Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN TAMBANG

(MINE PLANNING)
400D6203

Tim Dosen:
Dr.Eng. Ir. Muhammad Ramli, MT
Dr. Ir. Irzal Nur, MT
Rini Novrianti, ST, MBA, MT

Prodi Teknik Pertambangan


Modul (Satuan Acara Perkuliahan)

1. Definisi perencanaan tambang


2. Preparasi perencanaan tambang
3. Penentuan kadar dan nisbah pengupasan
4. Perhitungan cadangan
5. Pertimbangan geometri
6. Perancangan batas akhir penambangan (pit limit
design)
7. Penjadwalan produksi
8. Perancangan pit dan pushbacks
9. Peralatan tambang dan tenaga kerja
10.Evaluasi finansial
Definisi Perencanaan
Tambang
(Modul 1)

Dr. Irzal Nur

Prodi
Teknik Kuliah Perencanaan Tambang (400D6203)
Pertamban 2016
gan
Sasaran Pembelajaran
Mampu menjelaskan tujuan dan
ruang lingkup perencanaan
tambang.
Mampu menggabungkan semua

pengetahuan yang telah diperoleh ke


dalam suatu perancangan
(penentuan pit limit), perencanaan
(pentahapan), dan evaluasi suatu
tambang yang modern.
1.1. Pengertian
Perencanaan
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan
persyaratan teknik pencapaian sasaran kegiatan serta
urutan teknik pelaksanaan dalam berbagai macam
anak kegiatan yang harus dilaksanakan untuk
pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan. Perencanaan
merupakan salah satu tahapan kegiatan dari proses
manajemen. Kegiatan perencanaan tidak berkaitan
dengan aspek geometri, tetapi berhubungan
erat dengan waktu.
Salah satu bagian penting dari kegiatan perencanaan
tambang adalah perancangan (design).
Perancangan merupakan salah satu bagian dari
kegiatan perencanaan tambang yang berkaitan
dengan aspek geometri, tetapi tidak
berhubungan dengan waktu.
1.2. Fungsi Perencanaan
a. Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan.
b. Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan,
kemampuan, harapan, hambatan dan kegagalan
yang mungkin terjadi.
c. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
d. Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
e. Penyusunan urutan kepentingan tujuan (skala
prioritas).
f. Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan
dan penilaian.
g. Cara penggunaan dan penempatan sumberdaya
secara berdaya guna dan berdaya hasil.
1.3. Masalah Perencanaan
Masalah dalam perencanaan tambang
merupakan masalah yang kompleks
karena merupakan problem geometri
tiga dimensi yang selalu berubah dengan
waktu.
Geometri tambang bukan satu-satunya
parameter yang berubah dengan waktu.
Parameter-parameter ekonomi penting
yang lain pun sering merupakan fungsi
waktu pula.
1.4. Ruang Lingkup
Perencanaan
1.4.1. Penentuan batas pit
Menentukan batas akhir dari kegiatan
penambangan (ultimate pit limit) untuk
suatu cebakan bijih.
Ini berarti menentukan berapa besar

cadangan bijih yang akan ditambang


(tonase dan kadar) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari
cebakan bijih tersebut.
Dalam penentuan batas akhir pit, nilai

waktu dari uang belum diperhitungkan.


1.4.2. Perancangan
pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable
geometries) untuk menambang habis cadangan bijih
tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke batas
akhir dari pit.
Perancangan pushback atau tahap-tahap
penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-
unit perencanaan yang lebih kecil dan lebih mudah
dikelola.
Hal ini akan membuat masalah perancangan tambang
tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.
Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan
ke dalam rancangan penambangan karena urut-urutan
penambangan pushback telah mulai dipertimbangkan.
1.4.3. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di
atas kertas, jenjang demi jenjang mengikuti urutan
pushback, dengan menggunakan tabulasi tonase dan
kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap
1.4.2.
Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut-off grade) dan
berbagai tingkat produksi bijih dan waste dievaluasi
dengan menggunakan kriteria nilai waktu dari uang,
misalnya net present value.
Hasil evaluasi akan dipakai untuk menentukan sasaran
jadwal produksi yang akan memberikan tingkat
produksi dan strategi kadar batas yang terbaik.
1.4.4. Perencanaan tambang berdasarkan
urutan waktu

Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang


dihasilkan pada tahap 1.4.3, gambar atau peta-peta
rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu
(biasanya per tahun).
Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di dalam
tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut.
Rencana penambangan tahunan tersebut cukup rinci,
mencakup jalan angkut dan ruang kerja alat, sedemikian
rupa sehingga merupakan bentuk yang dapat ditambang.
Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste dump)
dibuat pula untuk periode waktu yang sama, sehingga
gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat
terlihat.
1.4.5. Pemilihan alat
Profil jalan angkut dapat dibuat berdasarkan
peta-peta rencana penambangan dan
penimbunan lapisan penutup dari tahap 1.4.4,
untuk setiap periode waktu.
Dengan mengukur profil jalan angkut ini, dapat

dihitung kebutuhan armada alat angkut dan


alat muat untuk setiap periode (setiap tahun).
Dapat dihitung pula jumlah alat bor untuk

peledakan serta alat-alat bantu lainnya (dozer,


grader, dan lain-lain).
1.4.6. Perhitungan ongkos operasi dan
kapital

Dengan menggunakan tingkat produksi untuk


peralatan yang dipilih, dapat dihitung jumlah
gilir kerja (operating shift) yang diperlukan
untuk mencapai sasaran produksi.
Selain itu, dapat ditentukan jumlah dan jadwal

kerja dari personil yang dibutuhkan untuk


masing-masing kegiatan operasi, perawatan
dan pengawasan.
Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan

penggantian (dan perawatan/maintennance)


alat dapat dihitung.
1.5. Tahapan Perencanaan
1.5.1. Studi konseptual
Studi pada tahap pekerjaan awal yang merepresentasikan transformasi
dari suatu ide proyek ke dalam usulan investasi yang luas, dengan
menggunakan metode-metode perbandingan dari definisi, ruang lingkup,
dan teknik-teknik estimasi biaya, untuk mengidentifikasi suatu
kesempatan investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi
biasanya diestimasi dengan perkiraan nisbah yang menggunakan data
historis.
Studi konseptual menekankan pada aspek investasi yang utama dari
usulan penambangan yang memungkinkan. Studi ini biasanya dikerjakan
oleh satu atau dua insinyur. Hasilnya merupakan evaluasi awal, yang
diwujudkan dalam bentuk dokumen intern yang tidak
disebarluaskan di luar perusahaan.
Studi konseptual sering juga disebut order of magnitudes studies atau
scoping studies, umumnya berdasarkan data sementara/tak
lengkap, yang keabsahannya masih diragukan.
Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan lain
studi konseptual adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara
mendalam pada studi yang lebih rinci di masa yang akan datang.
1.5.2. Pra studi kelayakan
Studi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia)
dan secara normal tidak digunakan untuk mengambil keputusan.
Studi ini bertujuan untuk menentukan apakah konsep proyek tersebut
membutuhkan analisis lebih lanjut melalui suatu studi kelayakan, dan
apakah setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu
investigasi yang mendalam melalui suatu studi pendukung.
Pra studi kelayakan harus dipandang sebagai suatu tahap menengah
antara studi konseptual yang tidak mahal suatu studi kelayakan yang
relatif mahal. Studi ini dilakukan oleh suatu tim yang terdiri atas dua
atau tiga orang, yang mempunyai akses ke konsultan dalam berbagai
bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.
Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek
penting dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik,
lingkungan, dan sebagainya. Data yang digunakan lebih lengkap
dan kualitasnya lebih baik.
Bagi perusahaan tambang besar, studi pra kelayakan ini cenderung
masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil
sering menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal
untuk membiayai studi-studi selanjutnya.
1.5.3. Studi kelayakan
Studi kelayakan sering pula disebut
sebagai bankable feasibility study.
Hasil studi merupakan suatu bankable
document yang hampir selalu ditujukan
untuk mencari modal untuk membiayai
proyek tersebut. Karena itu, dokumen yang
dihasilkan biasanya disebarluaskan pula di
luar perusahaan.
Semua aspek utama dan aspek tambahan
harus dibahas dalam tahap ini.
1.6. Biaya Perencanaan
Biaya perencanaan besarnya bervariasi,
tergantung kepada ukuran dan kondisi
alamiah proyek, jenis studi yang dilakukan,
jumlah alternatif yang harus diteliti dan
sejumlah faktor lainnya.
Biaya perencanaan dinyatakan dalam
persamaan:
{ Biaya Perencanaan: f (ukuran dan sifat
proyek, jenis studi, jumlah alternatif yang
diinvestigasi, dan lain-lain) }.
1.6. Biaya Perencanaan (2)
Biaya perencanaan umumnya dinyatakan dalam
persentasi dari biaya modal proyek.
Besarnya biaya perencanaan yaitu:
Studi konseptual = 0,1-0,3% dari total biaya modal
proyek
Pra studi kelayakan = 0,2-0,8% dari total biaya modal
proyek
Studi kelayakan = 0,5-1,5% dari total biaya modal
proyek .
1.6. Biaya Perencanaan (3)
Akurasi prakiraan modal dan estimasi biaya
operasi meningkat ketika proyek meningkat dari
studi konseptual ke pra kelayakan ke studi
kelayakan.
Besarnya rentang akurasi yang dapat diterima
adalah:
Faktor kesalahan studi konseptual = 30% dari total
biaya modal proyek
Faktor kesalahan studi pra-kelayakan = 20% dari
total biaya modal proyek
Faktor kesalahan studi kelayakan = 10% dari total
biaya modal proyek.
Tugas 1: Kasus Perencanaan Tambang
Terbuka: Studi Pra Kelayakan
Anda adalah seorang project engineer dari sebuah
perusahaan konsultan pertambangan (silakan pilih
sendiri nama perusahaan anda; nama ini akan muncul
dalam semua dokumen dan laporan proyek).
Perusahaan anda telah ditentukan sebagai pemenang
tender untuk melakukan studi pra-kelayakan tambang
terbuka (preliminary mine feasibility study) untuk
cebakan tembaga-emas porfiri di Sungai KS, Kalimantan.
Bijih tembaga-emas ini akan diolah secara konvensional,
yaitu proses flotasi dalam pabrik pengolahan.
Tentukan lingkup kerja dan tahap-tahap kegiatan
perencanaan yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai