Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN

KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Ns.IKRAM BAUK, M.Kep, WOC(ET)N
Pengertian :
1. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
Upaya mengatasi keadaan gawat darurat agar pasien tdk
meninggal, memburuk keadaannya a/ mencegah/mengurangi
kecacatan.
2. Pasien Gawat Darurat
pasien yang tiba-tiba berada dlm keadaan gawat & terancam
jiwanya a/ anggota badannya (akan menjadi cacat), bila tdk
mendpt pertolongan secepatnya.
3. Pasien Gawat Tdk Darurat
Pasien berada dlm keadaan gawat ttp tdk memerlukan tindakan
darurat, mis, kanker stadium lanjut.
4. Pasien darurat Tdk Gawat
Pasien akibat musibah g dtg tiba2 ttp tdk mengancam jiwa &
anggota badannya, mis, pasien luka sgt dangkal.
5. Pasien Tdk Gawat Tdk Darurat
Mis, Ulcus tropicum TBC kulit dsb.
6. Kecelakaan (Accident)
Suatu kegiatan dimana terjadi interaksi berbagai faktoer yg
datangnya mendadak tdk dikehendaki sehingga menimbulkan
cedera (fisik, mental & sosial).
Prinsip Penanggulangan Pasien Gawat Darurat
Kematian penderita gawat darurat akan terjadi dlm waktu
singkat (4 6 menit) bila trdpt kerusakan pada
Sistem susunan saraf pusat, pernafasan, kardiovaskuler &
hipoglikemia.
Sedangkan kegagalan sistem organ yg lain dpt
menyebabkan kematian dlm waktu > lama.
Upaya PPGD mencegah kematian ditentukan oleh :
1. Kecepatan ditemukan penderita
2. Kecepatan meminta pertolongan
3. Kecepatan & kwalitas pertolongan yg diberikan untuk
menyelamatkannya.
Sebab Kematian :
1. 50% gawat darurat + dlm perjlnan ke RS atau di Rumah & pd
pasien trauma 50% + pd saat kejadian atau beberapa
menit setelah kejadian.
2. 35% + dlm 1 2 jam stlh trauma disebabkan :
- Trauma kepada berat (hematoma sub dural atau ekstra
dural)
- Trauma toraks (Hemato toraks) atau laserasi hati.
- Fraktur femur atau pelvis dgn perdarahan masiv.
- Trauma multipel dgn perdarahan.
Pencegahan kematian dilakukan pd 1 2 jam ini dimana
tindakan hrs agresif. Angka kematian terutama ditentukan pd
fase ini.
3. 15% + stlh beberapa hari atau minggu karena :
- Mati otak
- Gagal organ, bahkan multi organ failure.
- Sepsis

SISTEM PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT


SECARA TERPADU

Penanggulangan penderita gawat darurat : bedah & non


bedah.
Masalah kegawatan : pernafasan, jantung, otak (stroke),
koma dll.
Dlm penanggulangannya diperlukan pengetahuan,
keterampilan, alat obat ACLS/ATLS
APGDT Mempunyai beberapa Komponen :
1. Fase deteksi
2. Fase supresi
3. Fase pra RS
4. Fase RS
5. Fase rehabilitasi
6. Komponen penanggulangan bencana
7. Komponen evaluasi
8. Komponen dana
SPGDT(sistim
penanggulangan gawat
darurat terpadu)
Sistim ini dilandasi o/ time management
yg mrpkn implementasi dr time saving is
a life and limb saving mengandung unsur
quick response dan ketepatan berupa
pertolongan pertama di t4 kejadian o/
awam dan awam khusus yg terlatih,tenkes
profesional kegawatdaruratan ambulans
dan dokter sbg jung tombak,dan bila perlu
rujukan RS
Unsur kecepatan yg di tunjang o/ sistim
komunikasi dan transportasi yg handal
Unsur ketepatan: BLS & ALS (advance life
support)
O/ karena itu SPGDT terdiri dr 2 unsur
penting:
1. pra rumah sakit: pertolongan pertama
di t4 kejadian
2. di RS: sbg sarana rujukan bila
membutuhkan sarana spesialistik.
Unsur pra RS:
1. Kesehatan
2. Rescue dan
3. Keamanan u/ menjamin kecepatan &
ketepatan tindakan pertolongan sebelum
di rujuk ke sarana rujukan yg memadai
bila di perlukan
* PPGDT meliputi aspek kegawat daruratan
( trauma persalinan
neonatus,keracunan,pey acut infeksi dan
peny degeneratif spt serangan jantung
dan stroke.
Pengertian
1. Kegawat daruratan adl suatu keadaan kritis
acut yg mengancam nyawa dan
mengakibatkan kecacatan, yg dpt menimpa
sso a/ klp masy yg dpt tjd di mana saja kapan
saja dlm skala yg dpt di atasi setempat
2. Bencana adl kegawt daruratan dlm skala besar
berupa korban manusia ,rusaknya prasarana,
sarana dan fasilitas umum yg membutuhkan
bantuan.bantuan dpt brp tenega,logistik dll
tergantung dr kemampuan daerah tsb dlm
penanganan bencana
Bencana dpt dsebabkan:
* Men made disaster
* Natural disaster
ALS : dsbt jg pertolongan gawat darurat
spesialistik di t4 rujukan
BLS dsbt jg PPGD
SPGDT memberikan gambaran kpd semua
pihak bahwa pelkes ke gadar mrpkn T.jawab
bersama dan bukan menjadi T.jawab unsur
kesehatan saja dan harus di kerjakan
bersam baik dlm lintas sektor,profesi
maupun masy. o/ karana itu perlu di sadari
pntgnya SPGDT sbg bagian dlm
mewujudkan rasa aman bagi masy kelak
Dasar kepentingan bersama inilah shg di
bntklah PSC ( public safeti centre ) sbg
ujung tombak safe communiti yg mrpkn
sarana publik yg tdd:
1. Unsur ambulance 118.
2. Kepolisian 110.
3. Pemadam kebakaran 113.
MEKANISME CEDERA
Trauma adl istilah kedokteran u/ cedera a/ perlukaan
yg mjd masalah kesehatan plg mahal. Dari 4 penyebb
kematian semua umur, trauma mjd penyebb utama
kematian anak dan dws dibwh usia 45 th. Dan dr setip
kematian lbh dr 10 msk RS dan ratusan berobat di unit
pel GADAR.
Biaya yg di keluarkan ckp mahal, lbh dr 2x biaya u/
penderita peny jtg dan kanker. Kerugian akibat trauma
melputi cacat fisik dan materi, mengharuskan kita
mempelajari penanggulangan dan penceghannya.
Cedera dpt di jelaskan sbg interaksi
penderita ( host ) & energi ( agent ) dlm
lingk tertentu.
Penyerapan energi pd korban akan
manyebabkan cedera.
5 btk dasar energi yg dpt menimbulkan
cedera: 1. MEKANIK a/ KINETIK
2. PANAS
3. KIMIA
4. LISTRIK
5. RADIASI
Tabrakan kendaraan bermotor
3 hal yg harus di pehatikan dlm kecelakaan
kendaraan bermotor
1. Benturan mesin
2. Benturan bodi
3. Benturan organ
Kecelakaan mobil yg menabrak pohon dr dpn
dgn kecepatan 100 km/jam dpt tjd trauma
kepala, cedera servikal, cedera intra
abdomen,cedera musculus keletal( fraktur &
dislokasi ) hukum yg bekerja disini adl neuton
2 benda yg bergerak akan tetap dlm garis
lurus kecuali tjd pengaruh gaya dr luar
Tabrakan kenderaan bermotor tjd dlm bbrp btk
tiap btk mempunyai pola cedera:
1. the head on collision
2. The T bone a/ lateral impact collision
3. The rear end collision
4. The rollover collision
I. Tabrakan depan:
1. Cedera krn benturan kaca depn (windshiel
injuries).
deselerasi cepat akan membentur kaca depan,
besar kemungkinan tjd cedera berat berupa
gang jln napas & cdera serfikal
3 hal yg harus di perhatikan pd benturan
ini:
1. Benturan mesin: kerusakan bag depan
kendaraan
2. Benturn bodi: btk jaring laba2 pd kaca
depan (spider wep pattern)
3. Benturan organ: cedera otak
(contracoup) cedera jar.lunak (klt kepala
muka & leher) hiper ekstensi / fleksi
tulang leher
Gambaran jaring laba2 pd kaca depan
curiga adanya cedera servikal
Kpala membentur kaca depan
mengakibatkan cedera kepala akan
terlihat adanya luka robek dan memar yg
menakutkan
Yg pokok adl bebasnya jln napas,
memperhatikan imobilissi tlg leher dan
pemeriksaan tkt kesdaran.
2. Cedera benturan stir (steering wheel injuries)
Pengemudi a/ penumpang yg tdk memakai
seat bealt, perubahan btk stir harus
menimbulkan kecurigaan pd muka,leher,
thoraks,dan abdomen.
Berdasarkan konsep 3 benturan maka harus
di periksa:
1. Benturan mesin: besarnya kerusakan benturan
depan
2. Benturan badan kerusakan stir (bengkok) dan
tonggaknya bengkok a/ utuh
3. Benturan organ: jejas pd kulit
Tabrakan depan tergantung dr bag badan yang
membentur stir, dpt terlihat adanya laserasi di
mulut dan dagu, memar di leher bag depan,
jejas trauma di ddg dada dan abdomen.

Ingat fenomena gunung es
Organ dlm dpt mengalami beban memotong
(shearing force), menekan (compression force)
dan pergeseran energi kinetik.

Shearing force: aorta, hati, ginjal, limpa dan
ususperdarahan tersembunya dan syok
Compression force mencederai paru,
jantung, diafragma, dan kand.kencing
Tanda yg ptg adl terjadi gang.pernapasan
akibat contusio paru, pneumothoraks,
hernia difragma a/ flail ches

Adanya jejas di dada yg dpt
mengakibatkan contusio miocardial perlu
di lakukan EKG.
Perubahan btk stir harus membuat kita
curiga dan perlu memberitau dokter yg
menerima penderita
3. Cedera dashboard (dashboard injuries)
- Tjd pd penumpang tanpa seatbealt
- Yg sering tjd adl cedera muka dan lutut
BERDASARKAN 3 KONSEP BENTURAN :
1. Benturan mesin : kerusakan mobil
2. Benturan bodi : kerusakan dashboard
3. Benturan organ : trauma muka, trauma
kepala, hiper ekstensi/fleksi tlg leher dan
cedera lutut
memar dada dan lutut mengikuti
fenomena gunung es lutut sering
terbentur spi tjd fraktur patella yg berat.
- Dpt tjd dislokasi lutut, energi kinetik dpt di
teruskan ke proksimal shg tjd fraktur
femur a/ dislokasi panggul.
- Dlm keadaan yg jarang pelvis dpt
membentur dashbord shg tjd fraktur
asetabulum a/pelvis menimbulkan byk
perdarahan dan syok.
CATATAN : u/ mencegah adanya cedera yg
tak terlihat perlu sll di periksa femur, pelvis
dan simfisis pubis scr hati2.
4. Cedera lain (miscellaneous weapons)
Dpt tjd benda2 yg ada di dlm mobil dpt
mencederai spt barang bawaan,
makanan,buku dan penumpang lain dpt
mematikan pd saat tjd deselerasi cepat ke
depan.
II. Tabrakan samping.
Mekanismenya menyarupai tabrakan depan
tambahannya terdpt pemindahan energi ke
samping
- Dgn konsep 3 benturan di dpt kan :
1. Benturan mesin: kerusakan utama mobil,
periksa benturan t4 pengemudi & penumpang
2. Benturan bodi: kerusakan pintu (sandaran
tangan bengkok, pintu melengkung keluar a/ ke
dlm).
3. Benturan organ: terdpt berbagai kemungkinan
- Cedera yg sering tjd:
* kepala: Contracoup disebabkan pergerakan
kesamping.
*Leher mulai dr strain otot spi subluxasi dgn
kelumpuhan
*lengan dan bahu ssi dgn t4 benturan
*thoraks / abdomen : di sebabkan tek
langsung dr pintu t4 benturan a/
penumpang tanpa seatbelt akan terdorong
di t4 duduk
*pelvis dan tungkai: penumpang di daerah
benturan akan terdpt fraktur femur,
panggul dan pelvis.
III. Tabrakan belakang (rear impact collision)
- Kendaraan di tabrak dr belakang a/
kendaraan pelan di tabrak kendaran cepat
- Peningkatan kecepatan yg tiba2
menimbulkan gerakan kebelakang
penumpang & menyebabkan tjd hiper
ekstensi tlg leher.
- Dpt jg terjd deselerasi cepat kedepan jika
kendraan tiba2 menambrak a/ di rem
mendadak.
IV. Terguling (rollover collision)
- Bodi kendaraan terguling dpt terbentur ke
berbagai arah kemungkinan tjd cedera besar.
- Tjd cedera tlg servikal krn tek axial.
- Kendaraan yg berguling di ketahui dr kerusakan
atap kendaraan, goresan, kotoran/lumpur,
perubahn btk atap.
- Kejadian ini resiko kematian lbh besar dr
tabrakan lain
- Penumpang terlempar klr kendaraan memp.
Kemungkinan mortalitas 25 x dr yg tdk.
BENTURAN KENDERAAN KECIL
(SMALL VEHICLE CRASHES)
*Sepeda motor, sepeda dan yg lainnya.
*pengendara ini tdk mempunyai alat
penahan, jika tjd kecelakaan benturan
depan, samping, belakang a/ terguling
maka cara perlindungan diri berupa:
Usaha mengelak.
Pemakaian helm.
Pakaian pelindung.
Kendaraan yg mampu menyerap energi
kinetik (sepeda anti slip).
Cedera yg sering tjd adl fraktur klavikula,
sternum dan costae, perlu jg di curigai adanya
cadera bag.kepala servikal dan tlg belakang.
DESELERASI CEPAT VERTIKAL
Mekanisme jatuh dr ketinggian, 3 faktor yg
harus di identifikasi & disampaikan kepusat
komunikasi (medical direction) :
1. Jarak ketinggian
2. Bagian tbh yg membentur
3. Permukaan yg terbentur
*Klpk yg paling beresiko adl dewasa & anak2 di
bwh 5 th.
*cedera kepala lbh sering pd anak2.
* orang dws lebih sering mengalami cedera
sbb:
1. Patah tlg kaki a/ tungkai
2. Cedera pelvis a/ panggul
3. Tekanan axial pd lumbal & cervical
4. Beban deselerasi vertikal pd alat2 tubuh.
5. Fraktur colles/pergelangan tangan
* makin tinggi jatuhnya makin berat cedera
tetapi t4 yg rendah jgn di anggap ringan,
kerasnya permukaan & tdk teratur
mempengaruhi cedera.
CEDERA DASHBOARD

Sumber : EMT-BASIC TEXTBOOK Sumber : www.medpics.findlaw.com


CEDERA YANG SERING TERJADI
PADA BENTURAN SAMPING

Sumber :www.jems.com
PEJALAN KAKI VS KENDARAAN
DESELERASI CEPAT
VERTIKAL
LUKA TEMBUS PROYEKTIL (proyektil
penetration)
Berbagai obyek dpt menimbulkan luka tembus
mulai dr benda tajam sampai benda asing yg
terlempar dpt menembus thoraks atau abdomen
yg sering adalah pisau atau peluru.
*luka dr pisau tergantung daerah anatomi,
panjangnya pisau dan sudut arahnya.
*luka tusuk abdomen bag atas dpt menembus
thoraks & luka tusuk di bwh iga 4 dpt menembus
abdomen
*yg harus di ingat JANGAN MENCABUT PISAU
YG MENEMBUS.
LUKA TEMBUS

Sumber :www.medscape.com
CEDERA LEDAKAN
Umumnya tjd karena industri, spt gas & juga
terorisme.cedera karena ledakan di sebkn 3
faktor:
1. primer: udara ledkn
2. Sekunder: korban di terjan bahan yg terlempar
karena tenga ledekan
3. Tersier:terlempar & membentur obyek lain
*cedera primer dpt merusk gendang telinga,
pneumotoraks, perdrahan paru (ruptur alveoli),
kerusakan sal.pencernaan berupa memar
usus dr lmbung spi ruptur.
CEDERA KARENA LEDAKAN

www.medscape.com
PEMERIKSAAN &
TINDAKN AWAL
Menurut adam cowley: jika pasien dpt
mencapai kamar operasi dlm 1 jamsetelah
truma maka keberhasilan penyelamatan 80 %
waktu ini dsb sbg the golden hour
Kit mempertaruhkan setip mnt dlm golden hour
utk setiap tindakan sebelum mencapi kamar
operasi berarti setiap tindakan harus
bertujuan life saving, efisien terencana scr
logis dan berurutan.
Utk mencapai 7an tsb bbrp konsep yg
prlu di perhatikan adl:
1. Lakukan tindakan primeri survei dan
secondari survei yg baik di lapangan
2. Pasen trauma tdk di lakukan tindakan
defenitif di lapangan, ttp di UGD dan
kamar operasi. Walaupun interfensi kritis
di lakukan di lapngan.
3. Keadaan fatal yg dpt di cegah
(preventable death) di sebabkan
kelambanan mencapi kamar operasi
4. Pelayanan trauma harus dpt membuat
pasien di rujuk segera ke RS terdekat yg
dpt memberikan pengobatan defenitif.
Proses penyelamatan harus cepat dan
efisien di mulai dgn panggilan
ambulans.tindakan cepat tdk berarti
terburu2 ttp memaksimalkan harapan
hidup u/ pasien dgn melakukan 6 tahap
panggilan ambulans scr tepat yaitu:
1. Predispatch
mrpkn tahap awal yg di tentukan o/
kemampuan menemukan t4 kejadian, jln
terdekat & kesiapan peralatan dan
kendaraan harus di perhatikan.
2. Dispatch
petugas hrs mempunyai informsi cukup utk menjawab
panggilan scr tepat : jenis panggilan, alamat yg tepat,
telepon ulang.
3. Berngkat ke tempat kejadian.
4. Tindakan di tempat kejadian
5. Menuju RS
6. Tindakan tiba di RS, pasien tdk boleh di tinggalkan
begitu saja. Laporan di serahkan keperawat a/ dokter yg
menerima , catatn meliputi:
- Tempt kejadian .
- Mekanisme cedera.
- Observasi cedera yg di curigai.
- Tindkn yg telah di kerjkan & perubahan kondisi pasien.
- Setelah selesi tugas kendaran kbli ke tempat siaga.
PEMERIKSAN TRAUMA
Pemeriksaan di tempat kejadian dimulai dr persiapan
sebelumnya. Kegagalan persiapan utk tindakan awal dpt
membahayakan penderita dan jg penolong.
*tindakn awal di tempat kejadian
( scene survey )
1. periksa keadaan sekitar: (keamanan pasien, ambulns,
perlatan dan petugas sendiri)
2. perhatikan jumlah pasien: -
jika lbh dr satu pasien, penggil bantuan
ambulan.
- apakah semua pasien sudah diberikan penjelasan,
jika pasien tdk sadar dan tdk ada saksi di t4 kejadian,
cari identits & informasi lain yg ada. Periksa t4 kejadian
utk pasien yg lain, terutama pd malam hari a/ kondisi
kurang terng.
PERALATAN DASAR / ESSENSIAL
Perlatan yg perlukan adl:
1. Long spineboard & imobilisasi kepala.
2. Imobilisasi leher
3. Oksigen & alat jln nafas ( termasuk
suction )
4. Trauma box ( alat balut, tensi meter,
stetoskop dll )
5. Alat proteksi diri bagi penolong
imoobilisasi leher dgn
neck collar
Alat ini dapat
mencegah
/melindungi leher dari
fraktur servikal,
gunakan jika pasien
dicurigai fraktur
servikal dengan
meliat jejas diatas
klavikula, pasien tdk
sadar setelah trauma
kepala dll
PEMERIKSAAN PASIEN DAN
PRIORITAS TINDAKAN
Pemeriksaan dimulai dr psien yg
terberat di dahulukan, kecuali psien dlm
jlh byk (multiple casualti incident) cepat
dn hati2, perlakuan kasar akan
menambah cedera
*ada 4 tahap tindakn yg di lakukan
berdsarkan prioritas
1. Primari trauma survey
lakukan pemeriksaan yg cepat & tepat
utk menentukan kondisi yg mangancam
jiwa.
Urutan pemeriksaan yg harus di ingat dlm melakukan
primary survey:
1. Lihat situasi keseluruhan pasien pd waktu mendekati
pasien.
2. Periksa airway, kontrol C-spine dan tingkat kesadaran
awal.
3. Periksa pernapasan.
4. Periksa sirkulasi.
5. Periksa abdomen, pelvis dan extrimitas.

2. Tindakan kritis dan keputusan transport


setelah selesi di lakukan primary survey, & sh mendpt
informasi lengkap, pasien yg dlm keadaan kritis
sebaiknya segera di transfar, tind.yg di laksanakan di
t4 adl menghilangkan sumbatn jln nafas,
menghentikan perdarahan besar, menutup luka yg
terbuka di ddg thorax.
3. Secondari truma survey
pada penderita kritis secondary survey di
kerjakan selama transport. Jika pd primary
survey tdk terdpt kondisi kritis, seconday
survey di kerjakan di t4 kejadian. Walaupun
pasien dlm keadaan stabil, secondary survey
di t4 kejadian tdk boleh lbh dr 3 mnt jika
mungkin.
prioritas pemeriksaan pd secondary survey :
1. Tanda vital
2. Riwayat & kejadian trauma
3. Pemeriksaan dr kepala ke kaki
4. Balut bidai
5. Monitor terus menerus.
4. Penanganan kritis dan reassessment
Tdd tindakan yg di kerjkan di t4 kejadian a/
selma transport, reassessment survei disetai
komunikasi dg medical control. Reassessment
survei adl pemeriksan u/ mengetahui
perubahan kondisi pasien.
prioritas pemeriksaan reassessment survey
adalah :
1. Tkt kesadaran
2. Jalan nafas
3. Breathing
4. Nadi, tek.darah warna kulit dan suhu
5. Pemeriksaan abdomen
6. Pemeriksaan yg berhubungan dg cederanya
7. Periksa hasil tindakan
5. Pemeriksaan pasien dengan
perencanaan prioritas :
- Primary survay.
- Evaluasi jalan nafas, kontrol servikal, dan
tkt kesadaran awal.
- Peiksa pernafasan (breathing) & sirkulasi
- Pemeriksaan abdomen, pelvis dan
ekstremitas.
- Keputusan transport segera dan intervensi
keadaan kritis.
- Secondary survey.
PRIMARY SURVEY :
- Pemeriksaan dikerjakan scr
cepat <dari 2 mnt scr lembut /
hati2, primary survey tdk boleh
dihentikan kecuali ada
sumbatan jln nafas dan
cardiac ares lakukan
resusitasi
BHD
EVALUASI JALAN NAFAS, KONTRIL
SERVIKAL DAN TKT KESADARAN
AWAL
- Pemeriksaan segera dimulai walaupun
bersamaan dgn extrikasi.
- Pemimpin tim mendekati pasien dr
depan, pasien tdk boleh memutar
kepala.
- Penolong kedua segera melakukan
stabilisasi leher dlm posisi netral dan
dikerjakan scr hati2, jika sendiri tdk boleh
dilepaskan spi di pasang fiksasi leher.
- Pemimpin tim harus berbicara pd pasien
jawaban pasien memberi kesimpulan jln
napas baik, dan kesadaran baik. Jika tdk
ada jawaban kemungkinan tjd penurunan
kesadran segera lakukan LOOK, LISTEN
AND FEEL pd pernapasan, jika ada
obstruksi bebaskan jln napas dan
lanjutkan primary survey. INGAT cedera
leher tdk boleh ekstensi leher.
- Pasien dgn kesulitan jln napas dan
penurunan kesadaran msk kategori LOAD
AND GO.
- Semua pasien dgn penurunan keadaran
harus dilakukan hiperventilasi (24 X / mnt)
jk memungkinkan, kepala di pertahankan
dg kedua posisi lutut penolong dan kedua
tangan memberikan oksigen serta bag-
valve- mask utk membantu ventilasi
setelah ini berikan tambahan O2 dlm
kadar tggi
PERIKSA PERNAPASAN (BREATHING)
DAN SIRKULASI.
- Periksa breathing ( B ), sirkulasi ( C ),
sebaiknya dilakukan bersamaan periksa
denyut karotis dan tangan sebelahnya
didada utk menilai respirasi. Tdk ada
pulsasi karotis dan tdk ada pernapasan
segera lakukan CPR.
- Setelah leher di imobilisasi buka jln napas
dgn modifikasi jaw thrust, lkkn evaluasi
breathing dan sirkulasi sbb:
1. Lakukan LOOK, LISEN and FEEL
adanya tanda pernapasan tdk normal
segera cari penyebabnya, berikan O2
dan bantuan ventilasi sambil stabilisasi
leher dgn neckolar brace
2. Setelah memeriksa jlh dan kualitas
pernapasan, nilai jlh dan kualitas pulsasi
dan bandingkan dgn pulsasi arteri nadi
radialis dan brakhialis.
3. Pemeriksaan selanjutnya adl warna kulit
dan suhu. Informasi ini dihub.dgn tkt
kesadaran utk menilai sirkulasi, ada a/
tdk ada syok.
4. Perkirakan tek.darah jika ke2 pulsasi
teraba ( karotis dan radialis ) tek.darah di
atas 80 mmHg, jika hanya teraba pulsasi
karotis tek. 60-80 mmHg menunjukkan
adanya tanda2 syok, tanda syok yg lain
tachikardi, dingin, berkeringat, pucat,
dingin lemah dan haus.
5. Periksa leher, meihat dan meraba adanya
cedera berupa perubahan warna,
pembengkakan, empisema subcutis. Lihat
vena leher distensi dan trachea di tengah
a/ tdk pasang neck collar brace.
6. Lihat raba dan dengar dinding dada jika
terdapat kesuitan bernapas baju harus di
buka u/ pemeriksaan, lihat adanya
perubahan btk, memar, lecet, luka
tembus, luka bakar, luka tembus, laserasi
dan pembengkkan, raba nyeri krepitasi.
Tindakan membebaskan
jalan napas.
A. Chin lift
b. Jaw trust
Jaw trust
c. Cin lift dan head til
Membebaskan
jalan napas
dengan
tindakan
pemasangan
orofaringeal
Airway..dgn
membuka
mulut dengan
cross finger,
putar 180
derajat.
Tind.laringoskopy &
pemasangan ETT

Membebaskan
jalan nafas
dengan
membuka
laring dengan
bantuan
laringoscopy
dan
pemasangan
ETT
Hati-hati pada
saat
pemasangan
laringoscopy
pada pasien
denggan fraktur
servikal ,kepala
jangan terlalu
diekstensikan,pa
sang neck collar
untuk
melindungi
servikal dari
cedera.
Selamat belajar di Lab
yah..menghayal boleh
dulu....dan memikirkan
akan efektif setelah dilihat
dan dilakukan...yakin pasti
bisa..

Anda mungkin juga menyukai