Anda di halaman 1dari 50

TONSILITIS

Elsa Prima Putri

Preseptor :
dr. Fitrianti Adnan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tonsil adalah massa jaringan limfoid yang


terletak di fosa tonsil pada kedua sudut
orofaring.
Tonsil palatine, tonsil faringeal (adenoid)
dan tonsil lingual merupakan bagian dari
cincin Waldeyer .
Pertahanan tubuh pertama dari sistem
saluran pernapasan bawah dan traktus
gastrointestinal.
Tonsilitis adalah peradangan tonsil
palatina yang merupakan bagian
dari cincin Waldayer.
Tonsillitis kronis = gejala sakit
tenggorokan menetap > 4 minggu,
adanya halitosis, dan nyeri kelenjar
servikal yang persisten.
Berdasarkan data rekam medis
tahun 2010 di RSUP Dr. M. Djamil
Padang bagian THT-KL Subbagian
Laring-Faring ditemukan tonsillitis
sebanyak 465 dari 1110
kunjungan di poliklinik subbagian
Laring-Faring dan yang menjalani
tonsilektomi sebanyak 163 kasus.
Apabila tidak ditatalaksana
dengan baik, dapat terjadi
komplikasi berupa abses peritonsil,
abses parafaring, abses
intratonsiler, tonsilolith, kista
tonsilar, dan menjadi fokus infeksi
pada penyakit rheumatik, akut
glomeruolonefritis, kelainan mata
dan kulit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI

Cincin Waldayer:
- Tonsil palatina
- Tonsil lingual
- Tonsil faringeal
(adenoid)
Batas tonsil:
Anterior : pilar anterior
Posterior : pilar posterior
Medial : ruang orofaring
Lateral : otot konstriktor faring superior
Superior : palatum mole
Inferior : tonsil lingual
Tonsil Sepasang

Palatin
Oval
Dinding lateral

a orofaring

Anterior:
muskulus

Batas palatoglossus
Posterior:
musculus
palatofaringeal
Suplai darah
Faringeal
asendens

Palatine asendens

Cabang dari arteri


lingual dan fasial
Tonsilitis adalah
peradangan tonsil
palatine yang merupakan
bagian dari cincin
waldayer
Tonsillitis kronis sakit
tenggorokan menetap
>4 minggu
EPIDEMIOLOGI

Anak usia 5-
Lebih sering 15 tahun
Jarang usia < bakteri
terjadi pada
2 tahun
anak-anak Virus Usia
lebih muda
ETIOLOGI

Bakteri
Bakteri
anaero
aerob
b

lainny
virus
a
FAKTOR RISIKO
Rangsangan menahun dari rokok
Beberapa jenis makanan

Hygiene mulut yang buruk


Pengaruh cuaca

Kelelahan fisik
Pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat
KLASIFIKASI
Bakteri
Akut
Viral

Difteri

Septik

Membranos
Tonsilitis Angina Plaut-Vincent
a

Penyakit kelainan
darah

Proses spesifik: lues


dan Tb

Folikuler
Kronik
Parenkimatous
Patofisiologi
EPITEL MUKOSA
PERADANGAN TERBENTUK
& JAR. LIMF.
BERULANG JAR. PARUT
TERKIKIS

TERISI KRIPTI JAR. PARUT


DETRITUS MELEBAR MENGKERUT

MENEMBUS
PERLENGKETAN
KAPSUL
DIAGNOSIS

PEMERIKSA
PEMERIKSA
ANAMNESIS AN
AN FISIK
PENUNJANG
ANAMNESIS
KELUHAN PASIEN:
ODINOFAGI
DISFAGI
NAFAS BAU
TENGGOROKAN KERING
SAKIT PADA SENDI
NYERI LEHER
DEMAM
PEMERIKSAAN FISIK
Hipertrofi tonsil dan jaringan parut
Pelebaran kripti
Detritus
Pembesaran KGB
Ukuran Tonsil
Ukuran tonsil dibagi menjadi:
T0: Post tonsilektomi
T1: Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris
T2: Sudah melewati pilar anterior, belum melewati
garis paramedian (pilar posterior)
T3: Sudah melewati garis paramedian, belum
melewati garis median
T4: Sudah melewati garis median
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Swab tenggorok
MIKROBIOLO Kultur dari dalam tonsil
GI

Infiltrasi limfosit
Histopatolog
Ugras abses
i Infiltrasi limfosit yang difus
DIAGNOSIS BANDING
Tonsilitis Difteri
TONSILITIS Angina Plaut
PSEUDOMEMBRA Vincent
N Mononukleosis
Infeksiosa
PENYAKIT Faringitis TB
KRONIK FARING Faringitis Luetika
GRANULOMATOS Aktinomikosis
A Faring

Tumor Tonsil
Penatalaksanaan
Terapi mulut (terapi lokal)
ditujukan kepada hygiene mulut
dengan berkumur atau obat isap.
Terapi sistemik dengan
pemberian antibiotik,
kortikosteroid, dan analgetik.
Tonsilektomi
TONSILEKTOMI
Indikasi Absolut
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi
saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan
komplikasi kardiopulmoner.
Timbulnya kor pulmonal akibat obstruksi jalan napas
Sindroma Apneu Tidur yang diakibatkan hipertrofi
tonsil atau adenoid
Hipertrofi tonsil yang menyebabkan disfagia dengan
adanya penurunan berat badan
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk
menentukan patologi anatomi (curiga keganasan)
Abses peritonsil yang tidak membaik dengan
pengobatan medis dan drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Indikasi Relatif
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun
dengan terapi antibiotik adekuat.
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik
dengan pemberian terapi medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian
antibiotik -laktamase resisten
KONTRAINDIKASI :
Infeksi pernapasan bagian atas yang berulang
Demam yang tidak diketahui penyebabnya
Pembesaran tonsil tanpa disertai gejala obstruksi
Ketidakmampuan yang umum atau kegagalan
untuk tumbuh
Gangguan perdarahan
Leukemia
Purpura
Anemia aplastik
Hemofilia
Blood dyskrasia
Penyakit sistemik yg belum
terkontrol
Penyakit jantung
DM
Risiko anestesi yang besar atau
penyakit berat.
Infeksi akut yang berat.
KOMPLIKASI
Sekita

Peritonsilitis
Abses peritonsilar

r


Abses parafaringeal
Abses Retrofaring
Krsta Tonsil

Tonsil Tonsilolith

Organ
Demam rematik dan Penyakit
jantung Rematik
Glomerulonefritis

Jauh
Episkleritis
Psoriasis
Artritis
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas

Nama : An. A

Jenis Kelamin : Perempua

Umur : 12 tahun

Alamat : Bungus Tl. Kabung


Tanggal Pemeriksaan : 7 Januari
2017
Anamnesis

Seorang anak perempuan usia 12


tahun datang ke polikilinik Puskesmas
Bungus Teluk Kabung dengan:

Keluhan utama :

Nyeri saat menelan hilang timbul sejak 1


minggu yang lalu
Riwayat penyakit
sekarang :
Nyeri saat menelan hilang timbul sejak
1 bulan yang lalu. Keluhan serupa
pertama kali dirasakan sejak 3 tahun
yang lalu dan keluhan hilang timbul.
Keluhan dirasakan terutama setelah
mengkonsumsi makanan yang pedas
atau terlalu dingin.
Demam sejak 2 hari yang lalu, tidak
terlalu tinggi.
Rasa mengganjal di tenggorok tidak
ada.
Nafas berbau ada.
Riwayat tidur mendengkur tidak ada.
Sukar menelan tidak ada.
Perubahan suara tidak ada.
Rasa gatal pada tenggorok tidak ada.
Rasa lemah, letih, lesu tidak ada.
Demam, batuk, pilek tidak ada.
Nyeri menjalar sampai ke telinga
ada.
Riwayat bersin di pagi hari disangkal
Riwayat keluar cairan dari telinga
disangkal
BAK dan BAB tidak ada kelainan.
Riwayat penyakit
dahulu :
Pasien telah sering mengalami
keluhan yang sama dan telah
didiagnosa dengan amandel sejak 3
tahun yang lalu, pasien berobat dan
keluhan membaik, namun pasien
tidak melanjutkan pengobatan
Riwayat penyakit
keluarga :
Tidak ada anggota keluarga
yang menderita keluhan yang
sama dengan pasien.

Riwayat pekerjaan,
sosial ekonomi dan
kebiasaan :
Pasien seorang siswa.
Pasien mengaku sering minum
minuman dingin
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : komposmentis
kooperatif

Frekuensi nadi : 88 x/menit


Frekuensi nafas : 16 x/menit
Suhu : 37,1 0C
Pemeriksaan Sistemik

Kepala : normochepal, rambut hitam


Mata : konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik
Leher : tidak ditemukan
pembesaran KGB
Paru
Inspeksi : simetris kiri, kanan statis
dan dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : sonor kiri = kanan
Auskultasi : suara nafas vesikuler
normal, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung

Inspeksi : ictus tidak terlihat


Palpasi : ictus kordis teraba 2 jari medial LMCS
RIC V
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur,
bising tidak ada
Abdomen

Inspeksi : tak tampak membuncit


Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus + normal
Extremitas : akral hangat, perfusi
baik.
Status Lokalis Telinga
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel kongenital Tidak ada Tidak ada
Daun telinga Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang(N)
Dinding liang Sempit - -
telinga Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Ada / Tidak Ada Ada
Serumen Bau Tidak ada Tidak ada
Warna kekuningan kekuningan
Status lokalis
Pemeriksaan Kelainan
hidung
Deformitas Tidak ada
Hidung luar Kelainan kongenital Tidak ada
Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
Massa Tidak ada

Pemeriksaan Dekstra Sinistra


Sinus
Paranasal
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada


Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Simetris/tidak Simetris
Palatum mole + Warna
Merah muda
Arkus Faring
Edem Tidak ada
Bercak/eksudat Tidak ada
Dinding faring Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Ukuran T3 T3
Tonsil Warna Hiperemis Hiperemis
Permukaan Tidak rata Tidak rata
Muara kripti Melebar Melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan
dengan pilar Tidak ada Tidak ada
Warna Merah muda Merah muda
Peritonsil Edema Tidak ada Tidak ada
Abses
Tidak ada Tidak ada
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Gigi Karies/Radiks Tidak ada Tidak ada
Kesan Higiene oral baik
Warna Merah muda
Lidah Bentuk Normal
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada
Pemeriksaan
Kelenjar getah
bening leher :
Inspeksi : tidak tampak
adanya tanda-tanda
pembesaran kelenjar getah
bening leher.
Palpasi : tidak teraba
adanya pembesaran
kelenjar getah bening leher .
Diagnosis Utama : Tonsilitis kronis eksaserbasi akut.

Diagnosis Tambahan : -

Diagnosis Banding :-

Pemeriksaan Anjuran :-

Terapi :
Konservatif :
Parasetamol 3xI/2 tab @ 400 mg
Amoksisilin 3 x I/2tab @500 mg
Vit B Kompleks
Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanam : Bonam
Preventif:

Menghindari minum-minuman yang dingin dan


makan-makanan yang bersifat merangsang
tenggorokan (makanan pedas dan berbumbu) untuk
menegah kerusakan tonsil lebih lanjut.
Tingkatkan higienitas mulut dengan menggosok gigi
minimal 2x sehari terutama setelah makan permen,
coklat serta makanan manis lain sebelum tidur.
Menutup mulut apabila ingin bersin atau batuk untuk
mencegah penularan kepada orang lain.
Makan obat secara teratur terutama konsumsi obat
harus tuntas seperti antibiotik.
Makan makanan dengan gizi seimbang untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
Istirahat yang cukup minimal 6 jam sehari.
Promotif :
Memberikan edukasi kepada pasien dan orangtuanya mengenai
penyakitnya, yaitu tonsillitis merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus atau bakteri, dan penyakit ini dapat berlanjut
atau menjadi kronis apabila faktor predisposisinya tidak dihindari,
seperti beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, dan pengobatan tonsillitis akut yang tidak
adekuat.
Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat
ditularkan melalui udara (percikan droplet) dan tangan.
Memberikan edukasi kepada pasien apabila demam, batuk, dan
pilek agar segera berobat ke pelayanan kesehatan untuk
mencegah timbulnya peradangan pada tonsil.
Kuratif :
Parasetamol tab 500 mg, maksimal 3 x sehari,
apabila demam dan nyeri tenggorokan telah hilang,
maka obat tidak perlu diminum.
Amoksisilin tab 500 mg, diminum 3 x sehari selam
5 hari
Vitamin B komplek, diminum 2 x sehari

Anda mungkin juga menyukai