Pergeseran paradigma
penanggulangan
semua jenis ancaman
respons yg
disesuaikan dan tanpa
pembatasan perjalanan dan
perdagangan yang tidak perlu
Ruang Lingkup :
IHR bukan hanya tanggung jawab Otoritas Kesehatan di
Pintu Masuk Negara (Point of Entry) saja, tetapi porsi
yang paling besar menjadi tanggung jawab Otoritas
Kesehatan di Wilayah
OTORITAS KESEHATAN MASYARAKAT
PHEIC
(Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yg Meresahkan Dunia)
Negara anggota diharapkan melaporkan setiap
kejadian yang kemungkinan menjadi
Public Health Emergency of International
Concern
Kejadian luar biasa, yang berisiko
mengancam negara lain (ditentukan oleh
WHO setelah melalui proses konsultasi),
serta membutuhkan respon internasional
yang terkoordinasi.
Negara anggota melaporkan setiap
kejadian yg berpotensi untuk menjadi
PHEIC (dg. batas ambang yang lebih
rendah dibanding PHEIC yang sebenarnya).
Pemahaman
Jenis Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Potensi Ancaman
Biological
; Infectious
; Zoonosis
; Food safety
Kimia
Radio nuclear
Kejadian di
Pintu Masuk
Tingkat
Kab/kota/prop
Konfirmasi
Assessment
Di tk lokal
Reporting
Deteksi kejadian
Reporting
Tindakan
penanggulangan
Tindakan
penanggulangan
Pendukung (staff,
lab)
Bantuan ditempat
Operational
links/liaison
Rencana
Kedaruratan
kesehatan
masyarakat
Dalam waktu 24
jam
Surveillance
Surveillance is the ongoing systematic collection, collation, analysis and
interpretation of data; and the dissemination of information to those who
need to know in order that action may be taken
14
TUJUAN SURVEILLANCE
Pemantauan kecenderungan dan
memperkirakan besarnya masalah kesehatan.
Deteksi dan prediksi wabah (KLB).
Pemantauan kemajuan terhadap upaya
penanggulangan.
Pemantauan kinerja program.
Memperkirakan dampak suatu penyakit.
Evaluasi suatu intervensi
Memahami karakteristik kejadian2 kesehatan
Distribusi dan penyebaran
Riwayat alamiah
Facilitasi perencanaan
DASAR DASAR
SURVEILLANCE
15
R/R
SURVEILLANCE
DASAR DASAR
SURVEILLANCE
16
PRGRM
SUMBER DATA
SURVEI
SURVEI
PULTA-ANALISIS-DISS.IINFO
R/R
SURVEILLANCE
SUMBER
SUMBER
LAIN
LAIN
DASAR DASAR
SURVEILLANCE
17
PRGRM
Surveillance: Prinsip
Dasar
System
Pelayanan
Kesehatan
Data
Institusi Kesehatan
Reporting
Analysis &
Interpretati
on
Evaluatio
n
Action
DASAR DASAR
SURVEILLANCE
Informasi
Feedback
18
Keputus
an
19
Perencanaan/ pembuatan
kebijakan
Kesiapsiagaan KLB
Modifikasi kebijakan
prediksi dan perencanaan kedepan
24
Dikutip dari Paparan dr. Ratna Budi H, M.Kes, Ka. Subdit Surveilans & Respons KLB,
Kemenkes RI pada Sosialisasi Kewaspadaan MERS CoV di Dinas Kesehatan
Prov. DKI Jakarta
Treatment terhadap
MERS-CoV
Belum ada vaksin yang tersedia.
Pengobatan bersifat suportif untuk
mengurangi gejala, tergantung
kondisi pasien.
Pengobatan yang bersifat spesifik
belum ada.
Pencegahan dengan menghindari
kontak erat dengan orang yang sakit
saluran pernapasan, menjaga
kebersihan tangan dengan sering
2. DATA EPIDEMIOLOGI
Indonesia
Jumlah kasus suspek Jan-30 April 2014 : 27
Kasus
Provinsi yang melaporkan kasus suspek :
Bali, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Kepri, Riau,
Sumsel
Semua kasus negatif MERS CoV
Sumber informasi kasus
suspek 2014
38
Pendapat WHO
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013
pada pertemuan IHR Emergency
Committee concerning MERS CoV
menyatakan bahwa MERS CoV
merupakan situasi serius dan perlu
perhatian besar namun belum terjadi
kejadian darurat kesehatan
masyarakat (PHEIC/Public health
emergency of international concern).
Sikap WHO
WHO mengeluarkan peringatan penting
tentang penyebaran MERS CoV ("WHO
office sounds alarm as MERS cases
push higher").
WHO tidak menganjurkan penerapan
restriksi perjalanan. => WHO does not
advise special screening at points of entry with
regard to this event nor does it currently
recommend the application of any travel or trade
restrictions (Data per 01 Mei 2014)
3. STRATEGI
DAN HAL YANG TELAH DILAKUKAN
KEMENKES
Strategi Pengendalian.
Meningkatkan kesiapan laboratorium, termasuk penyediaan
reagen dan alat diagnostik
Menyiapkan 100 rumah sakit rujukan
Khusus dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji, Disiapkan
pelayanan kesehatan haji di seluruh embarkasi/debarkasi haji
dan memberikan pembekalan kepada seluruh petugas
kesehatan haji dalam menghadapi MERS-CoV
Diseminasi informasi dan komunikasi risiko kepada
masyarakat, terutama kepada kelompok berisiko tertular
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor
seperti BNP2TKI, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Agama, Kementerian Luar Negeri, dll
Meningkatkan komunikasi internasional melalui WHO serta
jejaring regional dan global lain, termasuk dengan Pemerintah
Kerajaan Saudi Arabia.
Pedoman -pedoman
Pedoman Umum Kesiapsiagaan
Menghadapi MERS CoV
Pedoman Surveilans dan Respons
Kesiapsiagaan MERS CoV
Pedoman Pengambilan Spesimen dan
Pemeriksaan Lab
Pedoman Tatalaksana Klinis
Pedoman Pencegahan & Pengendalian
Infeksi Selama Perawatan
47
Demam, batuk
Pneumonia
Pneumonia yang
perlu perawatan di RS
YA
Masker
Edukasi : etika batuk,
CTPS, PHBS
Pulang
gejala berlanjut
DEMAM
pneumonia
Pengobatan
Masker
Edukasi
Notifikasi
Pulang
Rujuk RS
TIDAK
Pulang, HAC
pemantauan selama
14 hari
Puskesmas /
RS setempat
Skrining temperatur
Masyarakat
Klaster pneumonia
Puskesmas / RS
Pneumonia
Pengobatan
Pemantauan kontak
Edukasi, pulang
Isolasi diri
Laporkan dlm 24 jam ke Dinkes Kab/kota
Penyelidikan epid
Rujuk RS
LAPOR KE :
DINAS / SUDIN KESEHATAN
- HP PETUGAS
- FAX : 3509455
PUSDALDUKES : 34835118
POSKO KLB
KEMENKES RI
Telp : 0214257125
02142877588 081219241850
SMS : 021-36840901
Fax : 021- 42802669
Surel:
poskoklb@yahoo.com
Nomor HP Petugas
NAMA
TEMPAT TUGAS
NO HAND PHONE
08111884155
081322523330
081511969883
Inggariwati, SKM
081319911324
081210168038
081318367759
Elfirayani
081319169634
021-4371741/081319169635
081281871112
08128605092
021-8142202/08129474203
08129989845
Rosdelima Lubis
Aan Nurhasanah, SKM, MM
dr. Bismack Nasution
Tatalaksana klinis
Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus
(MERS coV)
WHO Guideline of MERS CoV
Gambaran klinis
ISPA
Seperti infeksi pernapasan akut
berat (severe acute respiratory
infection/SARI)
Pneumonia
Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), disertai gagal ginjal,
perikarditis dan Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC).
Pada pasien immunocompromise
Klasifikasi
"Kasus dalam
penyelidikan"/Suspek
Kasus Probable
Kasus konfirmasi
Kasus dalam
penyelidikan/suspek
A. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) dengan tiga gejala di bawah ini :
Demam (38C) atau ada riwayat demam,
Batuk,
Pneumonia, ARDS berdasarkan gejala klinis atau
gambaran radiologis yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit.
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan
sistem kekebalan tubuh (immunocompromised)
karena gejala dan tanda tidak jelas.
DAN salah satu dari kriteria berikut :
Ada klaster penyakit yang sama dalam periode
14 hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal
atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
Kasus dalam
penyelidikan/suspek
Ada petugas kesehatan yang sakit dengan
gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat
(SARI / Severe Acute Respiratory Infection),
terutama pasien yang memerlukan perawatan
intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal
atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke
Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu
14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan
etiologi/penyebab penyakit lain.
Adanya perburukan perjalanan klinis yang
mendadak meskipun dengan pengobatan yang
tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau
Kasus dalam
penyelidikan/suspek
B. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke
Timur Tengah atau negara terjangkit dalam
waktu 14 hari sebelum mulai sakit selain ISPA
(Pada pasien dengan gangguan kekebalan
tubuh kemungkinan tanda dan gejala tidak
jelas)
C. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut
dengan berbagai tingkat keparahan (ringan
berat) yang dalam waktu 14 hari sebelum mulai
sakit, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV
yang sedang sakit
Kasus Probable
Definisi dengan menggunakan kriteria klinis,
epidemiologis, dan laboratoris:
Seseorang dengan pneumonia atau ARDS
dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis
DAN
Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV
atau hasil laboratoriumnya negative pada satu
kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat.
DAN
Ada hubungan epidemiologis langsung dengan
kasus konfirmasi MERS Co-V.
Kasus Probable
Seseorang dengan pneumonia atau ARDS
dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis
DAN
Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif
(pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa
konfirmasi biomolekular).
DAN
Ada hubungan epidemiologis langsung
dengan kasus konfirmasi MERS Co-V.
Kasus konfirmasi
Seseorang menderita infeksi
MERS-CoV dengan konfirmasi
laboratorium
Perjalanan penyakit
Infeksi Pernapasan akut (ISPA)
Demam > 38 C sakit tenggorokan, batuk,
sesak/napas cepat
Kriteria napas cepat pada anak :
Usia < 2 bulan : 60 x/menit atau lebih
Usia 2-<12 bulan : 50x/menit atau lebih
Usia 1 - <5 tahun : 40 x/menit atau lebih
Pneumonia berat
Pasien remaja atau dewasa dengan demam,
batuk, frekuensi pernapasan > 30 kali/ menit,
gangguan pernapasan berat, saturasi oksigen
(SpO2) <90%
Perjalanan penyakit
Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS)
Onset: akut dalam waktu 1 minggu dari
timbulnya gejala klinis atau perburukan
gejala respirasi, atau timbul gejala baru
Gambaran radiologis (misalnya foto toraks
atau CT scan): opasitas bilateral, yang
belum dapat dibedakan apakah karena
efusi, kolaps paru / kolaps lobar atau
nodul.
Edema paru: kegagalan pernafasan yang
Perjalanan penyakit
Sepsis
Terbukti Infeksi atau diduga infeksi, dengan dua atau lebih
kondisi berikut:
suhu> 38 C atau <36 C,
HR> 90/min, RR> 20/min atau
PaCO2 <32 mm Hg,
sel darah putih> 12 000 atau <4000/mm3 atau > 10% bentuk
imatur
Sepsis berat
Sepsis dengan disfungsi organ, hipoperfusi (asidosis laktat) atau
hipotensi. Disfungsi organ meliputi: oliguria, cedera ginjal akut,
hipoksemia, transaminitis, koagulopati, trombositopenia,
perubahan kesadaran, ileus atau hiperbilirubinemia.
Syok septik
Sepsis yang disertai hipotensi (Sistole <90 mm Hg) meskipun
Pemeriksaan laboratorium
Bahan pemeriksaan :
Spesimen dari saluran napas atas (hidung,
nasofaring dan/atau swab tenggorokan)
Spesimen saluran napas bagian bawah
(sputum, aspirat endotracheal, kurasan
bronkoalveolar)
Tempat pemeriksaan :
Laboratorium Badan Litbangkes RI
Jakarta
Ambil spesimen serial dari beberapa
tempat dalam waktu beberapa hari (setiap
Kewaspadaan standar
Kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung
diri (APD) untuk menghindari kontak langsung dengan
darah pasien, cairan tubuh, sekret (termasuk sekret
pernapasan) dan kulit lecet atau luka.
Kontak dekat dengan pasien yang mengalami gejala
pernapasan (misalnya batuk atau bersin) pada saat
memberikan pelayanan, gunakan pelindung mata
karena semprotan sekresi dapat mengenai mata.
pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam,
pengelolaan limbah yang aman; pembersihan dan
disinfeksi peralatan serta pembersihan lingkungan
Pencegahan droplet
Gunakan masker bedah bila bekerja dalam radius 1
meter dari pasien.
Tempatkan pasien dalam kamar tunggal, atau
berkelompok dengan diagnosis penyebab penyakit
yang sama.
Jika diagnosis penyebab penyakit tidak mungkin
diketahui, kelompokkan pasien dengan diagnosis
klinis yang sama dan berbasis faktor risiko
epidemiologi yang sama dengan pemisahan minimal
1 meter.
Batasi gerakan pasien dan pastikan bahwa pasien
memakai masker medis saat berada di luar kamar.
Pencegahan airborne
Pastikan bahwa petugas kesehatan
menggunakan APD (sarung tangan,
baju lengan panjang, pelindung
mata, dan respirator partikulat (N95
atau yang setara) ketika melakukan
prosedur tindakan yang dapat
menimbulkan aerosol.
Bila mungkin, gunakan satu kamar
berventilasi adekuat ketika
melakukan prosedur yang
catatan
Dari data kasus konfirmasi yang dilaporkan ke
WHO terdapat penularan pada petugas
kesehatan yang merawat kasus MERS CoV,
petugas kesehatan merupakan salah satu
orang yang rentan terhadap penularan
MERS CoV. Diperlukan pengawasan petugas
kesehatan yang merawat pasien suspek
MERS CoV apabila mengalami gejala
dalam kurun waktu 14 hari setelah merawat
pasien MERS CoV agar diperlakukan seperti
suspek MERS CoV
Terima Kasih