Anda di halaman 1dari 6

Corynebacterium

diphteriae
Morphologi :
Bentuk Bacillus pleomorpha
Gram positip
Tidak membentuk spora
Tidak berkapsul
Atrikh
Memiliki granula Babes Ernst/Pool Korel
Transmisi melalui rute pernapasan,
atau setelah kontak langsung dengan
lesi kulit.
Patogenesis :
Difteri disebabkan oleh strain Corynebacterium
diphteeriae yg mengandung bakteriofag yg
mengkode toksin bakteri.
GAMBARAN KLINIS :
Infeksi dpt muncul di kulit, nasofaring atau
laring.
Pd tenggorok menyebabkan peradangan akut
dan nekrosis, yg tampak sbg pseudomembran,
berwarna hijau-hitam pd dinding posterior
faring.
Membran ini dpt menyebabkan obstruksi
pernapasan.
* Difteri menyebabkan toksemia.
* Keparahan klinis berhub. dgn
prod.toksin.
Toksin mematikan menghentikan sintesa
protein dlm sel, bekerja langsung pd
miokardium dan menyebabkan
miokarditis, pd sistim saraf tepi
menyebabkan neuropati dan paralisis.
Infeksi kulit sering asimtomatik.
Tata laksana didasarkan pd isolasi dan
pemberian antitoksin dan erithromisin,
bantuan perawatan intensif mgkn
dibutuhkan.
Diagnosis Laboratorium :
Corynebacteria diphteriae
menghasilkan koloni hitam pada
media yg mengandung
telurit(misalnya media
Hoyle),diidentifikasi dgn uji biokimia.
Produksi toksin dikonfirmasi dgn
immunodifusi-agar(tes Elek) atau
deteksi gen toksin dgn NAAT (Nucleic
Acid Amplification Testing).
Media serum Loffler dpt berguna pd
isolasi dini.
Pencegahan dan Pengendalian :
Difteri dicegah melalui vaksinasi
dengan toksoid, seperti dlm jadwal
imunisasi anak.
Imunitas ini bertahan lama, tapi pd
orang dewasa diperlukan booster.
Orang yang kontak dengan penderita
harus diisolasi dan diperiksa.

Sekian..

Anda mungkin juga menyukai