Anda di halaman 1dari 19

PNEUMONIA

KELOMPOK 3 :
Teti Insani
Arum Dian Kusuma
Arvinda Tribudi Susetyo
Rambu Konda Anggung Praing
Irene Rambu Yety Diki Dongga
DEFENISI
Analisis Kasus
Bpk P sejak 3 bulan yang lalu didiagnosa mengalami bronkitis kronis. Bpk P
diterapi menggunakan antibiotik golongan beta laktam (amoksilin).
Beberapa bulan kemudian, Bpk P mengeluhkan kondisinya makin
memburuk dengan frekuensi sesak nafas yang sering dan demam naik
turun. Karena kondisinya tersebut, bpk.P masuk RS dengan diagnosa awal
bronkitis kronis. Setelah 2 minggu di RS, kondisi bpk. P tidak kunjung
membaik, malahan pasien mengeluh masih sering mengalami sesak napas
dan kelelahan serta rasa kantuk yang berat serta kehilangan konsentrasi
(lethargy). Seminggu kemudian, bpk.P didiagnosa terkena pneumonia
berdasarkan pemeriksaan sputum X-Ray paru.
Pertanyaan: Apa yang menyebabkan terapi bronkitis pada bpk. P tidak
berhasil? Mengapa kondisi pasien memburuk setelah masuk RS? Apa
penyebab pasien terkena pneumonia?
Title
A. Subyektif
- Nama : Bapak P
- Setelah 3 bulan memeriksakan diri, beberapa bulan kemudian Bpk P
mengeluhkan kondisinya makin memburuk dengan frekuensi sesak nafas
yang sering dan demam naik turun. Karena kondisinya tersebut, bpk.P
masuk RS dengan diagnosa awal bronkitis kronis.
- Setelah 2 minggu di RS, kondisi bpk. P tidak kunjung membaik, malahan
pasien mengeluh masih sering mengalami sesak napas dan kelelahan serta
rasa kantuk yang berat serta kehilangan konsentrasi (lethargy).
- Seminggu kemudian, bpk.P didiagnosa terkena pneumonia berdasarkan
pemeriksaan sputum X-Ray paru
Title
B. Objektif
Tidak ada data objektif yang tercantum

C. Assessment
-Bpk P sejak 3 bulan yang lalu didiagnosa mengalami bronkitis kronis
-Terapi yang diberikan adalah antibiotik golongan beta laktam
(amoksilin)
-3 minggu setelah dirawat dirumah sakit Bpk P didiagnosa terkena
pneumonia
PERTANYAAN
1.Apa yang menyebabkan terapi
bronkitis pada bpk. P tidak berhasil?
2.Mengapa kondisi pasien memburuk
setelah masuk RS?
3.Apa penyebab pasien terkena
pneumonia?
JAWABAN
1. Penyebab kegagalan terapi bapak P adalah kemungkinan terjadinya
resistensi antibiotik yang digunakan sehingga tidak dapat memberikan
terapi yang adekuat yang dapat dipicu oleh beberapa faktor resiko seperti
antara lain penggunaan ontibiotik yang terlalu sering, penggunaan antibiotik
dalam jangka waktu yang lama, sanitasi yang buruk dan kondisi perumahan
yangt tidak memenuhi syarat.
2. Hal yang menyebabkan kondisi pasien memburuk setelah masuk rumah
sakit adalah...........
3. Penyebab pasien terkena pneumonia ialah
-Jenis pneumonia yang diderita oleh bapak P ialah Pneumonia Nasokomial.
-Faktor risiko pada pneumonia nasokomial sangat banyak dibagi menjadi 2
bagian:
a.Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh
Penyakit kronik (ex :PPOK, diabetes), perawatan di rumah sakit yang
lama,perokok, malnutrisi, infeksi berat di luar paru dan cidera paru akut (acute
lung injury) serta bronkiektasis.
b. Faktor eksogen
Pembedahan, penggunaan antibiotik, peralatan terapi pernapasan,
pemasangan pipa/selang nasogastrik, dan lingkungan rumah sakit.
Faktor risiko kuman MDR penyebab HAP dan VAP (ATS/IDSA 2004)
Pemakaian antibiotik pada 90 hari terakhir
Dirawat di rumah sakit 5 hari
Tingginya frekuensi resisten antibiotik di masyarakat atau di rumah sakit
tersebut
Penyakit immunosupresi dan atau pemberian imunoterapi
Dari faktor resiko yang telah dijelaskan maka kemungkinan pasien dapat
terkena pneumonia nasokomia berkaitan dengan daya tahan tubuh pasien
yang menurun ditambah dengan faktor lainnya yaitu penggunaan antibiotik
yang pada 90 hari terakhir, berada dirumah sakit lebih dari 5 hari dan
lingkungan rumah sakit yang rawan akan berkembangnya kuman penyakit.
D. Planning
Pneumonia nosokomial memiliki angka mortalitas yang cukup tinggi (33-
50%) sehingga sering membutuhkan perawatan intensif. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan pneumonia nosokomial adalah:
1.Suplementasi Oksigen jika perlu
2.Terapi cairan yang adekuat
3.Jika didapatkan nyeri pleuritik dapat diberikan analgetik: diklofenak 3 x 80 mg
4.Terapi antibiotik spektrum luas yang diberikan selama 8 hari atau sampai
diketahui antibiotik spesifik dari hasil kultur darah.
5.Tidak ada kriteria khusus untuk mengubah terapi antibiotik intravena menjadi
terapi per oral. Keputusan cara pemberian antibiotik disesuaikan dengan
kondisi perbaikan pasien yang diobservasi setiap hari.
6.Pada pasien yang imunokompromais, terutama yang neutropenia, disarankan
untuk diberikan profilaksis anti-jamur.
7.Pada pasien onset dini dan tidak ada faktor resiko Multidrug Resistant (MDR)
maka antibiotik yang direkomendasikan adalah
TERAPI ANTIBIOTIK
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah :
1.Semua terapi awal antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang
harus mampu mencakup sekurang-kurangnya 90% dari patogen yang mungkin
sebagai penyebab, perhitungkan pola resistensi setempat
2.Terapi awal antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis
dan cara pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal.
Pemberian terapi emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien
yang terseleksi, dengan respons klinis dan fungsi saluran cerna yang baik.
3.Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada
hasil kultur yang berasal dari saluran napas bawah dan ada perbaikan respons
klinis.
4.Kombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi
kuman MDR.
5.Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam, kecuali jika keadaan klinis
memburuk 6. Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah
pilihan empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan. Modifikasi
pemberian antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji kepekaan tidak akan
mengubah mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan hasil yang
memuaskan
5. Jangan mengganti antibiotik sebelum 72 jam, kecuali jika keadaan
klinis memburuk
6. Data mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah
pilihan empirik apabila respons klinis awal tidak memuaskan.
Modifikasi pemberian antibiotik berdasarkan data mikrobial dan uji
kepekaan tidak akan mengubah mortaliti apabila terapi empirik telah
memberikan hasil yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai