Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM

PERNAPASAN
Anatomi Fisiologi Pada Sistem
Pernapasan
Sistem Pernapasan Atas
Nasal

Hidung adalah organ indra


penciuman. Ujung saraf yang
mendeteksi penciuman berada
di atap (langit-langit) hidung
di area lempeng kribriformis
tulang etmoid dan konka superior. Ujung
saraf ini distimulasi oleh bau di udara.
Impuls saraf dihantarkan oleh saraf
olfaktorius ke otak di mana sensasi bau
dipersepsikan.
Pada proses pernafasan secara khusus
rongga nasal berfungsi antara lain :
- Bekerja sebagai saluran udara pernafasan.
- Sebagai penyaring udara pernafasan yang
dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
- Dapat menghangatkan udara pernafasan
oleh mukosa
- Membunuh kuman-kuman yang masuk,
bersama-sama udara pernafasan oleh
leukosit yang terdapat dalam selaput lendir
atau hidung.
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari
dasar tengkorak sampai persambungannya
dengan oesofagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid
Beberapa fungsi faring:
a. Saluran nafas dan makanan
b. Penghangat dan pelembab
c. Fungsi bahasa
d. Fungsi Pengecap,
e. Fungsi Pendengaran
f. Fungsi Perlindungan,
Laring
Terdiri dari rangkaian cincin tulang rawan
yang
dihubungkan oleh otot-otot
yang mengandung pita suara,
selain fonasi laring juga berfungsi
sebagai pelindung. Laring berperan
untuk pembentukan suara dan
untuk melindungi jalan nafas
terhadap masuknya makanan dan
Cairan.
Fungsi Laring :
Produksi suara
Pelindung saluran napas bawah
Jalan masuk udara
Pelembap, penyaring, dan
penghangat udara yang masuk.
Trakea
Trakea, merupakan lanjutan
dari laring yang dibentuk oleh
16 sampai 20 cincin kartilago
yang terdiri dari tulang-tulang
rawan yang terbentuk seperti
C. Trakea dilapisi oleh selaput
lendir yang terdiri atas
epitilium bersilia dan sel
cangkir. Trakea hanya
merupakan suatu pipa
penghubung ke bronkus
Fungsi trakea :
- Penunjang dan menjaga kepatenan, Susunan jaringan
kartilago dan elastik menjaga kepatenan jalan napas dan
mencegah obstruksi jalan napas saat kepala dan leher
digerakkan.
- Eskalator mukosiliaris, Eskalator mukosiliaris adalah
keselarasan frekuensi gerakan silia membran mukosa yang
teratur yang membawa mukus dengan partikel yang
melekat padanya ke atas laringdi mana partikel ini akan
ditelan atau dibatukkan
- Refleks batuk, Ujung saraf di laring, trakea, dan bronkus
peka terhadap iritasi sehingga membangkitkan impuls
saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat
pernapasan di batang otak.
- Penghangat, pelembap, dan penyaring, Fungsi ini
merupakan kelanjutan dari hidung, walaupun normalnya,
udara sudah jernih saat mencapai trakea
Sistem Pernapasan Bawah
Bronkus
Bronkus, merupakan
percabangan trachea.
Setiap bronkus primer
bercabang 9 sampai 12 kali
untuk membentuk bronki
sekunder dan tersier
dengan diameter yang
semakin kecil. Struktur
mendasar dari paru-paru
adalah percabangan
bronchial yang selanjutnya
secara berurutan adalah
bronki, bronkiolus,
bronkiolus terminalis,
bronkiolus respiratorik,
Alveoli
Terdapat 150 juta alveoli di
paru-paru orang dewasa.
Hal ini memungkinkan
terjadinya pertukaran gas.
Saat jalan napas bercabang-
cabang menjadi bagian
yang lebih kecil, Alveoli
dikelilingi oleh jaringan
kapiler padat. Pertukaran
gas di paru (respirasi
eksternal) berlangsung di
membran yang disusun oleh
dinding alveolar dan dinding
kapiler yang bergabung
bersama. Membran ini
disebut membran
Laboratorium adalah salah
satu sarana
kesehatan yang
diharapkan
mampu memberikan
pelayanan yang berperan
sebagai pendukung
maupun penegak sebuah
diagnosis penyakit
dalam upaya peningkatan
kesehatan yang
optimal.
Diagnostik dan spesimen
adalah suatu pemeriksaan
yang mutlak dilakukan
untuk menegakkan suatu
diagnosis penyakit klien.
Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Sistem respirasi pada manusia terdiri dari


jaringan dan organ tubuh yang merupakan
parameter kesehatan manusia. Jika salah satu
sistem respirasi terganggu maka secara sistem
lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu.
Sistem respirasi pada manusia
terdiri dari jaringan dan organ
tubuh yang merupakan
parameter kesehatan
manusia. Jika salah satu
sistem respirasi terganggu
maka secara sistem lain yang
bekerja dalam tubuh akan
terganggu.
Pernapasan

Pernafasan juga merupakan peristiwa


menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 dan mengeluarkan Co2
sebagai sisa dari oksidasi dari tubuh.
Penghisapan udara ke dalam tubuh disebut
proses inspirasi dan menghembuskan udara
keluar tubuh disebut proses ekspirasi.
Saluran pernafasan dari atas
kebawah dapat dirinci sebagai
berikut : Rongga hidung, faring,
laring, trakea, percabangan
bronkus, paru-paru (bronkiolus,
alveolus).
Saluran nafas bagian atas adalah
rongga hidung, faring dan laring dan
saluran nafas bagian bawah adalah
trachea, bronchi, bronchioli dan
percabangannya sampai alveoli.
Pemeriksaan Diagnostik Pada Sistem
Pernapasan
Pemeriksaan Sputum

Sputum adalah bahan atau cairan yang


dihasilkan dari paru dan trakea yang
kemudian dikeluarkan melalui mulut
(Dorland, 1992). Sputum juga dapat
diartikan sebagai suatu cairan yang
diproduksi dalam alveoli dan bronkioli.
Sputum yang memenuhi syarat
pemeriksaan harus benar-benar dari trakea
dan bronki bukan berupa air ludah.
Sputum yang baik untuk melakukan
pemeriksaan sputum adalah sputim yang
diambil pada pagi hari setelah bangun
tidur.
Pemeriksaan sputum diperlukan apabila
diduga terdapat penyakit pada paru-paru.
Pada membrane mukosa saluran
pernafasan berespon terhadap inflamasi
dengan meningkatkan keluaran sekresi
yang sering mengandung
Pemeriksaan sputum mikroorganisme
meliputi
penyebab
pemeriksaan penyakit.
jumlah sputum yang dihasilkan, warna, bau, dan viskositas
Tes kultur sputum

Digunkan untuk mengidentifikasi organism spesifik untuk


menegakkan diagnosa dan menentukan keefektifan
pengobatan antibiotic.

Pewarnaan gram
Digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
jenis mikroorganisne
Sensitivitas

Berfungsi untuk mengidentifikasi antibiotic yang mencegah


pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.
Sputum dikumpulkan sebelum pemberian antibiotic.

Sitologi
Digunakan untuk mengidentifikasi karsinoma
paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari
percabangan tracheabronkhial sehingga
terdapat adanya sel-sel yang abnormal
(malignansi).
Tes kuantitatif

Pengumpulan sputum selama 24-72 jam. Tes kuantitatif


untuk menentukan apakah sekresi yang dikeluarkan itu
merupakan saliva, lendir, pus , atau bukan. Pada tes
kulitatif, klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan
sputum kemudian pada akhir 24 jam wadah tersebut
ditimbang sehingga dapat diketahui jumlah serta
karakternya
Pemeriksaan
Bronkoskopi
Bronkoskopi merupakan tehnik yang
memungkinkan visualisasi langsung trakea
dan cabang-cabang utamanya.Bronkoskopi
adalah inspeksi dan pemeriksaan langsung
terhadap laring, trakea, dan bronki baik melalui
bronkoskopi serat optik yang fleksibel atau
bronkoskopi yang kaku. Cara ini paling sering
digunakan untuk memastikan diagnosis
karsinoma bronkogenik, tetapi dapat juga
digunakan untuk membuang benda asing.
Setelah bronkoskopi, pasien tidak boleh
makan atau minum minimum 2 sampai 3 jam
sampai timbul reflex munta, jika tidak pasien
mungkin akan mengalami aspirasi ke dalam
cabang trakeobronkial.
Pemeriksan Analisa Gas Darah

Analisa gas darah merupakan salah satu


pemeriksaan penunjang yang bertujuan
untuk mengetahui keseimbangan asam
basa, oksigen yang ada dalam darah, PH,
kadar karbon dioksida, kadar bikarbonat.
Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan
untuk menegakkan diagnose sehingga
pemeriksaan ini harus digabungkan dengan
pemeriksaan fisik, riwayat penyakit dan
data-data laboratorium lainnya.
Tes Allens

Tes allens merupakan pengkajian


cepat sirkulasi arteri radialis,
sehingga tes ini penting sebelum
melakukan fungsi arteri radialis.
Pengukuran oksigen dalam darah
Oksigen dapat diukur dengan menggunakan
pemeriksaan ini melalui evaluasi pada PaO2 dan SaO2.
Hanya 3% oksigen yang larut dalam darah dan 97%
berikatan dengan hemoglobin pada sel darah merah.
Pada PaO2 adalah 80-90 mmhg. PaO2 cenderung
menurun karna usia. Pada klien berusia 60-80 tahun, .
PaO2 normal adalah 60-80 mmhg. Jika PaO2 rendah
disebut Hipoksemia.
SaO2 normalnya adalah antara 93% dan 97%. SaO2
adalah untuk menilai oksigen karena sebagian besar
oksigen yang dipasok ke jaringan dibawa oleh
hemoglobin.
Pemeriksaan radiologi

Dada (toraks) merupakan bagian ideal untuk


pemeriksaan radiologi. Parenkim paru paru yang berisi
udara memberikan resistensi yang kecil terhadap
jalannya sinar x, sehingga parenkim membiarkan
bayangannya yang sangat memancar. Bagian yang lebih
padat udara akan sukar ditembus sinar X, sehingga
bayangnnya lebiih padat. Benda yang lebih padat akan
memberikan kesan berwarna lebih putih dari pada bagian
yang berbentuk udara jika dilihat pada lembar hasil
radiologi dada. ( Somantri, Irman. 2007. Asuhan
Keperawatan Pada pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika )
Monitoring EtCO2

EtCo2 adalah konsentrasi maksimal (tekanan


parsial) CO2 pada akhir hembusan nafas, yang
dinyatakan sebagai mmHg. Nilai normal adalah
5% sampai 6% CO2, yang setara dengan 35-45
mmHg. (Siamak Rahman, 2013)

Anda mungkin juga menyukai