Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN FINAL PROJECT REKAYASA

SISTEM KENYAMANAN &THERMAL


(ANALISA KENYAMANAN TERMAL &
DESAIN AC RUANG SIDANG S2)

Adhitia Dwi Arigi (2413100055)


Gita Fitri Sasanti (2413100085)
Aloysius Afriandi (2413100127)
Annisa Judya (2413100133)
Intan Luruh (2413100139 )
LATAR BELAKANG
kondisi iklim pada suatu daerah dapat
mempengaruhi kenyamanan termal
manusia dan bangunan (radiasi
matahari, kelembababn udara, serta
Temperatur
pergerakkan udara). Adunola, 2015
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menghitung beban pendinginan ruang sidang S2 Teknik

Fisika ITS?
Bagaimana merancang sistem pengkondisian udara ruang sidang

S2 Teknik Fisika ITS?


Bagaimana menganalisis kenyamanan termal ruang sidang S2

Teknik Fisika ITS?

TUJUAN
Menghitung beban pendinginan ruang sidang S2 Teknik Fisika ITS

Merancang sistem pengkondisian udara ruang sidang S2 Teknik

Fisika ITS
Menganalisis kenyamanan termal ruang sidang S2 Teknik Fisika ITS

melalui phsycometric chart


METODOLOGI
Mulai

Studi
Literatu
r
Pengambilan
data
temperatur
dan
kelembapan
ruang
Phsycometh Perhitungan Perhitungan
ric chart Cooling Load OTTV

Simulasi
Software

Desain AC
bertingkat

Analisis dan
Pembahasa
n

Pembuatan
Laporan

Selesa
i
DESKRIPSI BANGUNAN
Lokasi: Teknik Fisika ITS
Fungsi: Ruang Sidang
Letak geografis: 7.2840 LS, 112.7961 BT
Arah bangunan: Timur
Luas bangunan: 15,6 m2
Temperatur Dry Bulb ruang: 30 C (86 F)
Kelembaban ruang: 67% RH
Temperatur luar ruang: 30.1 C (86.18 F)
Kelembaban luar ruang: 76.1% RH
DENAH RUANG

GAMBAR CAD GAMBAR 3D


PHSYCOMETRIC CHART (DALAM RUANG)

Grafik Psychrometric pada suhu 28C dan relative humidity77%


PHSYCOMETRIC CHART (LUAR RUANG)

Grafik Psychrometric pada suhu 27,3C dan relative


humidity76%
PHSYCOMETRIC CHART

Dari grafik di atas didapatkan nilai
absolute humidity di dalam ruang pada
suhu dry bulb yakni sebesar 0,018 kg/kg'
(kg air / kg udara kering, atau gr air / gr
udara kering). Sedangkan pada suhu
27,3c dan relative humidity 76.1%
didapatkan nilai absolute humidity
sebesar 0,017 kg/kg.
KALOR SENSIBLE
Merupakan beban panas yang terjadi ketika
energi ditambahkan atau diambil dari suatu
materi sehingga menyebabkan perubahan pada
dry bulb temperature.
Juml Dimen t cooling
Konduksi ah si R U t luar dalam delta t load
Dindi
ng Timur 1.00 12.40 0.08 12.50 29.9 30.1 0.20 31.00
Utara 1.00 10.85 0.08 12.50 30.2 28.5 1.70 230.62
Barat 1.00 14.99 0.08 12.50 29.1 29.5 0.40 74.94
Selatan 1.00 10.85 0.08 12.50 26.2 30.3 4.10 556.21
Atap 1.00 15.59 0.35 2.86 41.00 1826.30
Jende Di atas
la pintu 1.00 0.36 6.42 29.9 28.40 1.50 3.42
Dindin
g timur 5.00 0.24 6.42 29.9 28.40 1.50 2.31
Lantai 1.00 15.59 0.35 2.86 31.00 27.70 3.30 147.00
Pintu 1.00 1.99 3.24 29.9 30.1 0.20 1.29
total 2873.08
KALOR SENSIBLE
Room Sensible Heat (RSH)

Outdoor Air Sensible Heat (OASH)


KALOR SENSIBLE
watt

Effective Room Sensible Heat (ERSH)

Total Sensible Heat


KALOR LATEN
Merupakan beban panas yang terjadi ketika
energi ditambahkan atau diambil dari suatu
materi sehingga menyebabkan perubahan fasa
suatu materi tetapi tidak menyebabkan
perubahan pada dry bulb temperature.
Internal Heat Gain Jumlah cooling load

Manusia Sensible 10 750

Latent 10 550

Lampu 4 172.8

Appliances TV 1 55.00

Laptop 10 800.00

total 2327.80
KALOR LATEN
Room Latent Heat (RLH)

2560.58 watt

Outdoor Air Latent Heat (OALH)


KALOR LATEN
Room Latent Heat (ERLH)

watt

Total Latent Heat

Btu/hr
EFFECTIVE ROOM TOTAL
HEAT

watt
TOTAL BEBAN KALOR

Dimana :
ERSH = Effective Room Sensible Heat (Btu/hr)
cfmda = Dehumidified Air Quantity (CFM)
tDB = Dry Bulb Temperature (C)
tad = Apparatus Dewpoint Temperature (C)

CFM
TOTAL BEBAN KALOR

5248.28 W
OVERALL THERMAL
TRANSFER VALUE (OTTV)
Merupakan sebuah indeks yang digunakan untuk membandingkan performa termal suatu
bangunan. OTTV menghitung pertambahan panas rata-rata yang masuk ke dalam
bangunan melalui selubung bangunan.

Standar OTTV di Indonesia: SNI 03-6389-2000, bangunan yang memiliki nilai OTTV tidak
lebih dari 45 Watt/m merupakan bangunan hemat energi.

OTTV = a.[(Uw x (1 WWR)] x TDEk + (SC x WWR x SF) + (Uf x WWR x DT)
Dimana :
OTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atauorientasi
tertentu (Watt/m)
a = absorbtansi radiasi matahari
Uw = transmitansi termal dinding tak tembus cahaya (Watt/ m.K)
WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi yang ditentukan
TDEk = beda temperatur ekuivalen (K)
SC = koefisien peneduh dari sistem fenestrasi
SF = faktor radiasi matahari (W/m)
Uf = transmitansi termal fenestrasi (W/ m.K)
DT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam
Orientasi Luas area dinding
Timur 14.9872
Barat 14.9872
Utara 10.8528
Selatan 10.8528

Dari perhitungan, didapatkan nilai OTTV


sebesar 1.015 Watt/m2
SIMULASI ECOTECT

GAMBAR 3D RUANGAN
SIMULASI ECOTECT
MATERIAL BANGUNAN
Objek Material
Atap ConcreteRoof_Gypsum
(Terdiri atas lapisan beton, air gap, papan gypsum)
Dinding luar BrickPlaster
(Terdiri atas bata yang dilapisi plaster pada kedua
sisinya
Dinding dalam FramedPlasterboard
(Terdiri atas lapisan ganda plasterboard dengan udara
di antara keduanya)
Jendela Single glazed_AlumFrame
(Kaca dengan single glazing dan kisi jendela dari
aluminium)
Pintu SolidCore_PineTimber
(Pintu berbahan kayu pinus solid setebal 40 mm)
Lantai ConcFLr_Tiles_Suspended
(Lantai beton yang dilapisi dengan ubin keramik)
SIMULASI ECOTECT
General Settings
Internal Design Conditions
Clothing 1.00 (Light Business Suit)
Humidity 67% (Sesuai hasil pengukuran)
Air Speed 0,00 m/s (Still)
Lighting Level 2 lux (sesuai hasil pengukuran)
Occupancy and Operation
No. of People 10
Activity 55 W (Reading)
Sensible Gain 51.49
(Sesuai data tabel untuk 10 laptop (550W) dan 1 televisi (80W)
dibagi luas ruangan)

PENGKONDISIAN
Latent Gain 0
Air change rate 0.00 (Asumsi tidak ada infiltrasi karena ruang di dalam

RUANG
bangunan)

Wind sensitivity 0.00 (Asumsi tidak ada infiltrasi karena ruang di dalam
bangunan)

Thermal Properties
Heating, Ventilation and Air Conditioning (HVAC)
Type of system Cooling only
Efficiency 95%
Thermostat Range Lower Band: 21.2C
Upper Band: 26.7C

Hours of Operation
Weekdays On: 10
Off: 15
(Ruang dipakai jam 10.00 - 15.00)

Weekend On: 0
Off: 0
(Ruang tidak dipakai sama sekali)
SIMULASI ECOTECT

Hasil simulasi menunjukkan bahwa beban


pendinginan pada bulan Desember
adalah 184.957 Wh. Pada bulan
Desember di dalam database Ecotect
terdapat 21 hari Weekdays. Dengan
asumsi tidak ada perbedaan besar untuk
beban pendinginan per jam, maka beban
pendinginan pada 1 Desember adalah
DESAIN AIR CONDITIONING

Berdasarkan perhitungan, maka untuk


ruang Sidang S2 teknik fisika dibutuhkan
mesin pendingin udara yang mampu
menangani kriteria beban sebagai berikut:
1). Total Heat / kemampuan pendinginan
sebesar 1,62 TR
2). Blower untuk suplay udara dengan 3000
cfm
DESAIN AIR CONDITIONING

Pint Pcon Peva


0,73 0,57
0,64 MPa
Maka, didapatkan bahwa tekanan intercooler adalah 0,64
MPa (24C). Diasumsikan bahwa
Refrigerant yang akan melewati throttle baik pada tekanan
rendah maupun tinggi berupa saturated liquid
Refrigerant yang akan dikompres oleh kompresor baik pada
tekanan rendah maupun tinggi berupa saturated vapor
menjadi superheated vapor.
DESAIN AC MULTI STAGE

DIAGRAM Ph
DESAIN AC MULTI STAGE

ERTH m 1 h1 h7
5722,286 m 1 409840 227400
m 1 0,031kg / s

h1 h7
COP
h h
h2 h1 2 7 h4 h3
h3 h6
409,84 227,4

444 227,4
444 409,84 440 411,93
411,93 233,05
2,84
DESAIN AC SINGLE STAGE

DIAGRAM Ph
DESAIN AC SINGLE STAGE

ERTH m h1 h4
5722,286 m 1 409840 238770
m 1 0,033kg / s

h1 h4
COP
h2 h1
409,84 238,77

455 409,84
3,788
KESIMPULAN
Dapat dilihat ternyata dengan
menggunakan single stage cycle COP
yang didapatkan lebih tinggi, dan mass
flow rate yang digunakan tidak berbeda
jauh. Oleh karena itu, untuk ruangan ini
lebih disarankan untuk menggunakan
single stage cycle.

Anda mungkin juga menyukai