. Metode ber-KB
Secara garis besar ada 3 metode KB yang digunakan, yaitu tanpa alat
bantu, menggunakan alat bantu, dan sterilisasi. Secara global dibagi dalam
2 kategori yang sifatnya sementara dan permanen.
Metode KB yang Sifatnya Sementara
KB Tanpa Alat
Sebagai alat ber-KB, semua alat diatas, selain IUD yang masih menjadi
kontroversial, menurut kalangan yang membolehkan KB, dibenarkan
dalam ajaran islam apabila pelaksanaanya tidak berbenturan dengan
prinsip ajaran islam yang lain.
Seperti oada pemakaian alat KB spiral, IUD atau Diafragma,
kondom,dll. Dalam rahim seorang wanita atau pada kemaluan seorang
pria, tidak diperbolehkan kecuali jika dipasang sendiri, atau oleh suami
atau isterinya sendiri, karena melihat atau menjamah aurat orang lain
apalagi pada kemaluannya sangat dilarang dalam syariat islam, seperti
ditegaskan dalam hadits Nabi :
Dari Abi said al-khudri, ia berkata : Rasulullah saw, bersabda :
Janganlah laki2 melihat aurat laki2 yang lain, dan janganlah seorang
wanita melihat aurat wanita yang lain, dan jangan lah bersentuhan
seorang laki2 bersentuhan kulit dengan laki2 lain dalam satu selimut,
dan jangan pula seorang wanita bersentuhan kulit dengan wanita lain
dalam satu selimut. ( HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan al-
Turmudzi).
Pandangan Ulama Indonesia tentang KB
Berdasarkan fatwa yang sudah ada, bahtsul masail menetapkan hukum asal
ber-KB yang meliputi 3 metode ( tanpa alat, dengan alat kontrasepsi, serta
sterilisasi), 2 metode pertama hukumnya makruh dan metode ketiga
hukumnya haram. Namun, jika karena alasan darurat, hukumnya mubah.
Terlepas dari perspektif hukumnya, Ahmad Zahro melihat masalah ini dari sisi
yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa bahtsul masail tampak adaptif
dengan tuntutan keadaan, lebih toleran dan memberi peluang diperbolehkannya
KB dengan cara2 yang ada, namun tetap harus memenuhi persyaratan yang
ada. Persyaratan yang dimaksud dilakukan secara muhtarom dan tidak bersifat
dipaksakan. Dari fatwa2 yang ada, pada intinya adanya kesepakatan pada
dasarnya pengunaan alat2 KB kontraseptif sementara dalam tubuh hukumnya
jaiz berdasarkan dalil2 yang kuat.
Masalah yang dipersoalkan adalah proses pemasangannya berbenturan
dengan ketentuan syarak yang lain, haramnya melihat dan menyentuh alat
kelamin yg bukan istrinya, kecuali dalam keadaan darurat. Penggunaan
hukum terhadap penggunaan IUD karena sadd li Dzariah, atau karena
darurat terkesan dipaksakan karena adanya pesan dari pemerintah. Sebab,
masih banyak sejumlah alat kontrasepsi yang cukup efektif
pemasangannya atau penggunaanya tidak berbenturan dengan batasan
syari lainnya. Ulama sepakat dalam menetapkan hukum tertentu harus
didasari oleh alasan yang jelas dan nyata. Bahkan dalam al-Quran dengan
tegas melarang membunuh anak karena problem ekonomi, takut tidak
mampu menafkahinya Q.s, al-Anam (6) : 151, al-isra (17) : 31;
Merupakan tindakan penutupan pada kedua saluran telur kanan dan kiri,
maka sel telur tidak dapat melewatinya. Sehingga wanita tsb tidak bisa
hamil. Keuntungannya dari segi medis, perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dan dapat digunakan seumur hidup.
Kelebihannya, lebih aman, praktis, efektif, dan ekonomis.
VASEKTOMI
Merupakan salah satu jenis sterilisasi pada pria, suatu tindakan bedah
dengan memotong vas deferens ( sal. Yang membawa sperma dari testis),
kemudian mengikat ke 2 ujungnya, sehingga saluran menjadi buntu.
Tujuannya agar sperma tidak dikeluarkan dari penis saat ejakulasi. ]
MPKS dalam fatwanya No.23, tahun 1981 menetapkan hukum hukum vasektomi
dan tubektomi dar perspektif hukum islam. Fatwa tersebut merupakan jawaban atas
pertanyaan dari PP. Muhamadiyah. Ditetapkan :
1. Vasektomi dan tubektomi dapat digolongkan kepada usaha merubah ciptaan Allah
swt dan termasuk pula perbuatan pengebirian/sterilisasi.
2. Vasektomi dan tubektomi juga dapat dimasukkan dalam perbuatan memutuskan
jalan keturunan.
3. Merubah ciptaan Allah swt dan memutuskan jalan keturuan adalah perbuatan yang
dilarang oleh agama islam.
4. Vasektomi dan tubektomi karena itu adalah termasuk perbuatan yang dilarang oleh
agama islam.
MPKS sependapat dengan majlis tarjih, bahwa tindakan vasektomi dan
tubektomi merupakan perbuatan yang berlawanan dengan syariat islam,
dan hukum melakukannya haram. Karena niat segan mempunyai anak
atau dengan cara mengubah/merusak organisme yang bersangkutan,
seperti memotong, mengangkat,dll. Dengan batasan tsb, maka
melakukan tindakan tsb termasuk bertentangan dengan islam.
Rehabilitasi Vasektomi
Hingga kini para ahli medis masih berbeda pandangan tentang dapatnya
dilakukan rehabilitasi vasektomi dan tubektomi. Sebagian dari mereka
menyatakan bahwa vasektomi sama sekalitidak permanen. Bahkan
mereka mengkritik dan menilai penggolongan vasektomi sebagai
metode kontrasepsi yang permanen adalah salah. Sebab, banyak ahli
meyakini bahwa seharusnya digolongkan sebagai prosedur tak
permanen, terbukti banyak dokter yang telah mengkhususkan diri
dalam penggabungan kembali ujung2 pembuluh yang putus sehingga
dapat mengembalikan kesuburan.
Keputusan fatwa MUI DKI (tahun 2000) merupakan penyrmpurnaan dari
fatwa sebelumnya pada tahun 1981. meski dimunkinkan dapat dipulihkan
kembali, MUI DKI jakarta tetap menolak alasan itu. Sebab, untuk
menyambungnya kembali/rekanalisasi sangat rumit, membutuhkan alat
modern dan dilakukan tenaga ahli yang khusus, juga membutuhkan biaya
yagng tidak mudah dijangkau oleh rakyat kecil. Atas dasar itulah, MUI
DKI menetapkan bahwa vasektomi dan tubektomi adalah perbuatan yang
bertentangan dengan ajaran islam. Kecuali jika ada alasan medis akan
membahayakan jiwa ibu / anaknya.