Anda di halaman 1dari 32

BST

Guillain Barre Syndrome

Oleh : Hendrik Sihombing - 1115115


Pembimbing : dr. Alya Tursina.,Sp.S
Keterangan Umum
Nama : Nn.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Anamnesa
Keluhan utama : Ujung jari-jari kedua tangan dan
kaki terasa kebas
Autoanamnesa
Anamnesa khusus:
Pasien mengeluh kedua ujung ibu jari kaki terasa
kebas sejak 5 hari yang lalu, keesokan harinya
kebas menjalar ke kedua telapak kaki pasien. 4 hari
yang lalu kedua tangan pasien terasa kebas yang
diikuti dengan rasa lemas yang menjalar pada
kedua tungkai bawah dan lengan bawah pasien.
Rasa lemas tidak hilang dengan beristirahat. Pasien
juga mengeluh nyeri pada punggung, mual dan
muntah. 3 minggu yang lalu pasien mengalami
demam disertai batuk berdahak dan pilek selama 1
minggu.
Anamnesa tambahan:
RPD : tidak pernah mengalami
penyakit seperti ini
sebelumnya
RPK : tidak ada
Usaha berobat : belum berobat
Kebiasaan : merokok(-) minum
alkohol (-)
Riwayat alergi : tidak ada
Keadaan Umum
Kesadaran : CM, E4M6V5
Tekanan darah : 110/70mmHg
Pernafasan : 21x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,8 C
Status gizi : kesan normoweight
Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk dan ukuran simetris
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : bentuk dan permukaan simetris
Jantung : bunyi jantung murni, batas
jantung melebar, reguler, murmur
Paru : VBS ka=ki
Abdomen : cembung, soepel, BU (+)
normal
Ekstremitas: akral hangat, CRT<2
Pemeriksaan Neurologik

Pemeriksaan Neurologik
1. Penampilan
Kepala : Bentuk dan ukuran
normal
Collumna vertebra : Deformitas (-)
2. Rangsang Meningen/ Iritasi
Radiks
Kaku kuduk :-
Tes Brudzinky I : -
Tes Brudzinky II : -
Tes Brudzinky III : -
Tes Kernig : -
Tes Laseque : -
3. Saraf Otak
N. I :
Penciuman : Normosmia
N. II :
Ketajaman Penglihatan : dalam batas normal
Kampus : dalam batas normal
Fundus Okuli : Tidak dilakukan pemeriksaan
N. III/IV/VI :
Ptosis : -/-
Pupil : Bulat, isokor, 2mm
Refleks Cahaya : Direk +/+, Indirek +/+
Posisi Mata : Sentral
Gerakan Bola Mata : Normal
N. V :
Sensorik :
Oftalmikus : /
Maksilaris : /
Mandibularis : /
Motorik : Baik
N. VII :
Angkat Alis Mata : normal
Memejamkan Mata : normal
Plika Nasolabialis : normal
Gerakan Wajah : gerakan pipi kanan kiri tertinggal
Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah :

N. VIII :
Pendengaran : Baik
Keseimbangan : Baik
N. IX/X :
Suara : Disphoni (-)
Menelan : Disphagia (-)
Arkus Faring : Simetris
Uvula : Sentral
Refleks Faring : TAK
Rasa Kecap 1/3 Belakang : baik

N. XI :
Angkat Bahu : Simetris
Menengok Kanan/Kiri : Baik

N. XII :
Gerakan Lidah : normal
Atrof :-
Tremor/Fasikulasi : -
4. Motorik
Anggota Badan Atas : 4/4 Normotonus, atrofi (-), fasikulasi
(-)
Anggota Badan Bawah : 3/3 Normotonus, atrofi (-), fasikulasi (-)
Cara Berjalan/Gait : tidak dilakukan
Badan : ger. involunter -/-, ref. dinding perut +/+
Lain-lain :-

5. Sensorik
Lengan Kiri :
Lengan Kanan :
Tungkai Kiri :
Tungkai Kanan :

6. Koordinasi
Cara Bicara : Baik
Tremor :-
Tes Telunjuk Hidung : tidak dilakukan
Diadochokinesis : tidak dilakukan
Heel to Toe : tidak dilakukan
7. Refleks
Fisiologis: Klonus :-
Biceps: / Refleks Primitif :
Triceps : /
Radius: / Glabella :-
KPR : / Snout Reflex : -
APR : / Palmo Mental :
Patologis: -
Babinski : -/-
Chaddok:-/-
Hoffman
Tromer:-/-
8. Pemeriksaan Fungsi Luhur
Hubungan psikis : Baik
Afasia Motorik :-
Afasia Sensorik : -
Ingatan jangka Pendek : Baik
Ingatan jangka Panjang : Baik
Kemampuan Berhitung : Baik
Resume
seorang perempuan Nn.A 22 tahun,
masuk Rumah sakit dengan keluhan
utama ujung jari-jari kedua tangan dan
kaki terasa kebas. Kebas diikuti
dengan rasa lemas yang menjalar
sampai ke kedua tungkai bawah dan
lengan bawah pasien. mual +, muntah
+, nyeri kepala +, nyeri punggung +.
wajah terasa sakit dan lidah depan
terasa kebas. Riwayat demam, batuk,
Anamnesa tambahan:
RPD :-
RPK :-
Usaha berobat : -
Kebiasaan :-
Riwayat alergi : -
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum :
Kesadaran : compos mentis, E4M6V5
Tekanan darah: 110/70mmHg
Pernafasan : 21x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,7 C
Status Interne : Dalam batas normal
Rangsang Meningen : (-)
Nn. Cranialis : Hipestesi N.V central kiri dan kanan
Hipestesi N.VII 1/3 depan lidah
Motorik : ekstremitas superior 4/4, ekstremitas inferior 3/3

normotoni, atrofi (-), fasikulasi (-)


Sensorik : Hipestesi tangan dan kaki ( raba, nyeri dan suhu)
Refleks Fisiologis :/
Refleks Patologis : -/-
Fungsi Luhur : Baik
Diagnosis
Klinik :Tetraparese Flaccid
Etiologi : Autoimun (Susp. Sindroma
Guillain Barre)

Diagnosis Banding
Hipokalemia
Miastenia Gravis
PROGNOSIS
Quo ad vitam :ad bonam
Quo ad functionam :dubia ad bonam
Quo ad sanationam :dubia ad bonam
USUL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hematologi rutin (Hb, Ht, leukosit,
trombosit, eritrosit)
Pemeriksaan Lumbal Pungsi
EMG
USUL TERAPI
Non medikamentosa :
Rawat inap
Observasi TTV
Fisioterapi
Plasma Exchange Therapy

Medikamentosa :
Inj. Meticobal 2 x 1 amp
paracetamol 3 x 500 mg
saran : imunoglobulin intravena (IVIG)
CBD

Guillain Barre Syndrome


DEFINISI
suatu sindroma klinis yang ditandai
adanya paralisis flasid yang terjadi
secara akut berhubungan dengan
proses autoimun dimana targetnya
adalah saraf perifer, radiks, dan nervus
kranialis.
Etiologi
Infeksi : virus & bakteri
Vaksinasi : BCG, tetanus, varicella,
hepatitis B
Penyakit sistemik : limfoma,
Inflamasi & Destruksi
autoimun Myelin
Demyelinisa
si
Hilangnya
Myelin
penghantaran impuls oleh saraf
lambat /berhenti
Kelemahan &
paralisis
Epidemiologi dan Insidensi
Central Medical Mayo Clinic insidensi 1.7 per 100.000 orang
>> antara 15-35 tahun & antara 50-74 tahun.
< 2tahun jarang
Laki-laki = perempuan
Berdasarkan ras:
83% penderita adalah kulit putih
7% kulit hitam
5% Hispanic
1% Asia
Indonesia dekade I, II, III (dibawah usia 35 tahun) dengan
laki-laki = perempuan
Insiden tertinggi pada bulan April s/d Mei dimana terjadi
pergantian musim hujan dan kemarau.
Patogenesis dan
Patofsiologi
Infeksi Antigen

Memasuki sel
schwann &
replikasi Teori 3
Aktivasi limfosit T Respon imun
menyerang antigen
Aktivasi pematangan limfosit B yang sama strukturnya
& pembentukan autoantibodi spt mielin

Teori 1 Teori 2
virus & bakteri mengubah susunan infeksi kemampuan sistem imun
sel sel saraf sistem imun tubuh untuk mengenali dirinya sendiri
mengenalinya sebagai benda asing berkurang

Destruksi mielin

sel sel saraf (x) mengirimkan signal secara


efsien KELEMAHAN
otot tidak mampu merespon perintah dari otak OTOT &
dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris PARALISIS
Gejala Klinis
Refleks fsiologis menurun hilang sama sekali
Kerusakan saraf motorik dari ekstremitas bawah
menyebar dalam hitungan jam, hari maupun minggu ke
ekstremitas atas tubuh SSP
Kerusakan saraf motoris bervariasi quadriplegia flacid.

Kerusakan saraf sensoris kurang signifkan dibandingkan


dengan kelemahan pada otot.
parestesia pada ekstremitas distal, biasanya bilateral
Rasa sakit dan kram
Kelainan saraf otonom takikardi, hipotensi atau
hipertensi, aritmia bahkan cardiac arrest , facial flushing,
sfncter yang tidak terkontrol, dan kelainan dalam
berkeringat.
Kerusakan SSP disfagia, kesulitan dalam berbicara,
bilateral facial palsy.
Gejala gejala tambahan yang biasanya menyertai GBS
adalah kesulitan untuk mulai BAK, inkontinensia urin dan
Pemeriksaan Fisik
adanya kelemahan otot yang bersifat
difus dan paralisis.
Refleks tendon menurun atau
bahkan menghilang.
Tanda rangsang meningeal seperti
perasat kernig dan kaku kuduk
mungkin ditemukan. Refleks patologis
seperti refleks Babinsky tidak
ditemukan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan LCS kenaikan kadar protein
(1-1,5 gr/dl), tanpa peningkatan jumlah sel
EMG minggu 1 akan ada
keterlambatan/blok penghantaran impuls;
minggu 2 penurunan potensial aksi
beberapa otot & menurunnya kecepatan
konduksi saraf motorik
MRI cauda equina membesar pada hari
ke-13
CK serum normal/meningkat sedikit
Kriteria Diagnosis Menurut The National Institute of
Neurological and Communicative Disorders and
Stroke ( NINCDS)
Gejala utama
Kelemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas dengan atau
tanpa disertai ataxia
Arefleksia atau hiporefleksia yang bersifat general
Gejala tambahan
Progresivitas dalam waktu sekitar 4 minggu
Biasanya simetris
Adanya gejala sensoris yang ringan
Terkenanya SSP, biasanya berupa kelemahan saraf facialis bilateral
Disfungsi saraf otonom
Tidak disertai demam
Penyembuhan dimulai antara minggu ke 2 sampai ke 4
Pemeriksaan LCS
Peningkatan protein
Sel MN < 10 /ul
Pemeriksaan elektrodiagnostik
Terlihat adanya perlambatan atau blok pada konduksi impuls saraf
Gejala yang menyingkirkan diagnosis
Kelemahan yang sifatnya asimetri
Disfungsi vesica urinaria yang sifatnya persisten
Sel PMN atau MN di dalam LCS > 50/ul
Gejala sensoris yang nyata
Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA
Rawat inap
Observasi TTV
Ventilator paralisis dapat mengenai otot otot pernapasan dalam waktu 24 jam.
Fisioterapi
Plasma Exchange Therapy dapat memperpendek lamanya paralisa dan mepercepat terjadinya
penyembuhan. Waktu yang paling efektif untuk melakukan PE adalah dalam 2 minggu setelah
munculnya gejala. Regimen standard terdiri dari 5 sesi ( 40 50 ml / kg BB) dengan saline dan
albumine sebagai penggantinya. Perdarahan aktif, ketidakstabilan hemodinamik berat dan
septikemia adalah kontraindikasi dari PE

MEDIKAMENTOSA
Steroid masih dipertimbangkan penggunaannya
Intravenous inffusion of human Immunoglobulin ( IVIg )
menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto antibodi tersebut.
Hambat T cells patologis tidak terbentuk.
Diberikan dalam 2 minggu setelah gejala muncul dosis 0,4 g / kg BB / hari selama 5 hari.
Heparin dosis rendah dapat diberikan untuk mencegah terjadinya trombosis .

Pasien dengan progresivitas yang lambat dapat hanya diobservasi tanpa diberikan medikamentosa.
Komplikasi
gagal napas
aspirasi makanan atau cairan ke dalam
paru
Pneumonia
risiko infeksi meningkat
trombosis vena dalam
paralisa permanen pada bagian tubuh
tertentu
kontraktur pada sendi.
Daftar Pustaka
Greenberg, David et al. 2012. Clinical
Neurology, page 354-360. United
States: Mc Graw Hill.
http://repository.usu.ac.id/bitstre
am/123456789/1958/1/bedah-iskandar%
20japardi46.pdf
, diakses tanggal 18 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai