Anda di halaman 1dari 51

MUCOSAL DRUG

DELIVERY SYSTEM

Irham 1112102000036
Fitrahtunnisah 1113102000014
Haka Asada 1113102000074
Nurul Fitria P 1113102000024
Pidia Awalia N 1113102000002
Selvy Nurkhayati 1113102000035
Fairuza Ajeng P 1113102000056
PENDAHULUAN

Suatu obat dapat


diberikan melalui
berbagai rute yang Melalui
berbeda untuk membran
menghasilkan MUKOSA
suatu efek
farmakologis
sistemik

Penghantaran obat melalui


membran mukosa mulut
dianggap sebagai alternatif
yang menjanjikan (Narang,
2011).
PENDAHULUAN
Konsep
Mukoadhesi
Mukoadhesi diperkenalkan sebagai sistem
penghantaran obat dengan pelepasan terkontrol, yaitu
pada awal tahun 1980. Setelah itu, beberapa peneliti
berfokus pada penelitian tentang fenomena antarmuka
dari hidrogel mukoadhesif dengan mukus.
Untuk tujuan penghantaran obat, istilah bioadhesi
menyiratkan pelengkap dari sistem pembawa obat
menuju lokasi biologis spesifik, dimana permukaan
biologis dapat berupa jaringan epithelial.
Apabila tambahan perekat adalah sebuah lapisan
mukus, maka fenomena ini disebut mukoadhesi (Madan
J, et al, 2010).
PENDAHULUAN

Terdapat beberapa keuntungan yang


ditawarkan oleh rute pemberian ini
antara lain :
Menghindari first-pass metabolism,
kemudahan akses ke lokasi
penghantaran, dan peluang
pemberian obat berkelanjutan
terutama melalui jaringan bukal
(Kellaway, 2003).
PENDAHULUAN
Dalam rongga mukosal mulut, penghantaran obat
diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu (Sangeetha, S.,
et al, 2010) :

Penghantaran bukal, dimana


pemberian obat melalui lapisan
membran mukosa di pipi
(mukosa bukal)
Penghantaran sublingual,
dimana penghantaran obat
sistemik melalui lapisan
membran mukosa di dasar mulut

Penghantaran lokal, dimana


merupakan penghantaran obat
menuju rongga mulut
PENDAHULUAN
Penghantaran obat melalui bukal adalah
penghantaran melalui mukosa bukal, yang
terletak di sepanjang pipi, untuk mencapai
sirkulasi sistemik.
Mukosa bukal kurang permeabel jika
dibandingkan dengan mukosa sublingual dan
biasanya kurang bisa mencapai absorpsi obat
dalam waktu cepat ataupun mencapai
bioavailabilitas yang bagus, namun lebih
permeabel jika dibandingkan dengan kulit
ataupun sistem penghantaran lainnya.
Membran lipid pada mukosa mulut menahan
masuknya makromolekul sehingga molekul-
molekul kecil yang tidak terionisasi dapat
Keuntungan &
Kerugian
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

BUCCAL
Karakteristik
Sistem bukoadesif ideal sebaiknya memiliki
karakteristik yaitu memiliki pelekatan yang baik
terhadap mukosa bukal dan kekuatan mekanik
yang cukup, pelepasan obat terkendali,
memfasilitasi laju dan memperpanjang absorpsi
obat, dapat diterima dan meningkatkan
kepatuhan pasien, tidak menganggu fungsi
normal seperti berbicara, makan, dan minum,
pelepasan obat searah menuju mukosa, tidak
menyebabkan perkembangan infeksi sekunder
seperti karies gigi, memiliki margin safety yang
luas baik lokal maupun sistemik, memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap aksi saliva
(Verma, Kaul, Rawat, & Saini, 2011).
Keuntungan Penghantaran Obat Via
Bukal
Perpanjangan waktu tinggal sediaan pada lokasi absorpsi
Peningkatan absorpsi dan efikasi terapetik obat
Aksesibilitas sangat mudah dan absorpsi terjadi cepat karena suplai darah dan aliran
darah baik
Peningkatan bioavailabilitas karena obat tidak mengalami metabolisme lintas pertama
Menghindari degradasi obat pada saluran cerna sehingga dapat menghantarkan obat
dengan bioavailabilitas buruk via rute oral, misalnya obat yang tidak stabil terhadap
asam lambung atau dirusak secara enzimatik atau kondisi basa pada usus
Pengurangan efek samping terkait dosis dapat ditekan karena lokalisasi zat aktif pada
area yang sakit
Memperbaiki kepatuhan pasien karena kemudahan administrasi obat
Dapat untuk penghantaran sustained release
Onset aksi relatif cepat dicapai dan formulasi dapat segera dihilangkan bila ingin
dihentikan.
Mual dan muntah dapat dihindari
Dapat digunakan pada pasien yang tidak sadar atau dalam kondisi tidak kooperatif
Menyediakan rute alternatif untuk penghantaran beragam hormon, analgesik narkotik,
steroid, enzim, agen kardiovaskuler.
Memungkinkan modifikasi lokal permeabilitas jaringan, penghambatan aktivitas
protease dan reduksi dalam respon imunogenik

Jadi, penghantaran agen terapeutik seperti peptida, protein, dan spesies terionisasi
dapat dilakukan dengan mudah (Saurabh, Rishabha, dan Sharma, 2011; Gandhi, Pankil A.
et al., 2011; Verma, Kaul, Rawat, & Saini, 2011)
Kerugian Penghantaran Via Bukal
(Saurabh, Rishabha, dan Sharma, 2011; Sharathchandra,
2011)

Membran bukal memiliki permeabilitas yang lebih rendah


dibandingkan membran sublingual
Luas permukaan absorpsi terbatas. Rongga mulut memiliki
total luas permukaan 170cm2 untuk absorpsi obat, hanya
50cm2 yang merupakan jaringan tidak terkeratinisasi,
sepanjang membran bukal
Saliva yang disekresikan terus menerus (0,5 2 L/hari),
dapat mendilusikan obat
Penelanan saliva dapat menyebabkan kehilangan obat yang
terlarut atau tersuspensi pada sediaan obat tanpa disengaja
Makan dan minum tidak diperbolehkan
Hanya obat dengan dosis kecil yang dapat dihantarkan
Obat yang mengiritasi mukosa atau memiliki rasa pahit/tidak
enak/bau tidak enak tidak dapat dihantarkan dengan rute ini
Obat yang tidak stabil pada pH bukal tidak dapat dihantarkan
Kandidat Obat Ideal untuk Sistem
Penghantaran Obat secara Bukal
(Sharathchandra, 2011)

Dalam sistem penghantaran obat


bukal, kriteria obat yang ideal
adalah sebagai berikut.

1. Bobot molekul antara 200 500


2. Obat stabil pada pH bukal
3. Obat berasa enak dan tidak berbau
4. Obat diabsorpsi dengan difusi pasif
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

SUBLINGUAL
Keuntungan Penghantaran Via
Sublingual (Kumar, et al, 2013)

Kemudahan administrasi untuk pasien yang tidak bisa


untuk menelan tablet, seperti pediatrik, pasien geriatri
dan pasien kejiwaan
Sebuah onset relatif cepat dapat dicapai dibandingkan
dengan oral, dan formulasi dapat dihapus jika terapi
diperlukan untuk dihentikan
Permukaan rongga mulut memiliki kontak besar
kontribusi untuk lebih cepat dan luas dalam
penyerapan obat. Tidak melewati metabolisme hati
dan juga obat dilindungi dari degradasi karena pH dan
enzim pencernaan dari saluran pencernaan tengah.
Disintegrasi cepat di rongga mulut, tanpa perlu air
atau mengunyah
Kekurangan Penghantaran Via Sublingual
(Kumar, et al, 2013)

Tidak cocok untuk Sistem pengiriman


berkelanjutan.
obat sublingual tidak dapat digunakan
ketika pasien tidak kooperatif atau tidak
sadar.
Sejak penggunaan sublingual obat
mengganggu makan, minum, dan berbicara,
rute ini umumnya dianggap tidak cocok
untuk administrasi berkepanjangan
Tujuan & Alasan
TUJUAN DARI SISTEM
PENGHANTARAN OBAT
Tujuannya, yaitu :
1. Langsung disirkulasi melalui vena jugularis dan
menghindari adanya metabolisme pertama
pada obat sehingga bioavalibilitas obat tinggi
2. Melindungi obat dari pH dan degradasi oleh
enzim
3. Dosis dan frekuensi obat dapat diturunkan
4. Memudahkan penghantaran obat sehingga
penghantaran obat lebih spesifik
5. Absorbsi obat cepat dan panjang
6. Memudahkan pemberhentian obat
ALASAN BUCAL/SUBLINGUAL DRUG
DELIVERY SYSTEM
Bucal drug delivery
Untuk sediaan yang
system sangat efektif
dan lebih mudah memiliki waktu paruh
diberikan untuk sediaan yang pendek
seperti peptida (misalnya, midazolam)
(misalnya, insulin, sedian bucal dapat
siklosporin A, dll) yang menurunkan jumlah
mengalami Degradasi pemberian pada
dan proses inaktif oleh pasien dengan
enzim dan pH asam biovalibilitas tinggi,
lambung yang apabila sehingga membantu
diberikan secara oral kepatuhan
yang menyebabkan
penggunaan kepada
penyerapan yang
rendah.
pasien
Cara meningkatkan
Bioavailabilitas
Method to INCREASE DRUG
DELIVERY VIA BUCCAL ROUTE
Absorption enhancers
Absorption enhancer memiliki efektivitas yang baik pada
senyawa yang berat molekulnya tinggi, seperti peptida yang
umumnya menunjukkan penyerapan bukal yang rendah.
Hal ini dapat ditingkatkan penyerapannya dengan cara
meningkatkan fluiditas membran sel, mengubah protein
seluler atau memodifikasi permukaan mucine.
Absorbptions enhancer paling umum : lemak asam, garam
empedu dan surfaktan seperti natrium dodesil sulfat.
Prodrugs
Hussain, et al menyatakan bahwa penghantaran obat opioid
agonis dan antagonis dalam bentuk prodrug
memperlihatkan bioavailabilitas rendah.
Namun, dilakukan penelitian pada Nalbuphine dan
nalokson bila diberikan pada tikus menunjukkan
peningkatan bioavailabilitas dari 30 menjadi 50. sedangkan
ke anjing melalui mukosa bukal, menurunkan bioavailibilitas
disebabkan kelebihan liur yang di produksi oleh anjing.
Method to INCREASE DRUG
DELIVERY VIA BUCCAL ROUTE
pH
Shojaei et al menyatakan bahwa pH 3,3-8,8 menunjukkan
permaebilitas obat yang baik dalam delivery buccal route
Patch
Beberapa penelitian in vitro telah dilakukan tentang jenis dan
jumlah Bahan tambahan dengan profil pelepasan obat
menunjukkan hubungan saling terkait. Juga, pola pelepasan obat
adalah berbeda antara patch berlapis tunggal dan multi-layered.
Sehingga pemilihan patch harus diperhatikan.
Pemilihan polimer yang sesuai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Panner et al., (2011)
atenolol diformulasikan kedalam bentuk tablet bukal bilayer dengan
menggunakan campuran polimer natrium alginat dan karbopol 971
serta penambahan HPMC K100M dan perlitol sebagai peningkat
pelepasan obat dari matriks, dan menunjukkan pelepasan maksimal
obat dibandingkan dengan penggunaan polimer natrium alginat :
karbopol 971 (5:1) dimana konsentrasi natrium alginat adalah 22%.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemilihan polimer yang
sesuai dengan peningkatan bioavailibilitas obat dalam sistem bukal.
Pemilihan polimer yang sesuai dapat meningkatkan bioavailibilitas
Sistem & Bahan
Pembentuk Buccal
mukoadhesif
3 tipe penghantaran bukal
mukoadhesif
1) Tipe I merupakan sistem single layer dimana
pelepasan obat ke semua arah. Pelepasan obat
akibat sediaan yang mengembang.
2) Tipe II merupakan sistem double layer dengan
ditambahkan backing membrane dibagian atas
dari patch tersebut untuk menghindari
kehilangan obat dari bagian atas sediaan menuju
rongga mulut.
3) Tipe III merupakan sistem yang memberikan
pelepasan obat secara tidak langsung. Seluruh
permukaan pada sediaan dilapisi dengan
impermeable backing layer kecuali sisi yang
kontak dengan bukal mukosa.
24
Mekanisme dari mukoadhesi secara umum dibagi
menjadi 2 tahap :

1) Tahapan Kontak
Tahapan pertama adalah tahapan kontak. Terjadi
kontak antara polimer mukoadhesif dan membran
mukus. Terjadi proses perluasan dan
pengembangan dari basis patch sehingga dapat
kontak dengan lapisan mukus.

2) Tahapan Penggabungan
Pada tahapan penggabungan, basis dari
mukoadhesif diaktifkan oleh adanya kelembapan.
Kelembapan memungkinkan molekul mukoadhesif
untuk pecah keluar dan menghubungkan antara
ikatan Van Der Waals dengan ikatan hidrogen.

Untuk terjadi mukoadhesif, interaksi daya tarik harus


lebih besar daripada tolak-menolak non-spesifik.
Terdapat dua rute yang memungkinkan
penyerapan obat melalui epitel dari mukosa
mulut: Transeluler (intraseluler, melewati sel) dan
Paraseluler (antar sel, melewati sel). Permeasi
melewati bukal mukosa dilaporkan paling banyak
terjadi melalui rute paraseluler (Wani, 2007).
Mechanism of Buccal Drug Delivery
Komponen dasar dari Buccal DDS

1. Zat aktif obat


2. Polimer bioadhesif
3. Backing membran
4. Peningkat penetrasi
Polimer bioadhesif
Memiliki karakteristik ideal:
Tidak beracun, non iritasi, bebas dari
kotoran.
pH polimer harus biokompatibel.
Kekuatan mekanik yang cukup.
Bioadhesive di kedua keadaan kering
dan cair.
Berat molekul optimal.
Baking membran
Kemampuan untuk melapisi perangkat
bioadhesive ke membran mukosa, Inert
dalam alam dan obat tidak berpori,
membran kedap air, untuk mencegah
kehilangan obat.
Examples : Carbapol, Magnesium sterate,
Polycarbapol
Permeation enhancers
Zat yang membantu permeasi obat
melalui epitel bukal disebut sebagai
peningkat penetrasi, atau peningkat
penyerapan. Sebagian besar senyawa
yang digunakan sebagai bukal peningkat
penetrasi mukosa umumnya digunakan
sebagai penghalang.
Contoh : sodium lauryl sulfate,
sodiumlaurate
Matriks pada Penghantaran
Bukal Mukoadhesif

Matriks merupakan satu unsur penting


didalam sediaan bukal patch. Matriks
digunakan sebagai basis pembentuk
patch dan juga sebagai zat yang
digunakan untuk berikatan dengan
membran mukus, sehingga zat aktif
dari sedian bukal patch dapat diserap
oleh jaringan epitel.
Ada beberapa macam variasi
matriks yang digunakan
Buccal dosage forms
Buccal Tablets
Buccal patches
Buccal films
Buccal gels and ointments
Tablet
bukal
Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan oval yang
dimaksudkan untuk pemberian pada daerah
bukal yang melarut atau tererosi perlahan,
yang ditempatkan di kantong bukal di antara
pipi dan gusi. Diameter antara 5-8 mm.
Tablet bukal
Tablet bukal

Tablet dengan matrix 2 layer telah


dirancang untuk penghantaran obat
bukal. Tablet dua layer terdiri dari
lapisan dalam yaitu polimer bioadhesive
dan non-bioadhesive pada lapisan luar
yang mengandung obat untuk rilis 2 arah
tetapi terutama untuk aksi lokal.
Tablet
bukal
Setelah obat dilepaskan dari tablet, bahan
aktif diabsorpsi tanpa melewati saluran
gastrointestinal. oleh karena itu, diformulasi
dan dikompresi dengan tekanan yang cukup
untuk menghasilkan tablet yang keras.
Contoh : steroid, seperti estrogen,
misalnya estradiol, dan turunannya seperti
esternya, misalnya valerat, cypionat dan
propionat, progestins, misalnya, progesteron
dan senyawa yang berhubungan, androgen
dan steroid anabolik; propranolol; hormon-
hormon tiroid;
Bukal Patch

Patch bukal adalah bentuk sediaan obat yang


berdasar pada sistem mukoadhesif . Ukuran
ketipisan patch bukal antara 0,5-1,0 mm,
apabila lebih kecil akan menyulitkan dalam
pemakaiannya.
Bukal patch merupakan suatu sediaan yang
didesain untuk dapat melepaskan obat secara
terkontrol. Sehingga sediaan bukal patch
digunakan untuk pengobatan penyakit yang
membutuhkan penanganan secara berkala dan
lama. Salah satu penyakit yang membutuhkan
pengobatan secara bertahap adalah hipertensi.
Contohnya : Carvedilol
Bukal Patch

Patch di lapisi dan umumnya terdiri


dari lapisan kedap air dan lapisan yang
mengandung obat yang memiliki sifat
mukoadhesif dan obat ini dirilis secara
terkendali
Bukal
film
Film bukal lebih disukai lebih dari tablet
mukoadhesif dalam hal kenyamanan
pasien dan fleksibilitas dan mereka
memastikan dosis obat yang lebih
akurat dan waktu tinggal lebih lama
dibandingkan dengan gel dan salep film
bukal juga mengurangi rasa sakit
dengan melindungi permukaan luka dan
karenanya meningkatkan efektivitas
pengobatan
Bukal
film
Sebuah film bukal yang ideal harus fleksibel, elastis,
dan lembut namun cukup untuk menahan kerusakan
yang kuat karena stres dari kegiatan di mulut. Selain
itu, juga harus memiliki kekuatan mukoadhesif baik
sehingga masih dipertahankan dalam mulut untuk
durasi yang diinginkan.
Bukal Gel atau Salep

Ini adalah bentuk sediaan setengah padat


memiliki keuntungan dispersi mudah di seluruh
mukosa mulut.
Masalah retensi gel di lokasi aplikasi telah diatasi
dengan menggunakan formulasi bioadhesive
dengan polimer bioadhesive tertentu.
Misalnya, natrium karboksimetilselulosa
mengalami perubahan fase dari cair ke semipadat.
Perubahan ini meningkatkan atau memperbaiki
viskositas, mengakibatkan pelepasan
berkelanjutan atau dikendalikan obat.
Contoh : obat sariawan
DAFTAR PUSTAKA
Kellaway, Ian W., Ponchel, Gilles. 2003. Oral Mucosal Drug
Delivery. Marcel Dekker, Inc.
Madan J., et al. 2010. Mucosal Drug Delivery System. India:
Sinhgad College of Pharmacy.
Narang, Neha., Sharma, Jyoti. 2011. Sublingual Mucosa as a
Route for Systemic Drug Delivery. International Journal of
Pharmacy and Pahrmaceutical Sciences. Vol 3. Suppl 2.
Sangeetha, S., Ventakesh, D Nagasamy., Krishan, PN.,
Saraswathi, R. 2010. Mucosa as a Route for Systemic Drug
Delivery. Reasearch Journal of Pharmaceutical, Biological,
and Chemical Sciences. Vol.1 Issue 3.
DAFTAR PUSTAKA
Shojaei Amir H., Buccal Mucosa As A Route For Systemic Drug Delivery: A
Review,
University of Alberta, Faculty of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
Edmonton, Alberta, Canada, J Pharm Pharmaceut Sci 1 (1):15-30, 1998
Hans E. Junginger, Janet A. Hoogstraate, J. Coos Verhoef, Recent advances in
buccal drug delivery and absorption in vitro and in vivo studies, Journal of
Controlled Release 62 (1999) 149159
N.Chidambaram and A.K.Srivatsava, Buccal Drug Delivery Systems, Drug
development and industrial pharmacy, 21(9), 1009-1036 (1995)
Y.W. Chein, Novel Drug Delivery Systems, 2 nd edition, revised and expanded,
Marcel Dekker, Inc. New York , 1992(pg. no. 195 224)
N.K. Jain, Controlled and Novel drug delivery, CBS Publishers & Distributors,
New Delhi, First edition 1997 (reprint in 2001)
Daftar Pustaka
Gandhi, P.A., Patel, M.R., Patel, K.R., & Patel, N.M. (2011). A review
article onmucoadhesive buccal drug delivery system. International
Journal of Pharmaceutical ResearchandDevelopment,3(5),159-173.
Kumar, A.B. et al. 2013. A Review: Sublingual Route For Systemic
Drug Delivery. International Journal of Drug Research and
Technology. 2277-1506
Saurabh, R., M., Rishabha, dan Sharma, P.K.. (2011). Trends in
buccal film :formulation characteristics, recent studies and
patents. European Journal of Applied Sciences,3(3), 93-101.
Sharathchandra. (2011, 12 Juli). Buccal drug delivery system. 2
Januari, 2012. http://pharmaxchange.info/press/2011/07/buccal-
drug-delivery-system/
Verma, S., Kaul, M., Rawat, A., Saini, S. (2011). An overview on
buccal drug delivery system. International Journal of
Pharmaceutical Sciences and Research, 2(6), 1303-1321.
Daftar Pustaka
R Schwagmeierdkk. 1998. Midazolam pharmacokinetics
following intravenous and buccal administration. BJCP
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1873675/
IshikawaT, KoizumiN, MukaiB. Pharmacokineticsof
acetaminophen fromrapidly disintegrating compressed tablet
preparedusingmicrocrystallinecellulose (PH-M-06) and spherical
sugar granules. Chem Pharm Bull (Tokyo) 2001; 49:230-32.2.
PriceTM,BlauerKL,HansenM,StanczykF,LoboR,BatesGW.
Single-dose pharmacokinetics of sublingual versus oral
administrationofmicronized17beta-estradiol.ObstetGynecol
1997;89:340-45.
3. R.PWaltonAbsorptionofdrugsthroughtheoralmucosa.III Fat-
watersolubilitycoefficientofalkaloids.ProcSocExpBio
Med1935;32:1488.

Anda mungkin juga menyukai