Anda di halaman 1dari 42

ASMA

BRONKIAL
Pembimbing : Dr. Cut Yulia ,
Sp.P

Disusun Oleh :
Astri Kartika Sari Siti Iklimah
Irma Ayudiana Debi Lailatul Rahmi
IDENTITAS
Nama : Ny. R
Usia : 64 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Lontar VI RT. 3/10,
Kel. Kelapa Gading.
Agama : Islam
Masuk RS tanggal: 23 Agustus 2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Sesak sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Riwayat Penyakit
Sekarang :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien mengaku sesak
disertai dengan batuk kering, sesak timbul saat pasien
beraktivitas dan diperberat terutama ketika pasien merasa
kecapean. Pasien merasa sesak setelah bersih bersih rumah,
yang timbul mendadak dengan sesak sekitar 5 menit, pasien saat
itu merasa nyaman saat duduk, anak pasien mengatakan
terdengar bunyi ngik ngik saat pasien sesak, dan pasien juga
menjadi susah mengucapkan 1 kalimat dengan lancar sehingga
terputus putus menjadi per kata.
Sebelum sesak pasien mengaku mengalami batuk batuk
sejak kurang lebih 2 hari, batuk ini juga sering timbul ketika
pasien terkena debu, ataupun ketika dingin. Pasien juga
mengaku sering bersin bersin setiap pagi hari. Pasien mengaku
sehari hari pasien tidur menggunakan 2 bantal.
Pasien mengeluhkan merasa mual namun tidak muntah
terutama setelah batuk. Penurunan berat badan (-), keringat malam
(-), pilek (-). Pasien tidak mengeluh demam (-), pusing (-), buang air
kecil dan buang air besar tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat asma sejak tahun 2015.
2 minggu SMRS pasien di rawat karena
sesak.
Riw TB Paru disangkal

Riw Hipertensi disangkal


Riw DM disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
ayah pasien : asma (+)
Riwayat TB Paru, Hipertensi dan DM disangkal.

Riwayat Pengobatan :
salbutamol tab 4 mg yang diberiksan setelah
pasien keluar dari rumah sakit 2 minggu yang
lalu
seretide accuhaler (1x setiap malam)
Riwayat Alegi :
alergi cuaca dingin (+)
Alergi obat dan makanan (-)

Riwayat Psikososial :
Pasien seorang Ibu Rumah Tangga dengan kegiatan
sehari-hari di dalam rumah, pasien hanya keluar rumah
untuk ke pasar.
Konsumsi rokok dan alkohol (-)
Tinggal dengan suami dan anak yang merokok
memiliki hewan peliharaan burung dan kucing.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi
BB sebelum sakit : 54 Kg
BB ketika sakit : 54 Kg
TB : 155 Cm
Tanda vital
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Suhu : 36,7 0 C
Nadi : 84 x/m
Pernapasan : 25 x/m
Status Generalis

Kepala : Normocephal, deformitas (-), rambut


distribusi merata, warna hitam- putih, tidak mudah
rontok.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflex cahaya (+/+).
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa oral basah, lidah kotor (-), tremor
(-), faring hiperemis (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid
(-), JVP normal
Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris.
Perkusi : Sonor pada ke 2 lapang paru, batas paru dan hepar
setinggi ICS 5
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (+/+)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midcalvicularis
sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS VI linea midclavicularis sinistra
Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang
abdomen

Ekstremitas :
Atas : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral
hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik
Bawah : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral
hangat, sianosis (-), CRT < 2 detik
RESUME
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien merasa sesak setelah bersih
bersih rumah, yang timbul mendadak dengan sesak sekitar 5 menit, pasien
saat itu merasa nyaman saat duduk, anak pasien mengatakan terdengar
bunyi ngik ngik saat pasien sesak, dan pasien juga menjadi susah
mengucapkan 1 kalimat dengan lancar sehingga terputus putus menjadi
per kata.
Sebelum sesak pasien mengaku mengalami batuk batuk sejak kurang
lebih 2 hari, batuk ini juga sering timbul ketika pasien terkena debu, ataupun
ketika dingin. Pasien juga mengaku sering bersin bersin setiap pagi hari.
Pasien mengaku sehari hari pasien tidur menggunakan 2 bantal. Pasien
mengeluhkan merasa mual namun tidak muntah terutama setelah batuk. Pasien
mengaku mempunyai riwayat asma sejak tahun 2015.
Pada pemeriksaan fisik :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit (kuat angkat, cukup, regular)
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,7 c
Auskultasi Paru : vesikuler (+/+), wheezing (+/+)
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 13.2 g/dL 11.7 15.5 SLS-Hemoglobin
LEUKOSIT 12.77 103/L 3.60 11.00 Flow Cytometry
Hematokrit 40 % 35 47 CPHD Method
Trombosit 230 103/L 154 386 Flow Cytometry
Eritrosit 4. 83 106/L 3.80 5.20 Flow Cytometry
MCV/VER 83 fL 80 100 Calculation
MCH/HER 27 pg 26 34 Westergren
MCHC/KHER 33 g/dL 32 36
Laju endap darah 58 mm 0-28
Hematokrit 40 % 35-47
Faal Ginjal
Ureum 19 mg/ dL 10-50 Ureum GLDH
Kreatinin 0.7 mg/ dL <1.4 Jaffe Method


Elektrolit
Na 139 mEq/ L 135-147 Ion Selective
K 2.9 mEq/ L 3.5- 5.0 Electrode (ISE)
Cl 99 mEq/ L 94-111 Ion Selective
Electrode (ISE)
Gula darah sewaktu 182 mg/ dL 70-200 Hexokinase
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax

EXPERTISE......
DAFTAR MASALAH
Sesak Napas e.c Asma Bronkhial

RENCANA PEMERIKSAAN :
Rdx Faal Paru (Spirometri dan Peak Flow Meter)
Radiologi (Thorax PA dan Lateral)

THERAPY MEDIKAMENTOSA
02 3L/m
Nebulizer : Ventolin 3x1
Oral : Ambroxol tab 3 dd tab 1
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Asma adalah penyakit heterogen, ditandai dengan peradangan


saluran napas kronis. Hal ini yang ditentukan oleh :
1.riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak
dada dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu dan
intensitas, bersama-sama dengan
2.keterbatasan variabel aliran udara ekspirasi.
(GINA, 2016)
Epidemiologi
- penelitian
International Study on
Asthma and Allergies in Childhood
(ISAAC) tahun 2005 di Indonesia
prevalensi asma meningkat dari 4,2%
menjadi 5,4% 12,5 juta pasien
asma di Indonesia
Etiologi
Patogenesis

Penyempitan saluran napas


Patogenesis

Hiperresponsif saluran
pernapasan
Mekanisme khusus
Mekanisme khusus
Klasifikasi
Asma terkontrol
Diagnosis
Penialian Keterangan
Anamnesis - Serangan / serangan ulang
Gejala gejala : sesak napas mengi?
epidosik, bunyi mengi, batuk, dada - Batuk malam hari?
seperti diikat ; terjadi setelah - Mengi/ batuk setelah olahraga?
terpapar alergen , pengaruh - Riwayat mengi , dada terikat,
musim, riw keluarga / atopi batuk setelah terpapar alergen
- Gejala membaik setelah terapi
asma?

Pemeriksaan fisik - Kesadaran menurun?


- Kulit sianosis?
- Kesulitan berbicara?
- Taikardia ?
- Auskultasi mengi ?

Pemeriksaan penunjang - Spirometri


Pengukuran fungsi paru - Peak expiratory flow
Pengukuran fungsi paru
Selain berdasarkan adanya gejala-gejala karakteriktik,
pengukuran fungsi paru berguna menilai tingkat
keparahan limitasi saluran napas, reversibilitas yang
dimilikinya, variabilitasnya, dan tentunya konfirmasi
diagnosis asma

2 metode yang dapat di diaplikasikan kepada


pasien yang berumur > 5 tahun,
-Spirometri

-Peak flow meter


Diagnosa banding
ANAK <5 TAHUN

Diangnosa banding Tanda khas pada anak adalah :


pada pasien yang episode mengik dan batuk sangat
dicurigai asma dibagi sering dialami oleh anak-anak <3
berdasarkan kelompok tahun tanpa penyakit asma.
umur, yaitu: bayi,
Terdapat 3 tipe mengik pada anak
anak-anak, dewasa <3tahun:
muda, dan orang tua. Transient early wheezing
Pada anak premature atau orang
tua yang perokok
Persistent early onset wheezing
Berhubungan dengan infeksi
respirasi virus akut
Late onset wheezing
Berhubungan dengan penyakit
atopik

Beberapa kategori berikut


menunjukkan diagnosis asma,
Episode mengik yang frekuen
(>1bulan)
Periode batuk malam hari tanpa
infeksi virus
Tidak ada mengik sesuai
ANAK DAN DEWASA ASMA ORANG TUA

Beberapa hal yang dapat Penyakit asma yang tidak


diperhatikan dalam terdiagnosis pada orang tua
menegakkan diagnosis: menjadi gejala respiratori
Sindrom hiperventilasi dan yang mengancam. Gejala
serangan panik mengik, kesulitan bernapas,
Obstruksi saluran napas atas dan batuk dikarenakan gagal
Disfungsi pita suara jantung kiri disebut dengan
Jenis penyakit obstruksi cardiac asthma. Adanya
penyakit paru gejala yang memburuk saat
Penyakit paru non-obstruktif berolahraga dan pada malam
Penyebab selain paru (gagal hari dapat semakin
jantung kiri) menguatkan diagnosis.
Penatalaksanaan
4 KOMPONEN TERAPI ASMA
Farmakologi
Mengatasi eksaserbasi
2 agonist inhalasi kerja cepat (dimulai dengan 2 4 puff
setiap 20 menit untuk 1 jam pertama, serangan ringan 2 4
puff setiap 3 4 jam, dan serangan sedang 6 10 puff setiap 1
2 jam)
Glukokortikoid oral (0,5 1,0 mg prednisolon/ kgBB selama
24 jam) pada serangan sedang dan berat untuk mengurangi
inflamasi dan mempercepat penyambuhan
Oksigen diberikan bila saturasi O2 kurang dari 95%
Kombinasi 2 agonist dengan antikolinergik
berhubungan dengan angka perawatan di rumah sakit yang
lebih rendah dan perkembangan PEV dan FEV1 yang lebih baik.
Methylxanthine tidak direkomendasikan bila digunakan
bersama dengan 2 agonist inhalasi. Walaupun
demikian, teofilin dapat digunakan bila 2 agonist inhalasi
tidak tersedia. Bila pasien mengkonsumsi teofilin, konsentrasi
serum harus diukur sebelum menambahkan teofilin kerja cepat.
Monitor Respon Terapi
Dapat diukur dengan saturasi oksigen.
Pemeriksaan analisa gas darah dapat dilakukan
pada pasien yang dicurigai hipoventilasi, kelelahan,
distress yang berat, atau PEF diprediksi 30 50%.
Tabel Inggris
Ringan Sedang Berat Ancaman
henti napas
Sesak Saat Saat Saat
berjalan berbicara istirahat
Masih dapat Harus duduk Duduk
berbaring membungku
k
Bicara Satu Kalimat Beberapa Satu kata
panjang kata
Kesadaran Dapat Umumnya Umumnya Kesadaaran
gelisah gelisah gelisah menurun
Laju napas Meningkat Meningkat Lebih 30
/menit
Retraksi Umumnya Umumnya Umumnya
suprastern tidak
al
Wheezing Sedang, Keras Umumnya Umumnya
seringkali keras wheezing
hanya pada hilang
akhir
ekspirasi
Denyut/me < 100 100 120 > 120 Bradikardi
nit
Pulsus Tidak ada Dapat ada Sering ada Tidak ada
Eksaserbasi Ringan Eksaserbasi Eksaserbasi Berat
Sedang
Oksigen untuk mencapai = Eksaserbasi = Esaserbasi Ringan +
saturasi O2 90% (95% pada Ringan + Inhalasi antikolinergik
anak) Inhalasi setiap 60 menit
Inhalasi 2-agonis kerja cepat antikolinergik Glukokortikosteroid
2 to 4 puffs (atau nebulasi) setiap 60 menit oral prednisolon 40-50
setiap 20 menit dalam satu Teruskan terapi mg, atau
jam. untuk 1-3 jam metilprednisolon 60-80
Bila tidak ada respon segera, hingga perbaikan mg dosis tunggal, atau
atau bila sebelumnya mendapat hidrokortison 300-400
glukokortikosteroid oral beri mg dosis terbagi selama
Glukokortikosteroid oral: 5-10 hari tanpa
prednisolon 40-50 mg, atau tappering.
metilprednisolon 60-80 mg Magnesium intravena,
dosis tunggal, atau infus 2g selama 20
hidrokortison 300-400 mg dosis menit satu kali
terbagi selama 5-10 hari tanpa pemberian
tappering.
RESPON TINDAKAN
Respons Baik dalam 1-2 Jam: Rawat Ruang Biasa
Respons bertahan 60 menit setelah terapi Terapi reliever dan kontroler sesuai status kontrol
terakhir asma atau derajat asma.
Pemeriksaan fisik normal: tanpa distress
PEF > 70%
Saturasi O2 > 90% (95% children)

Respons Inkomplet dalam 1-2 Jam: Observasi di IGD


Faktor risiko untuk asma hampir fatal. Oksigen
Pemeriksaan fisik: gejala sedang sampai Inhalasi 2-agonis antikolinergik
berat Glukokortikosteroid sistemik
PEF < 60% Magnesium intravena 2g selama 20 menit
Saturasi O2 tidak ada perbaikan Monitor PEF, saturasi O2, denyut nadi
Tidak responb dalam 6-12 jam: rawat ICU

Respon buruk within 1-2 Hours: Rawat ICU


Faktor risiko untuk asma hampir fatal. Oksigen
Pemeriksaan Fisiik: gejala berat, kesadaran Inhalasi 2-agonis + antikolinergik
menurun, Glukokortikosteroid intravena
PEF < 30% Pertimbangkan 2-agonis intravena
PCO2 > 45 mm Hg Pertimbangkan teofilin intravena 5-6 mg/kgBB
PO2 < 60mm Hg bolus dilanjutkan drip 0,5-,06mg/kgBB/jam
Kemungkian intubasi dan ventilasi mekanik
BEROBAT JALAN
Kriteria berobat jalan Pengobatan dirumah:
PEF > 60% prediksi Teruskan inhalasi 2-
Bertahan pada pengobatan agonis
oral/inhalasi Pertimbangkan
glukokortikosteroid
inhalasi/oral
Pertimbangkan
penambahan inhalasi
kombinasi.
Edukasi Pasien: Gunakan
obat dengan tepat

Anda mungkin juga menyukai