Anda di halaman 1dari 19

LATIHAN

MENGHITUNG LAJU EROSI


LOKASI PENELITIAN

Lokasi daerah penelitian di Wilayah Produksi TABOALI PT TIMAH TBK Kabupaten


Bangka Selatan. Didapatkan kolong2 paska penambangan timah yang tidak dilakukan
Reklamasi pra Tahun 1992.
Luas tiap kolong rata2 1,1 Ha yang terbesar seluas 1,90Ha. Kedalaman kolong sekitar
5-13 M yang paling besar 13 M. Data pengamatan lapangan mengenai vegetasi (C) dan
pengelolaan (P) sbb,

LOKASI VEGETASI PENGELOLAAN

Tk 14 / 84 Semak belukar Rumput,herba, semak Nihil

TK 17 / 83 Semak belukar Rumput,herba, semak Nihil

TK 4 / 79 Gundul tanah kosong sampai berumput Nihil

TK 14 / 80 Rumput sedikit semak/herba Nihil

TB M / 82 Rumput sedikit semak/herba Nihil

TB M / 84 Rumput sedikit semak/herba Nihil

TI / 72 Semak belukar (rumput,herba) Nihil

TI / 73 Semak belukar (rumput,herba) Nihil


PERHITUNGAN EROSI
Perhitungan Besar Kehilangan Tanah

Untuk menghitung besarnya kehilangan tanah menggunakan Persamaan Umum


Kehilangan Tanah (Universal Soil Loss Equition = USLE) yang dikembangkan oleh
Wischmeier dan Smith (1971) dengan rumus sebagai berikut :

A = R x K x LS x C x P

dimana :
A = besar kehilangan tanah yang diramalkan (ton/ha/tahun)
R = faktor erosivitas hujan (ton/ha)
K = faktor erodibilitas tanah
LS = faktor panjang lereng dan kemiringan lereng
C = faktor pengelolaan tanaman
P = faktor pengelolaan lahan/praktek konservasi tanah

maka didapatkan besar kehilangan tanah/erosi (A) pada tiap-tiap lokasi adalah
sebagai berikut :
Perhitungan Erosivitas Hujan (R)

EI30 = 6,119 . Pb1,211 . N-0,474 . Pmax0,526

Dimana :
EI30 = indeks erosi hujan bulanan (ton/ha)
Pb = curah hujan bulanan rata-rata (cm)
N = jumlah hari hujan rata-rata per bulan
Pmax = jumlah hujan maksimum bulanan rata-rata (cm)
CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (DALAM CM)

Bulan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Rerata
Januari 23.75 19.1 19.56 10.6 19.78 12 29 29.25 19.44 15.71 19.82
Februari 15 28.5 13.59 24.1 23.55 9.15 17.6 10.28 20.33 23.7 18.58
Maret 10.83 15.86 22.18 17.36 12.19 13.18 18.83 13.6 18.23 16.875 15.91
April 13.96 22.96 17.5 13.13 15 17.55 16.15 21.75 17.86 27.7 18.36
Mei 17.83 19.65 17.86 21 10.81 20.07 22.5 13,09 10.75 9.285 14.98
Juni 21.28 14.8 18.2 29.25 11.25 14.7 22.2 19.75 12.86 10.5 17.48
Juli 1.75 27.58 14.67 7.6 18.38 12.42 13.36 13.56 7.5 14.2 13.1
Agustus 0 30,25 18.32 11 17.64 13.6 22 24.13 0 39.3 14.6
September 0 13.4 12.63 0 14.14 32.9 13 23.9 4 12.33 12.63
Oktober 4.25 13.53 9.63 5 12.06 16.71 12.25 23.36 7.5 26.857 13.11
November 15.23 17.74 17.77 7.86 14.6 14.56 19.85 15 18.75 12.36 15.37
Desember 10.79 12.68 13.5 14.46 10.97 24.25 21.13 15.6 15.64 23.93 16.3
JUMLAH HARI HUJAN RATA-RATA BULANAN

Bulan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Rerata
Januari 19 21 17 10 9 17 11 16 16 14 15
Februari 12 20 11 10 11 13 10 9 6 10 11.2
Maret 23 18 8 14 13 14 9 10 15 16 14
April 14 12 16 12 11 11 17 16 11 10 13
Mei 12 13 11 8 13 15 9 11 8 7 19.7
Juni 9 10 5 6 10 5 5 8 7 6 7.1
Juli 2 12 6 5 12 6 7 9 6 5 7
Agustus 0 8 14 1 14 5 6 12 0 3 6.3
September 0 10 8 0 14 5 3 5 2 9 5.6
Oktober 2 17 20 1 16 14 10 14 4 7 10.5
November 11 21 11 11 15 16 13 12 8 11 12.9
Desember 17 14 15 13 18 12 15 15 11 14 14.4
CURAH HUJAN MAKSIMUM RATA-RATA BULANAN (DALAM CM)

Bulan 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Rerata
Januari 9.4 11.1 7.9 2.3 7.2 3.4 7.1 9.4 5.6 6.7 7.01
Februari 7.1 8.45 6.1 5.9 2.3 4 1.5 3.5 7 5.32
Maret 7.2 6.1 5.2 4.2 5 3.7 5.1 3.4 8.25 4.8 5.3
April 3.7 7.4 12.8 7.6 3.4 4.4 3.8 4.2 5.6 4.6 5.75
Mei 4.9 9.3 5.1 9.2 4 6.2 5.9 2.2 3.1 1.9 5.18
Juni 6.5 4.75 3.3 0.6 2.4 3.8 3.2 4 2.4 4.3 3.53
Juli 0.3 7.1 5.1 2.1 4.2 2.4 2,1 2.7 1 3.7 2.86
Agustus 0 10 7.7 1.1 9.6 4 4.8 7 0 7 5.12
September 0 3.3 4.1 0 7 11 1.7 8.4 0.6 4.5 4.06
Oktober 0.75 4.1 4.3 0.5 4.8 4.6 2 7 1.6 9.1 3,88
November 3.1 7.7 6.1 3.1 3.6 5.4 8.8 3.6 6 4 5.14
Desember 5.6 5.6 4.35 4 3.6 9.5 4 7.3 4.5 4.3 5.28
Indeks erosi setiap bulan
EI30
Pb Pmax 6,119 . Pb1,211 . N-0,474 . Pmax0,526
No Bulan N
(cm) (cm) ton/ha

1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Total Erosivitas Hujan (R = EL 30)
Perhitungan Erodibilitas Tanah

Penentuan indeks erodibilitas tanah (K) pada penelitian menggunakan bantuan


Nomograf yang dikembangkan oleh Wischmeier et al, 1971. Penentuan indeks
erodibilitas tanah (K) pada Nomograf dapat dilakukan apabila persentase pasir
sangat halus dan debu, persentase pasir kasar, persentase kadar organik, tipe
dan kelas struktur serta permeabilitas tanah diketahui.
Berdasarkan Nomograf maka indeks erodibilitas tanah (K) pada tiap-tiap lokasi
pengamatan dapat disimak sebagai berikut :

Kadar
Pasir
Pasir Halus Lem- Bahan Permea- Struktur
No Lokasi Kasar Kelas Tekstur Nilai K
Debu (%) pung (%) Organik bilitas tanah
(%)
(%)

1 TK 14 / 84 67 15.6 7.8 Pasir sedang-kasar 1.02 89.3 3

2 TK 17 / 83 65 15.2 7.5 Pasir sedang-kasar 0.95 89.1 3

3 TK 33 / 92 82 12.5 5.2 Pasir sedang-kasar 0.5 95.4 3

4 TK 4 / 79 67 13.4 6,4 Pasir sedang-kasar 0.62 88.5 3

5 TK 14 / 80 65 14.4 7.1 Pasir sedang-kasar 0.59 93.1 3

6 TB M / 82 82 13.5 6.2 Pasir sedang-kasar 0.77 89.2 3

7 TB M / 84 67 13.1 6.6 Pasir sedang-kasar 0.81 90.3 3


Faktor Erodibilitas tanah (K)

Sifat tanah yang menyatakan mudah/tidaknya tanah tererosi


Sifat tanah yang mempengaruhi K adalah

1.% pasir sangat halus (0,01-0,05)mm dan debu (0,05-0,002)mm


2.% pasir kasar (0,05-2)mm
3.% kadar organik
4.Tipe dan kelas struktur
5.Tingkat permeabilitas

A
K = ------- A:besarnya erosi ton/ha/thn
R R:EI30

100K = 1,292 [2,1 M 1,14 (10 -4 )(12-a)+3,25(b-2)+2,5 (c-3)]

M:% pasir sangat halus dan debu


a:% bahan organik
b:struktur tanah
c:klas permeabilitas
Perhitungan Faktor Panjang Lereng (L)

Indeks faktor panjang lereng erosi ditentukan menggunakan rumus Wischmeier


dan Smith (1978) yaitu :
x m
L=( )
22,13
dimana :
L = indeks panjang lereng erosi
X = panjang lereng erosi (meter)
M = 0,5
maka didapatkan indeks panjang lereng pada tiap-tiap lokasi sebagai berikut :
Panjang Lereng Indeks Panjang Lereng
No Lokasi Erosi (x) Indeks panjang lereng
x
m m

1 TK 14 / 84 19

2 TK 17 / 83 18

3 TK 33 / 92 15

4 TK 4 / 79 13

5 TK 14 / 80 22

6 TB M / 82 12

7 TB M / 84 13
Perhitungan Faktor Kemiringan Lereng (S)

Untuk menghitung indeks kemiringan lereng erosi digunakan rumus :

S = 0,065 + 0,045.s + 0,0065 (s)2

dimana :
S = indeks kemiringan lereng erosi
s = kemiringan lereng erosi (%)

maka didapatkan indeks kemiringan lereng pada tiap-tiap lokasi sebagai berikut :

Kemiringan Lereng Indeks Kemiringan Lereng


Lokasi Erosi (x) S = 0,065 + 0,045.s + 0,0065 (s)2
No
%
1 TK 14 / 84 10

2 TK 17 / 83 9

3 TK 33 / 92 7

4 TK 4 / 79 8

5 TK 14 / 80 10

6 TB M / 82 13

7 TB M / 84 11
Pengukuran panjang lereng pada suatu lahan sering susah dilakukan ,maka bisa diabaikan. Sehingga

faktor LS menurut Arsyad (1989) bisa dilihat pada tabel dibawah:

KEMIRINGAN LERENG (%) NILAI LS

08 0,25
8 15 1,20
15 25 4,25
25 45 9,50
> 45 12,00
NILAI FAKTOR C (Pengelolaan tanaman)

No MACAM PENGGUNAAN NILAI FAKTOR

1 Tanah terbuka 1,0


2 Sawah 0,01
3 Tegalan tidak dispesiikasi 0,7
4 Ubikayu 0,8
5 Jagung 0,7
6 Kedelai 0,399
7 Kenang 0,4
8 Kacang tanah 0,2
9 Padi 0,61
10 Tebu 0,2
11 Pisang 0,6
12 Akar wangi (sere wangi) 0,4
13 Rumput BEDE (tahun pertama) 0,387
14 Rumput BEDE (ahun kedua) 0,002
No MACAM PENGGUNAAN NILAI FAKTOR

15 Kopi dengan penutup tanah buruk 0,2


16 Talas 0,85
17 Kebun campuran -Kerapatan tinggi 0,1
-Kerapatan sedang 0,2
-Kerapatan rendah 0,5
18 Perladangan 0,4
19 Hutan alam -Seresah banyak 0001
-Seresah kurang 0,005
20 Hutan produksi -Teban habis 0,5
-Tebang pilih 0,2
21 Semak belukar/Padang rumput 0,3
22 Ubi kayu + Kedelai 0,181
23 Ubi kayu + Kacang tanah 0,195
24 Padi Sorgum 0,345
25 Padi Kedelai 0,417
26 Kacang tanah + Gude 0.495
27 Kacang tanah + Kacang tunggak 0,571
No MACAM PENGGUNAAN NILAI
FAKTOR
28 Kacang tanah + Mulsa jerami 4 ton/ha 0.049
29 Padi + Mulsa jerami 4 ton/ha 0,096
30 Kacang tanah + mulsa jagung 4 ton/ha 0,128
31 Kacang tanah + Mulsa crotalaria 3ton/ha 0,136
32 Kacang tanah + Mulsa kacang tunggak 0,259
33 Kacang tanah + mulsa jerami 2 ton/ha 0,377
34 Padi + Musa crotalaria 3 ton/ha 0,387
35 Pola tanam tumpang bergilir + Mulsa jerami 0,079
36 Pola tanam berurutan + Mulsa sisa tanaman 0,357
37 Alang-alang murni subur 0,001
Hasil akhir

Nilai Faktor-Faktor Erosi


No Lokasi A
R K L S C P
1 TK 14 / 84

2 TK 17 / 83

3 TK 33 / 92

4 TK 4 / 79

5 TK 14 / 80

6 TB M / 82

7 TB M / 84

8 T1/72

9 T1/73
Berikan penilaian setiap lokasi apakah melebihi laju erosi (T)
yang ditetapkan dan tindakan apa yag harus dilakukan

Erosi terbolehkan (T)

Indonesia : 30 ton/ha/thn

Untuk Indonesia didasarkan penelitian dari Sarwana Hardjowigeno Thn 1997 Di


Gunung Krakatau. Didapatkan abu volkanik yang telah berubah jadi tanah
setebal 25 Cm, hasil erupsi tahun 1882 ditemukan tahun 1982, artinya
terbentuk dalam waktu 100 tahun atau rata-rata sama dengan 2,5 mm/thn

Catatan: Ton/Ha/Thn
--------------- = Mm/thn Berat volume tanah 1,2 1.8 gr/cc
Berat isi x 10

Selamat mengerjakan tugas latihan,


dikumpulkan nanti dalam Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai