Preskas Ali
Preskas Ali
PNEUMONIA
PEMBIMBING:
dr. Tjatur Kuat Sagoro, SpA
DISUSUN OLEH:
Mohamad Ali Hardityan Febrianto
1420221171
Keluhan Utama
Batuk Berdahak sejak 7 hari yang lalu
Keluhan Tambahan
Demam , mual muntah, nyeri dada saat batuk,
badan terasa lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Makanan
0 6 Bulan : ASI
6 9 Bulan : ASI + makanan lunak
9 12 Bulan : ASI + makanan lunak seperti nasi tim
3x sehari , telur, ayam
Kesan: nutrisi cukup
Umur Vaksin
Kesadaran
:compos mentis
Nadi:90 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup
Suhu :38,1 C
Hitung Jenis:
Basofil: 0.1
Eosinofil : 0.0 L
Neutrofil: 80.1 H
Limfosit: 11.2 L
Monosit: 8.6 H
Analisa Gas Darah:
pH : 7.459 H
Pco2: 21.70 L
HC03: 15.60 L
Total CO2: 15.20 L
Base Excess : -8.50 L
O2 Saturation : 97.7%
Standard HCO3: 19.5 L
Kesan:
PH= Alkalosis
PCO2 = alkalosis
HCO3=asidosis
Alkalosis Respiratorik Terkompensasi
Pemeriksaan Foto Thoraks AP Lateral tgl
27/10/2016
Cor Normal
Pulmo Konsolidasi heterogen diparu
kanan kiri bawah
Hilus normal
Sinus diapraghma dan tulang2 normal
Kesan: Pneumonia
RESUME
Pasien seorang anak laki - laki, usia 13
tahun, mengalami batuk-batuk sejak kurang
lebih 2 minggu lalu, batuk awalnya kering,
tidak disertai demam dan sesak,
DIAGNOSA BANDING
Suspek TB
ANJURAN PEMERIKSAAN
Kultur Darah
Cek Sputum BTA 3X
Uji Tuberkulin
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
1. Cairan Maintenance IVFD KAEN 1 B :
100 CC X 10 + 50 CC X 10 + 25 CC X 19 =
1975 CC/HARI : 72 = 27 tpm makro
2. Oksigen 2 lpm nk
3. Ampicilin 4x500 mg iv 4 kali sehari
4. Chlorampenicol 4x500 mg iv 4 kali sehari
5. Inhalasi Ventolin bila perlu
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru
yang meliputi alveoulus dan jaringan
interstritial yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing.
WHO (World Health Organization)
mendefinisikan pneumonia hanya
berdasarkan penemuan klinis yang didapat
pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi
pernapasan. (PPM IDAI 2010)
Epidemiologi
Diperkirakan hampir seperlima kematian anak
diseluruh dunia, lebih kurang 2 juta anak
balita meningal setiap tahun akibat
pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika
dan Asia Tenggara. Menurut survei kesehatan
nasional 2001, 27% kematian bayi, 22,8%
kematian balita di Indonesia disebabkan oleh
penyakit respiratori, terutama pneumonia
Etiologi
Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi
kecil meliputi Streptococcus gurp B dan
bakteri Gram negatif seperti E.colli,
Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. P
Pneumonia berat
(rawat inap) :
- tanpa gejala
hipoksemia Penyakit sangat berat
- dengan gejala (Pneumonia berat)
hipoksemia
- dengan
komplikasi
Pneumonia ringan
Pneumonia
(rawat jalan)
Infeksi respiratorik
Batuk : bukan pneumonis
akut atas
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
Gejala infeksi umum : demam, sakit
kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu
makan, keluhan gastrointestinal seperti :
mual, muntah atau diare ; kadang-kadang
ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
MIKROBIOLOGIS
PEMERIKSAAN
Abses paru,Infeksi
Sistemik,Endokarditis,Meningitis
Prognosis
Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %,
mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada
anak dengan keadaan malnutrisi energi-
protein dan datang terlambat untuk
pengobatan.
Pencegahan
Vaksinasi pneumokokus
Dapat diberikan pada umur 2,4,6, 12-15 bulan.
Pada umur 17-12 bulan diberikan 2 kali dengan
interval 2 bulan ; pada usia > 1 tahun di
berikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis
ulangan 1 kali pada usia 12 bulan atau minimal
2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur
di atas 2 tahun PCV diberikan cukup 1 kali.
PEMBAHASAN KASUS
Diagnosis pada kasus ini ditegakan karena
adanya gejala sesak nafas disertai pernafasan
cuping hidung dan tarikan dinding dada,
panas badan, ronki basah halus pada kedua
paru. Dari kasus ini dapatkan peningkatan
leukosit dan neutrofil yang perdominan
sehingga mengarahkan kecurigaan
penyebabnya adalah bakteri.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan
sesuai protokol terapi pneumonia berat yakni
diberikan kombinasi antibiotik Ampisilin-
Kloramfenikol.
Ampisilin (50 mg/kgBB) / 500 mg/x untuk
dewasa dan anak dengan berat badan >20
kg, diberikan 4 kali sehari (Ampisilin 4 x 500
mg IV) dan Kloramfenikol (50 mg/kgBB) dalam
dosis terbagi 3-4x /hari (Kloramfenikol 4 x 500
mg IV).
Dapat pula diberikan B2 agonis berupa
inhalasi ventolin yang berguna untuk
meningkatkan fungsi mukosilier saluran
pernapasan. Serta diberikan obat simtomatis
antipiretik-analgetik paracetamol tab 500 mg,
3x1 ,diminum hanya jika demam saja.
DAFTAR PUSTAKA
Garna, Herry, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Bandung : UNPAD
Hegar, Badriul. 2010. Pedoman Pelayanan Medis.
Jakarta : IDAI.
Latief, Abdul, dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan anak