Anda di halaman 1dari 17

VAKSIN DIFTERI

TETANUS
KELOMPOK 5

Atika Bella Cintya K. Devi Puspita Sari


(1502470043)
(1502470050)
Zakiyah Sari Wardani
(1502470044)
Ayu Agustina F.
Rosy Octian Susilo (1502470051)
(1502470045) Ika Noor Laily D.
Rizka Khamilatul A. (1502470052)
(1502470047) Elia Edi Yuliani
Ekky Wahyu M. (1502470053)
(1502470048)
Nabila Dewi P.
Sella Noviana R.
(1502470049) (1502470054)
DEFINISI DARI DIFTERI
TETANUS (DT)

Difteri menyerang selaput lendir pada hidung


serta tenggorokan dan terkadang dapat
memengaruhi kulit, disebabkan oleh dua jenis
bakteri, yaitu Corynebacterium diphtheriae dan
Corynebacterium ulcerans.

Penyakit ini sangat menular dan termasuk


infeksi serius yang dapat mengancam jiwa jika
tidak segera ditangani.
.
GEJALA-GEJALA DIFTERI
TETANUS (DT)
Terbentuknya membran abu-abu yang menutupi
tenggorokan dan amandel.
Demam dan menggigil.
Sakit tenggorokan dan suara serak.
Sulit bernapas atau napas yang cepat.
Pembengkakan kelenjar limfa pada leher.
Lemas dan lelah.
Hidung beringus. Awalnya cair, tapi lama-
kelamaan menjadi kental dan terkadang berdarah.
TUJUAN PEMBERIAN VAKSIN
DIFTERI TETANUS (DT)

Pemberian vaksin DT bertujuan untuk


melindungi anak terhadap difteri seumur
hidupnya. Tetapi vaksinasi ini dapat
diberikan kembali pada saat anak memasuki
masa remaja atau tepatnya saat berusia 11-
18 tahun untuk memaksimalisasi
keefektifannya.
KOMPOSISI VAKSIN DIFTERI
TETANUS (DT)

Tiap dosis vaksin DT (0,5 mL)


mengandung :
Toksoid difteri murni 20 Lf
Toksoid tetanus murni 7,5 Lf
Zat tambahan:
Aluminium fosfat 1,5 mg
Thimerosal 0,05 mg
SIFAT DARI VAKSIN DIFTERI TETANUS
(DT)

Vaksin DT adalah vaksain yang terdiri


toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan.
Vaksin yang dibuka digunakan paling lama 4
minggu dengan ketentuan : vaksin belum
kadaluarsa, disimpan pada suhu 2-8C,
label tidak hilang, tidak terendam air, dan,
sterilisasi terjaga
EFEK SAMPING PEMBERIAN
VAKSIN DIFTERI TETANUS (DT)

Sakit dan kemerahan pada lokasi


suntikan yang bersifat sementara, sindroma
Guillain Barr yaitu ketika sistem imun
menyerang sistem saraf perifer yang
bertanggung jawab mengendalikan
pergerakan tubuh (autoimun) dan kadang-
kadang demam.
CARA PEMBERIAN VAKSIN
DIFTERI TETANUS (DT)

Kocok flakon sehingga endapan vaksin


tercampur dengan sempuma dan dosisnya
tepat.
Buka tutup metalnya.
Ambil semprit 2 ml yang steril dengan
pinset.
Pasang jarum DT.
Usaplah karet penutup flakon dengan kapas
alkohol (tunggu sampai kering).
LANJUTAN
Sedot 0,6 cc vaksin ke dalam spuit.
Cabut jarum dari flakon, semprit
ditegakluruskan ke atas untuk melihat
gelembung udara.
Bila ada gelembung udara, ketuklah
pelan-pelan supaya gelembung naik ke
atas, lalu doronglah udara tadi, dengan
piston hingga gelembung udara tadi ke
luar.
LANJUTAN
Cara menyuntikan vaksin intramuskular
/subkutis.
Tepatnya ialah di bagian tengah pangkal
paha luar atau bokong harus hati-hati
banyak syaraf.
Letakan ibu jari dan telunjuk pada sisi yang
akan disuntik dan renggangkan kulitnya.
Intramuskular, tusukan jarum tegak lurus
melalui kulit diantara jari anda sampai
masuk ke dalam otot.
LANJUTAN
Subkutan, tusukan jarum membentuk sudut
45 pada tempat yang akan disuntik melalui
kulit hingga di bawah kulit.
Tarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa
jarum tidak mengenai pembuluh darah.
Dorong piston dengan ibu jari untuk
memasukan vaksin, kemudian cabutlah bila
vaksin sudah masuk semua.
LANJUTAN
Buka tutup metal dan tutup karet dengan
menggunakan gergaji ampul yaitu angkat
tutup metal bagian tengah dari tutup metal
dan bengkokan.
Ambil pipet dari kantongnya pasang pada
bibir flakon tangan anda jangan menyentuh
bibir flakon. Dan sisa vaksin yang sudah
terbuka harus dibuang.
PELAKSANAAN PEMBERIAN
VAKSIN DIFTERI TETANUS (DT)

A. Persiapan
1. Penyuluhan
Sebelum dilakukan pemberian vaksin
dijelaskan mengenai vaksin tersebut, tujuan,
kegunaan, dan cara pemberian dan
menjelaskan kembali sesudah pemberian
vaksin akan menimbulkan efek samping.
LANJUTAN
2. Skrining

Vaksin DT direkomendasikan untuk digunakan


pada imunisasi anak-anak usia di bawah 7
tahun, terutama jika terjadi kontraindikasi
terhadap komponen pertusis pada vaksinasi
DTP.
Imunisasi primer untuk anak terdiri dari tiga
dosis 0,5 mL disuntikkan secara intramuskular.
LANJUTAN
Suntikan pertama dan kedua dengan masa
antara 4 6 minggu, suntikan ketiga 6 bulan
kemudian. DT dapat diberikan bersamaan
dengan vaksin BCG, Campak, Rubella,
Mumps, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B,
Hib, dan Yellow Fever, pada lokasi
penyuntikan yang berbeda.
Dapat digunakan sebagai booster pada usia
pra sekolah dan sekolah.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai