Anda di halaman 1dari 15

KATARAK

Definisi
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat kedua duanya.. Katarak umumnya
terjadi pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan
kongenital. Katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling
sering ditemukan. Katarak senilis adalah setiap kekeruhan pada
lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu di atas usia 50 tahun.
Terdapat beberapa faktor yang merupakan penyebab katarak
lebih cepat :
- Diabetes
- Radang mata
- Trauma
- Riwayat keluarga dnegan katarak
Etiologi
1. Pekerjaan
Pekerjaan dalam hal ini erat kaitannya dengan paparan sinar matahari.
Suatu penelitian yang menilai secara individual, menunjukkan nelayan
mempunyai jumlah paparan terhadap sinar ultraviolet yang tinggi
sehingga meningkatkan resiko terjadinya katarak kortikal dan katarak
posterior subkapsular.
2. Lingkungan (Geografis)
Katarak khususnya lebih banyak dijumpai di negara berkembang yang
berlokasi di khatulistiwa. Hampir semua studi epidemioologi
melaporkan tingginya prevalensi katarak di daerah yang banyak
terkena sinar ultraviolet. Penduduk yang tinggal di daerah berlainan
tidak hanya berbeda dalam hal paparan sinar ultraviolet, tapi juga
dalam hal paparan oleh karena berbagai faktor lain. Ada suatu
penelitian dari Nepal dan Cina melaporkan variasi prevalensi penduduk
yang tinggal di ketingian berbeda. Dijumpai prevalensi katarak senilis
yang lebih tinggi di Tibet yakni 60% dibandingkan di Beijing.
3. Pendidikan
Dari beberapa pengamatan dan survei di masyarakat
diperoleh prevalensi katarak lebih tingi pada kelompok yang
berpendidikan lebih rendah. Meskipun tidak ditemukan
hubungan langsung antara tingkat pendidikan dan kejadian
katarak, namun tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
status sosial ekonomi temasuk pekerjaan dan status gizi.
4. Nutrisi
Walaupun defisiensi nutrisi dapat menyebabkan katarak pada
hewan, tapi etiologi ini sulit untuk dipastikan pada
manusia.16,18 Beberapa penelitian mendapatkan bahwa
multivitamin, vitamin A, vitamin C, vitamin E, niasin, tiamin,
riboflavin, beta karoten, dan peningkatan protein mempunyai
efek protektif terhadap perkembangan katarak.
Lutein dan zeaxantin adalah satu- satunya karotenoid yang
dijumpai dalam lensa manusia, dan penelitian terakhir
menunjukkan adanya penurunan resiko katarak dengan
peningkatan frekuensi asupan makanan tinggi lutein (bayam,
brokoli). Dengan memakan bayam yang telah dimasak lebih
dari dua kali dalam semingu dapat menurunkan resiko katarak.
5. Perokok
Merokok dan mengunyah tembakau dapat menginduksi stress
oksidatif dan dihubungkan dengan penurunan kadar
antioksidan, askorbat dan karetenoid. Merokok menyebabkan
penumpukan molekul berpigmen -3 hydroxykhynurine dan
chromophores, yang menyebabkan terjadinya penguningan
warna lensa. Sianat dalam rokok juga menyebabkan terjadinya
karbamilasi dan denaturasi protein.20
6. Diare
Dideskripsikan oleh Harding, diare berperan dalam
kataraktogenesis melalui 4 cara yaitu malnutrisi, asidosis,
dehidrasi, dan tingginya kadar urea dalam darah.
7. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat mempengaruhi kejernihan lensa,
indeks refraksi, dan amplitudo akomodatif. Dengan
meningkatnya kadar gula darah, maka meningkat pula kadar
glukosa dalam akuos humor. Oleh karena glukosa dari akuos
masuk ke dalam lensa dengan cara difusi, maka kadar glukosa
dalam lensa juga meningkat. Sebagian glukosa tersebut
dirubah oleh enzim aldose reduktase menjadi sorbitol, yang
tidak dimetabolisme tapi tetap berada dalam lensa.18
8. Alkohol
Peminum alkohol kronis mempunyai resiko tinggi terkena
berbagai penyakit mata, termasuk katarak. Dalam banyak
penelitian alkohol berperan dalam terjadinya katarak. Alkohol
secara langsung bekerja pada protein lensa dan secara tidak
langsung dengan cara mempengaruhi penyerapan nutrisi
penting pada lensa.22
9. Obat-obatan
Data klinis dan laboratorium menunjukkan banyak obat yang
mempunyai potensi kataraktogenik. Obat-obatan yang
meningkatkan resiko katarak adalah kortikosteroid, fenotiazin,
miotikum, kemoterapi, diuretik, obat penenang, obat rematik,
dan lain-lain.16
10. Gender
Tingginya resiko perempuan terkena katarak sebenarnya
tidaklah terlalu besar tetapi secara konsisten dijumpai dalam
banyak penelitian-penelitian. Tinngginya prevalensi pada
perempuan terutama untuk resiko terjadinya katarak kortikal.
Epidemiologi
Epidemiologi katarak penting untuk di pelajari karena katarak
merupakan salah satu penyebab kebutaan di Indonesia
maupun di
dunia. Menurut WHO (1979) prevalensi kebutaan di negara
berkembang adalah 10 - 40 x lebih besar daripada negara
industri. Penyebab kebutaan itu sendiri dapat di sebabkan
karena penyakit
infeksi dan rudapaksa pada mata. Penyakit mata yang
menyebabkan
kebutaan antara lain adalah :glaucoma, penyakit retina oleh
karena
Diabetes mellitus dan katarak.
WHO :
Di negara berkembang 1 - 3 % penduduk mengalami
kebutaan dan 50 % penyebabnya adalah katarak. Sedangkan
untuk negara maju perbandingannya adalah 1,2 % penyebab
kebutaan adalah katarak.
2.Survei (1982) : menurut Depkes RI ada 8 propinsi
Klasifikasi
Katarak subkapsular16 Katarak subkapsular anterior terletak dibawah kapsul
lensa dan berhubungan dengan metaplasia fibrous dari epitel lensa. Katarak
subkapsular posterior terletak didepan kapsul posterior, karena lokasinya
pada nodal point mata, opasitas subkapsular posterior lebih mempengaruhi
penglihatan dibandingkan katarak kortikal atau nuklear. Penglihatan dekat
lebih jelek daripada penglihatan jauh.
Katarak nuklear
Katarak nuklear cenderung berkembang lambat. Meskipun biasanya
bilateral, namun mereka asimetris. Umumnya lebih berpengaruh pada
penglihatan jauh daripada penglihatan dekat. Pada tahap awal, pengerasan
progresif dari nuckleus lensa sering menyebabkan peningkatan indeks
refraktif lensa dan kemudian terjadi myopic shift refraksi.10
Katarak kortikal
Melibatkan korteks anterior, posterior atau equatorial. Gejala katarak
kortikal yang paling sering adalah silau, dapat dijumpai monocular diplopia.
Tanda awal katarak ini adalah dengan pemeriksaan slitlamp tampak sebagai
vakuola dan celah air pada korteks anterior atau posterior. 10
Gejala klinis
1. Penurunan tajam penglihatan:
Umumnya pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya lansung pada
keluhan aktivitasnya yang terganggu. Dalam keadaan lain, pasien hanya
menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan.
Setiap jenis katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang
berbeda, tergantung pada cahaya, ukuram pupil dan derajat myopia. Setelah
diketahui riwayat penyakit, pasien dilakukan pemeriksaan mata lengkap,
dimulai dengan kelainan refraksi.
2. Silau.
Pasien katarak sering mengeluh sialu, keparahannya bervariasi mulai dari
penurunan sensitivitas kontras dalam tempat yang terang hinggan silau pada
saat siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau keadaan serupa pada
malam hari. Peningkatan sensitivitas terutama timbul pada katarak posterior
subkapsular. Pemerikasaan silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui
tingkat gangguan penglihatan yang disebabkan oleh submber cahaya yang
diletakkan di dalam lapang pandangan pasien.
3.Perubahan sensitivity kontras.
Sensitivitas kontras dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien
mendeteksi berbagai bentuk gambar dalam kontras yang bervariasi,
luminansi, dan frekwensi spasial. Sensitivitas kontras dapat
menunjukkan penurunan fungsi penglihatan yang tidak terdeteksi
dengan Snellen. Namun, hal tersebut bukanlah indikator spesifik
hilangnya tajam penglihatan oleh karena katarak.
4. Myopic shift
Perkembangan katarak dapat meningkatkan dioptri kekuatan lensa, yang
menyebabkan myopia ringan atau sedang.
6. Diplopia monocular atau poliopia
Kadang-kadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan bagian
dalam nukleus lensa menimbulkan daerah pembiasan multiple pada
bagian tengah lensa. Daerah ini tampak irreguler pada red reflek
dengan retinoskopi atau ophthalmoskop indirek. Tipe katarak ini akan
menimbulkan diplopia monokular atau poliopia.
6. Diplopia monocular atau poliopia
Kadang-kadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan
bagian dalam nukleus lensa menimbulkan daerah pembiasan
multiple pada bagian tengah lensa. Daerah ini tampak
irreguler pada red reflek dengan retinoskopi atau
ophthalmoskop indirek. Tipe katarak ini akan menimbulkan
diplopia monokular atau poliopia.
Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai

  • 5913 11423 1 SM PDF
    5913 11423 1 SM PDF
    Dokumen11 halaman
    5913 11423 1 SM PDF
    JoviantoReynoldAndikaHidayat
    Belum ada peringkat
  • UVEITIS
    UVEITIS
    Dokumen11 halaman
    UVEITIS
    Raja Rani Verdianti
    86% (7)
  • Laporan Kasus TETANUS
    Laporan Kasus TETANUS
    Dokumen14 halaman
    Laporan Kasus TETANUS
    Taufik Abidin
    100% (18)
  • Uveitis Posterior 2
    Uveitis Posterior 2
    Dokumen20 halaman
    Uveitis Posterior 2
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat
  • Uveitis Posterior
    Uveitis Posterior
    Dokumen23 halaman
    Uveitis Posterior
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat
  • Ebm
    Ebm
    Dokumen6 halaman
    Ebm
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat
  • Ebm
    Ebm
    Dokumen6 halaman
    Ebm
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat
  • Isi Referat Katarak Kongenital
    Isi Referat Katarak Kongenital
    Dokumen25 halaman
    Isi Referat Katarak Kongenital
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat
  • Arsip Neoplasia 2013
    Arsip Neoplasia 2013
    Dokumen16 halaman
    Arsip Neoplasia 2013
    anissa resprita wicaksani
    Belum ada peringkat