Anda di halaman 1dari 21

PTERIGIUM

Anggota :
UPHIK TRY KURNIATI 1210070100102
ANGGI SATYA AH 1210070100200
MUHAMMAD SOBARI 1210070100122
DEFINISI
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif
dan invasif. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada
celah kelopak bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas ke kornea berbentuk
segitiga dengan puncak dibagian sentral atau
didaerah kornea.
ANATOMI KONJUNGTIVA
SKEMA KONJUNGTIVA BESERTA TEMPAT
KELENJAR
ANATOMI KORNEA
ETIOLOGI

Radiasi ultraviolet
Faktor genetik

Faktor lain
KLASIFIKASI
Pembagian Pterigiumberdasarkan perjalanan
penyakit dibagi atas 2 tipe, yaitu :

Progresif Pterigium: tebal dan vaskular dengan


beberapa infiltrat di depan kepala
Pterigium(disebut cap Pterigium).

Regresif Pterigium: tipis, atrofi, sedikit vaskular.


Akhirnya menjadi membentuk membran tetapi
tidak pernah hilang.
DERAJAT PTERIGIUM
Derajat 1 : jika Pterigiumhanya terbatas pada limbus
kornea.

Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea


tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak


melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan
cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar
3 4 mm)

Derajat 4 : Pertumbuhan Pterigium melewati pupil


sehingga mengganggu penglihatan.
PEMBAGIAN BERDASARKAN TERLIHATNYA
PEMBULUH DARAH EPISCLERA
1. T 1 ( atrofi ) : pembuluh darah episcleral jelas
terlihat
2. T 2 ( intermediate ) : pembuluh darah
episclera sebagian terlihat
3. T 3 ( fleshy , opaque ) pembuluh darah tidak
jelas
PATOFISIOLOGI terjadi pembentukkan
jaringan konjungtiva
pada permukaan kornea,
terjadi kerusakan vaskularisasi, inflamasi
Ultraviolet
limbal stem cell di kronis, kerusakan
daerah intrapalpebra membran basement dan
pertumbuhan jaringan
fibrotik

Lapisan fibroblast Pemisahan fibroblast


Perubahan
mengaami proliferasi dari jaringan
fenotipe
sel yg berlebihan pterigium

Pterigium terus
Menunjukkan Terjadi reaksi
tumbuh dan
matriks fibrovaskuler dan
berinvasi ke stroma
metalloproteinase inflamasi
kornea
MANIFESTASI KLINIS
Biaasanya asimtomatik
Rasa terbakar

Gatal

Berair

Gangguan visus

Photofobia

Mata merah
DIAGNOSIS
Anamnesis
Menanyakan pasien tentang keluhan, durasi,
faktro resiko pekerjaan, paparan sinar matahari
dll.

Pemeriksaan fisik
Lakukan isnpeksi, dan pemeriksaan visus,
pemeriksaan gerakan bola mata, dan dapat juga
dilakukan pemeriksaan slit lamp
DIAGNOSA BANDING
Pingecuela

Pseudopterigium
Pannus
PENATALAKSANAAN
Menghindari asap dan debu
Pemakaian kacamata pelindung ultarvioet

Pemberian obat sesuai simtomatis, seperti


lubrikans, kortikosteroid, dan vasodilator, yang
biasanya digunakan pada pterigium derajat 1
dan 2.
Indikasiuntuk pembedahan pterigium3:
Ketidaknyamanan yang menetap, gangguan
penglihatan
Ukurannya > 3 4 mm

Pertumbuhan yang progresif menuju tengah


cornea atau visual axis dan adanya gangguan
pergerakan bola mata.
KOMPLIKASI
Distorsi dan penglihatan sentral berkurang
Merah

Iritasi

Scar (parut) kronis pada konjungtiva dan kornea

Pada pasien yang belum excisi , scar pada otot


rectus medial yang dapat menyebabkan diplopia
Pada pasien dengam pterigium yang telah
dieksisi , scar atau disinsersi otot rektus medial
dapat juga menyebabkan diplopia
Infeksi , reaksi bahan jahitan ( benang ),
diplopia, scar cornea, conjungtiva graft longgar,
dan komplikasi yang jarang termasuk perforasi
bola mata, vitreous hemorrhage
Komplikasi yang terbanyak pada eksisi
pterigium adalah rekuren pterigium postoperasi.
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanachtionam : dubia ad bonam


DAFTAR PUSTAKA
Vaughan, D. 2010. OftalmologiUmum, Edisi 17. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran EGC.
Ilyas S. 2004. IlmuPenyakit Mata. Edisi 4. Jakarta :BalaiPenerbit

FKUI. hal:2-6, 116 117.


Aminlari A, Singh R, Liang D. 2010. Management of Pterygium.

Diunduhdari :
http://www.aao.org/publications/eyenet/201011/upload/Pearls-Nov-
Dec-2010.pdf
.diakses pada 10 Desember 2016
Laszuarni. 2009. Prevalensi Pterigium di Kabupaten Langkat,

Tesis, Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata,


FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6395/1/10E00178.
pdf
. Diakses pada 11 Desember 2016
American Academy of Ophthalmology. 2014-1016. Pterygium and

pingeucula. Basic and Clinical Science Course , section 8 ,


External Disease and Cornea. 306-308.

Anda mungkin juga menyukai