentu.

MASYARAKAT?

M.J. Herkovits
Masyarakat adalah
kelompok individu yang
dikoordinasikan dan
mengikuti cara hidup
tertentu.

Mac Laver (1957)


Masyarakat adalah
sekelompok manusia
yang mendiami teritorial
tertentu dan adanya
pembagian kerja dan
kebudayaan bersama.

Soerdjono Soekanto
(1982)
Masyarakat atau
komunitas adalah
menunjuk pada bagian
masyarakat yang
bertempat tinggal
disuatu wilayah yang
bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam
arti geografis) dengan
batas-batas tertentu
dimana yang menjadi
dasarnya adalah
interaksi yang lebih
basar dari anggotaanggotanya
dibandingkan dengan
penduduk diluar batas
wilayahnya.

CIRI-CIRI MANUSIA

Interaksi
diantara
sesama
anggota
masyarakat

Menempati

Saling

wilayah

tergantung

dengan

satu dengan

batas-batas

yang

tertentu

lainnya

Memiliki
adat istiadat
kebudayaan
tertentu

Memiliki
identitas
bersama

Tipe-tipe komunitas atau


masyarakat

MENURUT J.L. GILLIN DAN J.P


GILLIN LEMBAGA MASYARAKAT
DAPAT DI SKALAFIKASIKAN
SEBAGAI BERIKUT:

Berdasarkan sudut
perkembangannya
1. Cresive institution
Lembaga masyarakat yang paling primer,merupakan lembagalembaga yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat
2. Lembaga kemasyarakatan yang sengaja di bentuk untuk
memenuhi tujuan tertentu

Berdasarkan sudut system nilai yang


di terimanya
1. Basic institution : lembaga kemasyarakatan yang sangat
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib
dalam masyarakat
2. Subsidiary institution : Lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang muncul tetapi yang di anggap kurang penting, karena
untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja

Berdasarkan sudut penerimaan


masyarakat

Approved atau social


sanctioned institution.
Adalah lembaga yang
di termah oleh
masyarakat seperti
sekolah, perusahaan,
operasi, dan
sebagainya.

Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga
masyarakat yang di tolak oleh
masyarakat, walaupun
kadang-kadang masyarakat
tidak dapat membertasnya,
misalnya kelompok penjahat,
pemeras, pelacur,
gelendangan, pengemis, DLL

Berdasarkan sudut penyebarannya

General institution

Adalah lembaga masyarakat di dasarkan berdasarkan


faktor penyebaranya misalnya agama karena di kenal
hamper semua masyarakat dunia.

Restricted institution

Adalah lembaga-lembaga agama yang di anut oleh


masyarakat tertentu saja misalnya Budha banyak di
anut Muangthai Vietnam, Kristen katholik banyak di
anut oleh masyarakat itali, prancis, islam oleh
masyarakat Arab dan sebagainya.

Berdasarkan sudut fungsinya

Operative institution

Adalah lembaga masyarakat yang menhimpun pola-pola atau


tata cara yang di perlukan untuk mencapai tujuan lembaga
yang bersangkutan, seperti lembaga industry.

Regulalative institution

Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adatistiadat atau tata cara kelakuan yang tidak menjadi bagian
muthlak dari pada lembaga itu sendiri misalnya lembaga
hokum di antaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

Ciri-ciri masyarakat
sehat

Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
utnuk hidup
sehat.
Mengatasi masalah
kesehatan
sederhana melalui
upaya peningkatan,
pencegahan,
penyembuhan
penyakit, dan
pemulihan
kesehatan terutama
ibu dan anak

Peningkatan uapaya
kesehatan lingkungan
terutama penyediaan
sanitasi dasar yang di
kembangkan oleh
masyarakat untuk
meningkatkan mutu
lingkungan hidup.

Penurunan
angka kesakitan
dan kematian
dari berbagai
sebab dan
penyakit

Peningkatan status
gizi ,masyarakat
berkaitan dengan
peningkatan status
sosial ekonomi
masyarakat.

SEJARAH
KEBIDANAN
KOMUNITAS

Pelayanan kebidanan komunitas mulai di kembangkan pada abad terakhir


ini. Semakin banyaknya jumlah penduduk di tengaarai sebagai salah satu
penyebabnya mengapa pelayanan kebidanan khususnya dan kesehatan
umumnya semakin di dekatkan pada masyaraakat. Di New zaeland misalnya,
pada tahun 1980an pelayanan kesehatan mengacu pada pelayanan di
masyarkat di karenakan semakin meningkatnya penduduk dan menurunya
derajat kesehatan masyarakat.

Cont..
Tidak

sedikit pula geografis sebuah wilayah juga merupakan alas an perlunya di adakan

pelayanan kesehatan yang lebih dekat di masyarakat. Di Indonesia misalnya, masih banyak
daerah yang merupakan daerah yang masih tertinggal. Daerah tersebut umumnya desa-desa
terisolisir, sehingga untuk menempuh perjalanan puskesmas atau rumah sakit akan memerlukan
waktu yang mendesak. Sehingga keberadaan bidan di masyarakat akan sangat menguntungkan
terutama dalam hal kesehatan ibu dan anak.
Maternal-infanker

Care (MIC) adalah program yang di rintis oleh beberapa Negara mulai

pada tahun 1960-an merupakan asuhan komprohensip yang efektif yang mengacu pada asuhan
pada masyarakat berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dari mulai kehamilan sampai
dengan perawatan bayi di rumah.

SEJARAH DAN RIWAYAT


KEBIDANAN KOMUNITAS DI
INDONESIA DAN BEBERAPA
NEGARA LAIN


SEJARAH DAN RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI INDONESIA
Sebenarnya sejarah pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia diawali dari masa penjajahan Belanda.
Pada tahun 1849seiring dengan dibukanya pendidikan jawa di Batavia (di rmah sakit militer Belanda
sekarang RSPAD Gatot Subroto), pada tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di
Batavia oleh dokter Belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas pelayanan di rumah sakit
(bersifat klinis)
Pada tahun 1952, sekolah bidan 4 tahun menitikberatkan pendidikan formal pada kualitas pertolongan
persalinan di rumah sakit. Selain itu bidan bertugas secara mandiri di biro konsultasi (CB) yang saat ini
menjadi poliklinik antenatal rumah sakit. Dalam peran tersebut, bidan sudah memasukkan konsep
pelayanan kebidanan komunitas.

Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan (KTB), Yang berfokus pada
kesehatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada
pelayanan masyarakat, yang berbasis di balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang
lingkup pelayanan BKIA meliputi : pelayanan antenatal (pemberian pendidikan kesehatan, nasehat
perkawinan,perencanaan keluarga dll), intranatal, postnatal (kunjungan rumah, tremasuk pemeriksaan dan
imunisasi bayi, balita dan remaja), penyuluha gizi, pemberdayaan masyarakat, serta pemberian makanan
tambahan. Pengakuan ini secara formal dalam bentuk adanya bidan coordinator yang secara struktural tercatat
di jenjang inspektorat kesehatan, mulai daerah tingkat I (Propinsi) sampai dengan II (Kabupaten)

Ketika konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi bagian dari pelayanan
Puskesmas. Secara tidak langsung, hal ini menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat. Bidan di
puskesmas tetap memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung maupun didalam gedung, namun hanya
sebagai staf pelaksana pelayanan KIA, KB, Posyandu, UKS dan bukan sebagai perencana dan pengambil
keputusan pelayanan di masyarakat. Tanpa disadari, bidan kehilangan keterampilan menggerakan
masyarakat, karena hanya sebagai pelaksana. Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa dilaksanakan untuk
mengatasi tingginya angka kematian ibu. Pemerintah (BKKBN) menjalankan program pendidikan bidan secara missal
(SPK + 1 tahun) (SPK : Sekolah Perawat Kesehatan, lulusan SMP + 3 tahun). Bidan di desa (BDD) merupakan staf
Polindes. Ruang lingkup tugas BDD mencakup peran sebagai penggerak masyarakat, memiliki wilayah kerja dan
narasumber berbagai hal. Sayangnya materi dan masa pendidikan BDD tidak memberikan bekal yang cukup untuk bisa
berperan maksimal.

Gerakan Sayang Ibu (GSI) saat Departemen Kesehatan menerapkan inisiatif safe
motherhood malah diprakarsai oleh Kantor Menteri Pemberdayaan Perempuan tahun
1996 dengan tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menurunkan AKI. Pada
tahun yang sama (1996), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan advokasi pada
pemerintah yang melahirkan program pendidikan Diploma III Kebidanan (setingkat
akademi). Program baru ini memasukkan lebih banyak mateeri yang dapat membekalli
bidan untuk bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat, tidak hanya di fasilitas klinis.

SEJARAH DAN RIWAYAT KEBIDANAN


KOMUNITAS DI SELANDIA BARU
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan model asuh persalinan tersebut dan
menginginkan kembalinya bidan tradisional yaitu seseorang yang berpengalaman dari mulainya
kehamilan sampai dengan enam minggu setelah persalinan. Mereka menginginkan bidan yang
berkerja dipercaya kemampuannya untuk menolong persalinan tanpa intervensi dan memberikan
dukungan bahwa persalinan adalah peristiwa yang normal .
Wanita-wanita Selandia Baru menginginkan untuk mengambil alih kembali kontrol dalam
persalinan mereka dan menempatkan diri emreka di tempat yang tepat sebagai pusat kontrol di
dalam memilih apa yang berkenaan dengan diri mereka.

Pada era 80-an, bidan bekerjasama dengan para wanita untuk menegaskan kembali otonomi bidan
dan bersama-sama sebagai partner mereka telah membawa kebijakan politik yang diperkuat dengan
legalisasi tentang prfoesionalisme praktek bidan.
Sebagian besar bidan di Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja secara mandiri dengan tanggungjawab
penuh kepada klien dan asuhannya dalam lingkup yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu, pelayanan
mmaternitas telah berubah secara dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan pelayanan dari bidan selama
kehamilan sampai nifas, dan asuhan berkelanjutan pada persalinan dapat dilakukan di rumah ibu. Sekarang, di
samping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai satu-satunya perawat maternitas, dalam hal ini terus
meningkat.

Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru adalah partnership antara bidan dan wanita.
Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya, dan wanita dengan pengetahuan
tentang kebutuhan diri dan keluarganya, serta harapan-harapan terhadap kehamilan dan persalinan.
Pada awal kehamilan, anatara bidan dan wanita harus saling mengenal dan menumbuhkan rasa
saling percaya di antara keduanya. Dasar dari model partnership adalah komunikasi dan negosiasi.
Di Selandia Baru, bidan harus dapat membangun hubungan partnership dengan wanita yang
menjadi kliennya, disamping bidan harus mempunyai kemampuan yang profesional.

SEJARAH DAN RIWAYAT KEBIDANAN


KOMUNITAS DI BELANDA

Bidan di Belanda 75% bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah


profesi yang mandiri dan aktif. Sehubungan dengan hal tersebut bidan harus
menjadi role model di masyarakat dan harus menganggap kehamilan adalah
sesuatu yang normal sehingga apabila seorang wanita merasa dirinya hamil
dia dapat langsung memeriksakan diri ke bidan atau dianjurkan oleh keluarga
atau teman atau siapa saja.

SEJARAH DAN RIWAYAT KEBIDANAN


KOMUNITAS DI KANADA
Meskipun bidan telah mempraktikkan di Kanada sejak orang pertama tinggal di
sini, dan kemudian bidan imigran membawa bersama mereka ke negara baru, hanya
baru-baru ini bahwa legislasi kebidanan telah mulai diperkenalkan. Untuk waktu
yang lama Kanada adalah salah satu dari sembilan negara yang tidak mengenali
kebidanan, dan masih ada beberapa yurisdiksi di Kanada di mana bidan tidak diatur.
Di Kanada, seperti di sebagian besar negara, istilah "bidan" digunakan tanpa
awalan.. Hal ini sesuai dengan WHO / Figo / ICM International Definisi dari Bidan.
(The USA menyimpang dan diawali kata-kata seperti "perawat").

KEBIDANAN

KOMUNITAS

Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakatyang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu
dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita
adiyuswa secara paripurna.
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada 4 (empat) konsep utama
dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia masyarakat/lingkungan, kesehatan dan
pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradgma kebidanan yang mengacu pada
konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.

SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Sasaran pelayanan kebidanan komunitas meliputi bayi baru lahir, pra sekolah dan
balita, remaja, dewasa, masa reproduksi (hamil, bersalin, nifas), interval,
klimakteriumyang berada dalam keluarga di masyarakat. Sasaran pelayanan
kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat,
sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum.

Bekerja di komunitas mempunyai keunikan tersendiri. Ada beberapa strategi


umum dalam melaksanakan asuhan kebidana komunitas, yaitu:
1. Pendekatan pada masyarakat
2. Pemasaran sosial.
3. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan.
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan serta
pelaksanaan program kesehatan di masyarakat.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai