Anda di halaman 1dari 30

INSTALASI LISTRIK

1. PENDAHULUAN
2. DASAR TEORI
3. PERALATAN INSTALASI
4. CONTOH PERANCANGAN LISTRIK
PADA BOOKSTORE
5. SISTEM PENANGKAL PETIR
JARINGAN LISTRIK DARI PUSAT. LISTRIK KE BANGUNAN

GARDU JARINGA
SALURAN N
PUSAT TRANSMISI INDUK
DISDRIB
LISTRIK
USI
GARDU
DISTRIBU
SI

S
R JTR
.

Fungsi listrik/Penerangan
Sebagai penerangan (menbaca, bekerja/kegiatan ,keamanan)
Sebagai sumber tenaga untuk peralatan, mesin
Sinarnya direkayasa untuk keindahan

Keandalan dan resiko-resiko instalasi listrik


Listrik dapat berfungsi dengan baik/ jarang ada gangguan
Bahaya kebakaran atau tersengat akibat listrik sudah
dieliminir/ditangani dengan baik

Penghematan energi listrik


Untuk mengurangi biaya pembayaran listrik perlu usaha penghematan
penggunaan listrik seperti
Sesuaikan klasifikasi daya langganan dengan kebutuhan daya
Dihimbau menggunakan listik seperlunya
II DASAR TEORI
2.1 Syarat-syarat perancangan jaringan listrik yang baik
Fleksibilitas (mudah melakukan perubahan (menambah/mengurangi beban)
Kepercayaan/keandalan
Keamanan (sesuai dengan PUIL dan standar yang berlaku)

2.2 Perancangan kabel instalasi listrik

a. Kuat arus listrik I = W/V


Instalasi fasa satu

P
I=
E x Cos

I = kuat arus listrik maksimum


yangboleh dilewatkan (amper)
P = Daya beban terpasang (watt)
E = Tegangan terpasang (volt)
Cos = faktor daya
Instalasi fasa tiga

P
I =
1,732 x E x L x Cos L = panjang kabel (m)

b. Luas Penampang Kabel Listrik


Fasa satu
A = I/R
2 x L x I x Cost
T = P/A
A =

A = luas penampang minimum kabel (mm)
= hantaran jenis tembaga (ohm meter)
= rugi-rugi tegangan
Instalasi fasa tiga

1,732 x I x L x Cost
A =

2.3 Prosedur Perancangan Kabel Instalasi Listrik

a. Menaksir pembebanan
Untuk merancang jaringan listrik suatu gedung harus terlrbih dahulu dilakukan
penaksiran atas beban total seluruh gedung dan penentuan letak tranformator dan
tabung-tabung instalasi. Beban total yang pasti baru dapat diketahui setelah
perancangan lengkap selesai, namun ini memerlukan waktu yang lama. Oleh karena
itu perlu dilakukan perhitungan pra-rencana.

Kelompok pembebanan listrik pada gedung umumnya sebagai berikut :


Pencahayaan listrik
Stop kontak untuk peralatan rumah tangga atau motor-motor kecil
Ventilasi dan AC
Plumbing/ sanitair ( pompa air, water heater dll)
Transportasi vertical ( lift, escalator )
Peralatan dapur ( rice cooker, despencer, magig jar dll )
Peralatan khusus ( lab, komputer )
Sistem keamanan ( pemadam kebakaran, cctv )
Dan sebagainya.
b. Menghitung daya listrik

Setelah penentuan semua beban yang ada pada bangunan selanjutnya dihitung
daya listriknya . Baik daya beban itu sendiri, penjumlahan daya ke setiap ruang dan
total daya seluruh gedung.

P
c. Menghitung kuat arus listrik
I=
Hitung kuat arus lisrik ( I) setiap titik beban dengan rumus diatas. E x Cos

d. Menentukan jenis kabel instalasi listrik


Jenis kabel ditentukan berdasarkan perhitungan kuat arus listrik

Jenis kabel
Berdasarkan penggunaannya dibedakan menjadi :
kabel instalasi
kabel kontrol
power cable

Luas penampang kabel


Untuk menentukan luas penampang kabel ditentukan dengan 2 cara yaitu
Cara rumus dan cara tabel.
b. Menghitung Daya Listrik

Setelah beban-beban yang ada dalam suatu bangunan ditentukan,


selanjutnya hitung daya listrik yang ada padanya. Baik daya
beban itu sendiri, daya per ruangan, maupun daya total.

c. Menghitung Kuat Arus Listrik


Langkah selanjutnya adalah menghitung kuat arus listrik untuk
masing-masing titik beban dengan menggunakan persamaan
diatas.

d. Menentukan jenis kabel instalasi listrik


Berdasarkan perhitungan kuat arus listrik selanjutnya ditentukan
kabel yang paling cocok. Hal perlu diperhatikan adalah
jenis kabel dan
luas penampang kabel.
jenis kabel
Jenis kabel berdasarkan penggunaanya dibedakan menjadi

Kabel Instalasi
Digunakan untuk instalasi dalam gedung untuk beban-beban yang bertegangan
rendah, seperti lampu, peralatan elektronik dan lain-lain.

Kabel Kontrol
Digunakan untuk instalasi dalam gedung, switching station, industrial plant,
dimana resiko kecelakaan mekanisnya kecil.

Kabel Power
Digunakan untuk instalasi dalam gedung maupun dalam tanah (underground
power cable). Berdasarkan maksimum tegangan yang ditahan :

Low voltage ( beroperasi pada daerah tegangan 0,6 1 kV )


Medium voltage ( beroperasi pada daerah tegangan 3,6 6 kV )
High voltage ( beroperasi pada daerah tegangan 6,0 10 kV )
Extra high voltage ( beroperasi pada daerah tegangan sampai 170 kV )
luas penampang kabel.

Untuk menentukan luas penampang kabel dapat digunakan 2 cara


yaitu :

Cara rumus
Luas penampang kabel minimum dihitung dengan menggunakan rumus
diatas. Perhitungan dengan cara ini digunakan untuk2 xinstalasi dengan beban
L x I x Cost
berdaya rendah (untuk aplikasi dalam rumah tangga).
A =

Cara tabel
Cara yang paling umum digunakan adalah dengan cara tabel. Cara ini
terutama dipakai untuk instalasi dengan daya besar yang melibatkan AC, lift,
eskalator, pompa dan lain-lain. Tabel ini berisi penggunaan, spesifiksi, arus
maksimum, berat, kemampuan hantar (dalam satuan panjang), diameter dan
lain-lain.
2.3 Perancangan Sistem Pentanahan
(Grounding System)

a. Dasar-dasar sistem pentanahan

Komponen elektronika yang sedang bekerja menyebabkan


timbulnya
Radiasi elektromagnetik
Ggl induksi
Arus induksi yang yang lepas keluar
Besaran-besaran tersebut menimbulkan efek radiasi pada komponen
elektronika yang lain. Radiasi ini bersifat merusak, jika dibiarkan akan :
merusak komponen
terjadi pemborosan
muncul bahaya kebakaran dan
resiko tersengat listrik.
Prinsip kerja dari sistem pentanahan adalah mengalirkan arus induksi dan
efek-efek lain yang timbul ke dalam tanah.
Gbr. Diagram blok sistem pentanahan
menggunakan elektroda batang.

KABEL BATANG
BEBAN TANAH
GROUND LOGAM

Keterangan
Setiap beban yang diperkirakan akan mengeluarkan ar arus induksi
dipasang terminal untuk disalurkan ke kabel groundib
Batang logam dimasukkan kedalam tanah yang mengandung air,
banyaknya batang logam yang ditanam tergantung dari banyaknya
beban. Semakin banyak beban, semakin banyak batang yang
ditanam. Biasanya batang ditanam dalam tanah di pojok-pojok gedung.
b. Bentuk-bentuk Elektroda Pentanahan
b.1 Pentanahan rod (elektroda batang)
Dibawah ini diperlihatkan distribusi tegangan yang terjadi untuk satu batang elektroda dan dua batang
elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah, dmana arus mengalir dari elektroda tersebut ke
tanah sekitarnya.

Permukaan tanah

Ux : tegangan elektroda
x pentanahan atau tegangan
Distribusi tegangan antara elektroda dengan
sekitar satu batang tanah
elektroda X : jarak dari elektroda

Permukaan tanah

x
Distribusi tegangan
sekitar dua batang
elektroda

Dengan demikian semakin banyak jumlah elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah maka
tahanan pentanahan semakin kecil dan distribusi tegangan akan semakin merata
b.2 Satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah

Dari suatu konduktor terdapat hubungan antara tahanan dan kapasitansi


sebesar :
R = tahanan (Ohm)
= tahanan jenis tanah tiap lapisan
R = / 2 (Ohm-m)
= Kapasitansi (statt Farad)

Dst lihat foto copy . perhitungan biar dilakukan oleh orang listrik
III. PERALATAN INSTALASI
Peralatan instalasi terdiri dari :
1. Isolator
2. Pipa
3. Benda bantu
4. Saklar dan
5. Hantaran
3.1 Benda isolasi (isolator)
Isolator digunakan untuk menutupi hantaran listrik agar
aman. Aturan yang berlaku dalam pemasangan isolator
adalah sbb :

Isolator harus dibuat dari bahan porselen atau dari


bahan lain yang sekurang-kurangnya sederajat.
Permukaannya harus licin serta sudut-sudutnya
harus tidak tajam.
Pemasangan isolator harus cukup kuat sehingga
tidak ada gaya mekanis berlebihan yang bekerja
padanya.
Pemasangan isolator untuk penghantar yang
berlainan fasa, jaraknya tidak boleh kurang dari 3
cm
3.2 Pipa Instalasi
Pipa instalasi terdiri dari 3 kelompok yaitu :
1. Pipa baja
2. Pipa PVC
3. Pipa Fleksibel.
Masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulan sendiri-sendiri.

Pipa baja di cat dengan meni .. lebih kuat, lebih tahan


terhadap panas dan nyala api

Pipa PVC
. Daya isolasinya baik sehingga mengurangi kemungkinan gangguan tanah
yang dapat menyebabkan kebakaran dan tidak menjalarkan nyala api
. Tahan terhadap hampir semua bahan kimia sehingga tidak perlu dicat.

Pipa Fleksible .. pada umumnya pipa instalasi dijual dalam


potongan 4 m dengan diameter yang berbeda-beda.
Aturan aturan yang berlaku dalam
desain pemasangan pipa instalasi

Pipa PVC tidal boleh digunakan untuk suhu kerja normal


diatas 60 C
Di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus
dilindungi dari kerusakan mekanis.
Pipa baja yang ada dalam jarak jangkauan tangan atau
dalam ruang terbuka harus ditanahkan secara sempurna
atau dipasangi isolator agar aman
Pembengkokan pipa harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi penggepengan
Pipa instalasi yang tidak ditanam dengan sempurna harus
dipasang dengan baik menggunakan alat penopang yang
jarak diantanya tidak boleh kurang dari satu meter.
3.3 Benda/alat bantu
Kotak sambung yaitu tempat sambungan kabel agar aman
Kotak normal, diletakkan ditempat yang mengguntungkan sehingga dapat menghemat pipa.
Kerugiannya yaitu jumlah banyak dan tersebar sehingga terkesan kacau dan bila terjadi
gangguan kotak sulit dicapai terutama pada gedung bertingkat.
Kotak sentral
Untuk mengatasi kerugian kotak normal maka digunakan kotak sentral. Dengan menggunakan
kotak sentral maka seluruh instalasinya mudah dicapai.
Jenis-jenis yang digunakan
Kotak sentral dengan 8 lubang pemasukan pipa mendatar
Kotak beton
Kotak sentral digunakan dalam lantai beton. Biasanya kotak ini dan instalasinya diikat pada besi beton
bersamaan dengan pengecoran.
Kotak banula.
Instalasi dengan kotak banula selalu dipasang tampak, tidak ditanam. Biasanya digunakan
dirumah sakit atau gedung dengan banyak lorong panjang. Pemasangannya sepanjang langit-
langit bersamaan dengan pipanya.
Kotak rangkaian ganda.
Kotak ini digunakan untuk gedung yang besar. Setiap kotak dibuat secara khusus sesuai
dengan kebutuhan. Umumnya digunakan untuk beberapa rangkaian sekaligus sehingga lebih
menghemat kotak.
3.4 Sakelar
a. Sakelar digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik. Desain sakelar harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
b. Harus dapat melayani secara umum tanpa memerlukan
alat bantu
c. Jumlahnya harus cukup sehingga tidak merepotkan,
memudahkan perbaikan dan pemeliharaan.
d. Dalam keadaan terbuka sakelar harus tidak
bertegangan.
e. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya
karena gaya berat, misalnya.
f. Kemampuan sakelar harus sebanding dengan
alat/beban yang digunakan, tetapi tidak boleh lebih dari
5A.
Sakelar dikelompokkan menjadi
1. Sakelar kotak (paling umum/banyak digunakan) . Menurut fungsinya
dibedakan :
a. Sakelar kutup satu
b. Sakelar kutup dua
c. Sakelar seri
d. Sakelar tukar atau sakelar dua arah
e. Sakeler silang

Menurut bentuknya dibedakan :


f. Sakelar putar
g. Sakelar jungkir
h. Sakelar tarik
i. Sakelar jungkit
j. Sakelar tombol tekan
2. Sakelar tumpuk
3. Yaitu sakelar putar jenis tertutup. Mekanik penggeraknya memiliki
pemutusan sesaat dengat empat kedudukan . Dengan konstruksi
sedemikian rupa sehingga dapat diputar kekiri dsn keksnan sebesar
90 derajat.
4. Sakelar sandung
5. Sakelar tuas
6. Sakelar giling
.
3.5 Hantaran
Hantaran atau kabel menurut fungsinya
dapat dibagi menjadi :
a. Hantaran fasa
b. Hantaran netral
c. Hantaran ground/pengaman

Masing-masing jenis hantaran memiliki luas


luas penampang yang bervariasi menurut
penggunaannya. Untuk membedakannya
digunakan warna yang berbeda-beda. Misal
merah untuk fasa, putih untuk ground, hitam
untuk netral.
Penempatan sakelar

a. Sakelar penerangan umumnya


diletakkan dekat pintu.
b. Sakelar dipasang dengan ketinggian
tidak kurang dari 1,5 m di atas
tanah. ?
Dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang
sangat susah dalam .
memperbaikinya sehingga titik-titik
percabangan instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung
dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal yang
dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada
benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat
menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi
kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga
didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2
pipa yang ditanam berupa peralon PVC. Itu alasan pertamanya.
Alasan yang kedua adalah karena akan susah dalam memperbaiki
maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa
demikian..?
Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi
terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses
pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk
kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi
buntu .
Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada
beton. Coba bayangin sendiri.
.

Diluar itu semua, paling sering dijumpai adalah yang empunya rumah
menggunakan kabel jenis NYM ataupun karena saking kayanya tu
orang, instalasi rumahnya menggunakan kabel jenis NYY dan
menganggap penanaman didalam beton tidak perlu
menggunakan pipa instalasi.
Berikut ide tips pada pemasangan instalasi rumah bertingkat :
Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda
untuk tiap lantai.
Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai
2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam
tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan
jalur tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa
peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca
dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar
maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.
Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik
sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk
saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan
didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel
dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah
ini.
.
.
.

Anda mungkin juga menyukai